Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEORI BETTY NEUMAN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata Pelajaran


Falsafah dan Teori Keperawatan

Dosen pengampu :

Suryati, S.Kep.,Ns,M.Kep

Oleh

Kelompok 5C

1. Khoerunisa - 04215123
2. Lailiyah Qurrotul A’yun - 04215124
3. Magfira Abdul Talib U - 04215125
4. Marlenda - 04215126

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat ,karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini yang penulis ambil adalah “TEORI
BETTY NEUMAN” Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah
satu metode pembelajaran bagi mahasiswa mahasiswi STIKes Surya Global
Yogyakarta. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak
yang yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan. Penulis minta maaf
kalau ada kesalahan dalam makalah ini. Demikian akhir kata dari penulis, semoga
makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang ikut membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalah kata-kata yang kurang
berkenan. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Yogyakarta, 12 November 2021

Penulis

ii | “Betty Neuman model”


Daftar isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii
Daftar isi ...................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................ 2
LATAR BELAKANG............................................................................................................. 18
METODE ............................................................................................................................... 19
HASIL .................................................................................................................................... 20
Tabel 1. Perkembangan Lansia ................................................................................................ 21
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 25
DISKUSI ................................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 27

iii | “Betty Neuman model”


BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori keperawatan merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat
dibedakan apakah termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya. Teori keperawatan
selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep
keperawatan, juga memiliki karakteristik yang diantaranya : Teori keperawatan
yang mengidentifikasikan dan menjelaskan konsep khusus yang berhubungan
dengan hal nyata dalam keperawatan. Teori keperawatan juga di gunakan
berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Teori tetap
harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep
keperawatan. . Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan bersifat
umum. Teori dapat digunakan sebagai dasar penelitian keperawatan sehingga dapat
dijadikan pedoman praktek. Betty Neuman merupakan tokoh keperawatan dunia ia
adalah seorang penasihat, dan professor Amerika yang mengembangkan teori
Neuman.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang dan biografi teori?
2. Bagaimana aplikasi dalam keperawatan ?

C. TUJUAN

 Tujuan umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut BETTY NEUMAN
dalam manajemen asuhan keperawatan.

 Tujuan khusus
a. Memahami biografi tokoh teori BETTY NEUMAN
b. Memahami definisi dan konsep teori BETTY NEUMAN
c. Mampu mengaplikasi konsep teori BETTY NEUMAN dalam asuhan keperawatan

1 | “Betty Neuman model”


BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI BETTY NEUMAN

Gambar 1 : Betty M. Neuman, R.N., B.S.N., M.S., Ph.D., PLC., FAAN

Betty Neuman lahir di Ohio, Amerika Serikat, pada 11 September 1924. Dia
tinggal di kota kelahirannya hingga lulus SMA pada tahun 1942, ketika dia pindah
ke Dayton. Di sana ia bekerja di industri pesawat terbang yang beroperasi selama
periode Perang Dunia Kedua di Amerika Serikat.

Itu pada tahun 1944 ketika dia memulai pelatihannya sebagai perawat. Dia
belajar dalam program pelatihan selama tiga tahun dan memperoleh diploma resmi
sebagai perawat pada tahun 1947. Pada tahun yang sama dia pindah ke Los
Angeles, di mana dia mulai bekerja di Rumah Sakit Umum Los Angeles sebagai
anggota staf perawat..

Dia bekerja secara khusus di Departemen Penyakit Menular, di mana dia


dengan cepat maju untuk menjadi kepala perawat rumah sakit.

2 | “Betty Neuman model”


B. LATAR BELAKANG
a. BETTY NEUMAN
Latar belakang kehidupan di pedesaan membantu dirinya
mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang yang membutuhkan ,
seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah lulus SMA Neuman bekerja
sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di
Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta
adiknya. Adanya program militer di keperawatan mempercepat masuknya
Neuman ke sekolah keperawatan (Fawcett, 2005)
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School
of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di
Akron, Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal
dengan keluarganya di California. Di California Neuman bekerja dibanyak
bagian diantaranya perawat di sekolah, perawat industri, beliau juga memegang
jabatan penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California, dan
sebagai instruktur klinik di University of California Medical Center.

Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di


University of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental,
konsultan kesehatan masyarakat di University of California, dan menyelesaikan
program doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific Western University
(Tomey and Alligood, 2006). Pada tahun yang sama Neuman juga bekerja
sebagai konsultan kesehatan mental di sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi
keluarga. Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapat diantaranya
menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan dan organisasi, pemimpin konseling
model Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model
keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah
keperawatan.

Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan
psykologi dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun
1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas
California Los Angelea(UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam

3 | “Betty Neuman model”


klinikal psykologi dari Pacivic western University pada tahun 1985 (Neuman
&Fawcett, 2002 dalam McEwen & Willis, 2007).

b. TEORI BETTY NEUMAN


Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya
dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental
komunitas pada perawat di level post-master di UCLA. Neuman mengembangkan
suatu metode pembelajaran yang terbuka dan model praktik untuk konsultasi
kesehatan mental pada akhir 1960 an, sebelum dia membuat “model system”.
Neuman mengajarkan dan mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam
bentuk buku yang berjudul Consultation and Community Organization in
Community Mental Health Nursing. (Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971).
Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan
dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap
individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan
ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut
memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang
mendukung rekonstitusi ( mengembalikan keadaan jasmani ) dan adaptasi. Model
yang sesuai adalah model yang berlaku untuk semua profesi yang ada
hubungannya dengan perawatan kesehatan.
Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas
kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model keperawatannya pertama kali
diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan total ke masalah
pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific
Western University. Tahun 1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini
salah satu dari Grand Valley State University, Allendale, Michigan.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-respon
sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Tomey
and Alligod, 2006).
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,

