Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI BETTY NEUMAN

Dosen Pengampu : Tri Kusuma Dewi,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Oktia Amrida R (0241013122044) 7. Sulistiyani (0241013122044)


2. Rahma Novita S (0241013122044) 8. Umi Khasanah (0241013122044)
3. Ria Rizki A (0241013122044) 9. Vera Delatia N (0241013122043)
4. Rusi Wida Y (0241013122044) 10. Vyendha (0241013122044)
5. Sendi Haryono (0241013122044) 11. Wipin Nanti (0241013122044)
6. Shinta Maulidia K (0241013122044) 12. Yunita Retno S (0241013122044)

PRODI DIII
AKPER DHARMA WACANA
METRO
2022/2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata pelajaran Konsep Dasar Keperawatan dengan membahas  Betty Neuman dalam
konsep dan teori-teorinya dalam keperawatan dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan
tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan rekan-rekan kami, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata pelajaran Konsep Dasar Keperawatan di Stikes Madani. Dalam Penulisan makalah
ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.Semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................4
C. Tujuan ..........................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Biografi Baetty Neuman..............................................................................................6
B. Sumber Teori............................................................................................................7
C. Hubungan Teori Keperawatan Paradigma Keperawatan.......................................8
D. Proses Keperawatan Betty Neuman ........................................................................10
BAB III.............................................................................................................................11
Aplikasi Model Dalam Komuniti Keperawatan...........................................................11
BAB IV ............................................................................................................................14
KESIMPULAN................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah
profesi yang unik dan kompleks.    Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu
pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide
dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat di organisir dengan smbol-simbol yang
nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk
sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti
secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah
ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional
sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan
nilai dasar keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori dan
model keperawatan?
2. Bagaimanakah karakteristik teori Betty Neuman tentang keperawatan dan apa sajakah
faktor-faktor yang mempengaruhi teori keperawatan?
3. Bagaimanakah pandangan Betty Neuman tentang model konsep dan teori keperawatan?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan.
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi teori
keperawatan.
3. Mengetahui pandangan Betty Neuman tentang model konsep dan teori keperawatan.
4. Mengetahui latar belakang kehidupan dan prestasi-prestasi yang di raih Betty Neuman.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, dia anak kedua dari 3 bersaudara dan merupakan
anak perempuan satu-satunya.Ketika berumur 11 tahun bapaknya meninggal setelah 6 tahun
dirawat karena CRF. Pujian bapaknya terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman
tentang perawat dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat dengan
pasien.Pekerjaan ibunya sebagai bidan di desa juga sangat mempengaruhi secara signifikan.
Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat melanjutkan pendidikan keperawatan. Dia bekerja
sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam
rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program
wajib militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan.
Neuman lulus program diploma RS Rakyat (sekarang RSUP Akron Ohio) tahun 1947.
Neuman menerima gelar BS pada keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun 1957 dan MS
Kesehatan Masyarakat serta Konsultan Keperawatan Jiwa tahun 1966 dari Universitas
California LA.

6
Tahun 1985 Neuman menyelesaikan PHD dalam bidang Clinical Psychology dari
Universitas Pasific Western. Dia mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan
Private Duty Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas termasuk di sekolah-sekolah,
perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik obstetric suaminya dan
konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa di komunitas. Tahun 1967, 6 bulan setelah
mendapat gelar MS dia menjadi kepala fakultas dari program dimana ia lulus dan memulai
kontribusinya sebagai guru, dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai disiplin ilmu
kesehatan. Tahun 1973, Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia sebagai
konsultan kesehatan jiwa, menyediakan program pendidikan berkelanjutan dan melanjutkan
perkembangan dari modelnya, dia yang pertama kali mendapatkan California Licensed
Clinical Fellows of the American Association of Marriage & Family Therapy dan tetap
melakukan praktek konseling.    
  
B. Sumber Teori
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia
sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable)
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara
dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan
internal maupun eksternal.

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien
dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan
feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif
sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau
kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila
stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu
berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara
berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya.
Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negative atau positif. Reaksi terhadap stressor.

