BETTY NEUMAN
Dosen Pembimbing :
Ns. Puguh Raharjo, M.Kep
i
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................2
BAB II................................................................................................................... 3
ISI......................................................................................................................... 3
2.1 Biografi Betty Neuman................................................................................6
2.2 Konsep Teori...............................................................................................6
2.2.1 Pengertian............................................................................................6
2.2.2 Karakteristik Teori Keperawatan...........................................................7
2.2.3 Tujuan Teori Keperawatan....................................................................7
2.3 Konsep Model.............................................................................................8
2.3.1 Pengertian............................................................................................8
2.3.2 Teori Keperawatan dan Model Konseptual...........................................9
2.4 Konsep Teori dan Model Betty Neuman Dalam Praktik Keperawatan.........9
2.4.1 Teori dan Model Betty Neuman Dalam Praktik Keperawatan...............9
2.4.2 Empat Komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan
Menurut Teori Betty Neuman.......................................................................11
2.4.3 Proses Keperawatan Betty Neuman...................................................17
BAB III................................................................................................................ 20
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN...........................................................20
3.1 Tinjauan Kasus..........................................................................................20
3.3.1 Contoh Kasus.....................................................................................20
3.3.2 Aplikasi Penerapan Model Konseptual Betty Neuman........................20
3.2 Pembahasan.............................................................................................22
3.3 Kesimpulan...............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Untuk mengetahui pengertian model keperawatan
4. Untuk mengetahui konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik
Keperawatan
1.4
2
BAB II
ISI
Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang
petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga bersaudara
dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya meninggal karena penyakit
Chronic Renal Failure ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah
kelahiran membuat beliau bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar
belakang kehidupan di pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih
sayang terhadap orang-orang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang
kariernya. Setelah lulus SMA Neuman bekerja sebagai teknisi pada perusahaan
pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk
pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program militer di
keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan.
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of
Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron,
Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan
keluarganya di California. Di California Neuman bekerja dibanyak bagian
diantaranya perawat di sekolah, perawat industri, beliau juga memegang jabatan
3
penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California, dan sebagai
instruktur klinik di University of California Medical Center.
Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di University
of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat. Pada tahun
1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan
kesehatan masyarakat di University of California, dan menyelesaikan program
doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific Western University (Tomey and
Alligood, 2006). Pada tahun yang sama Neuman juga bekerja sebagai konsultan
kesehatan mental di sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak
sekali pengalaman yang telah beliau dapat diantaranya menjadi dosen keperawatan
jiwa, konsultan dan organisasi, pemimpin konseling model Whole Person
Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA
dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan.
Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan psykologi
dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun 1966 pada
kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas California Los
Angelea(UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam klinikal psykologi dari
Pacivic western University pada tahun 1985.
Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya
dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental
komunitas pada perawat di level post-master di UCLA. Neuman mengembangkan
suatu metode pembelajaran yang terbuka dan model praktik untuk konsultasi
kesehatan mental pada akhir 1960 an, sebelum dia membuat “model system”.
Neuman mengajarkan dan mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam
bentuk buku yang berjudul Consultation and Community Organization in
Community Mental Health Nursing. (Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971).
Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan
dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap
individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan
ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut
4
memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang
mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan jasmani) dan adaptasi. Model
yang sesuai adalah model yang berlaku untuk semua profesi yang ada
hubungannya dengan perawatan kesehatan.
Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas
kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model keperawatannya pertama kali
diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan total ke masalah
pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific
Western University. Tahun 1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini
salah satu dari Grand Valley State University, Allendale, Michigan.
Teori Newman memiliki beberapa keaslian paradigma. Salah satunya
dengan jelas dipaparkan oleh Newman adalah teori sistem sebagai konseptual.