4 | “Betty Neuman model”


proses output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan (Fawcett, 2005).
Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh,
meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik
didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman
menyebutkan gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki
dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual
melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi (Tomey and Alligod, 2006)
Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk lebih
dikembangkan adalah variabel spiritual dan lingkungan yang diciptakan,
selanjutnya adalah pandangan Neuman tentang konsep kesehatan dan hubungan
antara klien dan lingkungan merupakan dua area yang perlu diidentifikasi dan
diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya. Fawcett menyarankan bahwa
klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi sehat dan sakit sebagai batas
akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya sebagai sesuatu yang terpisah. Ia
juga menambahkan bahwa interaksi antara klien dan lingkungan dipandang
sebagai sesuatu keseimbangan yang dinamis, tetap dan homeostatis sebagai
bentuk logik yang tidak tepat (Tomey and Alligood, 2006)
 Dasar Perkembangan Teori Neuman
Model konsep yang dikemukan oleh Betty Neuman adalah konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan
pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien. Sistem yang
digunakan adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang
dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis,
sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman terbentuk dari

5 | “Betty Neuman model”


individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan
dengan stressor di lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien
terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi).
Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem yang
unik dengan respon yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan
dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio kultural,
perkembangan dan spiritual). Individu dalam memberikan respon harus
mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal
dan eksternal dapat menyebabkan stress. Untuk itu individu akan bereaksi
terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri.

 Sumber – Sumber Teori


Model system Neuman berasal dari teori system yang umum dan
merupakan refleksi dari organisme yang dialami sebagai suatu system yang
terbuka (Bertalanffy,1968). Dalam modelnya, Neuman mensitensis keilmuan
dari beberapa disiplin dan menyatukan dalam kepercayaan filosofinya dan
keahlian klinis keperawatannya terutama dalam bidang keperawatan kesehatan
mental (Tomey and Alligood, 2006).
Neuman menjelaskan bahwa penyesuaian sebagai proses dimana
kepuasan organisme (makhluk hidup) adalah suatu kebutuhan. Banyaknya
kebutuhan dan adanya gangguan keseimbangan dan stabilitas. Oleh karena itu
proses penyesuaian bersifat dinamis dan terus menerus. Kehidupan ditandai
oleh adanya suatu proses yang terus menerus saling mempengaruhi antara
keseimbangan dan ketidakseimbangan dalam organisme (makhluk hidup).
Ketika proses stabilisasi tidak dicapai pada beberapa tingkatan atau ketika
organisme berada dalam kondisi yang tidak harmonis dalam waktu yang lama
konsekuensinya yaitu ketidakmampuan memuaskan kebutuhan timbulnya
suatu penyakit. Ketika sakit sebagai proses kompensasi gagal, organisme akan
mati (Neuman & Young, 1972). Teori Gestalt menyatakan bahwa individu
berada dalam interaksi antara organisme dan lingkungan dan melihat tingkah
laku sebagai refleksi daru hubungan dalam interaksi tersebut (Perls, 1973).
(Tomey and Alligood, 2006).
Model system Neuman juga menggunakan pandangan filosofi dari de
Chardin dan Marx (Neuman, 1982). Filosofi Marxist menjelaskan bahwa milik

6 | “Betty Neuman model”


dari suatu bagian akan ditentukan secara khusus oleh bagian terbesar dari
keseluruhan dalam system organism yang bersifat dinamis. Melalui pandangan
ini, Neuman yakin bentuk dari keseluruhan akan mempengaruhi munculnya
bagian-bagian, hal ini juga dinyatakan dalam filsafat Chardin tentang
keseluruhan kehidupan (Tomey and Alligood, 2006)
Neuman juga menggunakan definisi stress dari Selye’s yang
menjelaskan bahwa stress merupakan respon non spesifik tubuh terhadap
kebutuhan pada saat itu. Stress meningkatkan kebutuhan untuk menyesuaikan
kembali. Kebutuhan tidak spesifik, memerlukan adaptasi terhadap masalah,
tanpa memandang asal dari masalah. Oleh karena itu, inti dari stress adalah
kebutuhan yang tidak spesifik untuk aktivitas (Selye, 1974). Stressor adalah
rangsangan yang menghasilkan ketegangan yang bisa bersifat negatif dan
positif (Tomey And Alligood, 2006)
Neuman mengadaptasi konsep tahapan pencegahan dari konsep model
Caplan (1964) dan menghubungkan tahapan pencegahan untuk keperawatan.
Pencegahan primer digunakan organisme (makhluk hidup) sebelum
menghadapi suatu stressor yang berbahaya.
Pencegahan primer meliputi pengurangan pertemuan dari stressor atau
memperkuat garis pertahanan normal klien untuk mengurangi reaksi terhadap
stressor. Pencegahan sekunder dan tersier digunakan ketika klien mendapatkan
stressor yang berbahaya. Pencegahan sekunder tujuannya untuk mengurangi
efek atau kemungkinan efek dari stressor melalui diagnosa awal dan perawatan
yang efektif dari gejala suatu penyakit. Neuman menjelaskannya sebagai
kekuatan pada garis pertahanan internal. Pencegahan tersier menekankan pada
pengurangan efek dari stressor yang tersisa dan mengembalikan klien kepada
keadaan sehat setelah perawatan (Capres,1996; Neuman, 2002b) (Tomey and
Alligood,2006).
C. KONSEP TEORI BETTY NEUMAN
1. Konsep dasar
Konsep dasar yang terdapat pada model Neuman, meliputi stressor, garis
pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien,
struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini
akan diuraikan tentang masing-masing variable :