7
C. Hubungan Teori Keperawatan Paradigma Keperawatan
1. Manusia menurut Neuman
Neuman menampilkan konsep manusia sebagai klien dengan system terbuka dan dalam
interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya. Klien bias seorang individu,
keluarga, lingkungan, masyarakat atau isu social. Sisitem klien terdiri dari hubungan yang
dinamis Antara fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan, dan faktor
spiritual.
1.      Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh.
2.      Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
3.      Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan
ekspektasi kultural dan aktivasi.
4.      Faktor perkembangan sepanjang hidup.
5.      Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual

2. Lingkungan menurut Neuman


           Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan eksternal yang
berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada
manusia memiliki hubungan yang  harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang
bervariasi, dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal
tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias berdampak
positif atau negative. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu :
 Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.
 Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar system klien.
 Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada diluarnsistem klien
Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka dengan
lingkungan internal dan eksternal yang bersifat dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah
untuk memberikan stimulus positif kearah kesehatan klien.

8
3. Kesehatan menurut Neuman
        Definisi sehat digambarkan dengan model komponen Sehat adalah kondisi dimana
bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni.Kesehatan manusia dalam
status baik atau sakit, selalu berubah dalam lima variable : fisiologi, psikologi, sosiobudaya,
spiritual dan perkembangan. Sehat relative dan dinamik dengan stabilitas yang bervariasi.
Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang seimbang atau
stabilitas klien atau berubah. Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan
individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis pertahanan normal.Sehat untuk
individu lain mungkin berarti retensi komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa
setelah amputasi dapat menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu adalah hubungan
antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada
standart absolute. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi dari
beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar.

4. Keperawatan menurut Neuman


Neuman (1982) menyakini bahwa keperawatan menitikberatkan pada individu sebagai
satu kesatuan yang utuh. Keperawatan dipandang sebagai suatau “ profesi yang
memperhatikan semua unsur yang mempengaruhi respon individu terhadap stress “.Jadi tanpa
memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu menghasilkan hasil yang positif atau
negatif, perawat memberikan pelayanan sebagai peserta yang aktif dalam mendukung
pertahanan klien dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang.
Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat.
Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan
Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Neuman menyatakan bahwa
sekali masalah utama telah didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat
sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil sebagai prioritas.
Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan yang diciptakan
adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi varibel-variabel sistem untuk
menciptakan efek yang ditentukan sehingga dapat membantu klien mengatasi stressor
lingkungan yang mengancam dengan melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi
Contohnya respon menolak (variabel fisiologi), dan semangat untuk survive pada siklus
kehidupan (variabel perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan sehat yang dipersepsikan klien.

9
D. Proses Keperawatan Betty Neuman
a) Diagnosa Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut BettyNeuman
b. Identifikasi stresor dan faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal pada pasien
c. Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiverd. Mencoba untuk
menyelesaikan perbedaan perceptual
b) . Tujuan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani masalah actual atau
potensial pada klien (diputuskan bersama oleh klien dancaregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klien, caregiveratau orang lain dapat
mempengaruhi hasil yang diharapkan.
c) . Evaluasi
1. Intervensi actual
2. Evaluasi
1) . Analisis respon pasien
2) . Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
3) Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya
4) Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien

10
BAB III
Aplikasi Model dalam Komuniti Keperawatan

Alligood (2010) mengklarifikasi bahwa suatu model konseptual memberikan suatu


kerangka acuan, sedangkan teori utama (grand theory) memberikan arah atau tindakan yang
dapat diuji secara empiris. Model system neuman merupakan model segaligus teori utama.
Sebagai model, kerangka konsep untuk praktik, riset dan pendidikan keperawatan sudah
tercakup didalamnya (freese,rusll, neuman, faucet, 2011, Louis, neuman, gigliotti, L Al 2011,
Neuman, Laury Dan Faucett 2011) sebagai suatu grand theory model ini memberikan cara
pandang terhadap fenomena keperawatan dan tindakan keperawatan yang diasumsikan benar
akan tetapi masih bias membentuk proposisi yang di uji (Neuman 2002a)
Model ini dapat digunakan diberbagai jenjang pendidikan keperawatan dan area
praktik keperawatan. Model ini telah digunakan secara utuh di beberapa Negara seperti
amerika, kanada, dan belanda. Model ini juga telah digunakan hamper diseluruh dunia