Newman mengadaptasi teori Caplan (1964) yang berfokus pada pencegahan
sebagai intervensi, yang digunakannya dalam mengajar program master di
komunitas kesehatan jiwa untuk menjelaskan level tindakan keperawatan. Sumber
lainnya yang di identifikasi oleh Newman adalah Chardin teori (1955) mengenai
konseptual keutuhan : Putt teori (1972) aplikasi teori sistem dalam keperawatan :
ide mengenai adaptasi dan lingkungan. Newman mempercayai sumber-sumber ini
sepenuhnya berguna dan sesuai apabila aplikasikan oleh tenaga kesehatan
terutama kesehatan jiwa. Oleh sebab itu Newman mengadopsi teori-teori tersebut
dalam teorinya sehingga dapat digunakan oleh interdisipliner (disiplin ilmu yang
berbeda) (Maleis, 2011). Newman dalam teorinya meyakini bahwa perawat dan
klien adalah dua individu yang dapat mengantisipasi adanya stressor atau mungkin
menjadi seseorang yang dapat larut dalam keadaan stress. Model keperawatan
Newman berfokus terhadap stress dan faktor pemulihan (adaptasi). Newman
menekankan pada aspek fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan perkembangan
spiritual. Secara keseluruhan model keperawatan Newman mengemukakan bahwa
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami stress,
perawat harus melakukan pendekatan perorangan secara total dengan
memperhatikan faktorfaktor mengenai klien, stress akibat lingkungan, respon
5
terhadap stress, garis resisten, pertahanan kesehatan, energi dan kesehatan (Betty
Newman, & Fawcett, 2011).(Buku Falsafah Dan Teori Keperawatan, n.d.)
6
2.2.2 Karakteristik Teori Keperawatan
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik di
antaranya pertama, teori keperawatan menidentifikasi dan menjabarkan konsep
khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori
keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua, teori
keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada; ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam
mengembangkan model konsep keperawatan; keempat, dalam menunjang aplikasi,
teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi
apapun dalam praktek keperawatan; kelima, teori dapat digunakan sebagai dasar
dalam penelitian keperawatan sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek
keperawatan.
7
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
8
2.3.2 Teori keperawatan dan model konseptual
1. Orientasi system.
a. Sistem periaku dari Johnson
b. Model konseptual sistem dari Neuman
2. Orientasi perkembangan.
Model konseptual perawatan diri dari Orem
3. Orientasi interaksi dan system.
a. Model adaptasi dari Roy
b. Model sistem terbuka dari King
4. Orientasi sistem dan perkembangan.
Model proses kehidupan dari Roger.
2.4 Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
2.4.1 Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
Model Keperawatan Newman
Dasar filosofis dari model keperawatan Newman meliputi keutuhan,
berorientasi pada kesehatan, persepsi klien dan motivasi, dan sistem perspektif
energi dinamis serta interaksi variabel dengan lingkungan untuk mengurangi
stresor internal dan eksternal, saat perawat dan klien membentuk hubungan
kemitraan untuk bernegosiasi mencapai tujuan yaitu meningkatkan kesehatan
secara optimal, restorasi dan pertahanan. Model keperawatan Newman
mengutamakan kesehatan yang berorientasi dan holistik. Isi model ini mengacu
pada teori Gestalt, teori stress yang terorganisir secara dinamis. Hal ini
berdasarkan stress dan reaksi atau kemungkinan bereaksi terhadap stress dalam
lingkungan klien sebagai suatu sistem (Newman, and Fawcett, 2011).
Model keperawatan Newman digambarkan sebagai sistem
keperawatan terbuka yang berbasis konseptual, dan merupakan kerangka kerja
bagi keperawatan dan disiplin kesehatan lain. Fokus dari model keperawatan
Newman adalah terkait dengan stress, reaksi terhadap stressor, dan intervensi
pencegahan pada reaksi potensial dan aktual reaksi terhadap stressor
9
(intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal). Perspektif Model
Keperawatan Newman
Berikut merupakan ringkasan perspektif model keperawatan Newman :
1. Newman memandang setiap klien baik individual maupun kelompok sebagai
suatu sistem yang unik; dimana setiap sistem memiliki karakteristik tertentu
yang berasal dari dalam diri maupun dari lingkungan luar klien.
2. Klien merupakan sebuah sistem yang dinamis, seperti energi yang terus
menerus mengalami perubahan terhadap lingkungan.