7 | “Betty Neuman model”


a. Stressor (Tekanan)
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan
berpotensi untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi
stressor sebagai berikut :
1) Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan
berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimun.
2) Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih
yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya ; ekspektasi peran.
3) Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar linkup sistem atau
individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor
interpersonal. Misalnya : sosial politik.
b. Garis pertahanan dan perlawanan
Garis pertahanan menurut Neuman terdiri dari garis pertahanan normal
dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran
utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau
kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut
wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya
deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien.
Selain itu ada berbagai stressor yang dapat mengivasi garis pertahanan
normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara
adekuat. Jika itu terjadi, maka sistem klien akan bereaksi dengan
menampakkan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi
kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan
normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping
individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini
merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel.
Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau
perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat
pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat
maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh karena itu untuk mempertahankan
keadaan satabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan
normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat
berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai

8 | “Betty Neuman model”


variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat
mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap
berbagai reaksi terhadap stressor.
Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman merupakan serangkaian
lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten
ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor
lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).
c. Tingkat pencegahan
Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri
dari :
1) Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencagahan
primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of desese dengan cara
mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan
jika resiko atau masalah sudah diidentifikasikan tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : imunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan
perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder : meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada
gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan
internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-
faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan
yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan
sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder
tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat
mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan
kematian.
3) Pencegahan Tersier. Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-
strategi pencegahan sekunder, pencagahan tersier difokuskan pada perbaikan
kembali kearah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya
adalah untuk memperkuat resistensi terhadap stressor untuk mencegah reaksi
timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.
Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

9 | “Betty Neuman model”


d. Sistem Klien
Model sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka
dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu
kesatuan fokus definisi keperawatan dan pemahamam terbaik dari interaksi
klien dengan lingkungan. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka
mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress
dan reaksi terhadap stress merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.
Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau
sosial issue (Tomey & Alligood, 2006). Klien sebagai suatu sustem memberikan
arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut.
Kesehatan klien akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya,
komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.
Neuman menyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki
lima variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,
perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa
klien merupakan cerminan secara holistik dan multidimensional (Fawcett,2005).
Dimana secara holistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-
bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut
membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing
dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variabel untuk mempertahankan dasar yang biasa
terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik.. variabel-variabel
tersebut yaitu variabel system, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagain
sistem.
f. Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,
meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
g. Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan sebelum sakit. Yang dengan tingkat reaksi terhadap stressor.

10 | “Betty Neuman model”


Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor.
Rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal
dan eksternal. Rekonstitusi bisa memperluas normal line of defense ke tingkat
sebelumnya, menstabilkan sistem klien pada tingkat yang lebih rendah, dan
mengembalikan pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi
adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan
yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual. Model sistem Neuman ini sangat sesuai untuk
diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena pendekatan yang
dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.
2. Asumsi dasar Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap
tekanan yaitu :
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh
dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stressor.
3. Penerapan Teori Pada Praktek Keperawatan
Model Neuman memberikan panduan pada tahap pengkajian bagi perawat.
Pengkajian tersebut di fokuskan pada pengkajian garis pertahanan
normal/mekanisme koping (Neal, 1981). Perawat dapat mengkaji faktor resistensi
internal individu, menurut Neal (1981), kualitas keseimbangan individu
tergantung dari pertahanan diri terhadap stressor. Model ini juga dapat
diaplikasikan pada praktek keperawatan (Beitler, Tkachuck, Aamodt, 1980).
Hasil diskusi yang didapatkan adalah stressor dapat diatasi pada tahap primer,
sekunder dan tertier. Dalam diskusi mereka tahap pencegahan primer dapat

11 | “Betty Neuman model”


dilakukan dengan memberikan promosi tentang penerimaan kehidupan sebagai
suatu cara untuk mencegah terjadinya frustasi. Pada tahap sekunder perawat dapat
berusaha untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk mengekspresikan
perasaannya. Pada tahap tertier perawat mengusahakan dengan memberikan
support lingkungan terhadap pasien dengan krisis.
Model system dari Neuman juga sering digunakan dalam perawatan
kesehatan masyarakat di Amerika dan Kanada karena luas dan struktur terbuka
cocok untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Model ditunjang oleh
banyak teori dan mempunyai tujuan yang bermanfaat (tool) pada perawatan
kesehatan masyarakat menekankan pada peningkatan kesehatan dan memperbaiki
kesehatan pada kelompok yang luas menghimpun individu, berbeda dengan
dibutuhkan sendiri (solely) yang difokuskan kepada kesehatan individu.
(Beddome,1989). Model system dari Neuman didasarkan pada system teori yang
memungkinkan perawat kesehatan menjelaskan paradigm perawatan dalam
istilah-istilah yang berlaku pada masyarakat ialah individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat dapat sebagai target pelayanan. Lingkungan didefinisikan
sebagai semua keadaan internal dan eksternal atau pengaruh yang berdampak
kepada masyarakat. Faktor negatif biasanya merujuk sebagai stressor. Penekanan
kepada dinamika interaksi antara masyarakat dan lingkungan seperti pada gestalt
theory (Neuman,1989). Kesehatan untuk masyarakat adalah suatu nilai-nilai yang
optimal atau tingkat yang stabil, bila system dalam masyarakat menyebabkan
lebih bersemangat (energi) dari biasanya, maka status kesehatan bergerak
kedepan negentropy (kesehatan yang ideal). Bila energi berlebihan digunakan
dari produksi, maka masyarakat bergerak kepada entropy atau mati (Neuman,
1989 hal 33)
Berdasarkan dari teori tersebut teori model Betty Neuman ini dapat
diterapkan di Indonesia pada keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa, hal
ini didukung dengan penelitian dan penerapan labih lanjut. Penerapan teori
model Neuman adalah garis pertahanan diri pada komunitas yang meliputi garis
pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana, pelayanan kesehatan, iklim dan
pekerjaan dll. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan,
adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang
memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Garis