 Aplikasi teori dan model betty neuman


Penerapan teori betty neuman dalam pengkajian lansia dengan diabetes melitus meliputi lima
aspek yaitu aspek perkembangan, fisiologis, psikologis, social kultural dan spiritual.
Pembahasan:
Teori Betty Neuman sangat memungkinkan digunakan dalam pengkajian praktik
keperawatan di komunitas dengan agregat lansia dengan DM. Pengkajian lansia hendaknya
dilakukan secara holistik yang meliputi : aspek perkembangan, aspek fisiologis, aspek
psikologis, aspek social-kulturas, sertaaspek spiritual. Dalam pengelolaannya pun Teori Betty
Newman sudah membuat tingkatan intervensi dengan melihat garis pertahanan klien
(komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi primer), normal (intervensi sekunder), dan
resisten (intervensi tertier).
Aspek perkembangan lansia. Di Indonesia batasan usia Lansia dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu : 1) Usia 45-55 tahun disebut sebagai pralansia, 2) Usia 56-66 tahun disebut sebagai
lansia madya, dan Usia > 60 tahun disebut sebagai lansia akhir. Secara teoritis setelah
seseorang berusia 30 tahun maka fungsi tubuh akan mengalami kemunduran sebanyak 1%
tiap tahunnya.
Berdasarkan usianya lansia akan mengalami proses degeneratif yang menyebabkan
perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya, sehingga berdampak pada kesehatan fisik,
mental, sosial, ekonomi dan kemampuan produktivitasnya. Dalam menghadapi proses
11
penuaan dan perawatan terhadapmasalah kesehatannya, lansia memerlukan bantuan dan
dukungan dari keluarga (family care giver ). Dari hasil penelitian lansia yang dirawat oleh
keluarganya sebanyak 94%, sebanyak 2% lansia di rawat oleh tetangganya dan sebanyak 2%
lansia tidak ada yang merawat. Kemunduran fungsi tubuh yang lainnya yaitu dalam hal
penurunan fungsi kognitif. Kemunduran fungsi ini nantinya akan berdampak pada
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang penyakit DM. Hasil penelitian menunjukkan lansia
yang pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang DM sebanyak 23%, sedangkan
sebanyak 77% lansia belum pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang DM.
Kurangnya informasi yang didapat menyebabkan sebanyak 91% lansia memiliki pengetahuan
tentang DM yang rendah, sebanyak 72% lansia memiliki sikap yang negatif terhadap
peraatan DM dan sebanyak 100% lansia memiliki perilaku yang negatif
terhadap penyakit DM.
Aspek Fisiologis, proses degeneratif paa lansia tidak bisa dihindari dan pasti akan terjadi
amun yang bisa dilakukan adalah mencegah supaya proses degeneratif tersebut berjalan
lambat demikian juga dengan kejadian DM, secara teoritis kejadian DM akan meningkat
sejalan dengan usia, hal ini dikarenakan banak faktor beberapa diantaranya adlah karena
penurunan fungsi pankreas dalam memproduksi hormon insulin, fakto kegemukan, diit yang
tinggi glukosa dan lain sebgainya. Salah satu cara untuk menurunkan faktor resiko DM pada
lansia adalah dengan beraktivitas, bisa dengan tetap bekerja maupun dengan beolahraga.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas lansia yang masih bekerja sebanyak 39% sedangkan
yang tidak bekerja sebanyak 61%, dalam hal olahraga sebanyak 42% lansia melakukan
olahraga secara rutin dan sebnayak 58% lansia tidak melakukan olahraga secara rutin. Setelah
dilakukan pengkajian tentang esiko DM pada lansia dari hasil penelitian didapatkan sebanyak
76% lansia kondisinya sehat, sebanyak 20% lansia memiliki resiko terkena DM dan sebanyak
4% lansia menderita DM. Aspek psikologis, persepsi lansia tentang kebutuhan dan kepuasan
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan berbeda-beda pada lansia. Persepsi ini mendasari
apakah engan kondisi DM lansia akan pergi ke Pelayanan kesehatan atau tidak, dan
membaiknya kondisi fisiknya setelah pergi ke pelayanan kesehatan mendasari tingkat
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penenlitian menunjukkan persepsi lansia
tentang DM sebanyak 7% lansia mengatakan DM merupakan penyakit ringan tidak harus
segera ditangani, dan sebanyak 93% lansia mengatakan DM merupakan penyakit berat yang
harus segera ditangani. Dalam hal kondisi psikologis,
sebanyak 41% kondisi psikologis lansia negatif dan sebanyak 59% kondisi psikologis lansia
positif. Dalam hal kepuasaan terhadap pelayanan kesehatan sebanyak 98% lansia puas
12
dengan pelayanan kesehatan yang ada dan sebanyak 2% lansia kurang puas dengan pelayanan
kesehatan.
Aspek sosial-kultural, budaya merupakan kekayaan disuatu daerah yang diariskan seara turun
menurun, lahir dari adanya hubungan sosialisasi dengan masyarakat. Budaya mempengaruhi
derajat kesehatan lansia dalam hal keyakinan terhadap praktik kesehatan dan pemilihan
pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 11% lansia memiliki budaya
atau keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan, dan sebanyak 89% lansia memiliki
budayya sesuai dengan kesehatan. Dalam hal pemilihan pelayanan kesehatan sebanyak 83%
lansia mempercaai pengobatan tradisional, dan seanyak 17% lasia tidak mempercayai.Aspek
siritual. Dalam menghadapi masalah keshatan dan kematian, tiap orang akan menunjukkan
respon yang berbeda-beda. Agama merupakan aspek penting yang dimiliki seseorang, karena
agama mampu memberikan ketenangan batin dalam menghadapi pemaslahan yang ada.
Aspek spiritual yang ada pada lansia seharusnya mengalami peningkatan usia karena sejalan
dengan teori pekembangan manusia usia lansia meupakan tahap akhi dari kehidupan manusia,
diaman manusia mengalami pertumbuhan, perkembangandan akhirnya mati semakin tua
seseorang maka masalah kesehatan akan semakin kompleks dan lebih dekat dengan kematian.
Hal ini sejalan dengan temuan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 100%
lansia beragama islam, sebanyak 96% lansia melaksanakan ibadah secara rutin dan sebanyak
87% lansia aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada dilingkungannya