3. Stressor yang berasal dari lingkungan klien baik yang diketahui maupun
yang tidak diketahui oleh klien berpotensi mengganggu kestabilan kondisi
kesehatan klien baik secara fisiologis, psikologis, sosial budaya,
perkembangan, maupun spiritual klien
4. Setiap klien memiliki rentang respon normal terhadap lingkungan yang
disebut dengan garis pertahanan normal atau keadaan stabil. Ini menunjukan
bahwa perubahan tingkat stress dipengaruhi pola koping dari waktu ke
waktu. Garis pertahanan normal dapat digunakan sebagai standar
pengukuran penyimpangan dari kondisi sehat.
5. Ketika pertahanan normal tidak lagi mampu melindungi klien dari stressor
yang berasal dari lingkungan maka hubungan timbal balik antara variabel
(fisiologis, psikologis, sosial budaya, perkembangan dan spiritual)
menentukan sifat dan tingkat reaksi atau reaksi terhadap stressor.
6. Klien yang sehat atau sakit merupakan suatu sistem yang dinamis yang
berhubungan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosial budaya,
pengembangan dan spiritual. Kesehatan merupakan rangkaian sistem yang
mendukung tercapainya sistem stabilitas yang optimal.
7. Pertahanan dalam diri setiap klien merupakan pertahanan internal, yang
dikenal sebagai garis pertahanan, yang berfungsi untuk menstabilkan dan
mengembalikan klien ke keadaan kesehatan yang biasa (garis pertahanan
normal) atau mungkin ke keadaan sehat yang optimal.
10
8. Promosi kesehatan merupakan salah satu intervensi pencegahan primer
dalam model keperawatan Newman yang bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor resiko terjadinya stress pada klien.
9. Pencegahan sekunder dapat dilakukan berhubungan dengan reaksi terhadap
stress, intervensi sesuai prioritas, dan pengobatan untuk mengurangi efek
stress. 10. Pencegahan tersier dimulai setelah terjadinya tahap pemulihan
sehingga klien kembali pada kondisi seperti pada tahap pencehagan primer
(Newman and Fawcett, 2011)
11
Spiritual (Kepercayaan spiritual dan pengaruhnya) (Newman and
Fawcett, 2011).
Klien atau sistem dipengaruhi oleh cincin konsentris atau lingkaran yang
mengeliling struktur dasar. Struktur dasar atau pusat inti adalah sumber dari
lima variabel yang ada pada klien atau sistem dan merupakan gambaran dari
kehidupan dan kematian manusia didalam konteks persimpangan yang saling
berkaitan dan berinteraksi. Faktor kelangsungan hidup dasar pada manusia
berada di pusat inti, hal ini termasuk didalamnya bawaan atau genetik dan
kekuatan serta kelemahan yang ada pada klien (Newman dan Fawcett, 2011).
Mekanisme pelindung pada struktur dasar pada model keperawatan
Newman:
a. Garis Pertahanan Fleksibel (The flexible line of defense)
Garis pertahanan fleksibel membentuk batas luar sistem klien yang
ditetapkan, apakah klien tunggal, kelompok atau masalah sosial. Setiap
baris dari pertahanan dan perlawanan mengandung unsur pelindung yang
terkait dengan lima variabel (fisiologis, psikologis, perkembangan,
sosiokultural, dan spiritual). Mencegah invasi stressor pada klien dan
sistem, menjaga agar sistem terbebas dari reaksi yang ditimbulkan oleh
stressor, atau gejalanya (Newman dan Fawcett, 2011)
b. Garis Pertahanan Normal (The normal line defense)
Garis pertahanan fleksibel melindungi garis pertahanan normal. Garis
pertahanan normal digambarkan sebagai garis batas padat yang
mengelilingi garis pertahanan resisten yang terputus. Garis ini mewakili
klien, perkembangan klien dari waktu ke waktu atau tingkat kesehatan
klien. Penyesuaian dari lima variabel sistem klien terhadap stresor
lingkungan menentukan tingkat kestabilan dan tingkat kesehatan biasa
klien. Garis pertahanan normal adalah standar terhadap penyimpangan
dari keadaan kesehatan yang dapat ditentukan. Garis pertahanan normal
menggambarkan stabilitas dan integritas tubuh dalam mempertahankan
kesehatan optimal. Faktor yang kesehatan yang adap pada garis
12
pertahanan normal adalah variabel sistem, pola koping, faktor gaya hidup,
pengaruh perkembangan dan spiritual, dan pertimbangan budaya. Setiap
stressor dapat menginvasi garis pertahanan normal bila tidak dilindungi
oleh garis pertahanan fleksibel. Reaksi klien dapat mengurangi
kemampuan sistem untuk menahan dampak stressor tambahan, terutama
jika efektivitas garis perlawanan berkurang. Garis pertahanan normal
dianggap dinamis yang dapat melebar dan mengecil dari waktu ke waktu.