12 | “Betty Neuman model”


pertahanan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan
cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan
pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan
tertier. Dengan demikian stabilitas kesehatan klien dan keluarga dalam
lingkungan akan optimal.
4. Penerapan Teori Betty Neuman dalam Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan
stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi
yaitu:
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat
fleksibel yang berupa :
 Pendidikan kesehatan.
 Mendemostrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan
klien dirumah atau komunitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu ;
 Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang
balita, keluarga dan lain-lainnya.
 Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya :
konseling pranikah.
c. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan pada garis pertahanan terganggu
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten
yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu :
 Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana perawat terfokus pada
klien untuk mendapatkan data base yang komprehensif untuk
mengetahui keadaan dan kesehatan yang ada dan aktualisasi atau
potensial reaksi terhadap stress lingkungan.

13 | “Betty Neuman model”


 Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga menyediakan
perawatan dasar untuk diagnosis. Pernyataan diagnosa perawat harus
mencerminkan seluruh kondisi klien
 Perencanaan, melibatkan negosiasi antara pemberi perawatan dan klien.
Tujuan menyeluruh dari pemberi perawatan adalah membimbing klien
untuk menghemat energi dan menggunakan energi sebagai kekuatan
untuk bergerak melampaui masa sakit.
 Pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis data base
yang komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan
pengasuh persepsi dan kemungkinan untuk fungsional kompetensi di
lingkungan.
 Evaluasi, yang diantisipasi atau perubahan yang ditentukan telah terjadi.
D. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI
a. Kekuatan

1). Neuman menggunaan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam
semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik.
Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan
tantangan – tantangan untuk pertimbangan
2). Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada area
keperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan

b. Kelemahan

1). Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,
sehingga untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
2). Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan
ekstrapersonal masih dirasakan belum ada perbedaan yang jelas
3). Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat –
klien, padahal hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam
Asuhan Keperawatan

14 | “Betty Neuman model”


E. APLIKASI KEPERAWATAN TEORI BETTY NEUMAN ANALISA
JURNAL
Hasil penerapan teori Betty Neuman dalam pengelolaan lansia dengan DM,
meliputi 5 aspek : Perkembangan, fisiologis, psikologis, social-budaya dan spiritual.

Teori Betty Newman sangat memungkinkan digunakan dalam pengkajian praktik


keperawatan di komunitas dengan agregat lansia dengan DM. Pengkajian lansia
hendaknya dilakukan secara holistik meliputi bio- psiko-sosial-kultural dan spiritual.
Dalam penerapan teori Betty Newman aspek pengkajiannya sudah secara holistik yang
meliputi : aspek perkembangan, aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek social-
kulturas, serta aspek spiritual. Dalam pengelolaannya pun Teori Betty Newman sudah
membuat tingkatan intervensi dengan melihat garis pertahanan klien (komunitas) yang
terganggu, fleksibel (intervensi primer), normal (intervensi sekunder), dan resisten
(intervensi tertier).
F.

Teori Betty Neuman termasuk Grand Teory Level bisa dikembangkan dan
diaplikasikan dalam pengkajian lansia dengan DM di Komunitas. Aspek pengkajian
yang terdapat dalam teori Betty Neuman meliputi : aspek perkembangan, aspek
fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial-kultural, dan aspek spiritual. Aspek
perkembangan, pengkajian yang bisa dikembangkan dalam aspek ini meliputi : jenis
kelamin, usia, care giver, pengetahuan, sikap dan perilaku. Aspek fisiologis,
pengkajian yang bisa dikembangkan dalam aspek ini meliputi: kemandirian, aktivitas,
olah raga, dan resiko DM. Aspek psikologis, pengkajian yang bisa dikembangkan
dalam aspek ini meliputi: persepsi, kepuasan terhadap pelayanan kesehatan, dan
kondisi psikologis lansia. Aspek sosial-kultural, pengkajian yang bisa dikembangkan
dalam aspek ini meliputi : hubungan sosialisasi, budaya, dan pilihan pengobatan.
Aspek spiritual, pengkajian yang bisa dikembangkan dalam aspek ini meliputi: agama,
pelaksanaan ibadah dan keaktifan mengikuti kegiatan keagamaan.

15 | “Betty Neuman model”


DAFTAR PUSTAKA

1. Luthfa, Iskim. Windani, Citra M.S. 2007 “PENERAPAN TEORI BETTY


NEUMAN DALAM PENGKAJIAN LANSIA DENGAN DIABETES
MELLITUS DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU
KABUPATEN GARUT” https://ppnijateng.org/wp-
content/uploads/2017/01/Keperawatan-Komunitas_-Vol-3-No-1.27-32.pdf ,
diakses pada 12 November 2021 pukul 10.00
2. Priambodo, Galih. 2013 “TEORI KEPERAWATAN BETTY NEUMAN”
http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html, diakses pada 12 November 2021 pukul 10.20
3. Aini, Nur. (2018). TEORI MODEL KEPERAWATAN. Malang : UMM Press
4. http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2010/02/konsep-model-
keperawatan-betty-newman.html#ixzz4RHTY8Blu

16 | “Betty Neuman model”


