OLEH :
KELOMPOK III
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala karunia dan limpahan rahmatNya, sehingga tugas Makalah dengan
topik Grand Theories & Conceptual Models “Teory Betty Neuman” dapat
diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah “Konsep dan
Teori Model Keperawatan”. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kesalahan maupun kekurangan, namun penyusun
telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyempurnakan makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
semua pihak khususnya bagi mahasiswa Program Studi Magister Ilmu
Keperawatan.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu professional yang
dikenal melalui bidang keilmuan yang lebih spesifik dan nilai tentang
komitmen sosial dan sifat layanannya. Keperawatan lahir dengan
perpfektif unik yang didasarkan pada perkembangan filosofi, riwayat
masa lampau dan cakupan praktik keperawatan yang terus meluas.
Selain itu pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmu
keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan
diantara beberapa teori guna mengembangkan konseptual dari teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan
secara komprehensif.
Model konseptual diharapakan dapat menjadi kerangka berfikir
perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini
sebagai kerangka konsep dalam memebrikan asuhan keperawatan
dalam praktik keperawatan. Pengembangan teori keperawatan adalah
bagian yang perlu dikerjakan untuk memajukan disiplin ilmu
pengetahuan keperawatan. Teori keperawatan menunjukkan fenomena
yang menarik yang dikemukakan, mengikuti banyak pertimbangan,
sehingga logis, konsisten dan disesuaikan dengan penemuan empiris
dan didefinisikan secara operasional.
Menurut Tomey & Alligood (2010) terdapat empat tipe karya
teoritis keperawatan yaitu Nursing Philosophies, Nursing Conseptual
Models, Nursing Theories, dan Middle Range Nursing Theories. Tipe
teori pertama yaitu Filosofi Keperawatan yang merefleksikan
kepercayaan dan nilai serta mindset atau pandangan. Filosofi
keperawatan juga memiliki pernyataan yang luas dan berisi nilai-nilai dan
keyakinan yang mengusulkan ide-ide general tentang apa itu
keperawatan, apa perhatian/fokus keperawatan, dan bagaimana profesi
keperawatan menunjukkan kewajiban moral kepada masyarakat.
Tipe teori kedua yaitu Nursing Conseptual Models yang terdiri dari
karya-karya keperawatan yang disusun oleh teoris yang merupakan
pelopor dalam dunia keperawatan. Nursing Conseptual Models lebih
komprehensif dan menggambarkan tentang konsep metaparadigma
meliputi manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Tipe teori
ketiga yaitu Nursing Theories yang didapat dari filosofi keperawatan,
model konseptual, teori keperawatan yang masih abstrak, atau dari
karya disiplin ilmu lain. Teori lebih spesifik dan dapat dijadikan pedoman
dalam praktik keperawatan (Alligood, 2017).
Tipe teori keempat yaitu Middle Range Nursing Theories yang
merupakan tipe teoritis yang memiliki fokus spesifik yang lebih lengkap
dan lebih konkrit daripada nursing theory pada level abstraksi. Middle
Range Theories lebih tepat dalam menjawab pertanyaan seputar praktik
keperawatan karena lebih spesifik dalam membahas pasien, keluarga
pasien, dan lingkungan pasien. Keempat karya teori tersebut sangatlah
penting untuk dipelajari dan dipahami oleh perawat sehingga dapat
dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan yang
optimal kepada klien. Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan
memaparkan gambaran terhadap teori keperawatan yaitu Nursing
Conseptual Models dari Betty Neuman serta pengapilkasian dalam
kasus keperawatan (Alligood, 2017).
B. Tujuan
1. Untuk memahami model konsep dan teori keperawatan “teori Betty
Neuman”
2. Untuk mendesain aplikasi teori Betty Neuman untuk mendekati
kasus/masalah keperawatan dalam asuhan keperawatan
menggunakan proses keperawatan
3. Untuk menganalisa teori/model konseptual teory Betty Neuman
keperawatan yang dirancang dalam situasi praktik keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rekonstitusi :
.
BAB III
APLIKASI KASUS
A. Gambaran Kasus
B. Pengkajian
Pada kasus ini menembus garis pertahanan fleksibel dan garis
pertahanan normal, yaitu:
1. Garis pertahanan fleksibel
a. Hilangnya harapan Ny. S terhadap penyakitnya, karena suami
dan Ny. S masih ingin memilki anak.
b. Ny. S merasakan cemas dengan kondisinya saat ini.
2. Garis pertahanan normal
Ny. S merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak
sesuai harapan mereka untuk memperoleh keturunan (kehilangan
ekstrapersonal).
3. Garis pertahan resisten
Adanya reaksi klien dan suami yang mencari bantuan dalam
mengatasi penyakit Ny.S (reaksi simpatomologi, yaitu reaksi untuk
mengatasi gejala yang ada).
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan pada vesika urinaria
2. Infeksi berhubungan dengan keluarnya keputihan yang berlebihan
3. Cemas berhubungan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan
D. Intervensi Keperawatan
Dalam hal ini intervensi yang diberikan pada Ny. S dan suaminya
termasuk pencegahan sekunder, yaitu intervensi yang dilakukan setelah
klien bereaksi terhadap stressor dan intervensi ini berfokus pada
penguatan garis resistensi untuk melindungi struktur dasar.