Contohnya, kestabilan atau kesehatan mungkin mengalami reaksi stresor
yang sama, berkurang atau meluas (Newman dan Fawcett, 2011)
c. Garis Resisten (Resistance line)
Rangkaian garis resisten disekitar struktur dasar diidentifikasikan
sebagai garis perlawanan klien. Garis-garis ini diaktifkan setelah invasi
dari garis pertahanan normal oleh tekanan lingkungan. Garis resisten
melindungi struktur dasar. Garis resisten ini mengandung faktor tertentu
baik yang diketahui maupun tidak diketahui dan faktor eksternal yang
mendukung struktur dasar klien dan pertahanan normal sehingga
melindungi integritas sistem. Contohnya sel darah putih atau aktivasi
mekanisme sistem kekebalan tubuh. Efektivitas garis perlawanan
memungkinkan system dalam membalikan reaksi terhadap stresor,
ketidakefektifan mengakibatka hilangnya energi dan kematian.
2. Lingkungan
Lingkungan secara luas didefinisikan sebagai semua faktor internal dan
eksternal atau pengaruh disekitar klien atau sistem. Model Newman
mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan :
a. Lingkungan Internal (Internal Enviroment)
Lingkungan internal dipengaruhi oleh semua kekuatan atau pengaruh
internal atau batas-batas yang ditetapkan klien/ sistem. Ini berhubungan
dengan faktor intrapersonal atau stressor dalam model Newman (Newman
dan Fawcett, 2011).
13
b. Lingkungan Eksternal (Eksternal Enviroment)
Lingkungan eksternal didefinisikan terdiri dari semua kekuatan atau
pengaruh diluar klien/sistem. Hal ini berkorelasi dengan baik antar faktor
intra dan ekstra personal atau stressor (Newman dan Fawcett, 2011).
c. Lingkungan yang diciptakan (Created Enviroment)
Lingkungan yang tidak kalah penting adalah lingkungan yang
diciptakan, yang merupakan sistem terbuka tempat bertukarnya energi
lingkungan baik internal maupun eksternal. Lingkungan ini dikembangkan
secara tidak sadar oleh klien, yang juga berperan mempengaruhi sistem
kesehatan klien.lingkungan yang diciptakan dapat mempberikan pengaruh
secara langsung maupun secara tidak langsung, dalam keadaan sadar
maupun tidak sadar atas pemeliharaan kesehatan klien.
Faktor kesehatan dan kesakitan merupakan faktor penyebab yang harus
dievaluasi baik internal, bawaan, dan eksternal (variabel dan stressor) yang
mempengaruhi klien; diketahui atau bersifat potensial, interaksi dan saling
ketergantungan yang harus di identifikasi dan dihubungkan. Kesehatan
klien secara optimal bergantung pada pengkajian faktor secara menyeluruh,
melalui tindakan keperawatan dan intervensi keperawatan. Kesadaran klien
untuk memciptakan lingkungan dan hubungan dengan kesehatannya
merupakan fokus utama yang diharapkan keperawatan untuk dapat
mempengaruhi dan lebih lanjut mengembangkan praktik dasar berdasarkan
hasil penelitian. Sebagai pemberi pelayanan harus mengenali lingkungan
yang diciptakan oleh klien, mampu memberikan intervensi,
mengedepankan kepentingan hubungan interpersonal
14
2. Interpersonal stressor : interaksi lingkungan eksternal yang menyerang
diluar pertahanan terdekat klien (contohnya antara satu atau lebih
pemikiran atau ragam komunikasi).