LAMPIRAN

PENERAPAN TEORI BETTY NEUMAN DALAM PENGKAJIAN LANSIA


DENGAN DIABETES MELLITUS DI DESA MARGALAKSANA
KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT

Iskim Luthfa*, Citra Windani, M.S.**


1.
Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung
2.
Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran Bandung

Email : iskim.ners@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang akan diderita seumur hidup.
Dampaknya akan dirasakan oleh penderita dan keluarga yang merawatnya, bahkan
masyarakat yang ada di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teori
Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan DM di Desa Margalaksana, Kecamatan
Cilawu, Kabupaten Garut. Rancangan penelitian ini adalah adalah deskriptif analitik,
dengan sampel sebanyak 94 lansia yang berusia > 45 tahun. Hasil penerapan teori Betty
Neuman dalam pengkajian lansia dengan DM, meliputi lima aspek yaitu aspek
perkembangan, fisiologis, psikologis, sosial-kultural dan spiritual.

Kata kunci : Teori Betty Neuman, Komunitas, Lansia, Diabetes mellitus.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease that will suffer a lifetime. The impact will be felt
by the patient and family care, even the community around him. This study aims to apply
the theory of Betty Neuman in the assessment of elderly with diabetes in Margalaksana
Village, District Garut. The design of this research is descriptive analytic, with a
sample of 94 elderly people aged> 45 years. The results of the application of the theory
of Betty Neuman in the assessment of elderly with diabetes, includes five aspects:
developmental, physiological, psychological, socio-cultural and spiritual.

Key word : Theory of Betty Neuman, Community, elderly, diabetes mellitus.

17 | “Betty Neuman model”


LATAR BELAKANG pertambahan penderita diabetes di
Prevalensi dan insidensi jumlah Indonesia, WHO melakukan analisis dan
penduduk dunia yang terkena penyakit dikatakan bahwa Indonesia pada tahun
DM semakin mengkhawatirkan. 2000 menempati urutan keempat jumlah
Menurut WHO pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia
penduduk dunia yang menderita setelah Amerika, Serikat, China dan
diabetes sudah mencapai 171 juta orang India. Dan pada tahun 2030 diperkirakan
dan dalam kurun waktu 30 tahun Indonesia masih tetap menempati urutan
kemudian akan naik sebesar 114% atau keempat, dengan prediksi akan terjadi
mencapai 366 juta orang pada tahun peningkatan dari 8,4 juta pada tahun
2030. Kenaikan jumlah penderita 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
diabetes ini terjadi di Negara maju dan tahun 2030 (Wild, S., Roglic, G., Green,
80% nya di Negara berkembang A., Sicree, R., & King, H; 2004).
khususnya yang paling cepat Penderita Diabetes Melitus menyebar
pertumbuhan ekonominya (IDF, 2011). di seluruh provinsi. Jawa Barat
Di Negara maju seperti America merupakan salah satu provinsi di
pada tahun 2000 jumlah penderita Indonesia yang mempunyai jumlah
diabetes mencapai 35 juta orang dan penderita diabetes yang cukup tinggi.
diperkirakan pada tahun 2025 jumlah pada tahun 2001 terjadi peningkatan
ini akan meningkat mencapai 64 juta jumlah pasien Diabetes Mellitus, akan
orang (Barcelo, Alberto & Rajpathak; tetapi terjadi penurunan jumlah kematian
2001). Di Asia, hasil penelitian yang di bandingkan data tahun 2000. Pada
dilakukan oleh Harvard School of tahun 2003, penyakit Diabetes Mellitus
Public Health, Amerika Serikat di Jawa Barat menempati urutan
menunjukkan bahwa di India kesepuluh, tahun 2004 dari 40 RS di
diperkirakan penderita diabetes akan Jawa Barat melaporkan kasus DM
bertambah dari 40 juta jiwa pada tahun sebanyak 4233 orang dengan jumlah
2007 menjadi 70 juta jiwa pada tahun kematian 224 orang (Dinkes Jabar,
2025; di China diperkirakan akan 2004). Data yang didapatkan dari Dinas
meningkat dari 39 juta jiwa menjadi 59 Kesehatan Kabupaten Garut tahun 2013
juta jiwa; di Bangladesh diperkirakan kasus DM mencapai 6.377 kasus, dengan
meningkat dari 3,8 juta jiwa menjadi 7,4 rincian kasus lama sebesar 752 kasus
juta jiwa. Begitu pula dengan (laki-laki 249 orang dan perempuan 503

18 | “Betty Neuman model”