Jika pencegahan sekunder tidak berhasil, maka stressor yang
dialami Ny. S dapat menembus struktur dasar, maka faktor-faktor yang
ada dalam struktur dasar seperti faktor kekuatan dan kelemahan dan
faktor genetik termasuk variabel fisiologis, psikologis, sosial dan kultural
serta variabel perkembangan harus mendukung ke arah rekonstitusi.
E. Pembahasan Kasus Betty Neuman pada Kasus
Berdasarkan kasus yang dialami oleh Ny. S, jika diaplikasikan ke
dalam model sistem Betty Neuman, maka Ny. S mengalami stressor
yaitu perasaan duka cita yang memiliki karakteristik yang kompleks. Ny.
S merasa kehilangan karena dengan operasi pengangkatan Rahim Ny S
dan Suami sudah tidak bisa memiliki anak lagi atau hilangnya harapan
terhadap kehamilan yang telah ditunggu-tunggu (kehilangan
intrapersonal), atau merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya
karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal). Dalam
hal ini, stressor yang dialami Ny. S telah menembus garis pertahanan
fleksibel dan garis pertahanan normal, sehingga garis pertahanan
resistensi teraktivasi. Hal ini dapat ditunjukkan dari reaksi klien dan
suami yang mencari bantuan untuk mengatasi penyakit yang terjadi pada
Ny. S (reaksi simpatomologi, yaitu reaksi untuk mengatasi gejala yang
ada).
Intervensi keperawatan : ketika seorang perawat akan menentukan
tingkat pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita juga harus
mengkaji dampak dari perasaan kehilangan tersebut pada kehidupan
mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi kesedihannya, atau nilai-
nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan. Dalam hal ini
intervensi yang diberikan pada Ny. S dan suaminya termasuk
pencegahan sekunder, yaitu intervensi yang dilakukan setelah klien
bereaksi terhadap stressor dan intervensi ini berfokus pada penguatan
garis resistensi untuk melindungi struktur dasar. Jika pencegahan
sekunder tidak berhasil, maka stressor yang dialami Ny. S dapat
menembus struktur dasar. Untuk mempertahankan struktur dasar, maka
faktor-faktor yang ada dalam struktur dasar seperti faktor kekuatan dan
kelemahan dan faktor genetik termasuk variabel fisiologis, psikologis,
social dan kultural serta variabel perkembangan harus mendukung ke
arah rekonstitusi.
Untuk pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan
intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting
yang perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan
dukungan positif? Apakah sistem pendukung secara kultural dapat
diterima oleh pasangan tersebut? Setiap orang tua akan memberikan
reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya.
Hal ini dapat dilihat dari respon terhadap pengalaman duka cita bagi
masing-masing orang yang tidak sama termasuk rentang waktu
pemulihannya pun berbeda.
Setelah dilakukan secara menyeluruh, selanjutnya tahapan
perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang
sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan
berdampak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis, psikologis, sosial
budaya dan spiritual serta perkembangan. Intervensi terhadap gangguan
fisiologis yang dapat menghalangi proses rekonstruksi dapat juga
diberikan tergantung kondisi klien misalnya perubahan pola tidur, nutrisi
dan lain sebagainya. Selanjutnya perawat perlu mempertimbangkan
aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang
sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda
dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.
Analisis Kekutan dan kelemahan
1. Kekuatan
a. Model Sistem Betty Neuman mengemukakan tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik dan sistem
terbuka yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya secara
dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap
stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.
b. Kliennya bias meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas
atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh
berbagai disiplin keilmuan.
c. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress dengan tujuan untuk mencapai stabilitas sistem
secara optimal.
d. Betty Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam
suatu diagram lingkaran konsentris yang cukup jelas dan mudah
dimengerti, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual, basic struktur/central
core dan energy resources, line of resistance, normal line of
defence, fixable line of defence, stressor, prevention/pencegahan
primer, sekunder, tertier, serta reconstitution.
e. Model Neuman lebih fleksibel biasa digunakan pada area
keperawatan, pendidikan, dan pelatihan keperawatan.
2. Kelemahan
a. Model Neuman dapat digunakan oleh semua profesi, sehingga
untuk profesi keperawatan kurang spesifik
b. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan
ekstrapersonal masih dirasa belum ada perbedaan yang jelas
sehingga masih terdapat ketimpangan diantara keduanya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model sistem Neuman diperoleh dari sistem teori yang umum. Teori
ini berfokus pada klien sebagai sistem (individu, keluarga, kelompok,
masyarakat) dan pada respon klien terhadap stressor. Sistem klien meliputi
5 variabel (fisiologi, psikologi, sosiokultural, developmental, spiritual) dan
dikonsep secara lebih mendalam (sumber dasar energi) dikelilingi oleh
lingkaran konsentris yang meliputi garis kekebalan, garis pertahanan, dan
garis pertahanan fleksibel . Lima variabel tersebut dipertimbangkan setiap
bagiannya sebagai lingkaran konsentris. Ketegangan merupakan tekanan
yang dapat merangsang baik intrapersonal, interpersonal, atau
ekstrapersonal.
Alligood, M. . (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka (8th Indone;
A. Y. . Hamid & K. Ibrahim, eds.). Elsevier Singapora PTe Ltd.
Neuman, B. (2002). The Neuman system model (Edisi 4 (h). Upper Saddle
River, NJ: Prentice-Hall.