3. Ekstrapersonal stressors : interaksi lingkungan eksternal yang menyerang
diluar pertahanan terjauh klien (contohnya antara satu atau lebih masalah
kebijakan sosial atau masalah finansial)
3. Kesehatan
Kondisi sehat sakit menurut konsep Neuman merupakan suatu keadaan
sehat atau suatu keadaan sakit yang tidak dapat dipisahkan. Kondisi sehat
atau kondisi sakit dipandang sebagai hasil akhir dari sistem pertahanan yang
ada pada klien. Kondisi sehat digambarkan sebagai suatu keadaan optimal
atau kondisi terbaik dari klien yang dapat dipertahankan. Namun kondisi
sehat ini dapat berubah yang diakibatkan perubahan lingkungan atau adanya
stressor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi kesehatan klien.
Kesehatan dimanifestasikan sebagai energi yang ada untuk mempertahankan
dan meningkatkan sistem integritas yang ada (Newman, dan Fawcett, 2011)
Kesatuan antara kondisi sehat-sakit mengarahkan pada adanya aliran
energi antara klien dan lingkungan. Klien akan mencapai kondisi sehat
ketika energi yang miliki lebih besar dibanding energi yang digunakan,
ketika kondisi klien lebih banyak mengeluarkan energi daripada yang
dimiliki maka klien berpindah dari kondisi sehat menjadi sakit bahkan dapat
menuju kematian
4. Keperawatan
Fokus keperawatan menurut Neuman berfokus pada pertahanan stabilitas
kondisi klien melalui kemampuan untuk menilai dampak atau kemungkinan
yang akan terjadi jika klien mendapatkan stressor dari lingkungan yang
dilakukan perawat secara akurat untuk mencapai kondisi kesehatan yang
optimal. Perawat harus dapat menciptakan hubungan antara klien,
15
lingkungan, kesehatan, dan keperawatan untuk mempertahankan kestabilan
kondisi sehat klien). Fokus utama dari pelayanan kesehatan yang berikan
perawat berada pada tingkat pencegahan primer yaitu sebelum reaksi
terhadap stress terjadi. Adapun tingkat pencegahan sekunder merupakan
tindakan yang dilakukan setelah reaksi stressor terjadi, sedangkan
pencegahan tersier dilakukan setelah perawatan terhadap stressor dilakukan.
Bentuk pencegahan primer sebagai intervensi dalam model keperawatan
Newman
a. Pencegahan primer (Primary prevention)
Pencegahan primer sebagai pertahanan kesehatan dilakukan untuk
melindungi sistem garis pertahanan normal klien atau melindungi garis
pertahanan fleksibel. Tujuan dari pencegahan ini adalah untuk
mempromosikan kesehatan pada klien melalui pencegahan terhadap stres
dan mengurangi faktor resiko dimana promosi kesehatan termasuk
didalamnya
b. Pencegahan sekunder (Secondary prevention)
Pencegahan sekunder digunakan sebagai indikator pencapaian
kesehatan yaitu untuk melindungi struktur dasar. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan memperkuat garis perlawanan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah memberikan perawatan yang tepat terhadap gejala yang
ditimbulkan agar tercapai sistem kesehatan klien yang optimal, atau
stabil. Kematian dapat terjadi sebagai akibat dari kegagalan struktur dasar
untuk mendukung intervensi
c. Pencegahan tersier (Tertiary prevention)
Pencegahan tersier yang merupakan intervensi yang ditunjukkan oleh
gambar 10 diatas digunakan untuk mempertahankan kesehatan,
melindungi sistem pertahanan klien atau memulihkan kembali kesehatan
klien setelah dilakukan perawatan. Tujuan pencegahan tersier adalah
untuk menjaga kesehatan optimal melalui sistem pendukung yang ada dan
penghematan energi. Pencegahan tersier sebagai suatu intervensi dapat
16
dimulai pada beberapa waktu tertentu dalam tahap pemulihan klien.