orang), kasus baru sebesar 5.630 kasus pengembangan Posbindu PTM oleh
(laki-laki 2.242 orang dan perempuan Puskesmas DPT Cilawu. Selama ini di
3.394 orang) (Profil Dinkesh Garut, Desa Margalaksana belum pernah
2013). dilakukan pendataan kesehatan
Diabetes mellitus juga mengenai khususnya lansia dengan penyakit DM.
hampir semua usia, namun kasus Hasil skrining pemeriksaan kadar gula
terbanyak pada lansia, usia 45-54 darah sewaktu (GDS) yang dilakukan
tahun sebanyak pada tanggal 3 desember 2014 kepada 48
1.565 orang, usia 55-59 tahun lansia didapatkan hasil sebanyak 12
sebanyak orang nilai GDS normal (< 100 mg/dl),
1.294 orang, usia 60-69 tahun sebanyak 29 orang nilai GDS resiko (100
sebanyak – 199 mg/dl), dan sebanyak 7 orang nilai
1.142 orang, dan usia lebih dari 70 GDS nya tinggi (> 200 mg/dl). Studi ini
tahun sebanyak 863 orang (Profil mencoba memberikan gambaran
Dinkesh Garut, 2013). mengenai penerapan Teori Betty
Data dari Dinas Kesehatan Neuman dalam pengelolaan lansia
Kabupaten Garut (2013) menunjukkan dengan DM di Desa Margalaksana.
kasus Diabetes Mellititus di Puskesmas
DPT Cilawu merupakan yang paling METODE
tertinggi di bandingkan dengan Studi penelitian ini adalah deskriptif
Puskesmas lainnya yang ada di Wilayah analitik, dengan melibatkan lansia yang
Garut, data diabetes mellitus selama berusia lebih dari 45 tahun. Sampel
bulan januari sampai desember tahun diambil berdasarkan rumus Slovin
2013 mencapai 163 kasus. Data dari dengan taraf signifikansi 10%. Total
Pusksmas DPT Cilawu yang terdapat populasi mencapai 1505 lansia,
dalam laporan kegiatan lansia di balai sehingga didapatkan sampel sebanyak
pengobatan (BP) tahun 2013 94 lansia. Teori Betty Neuman dipilih
menunjukkan bahwa rata-rata karena termasuk konsep Grand Teory
kunjungan lansia dengan kasus DM per Level yang sering dikembangkan dalam
bulan mencapai 80 kunjungan. pengaplikasiannya, yang mencakup 4
Desa Margalaksana merupakan elemen penting dalam proses
salah satu Desa di Kecamatan Cilawu keperawatan. Elemen tersebut meliputi
yang dijadikan sebagai prioritas dalam manusia, lingkungan, kesehatan dan

19 | “Betty Neuman model”


pelayanan. Keempat elemen ini tidak
bisa di pisahkan satu sama yang
lainnya. Dalam teori Neuman kliennya
bisa meliputi individu, kelompok,
keluarga dan komunitas. Teori Neuman
membantu individu, keluarga,
kelompok dalam mencapai dan
mengelola tingkat maksimal dari
kesejahteraan total dengan intervensi
yang sesuai.
Model system Neuman
dikembangkan berdasarkan pada teori
umum dan memandang klien sebagai
suatu sistem terbuka yang bereaksi
terhadap stressor dan lingkungan.
Variabel klien adalah fisiologis,
psikologis, sosial budaya,
perkembangan dan spiritual. Intervensi
keperawatan terjadi melalui tiga cara
pencegahan yaitu pencegahan primer,
sekunder dan tertier sehingga model ini
bisa digunakan dipelayanan
keperawatan komunitas.

HASIL
Hasil penerapan teori Betty
Neuman dalam pengelolaan lansia
dengan DM, meliputi 5 aspek :
Perkembangan, fisiologis, psikologis,
social-budaya dan spiritual.

20 | “Betty Neuman model”


Tabel 1. Perkembangan Lansia
Kriteri Hasi
a l
Jenis kelamin 51% laki-laki dan 49% jenis kelaminnya perempuan.
Usia Usia 45-55 tahun sebanyak 25%, usia 56-66 tahun
sebanyak
49% dan usia > 60 tahun sebanyak 26%.
Caregiver 4% lansia tidak ada yang merawat, 2 % lansia di
rawat
tetangganya, dan 94% lansia di rawat oleh
keluarganya.
Pengetahuan tentang DM 9% lansia memiliki pengetahuan baik dan 91%
lansia
memiliki pengetahuan buruk.
Informasi tentang DM 77% lansia belum pernah mendapatkan informasi
tentang DM
dan 23% lansia pernah mendapatkan informasi
tentang DM.
Sikap terhadap DM Sebanyak 28% lansia memiliki sikap positif dan
sebanyak
72% lansia memiliki sikap negatif.
Perilaku DM Sebanyak 100% lansia memiliki perilaku yang
negatif
terhadap penyakit DM.

Tabel 2. Fisiologis

Kriteri Hasi
a l
Kemandirian 99% lansia masih mandiri dan 1% lansia mengalami
ketergantungan.
Aktivitas 39% lansia masih bekerja, dan 61% lansia tidak bekerja.
Olahraga 42% lansia rutin melakukan olah raga dan sebanyak 58%
lansia tidak
melakukan olah raga.
Resiko DM Sebanyak 76% lansia kondisinya sehat, sebanyak 20%
lansia
memiliki resiko terkena DM, dan 4% lansia menderita
DM.

21 | “Betty Neuman model”


Tabel 3. Psikologis
Kriteri Hasi
a l
Persepsi DM 7% lansia mengatakan DM merupakan penyakit ringan
tidak harus
segera ditangani, dan 93% lansia mengatakan DM
merupakan penyakit berat yang harus segera ditangani
Kepuasan 2% lansia mengatakan kurang puas dengan pelayanan
terhada kesehatan dan
p 98% merasa puas dengan pelayanan kesehatan
Yankes
Kondisi psikologis Sebanyak 41% kondisi psikologis lansia negatif dan
lansia sebanyak 59%
kondisi psikologis lansia positif.

Tabel 4. Sosial-Kultural
Kriteri Hasi
a l
Hubungan sosialisasi 100% lansia memiliki hubungan yang harmonis dengan
keluarga dan
tetangganya.
Budaya 11% lansia memiliki budaya atau keyakinan yang
bertentangan
dengan kesehatan, dan 89% lansia memiliki budaya sesuai
dengan kesehatan.
Pengobatan 83% lansia mempercayai pengobatan tradisional, dan 17%
tradisional lansia
tidak mempercayai.