al. Dalam penerapan teori Betty Newman


aspek pengkajiannya sudah secara holistik yang meliputi : aspek

13
perkembangan, aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek social-kulturas, serta
aspek spiritual. Dalam pengelolaannya pun Teori Betty Newman sudah
membuat tingkatan intervensi dengan melihat garis pertahanan klien
(komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi primer), normal (intervensi
sekunder), dan resisten (intervensi tertier).
Aspek perkembangan lansia. Di Indonesia batasan usia Lansia dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Usia 45-55 tahun disebut sebagai pralansia, 2)
Usia 56-66 tahun disebut sebagai lansia madya, dan Usia > 60 tahun disebut
sebagai lansia akhir. Secara teoritis setelah seseorang berusia 30 tahun maka
fungsi tubuh akan mengalami kemunduran sebanyak 1% tiap tahunnya.
Berdasarkan usianya lansia akan mengalami proses degeneratif yang
menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya, sehingga
berdampak pada kesehatan fisik, mental, sosial, ekonomi dan kemampuan
produktivitasnya. Dalam menghadapi proses penuaan dan perawatan terhadap
masalah kesehatannya, lansia memerlukan bantuan dan dukungan dari
keluarga (family care giver ). Dari hasil penelitian lansia yang dirawat oleh

Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan


yang diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi varibel-
variabel sistem untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga dapat
membantu klien mengatasi stressor lingkungan yang mengancam dengan
melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi. Contohnya respon menolak
(variabel fisiologi), dan semangat untuk survive pada siklus kehidupan (variabel
perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan sehat yang
dipersepsikan klien.
2.3 Proses Keperawatan Betty Neuman
A. Diagnosa Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut Betty
Neuman
b. Identifikasi stresor dan faktor interpersonal, intrapersonal,
ekstrapersonal pada pasien
c. Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiver
d. Mencoba untuk menyelesaikan perbedaan perceptual
2. Buatlah diagnosa keperawatan yang mencakup diagnosa actual atau
potensial
B. Tujuan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani
masalah actual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh
klien dancaregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klien,
caregiveratau orang lain dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.
C. Evaluasi
1. Intervensi actual
2. Evaluasi
a. Analisis respon

BAB IV

14
PENUTUP

A. Kesimpulan

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep Health Care
System yaitu model konsep yang menggambar aktivitas keperaatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Empat komponen
sentral dalam paradigma keperawatan menurut teori Betty Neuman yaitu manusia, kesehatan
keperawatan dan lingkungan.
B. Saran
Setelah mempelajari konsep keperaata model Betty Neuman yang menekankan pada
penurunan stress diharapakan peraat mengetahui tindakan ang akan dibeikan jika menghadapi
pasien yang membeikan respon karena adanya stressor terhadap pasian dan akibat yang
kemungkinan apa saja yang bisa terjadi terhadap pasien tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. 2002.
Jakarta: Salemba Medika
Buku konsep Dasar Keperawatan
http://thelostamasta.blogspot.com/2012/05/makalah-betty-neuman.html

16

Anda mungkin juga menyukai