Pertama, pencegahan tersier dapat dilakukan ditahap pemulihan klien
setelah tindakan perawatan. Pencegahan tersier dapat juga dilakukan
ketika kondisi klien sudah menunjukan stabilitas. Keberhasilan pemulihan
dalam tahap ini tergantung pada usaha klien untuk melakukan pencegahan
lebih lanjut
17
B. Tujuan Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani
masalah actual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh klien
dan caregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klie, caregiver atau
orang lain dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.
C. Evaluasi
1. Intervensi actual
2. Evaluasi
a. Analisis respon pasien
b. Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
c. Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya
d. Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien
18
Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya:
konseling pra nikah.
c. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten
yang terganggu.
e. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis
pertahanan resisten dapat berupa:
Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat.
Misal: melatih klien duduk atau berjalan
Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk
penyelesaian masalah.
Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas program
dan lintas sektor.
19
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
1) Pengkajian
Care atau inti
Delapan sub sistem yang mempengaruhi keluarga
a) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi
penduduk.
b) Pendidikan keluarga. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya.
20
c) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan
di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
f) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
g) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan upah minimum regional, dibawah
atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk
mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
h) Rekreasi Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, biayanya apakah
terjangkau komunitas atau tidak.
2) Diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap
stressor yang ada. Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :
P ( problem atau masalah )
E ( etilogi atau penyebab)
S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)
3) Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit melalui
pemeriksaan tekanan darah
21
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat
bagi yang berisiko
e. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat
untuk memperbaiki lingkungan apabila menjadi penyebab stressor
f. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan.
4) Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat
melaksanakan peningkatan kesehatan
c. Mendidik keluarga tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
d. Sebagai advokat yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
keluarga.
5) Evaluasi dan penilaian
a. Menilai respons verbal dan nonverbal keluarga setelah dilakukan
intervensi
b. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
3.2 Pembahasan
Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki
karakteristik yang kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya
tidak bisa dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan
terhadap kehamilan yang telah ditunggu-tunggu(kehilangan intrapersonal), atau
barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai
harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal). Ketika kita akan menentukan tingkat
pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari
perasaa kehilanhan tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka
22
mengatasi mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut
mengenai kehilangan.
Setiap oragtua akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur
dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian telah membuktikan adanya perbedaan
respon berdasarkan jenser terhadap perasaan kehilangan pada masa perinatal, maka
respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akn sama
termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka
cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua. Selanjutnya,
faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka.
Setelah dilakukan pengkajian scara menyeluruh, selanjutnya tahapan
perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama.
Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdmpak secara khusus
pada aspek-aspek fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan perkembangan.
Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa
diterima oleh keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu
pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari
pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan
intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang
dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien,
misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. selanjutnya, perawat perlu
mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka.
3.3 Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan. Ilmu keperawatan adalah suatu
ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis,
psikologis, social dan spiritual. Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori
keperawatan yang digunakan, salah satunya adalah Betty Neuman yang
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral
23
yaitu klien, perawat, masalah kecemasanyang terjadi di rumah sakit dan proses
interpersonal.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara
bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Zakieh. 2017. Penerapan model sistem Betty Neuman dalam asuhan keperawatan
pasien/ klien dengan multiple sclerosis. Diakses pada tanggal 29 September 2017.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5565031/#!po=58.6538
Aziz Alimul Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba
Medika
Luthfa, Iskim. 2015. Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan
diabetes mellitus di desa margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut. Diakses
pada tanggal 25 September 2017.
https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2017/01/Keperawatan-Komunitas_-Vol-
3-No-1.27-32.pdf
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC
http://www.fik.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-keperawatan-
komunitas-betty-neumanartikel-4-2015-03-16.doc diakses pada tanggal 25
September 2017
(Buku Falsafah Dan Teori Keperawatan, n.d.; Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta, n.d.)
(Buku Falsafah Dan Teori Keperawatan, n.d.)
25
26