Tabel 5. Spiritual
Kriteri Hasi
a l
Agama 100% lansia beragama islam
Pelaksanaan ibadah 96% lansia melaksanakan ibadah secara rutin, dan 4%
lansia tidak
melaksanakan ibadah secara rutin.
Aktif kegiatan 87% lansia aktif mengikuti kegiatan keagamaan, dan
keagamaan sebanyak 13%
lansia tidak aktif mengikuti.

22 | “Betty Neuman model”


PEMBAHASAN mengalami proses degeneratif yang
menyebabkan perubahan dan penurunan
Teori Betty Newman sangat
fungsi tubuhnya, sehingga berdampak
memungkinkan digunakan dalam
pada kesehatan fisik, mental, sosial,
pengkajian praktik keperawatan di
ekonomi dan kemampuan
komunitas dengan agregat lansia dengan
produktivitasnya. Dalam menghadapi
DM. pengkajian lansia hendaknya
proses penuaan dan perawatan terhadap
dilakukan secara holistik meliputi bio-
masalah kesehatannya, lansia
psiko-sosial-kultural dan spiritual.
memerlukan bantuan dan dukungan dari
Dalam penerapan teori Betty Newman
keluarga (family care giver). Dari hasil
aspek pengkajiannya sudah secara
penelitian lansia yang dirawat oleh
holistik yang meliputi : aspek
keluarganya sebanyak 94%, sebanyak
perkembangan, aspek fisiologis, aspek
2% lansia di rawat oleh tetangganya dan
psikologis, aspek social- kulturas, serta
sebanyak 2% lansia tidak ada yang
aspek spiritual. Dalam pengelolaannya
merawat.
pun Teori Betty Newman sudah
Kemunduran fungsi tubuh yang
membuat tingkatan intervensi dengan
lainnya yaitu dalam hal penurunan
melihat garis pertahanan klien
fungsi kognitif. Kemunduran fungsi ini
(komunitas) yang terganggu, fleksibel
nantinya akan berdampak pada
(intervensi primer), normal (intervensi
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
sekunder), dan resisten (intervensi
penyakit DM. Hasil penelitian
tertier).
menunjukkan lansia yang pernah
Aspek perkembangan lansia. Di
mendapatkan informasi kesehatan
Indonesia batasan usia Lansia dibagi
tentang DM sebanyak 23%, sedangkan
menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Usia 45-
sebanyak 77% lansia belum pernah
55 tahun disebut sebagai pralansia, 2)
mendapatkan informasi kesehatan
Usia 56- 66 tahun disebut sebagai lansia
tentang DM.
madya, dan
Kurangnya informasi yang didapat
3) Usia > 60 tahun disebut sebagai
menyebabkan sebanyak 91% lansia
lansia akhir. Secara teoritis setelah
memiliki pengetahuan tentang DM yang
seseorang berusia 30 tahun maka fungsi
rendah, sebanyak 72% lansia memiliki
tubuh akan mengalami kemunduran
sikap yang negatif terhadap perawatan
sebanyak 1% tiap tahunnya.
DM, dan sebanyak 100% lansia memiliki
Berdasarkan usianya lansia akan
perilaku yang negatif terhadap penyakit

23 | “Betty Neuman model”


DM. terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
Aspek Fisiologis, proses berbeda-beda pada lansia. Persepsi ini
degeneratif pada lansia tidak bisa mendasari apakah dengan kondisi DM
dihindari dan pasti akan terjadi, namun lansia akan pergi ke Pelayanan
yang bisa dilakukan adalah mencegah kesehatan atau tidak, dan membaiknya
supaya proses degeneratif tersebut kondisi fisiknya setelah pergi ke
berjalan lambat. Demikian juga dengan Pelayanan kesehatan mendasari tingkat
kejadian DM, secara teoritis kejadian kepuasan terhadap pelayanan kesehatan.
DM akan meningkat sejalan dengan hasil penelitian menunjukkan persepsi
usia, hal ini dikarenakan banyak faktor lansia tentang DM sebanyak 7% lansia
beberapa diantaranya adalah karena mengatakan DM merupakan penyakit
penurunan fungsi pankreas dalam ringan tidak harus segera ditangani, dan
memproduksi hormon insulin, faktor sebanyak 93% lansia mengatakan DM
kegemukan, diit yang tinggi glukosa merupakan penyakit berat yang harus
dan lain sebagainya. Salah satu cara segera ditangani. Dalam hal kondisi
untuk menurunkan faktor resiko DM psikologis, sebanyak 41% kondisi
pada lansia adalah dengan beraktivitas, psikologis lansia negatif dan sebanyak
bisa dengan tetap bekerja maupun 59% kondisi psikologis lansia positif.
dengan berolah raga. Hasil penelitian Dalam hal kepuasan terhadap pelayanan
menunjukkan aktivitas lansia yang kesehatan sebanyak 98% lansia puas
masih bekerja sebanyak 39%, dengan pelayanan kesehatan yang ada
sedangkan yang tidak bekerja sebanyak dan sebanyak 2% lansia merasa kurang
61%, dalam hal olah raga sebanyak puas dengan pelayanan kesehatan.
42% lansia melakukan oleh raga secara Aspek sosial-kultural. budaya
rutin dan sebanyak 58% lansia tidak merupakan kekayaan disuatu daerah
melakukan olah raga secara rutin. yang diwariskan secara turun temurun,
Setelah dilakukan pengkajian tentang lahir dari adanya hubungan sosialisasi
resiko DM pada lansia dari hasil dengan masyarakat. Budaya
penelitian didapatkan sebanyak 76% mempengaruhi derajat kesehatan lansia
lansia kondisinya sehat, sebanyak 20% dalam hal keyakinan terhadap praktik
lansia memiliki resiko terkena DM dan kesehatan dan pemilihan pelayanan
sebanyak 4% lansia menderita DM. kesehatan. Dari hasil penelitian
Aspek psikologis, persepsi lansia didapatkan sebanyak 11% lansia
tentang kebutuhan dan kepuasan memiliki budaya atau keyakinan yang
24 | “Betty Neuman model”
bertentangan dengan kesehatan, dan KESIMPULAN
sebanyak 89% lansia memiliki budaya 1. Teori Betty Neuman termasuk
sesuai dengan kesehatan. dalam hal Grand Teory Level bisa
pemilihan pelayanan kesehatan dikembangkan dan diaplikasikan
sebanyak 83% lansia mempercayai dalam pengkajian lansia dengan DM
pengobatan tradisional, dan sebanyak di Komunitas
17% lansia tidak mempercayai
2. Aspek pengkajian yang terdapat
Aspek spiritual. Dalam menghadapi
dalam teori Betty Neuman meliputi :
masalah kesehatan dan kematian, tiap
aspek perkembangan, aspek
orang akan menunjukkan respon yang
fisiologis, aspek psikologis, aspek
berbeda- beda. Agama merupakan
sosial-kultural, dan aspek spiritual.
aspek penting yang dimiliki seseorang,
3. Aspek perkembangan, pengkajian
karena agama mampu memberikan
yang bisa dikembangkan dalam
ketenangan batin dalam menghadapi
aspek ini meliputi : jenis kelamin,
permasalahan yang ada. Aspek spiritual
usia, care giver, pengetahuan, sikap
yang ada pada lansia harusnya
dan perilaku.
mengalami peningkatan sebanding
4. Aspek fisiologis, pengkajian yang
dengan peningkatan usia, karena sejalan
bisa dikembangkan dalam aspek ini
dengan teori perkembangan manusia
meliputi
usia lansia merupakan tahap akhir dari
: kemandirian, aktivitas, olah raga,
kehidupan manusia, dimana manusia
dan resiko DM.
mengalami pertumbuhan,
5. Aspek psikologis, pengkajian yang
perkembangan dan akhirnya mati.
bisa dikembangkan dalam aspek ini
Semakin tua seseorang maka masalah
meliputi
kesehatan akan semakin kompleks dan
: persepsi, kepuasan terhadap
lebih dekat dengan kematian. Hal ini
pelayanan kesehatan, dan kondisi
sejalan dengan temuan pada hasil
psikologis lansia.
penelitian yang menunjukkan bahwa
6. Aspek sosial-kultural, pengkajian
sebanyak 100% lansia beragama islam,
yang bisa dikembangkan dalam
sebanyak 96% lansia melaksanakan
aspek ini meliputi : hubungan
ibadah secara rutin, dan sebanyak 87%
sosialisasi, budaya, dan pilihan
lansia masih aktif dalam kegiatan
pengobatan.
keagamaan yang ada dilingkungannya.
7. Aspek spiritual, pengkajian yang

25 | “Betty Neuman model”


bisa dikembangkan dalam aspek ini
meliputi
: agama, pelaksanaan ibadah dan
keaktifan mengikuti kegiatan
keagamaan.

DISKUSI
Penelitian ini mencoba
mengaplikasikan teori Betty Newman
di dalam praktik keperawatan
komunitas, khususnya pada agregat
lansia dengan DM. pengkajian Betty
Neuman memberikan kontribusi untuk
membangun bagaimana berbagai faktor
seperti perkembangan, fisiologis,
psikologis, sosial-kultural- spiritual,
ekonomi, dan lingkungan
mempengaruhi kesehatan lansia dan
penyakit dengan menyediakan data
epidemiologi yang komprehensif
kesehatan lansia di Desa Margalaksana.
Hal ini tidak hanya meningkatkan
pemahaman prevalensi penyakit pada
orang tua, tetapi juga membantu dalam
mencegah penyakit, dan akhirnya
meningkatkan sistem manajemen
kesehatan di Kabupaten Garut.
Penelitian ini hendaknya perlu
didukung dengan data wawancara
mengingat responden sudah berusia
lanjut, dan hendaknya instrument perlu
dibedakan untuk lansia yang sehat,
beresiko dan sakit DM.

26 | “Betty Neuman model”


DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (2013). Standards of medical care in diabetes. Diabetes
Care. 2013; Sep;33 Suppl 1:S11-S61.
Barcelo, Alberto, & Rajphatak, Swapnil. (2001). Incidence and prevalence of diabetes
mellitus in the Americas. Rev Panam Salud Publica [online]. vol.10, n.5, pp. 300-
308. ISSN 1020-4989.
Dinkes Jabar. (2013). Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat Tahun 2013. Bandung :
Dinkes Jabar.
Dinkes Garut. (2013). Profil kesehatan kota Garut Tahun 2013. Bandung : Dinkes
Garut.International Diabetes Federation. (2011). Diabetes Atlas: Impact
On The Individual, (online),

(http://da3.diabetesatlas.org/index68fc. html, diakses 9 Desember 2014).

Neuman, B. (1990). Health as a continuum based on the Neuman systems model. Nursing
Science Quarterly, 3, 129-135. Puskesmas Cilawu. (2013). Profil
Puskesmas Cilawu Tahun 2013. Garut : Puskesmas Cilawu.
American Diabetes Association (2012). Standards of medical care in diabetes. Diabetes
Care. 2013; Sep;33 Suppl 1:S11-S61.
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., & King, H. (2004). Global prevalence of
diabetes: estimates for the year 2000 and projections for 2030.

Diabetes Care, 27(5), 1047-1053.

27 | “Betty Neuman model”

Anda mungkin juga menyukai