Ns. M. Shodikin.M.Kep,Sp.Kep,MB,CWCS
1
DEFINISI FRAKTUR
Putusnya hubungan kesinambungan/
diskontinuitas tulang dan atau tulang rawan.
2
Klasifikasi Fraktur
1. Hubungan dengan dunia luar
2. Garis patah
3. Jumlah garis patah
4. Arah garis patah
5. Lokasi patah
6. Dislokasi patah
KLASIFIKASI
I. Berdasarkan hubungan dengan
dunia luar :
1.Fraktur 2. Fraktur
tertutup terbuka
4
Klasifikasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)
I. Luka < 1 cm
II. Luka 1 – 10 cm
III. Luka > 10 cm
A. Soft tissue coverage
B. Bone exposed
C. Neurovascular injury
5
Klasifkasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)
6
KLASIFIKASI
II. Berdasarkan
garis patah
1.Komplit 2.Inkomplit
7
KLASIFIKASI
III. Jumlah garis patah
P 1/3 MID/TENGAH
A
N
J 1/3 DISTAL
A
N
G
T
1/3 MEDIAL 1/3 LATERAL
U
L
A
N
G
M 1/3 MID
E
L
I
N
T
A
N
G
T
U
L
A
N
G
M
E
L
I
N
T
A
N
G
KLASIFIKASI
VI. Dislokasi Fragmen
Un-displaced
Fragmen tlg searah (ad latus)
Displaced
Fragmen tlg membentuk sudut (ad axim)
Fragmen distal menjauh (ad periferum)
14
Un-Displaced
Displaced
ETIOLOGI FRAKTUR
1. TRAUMA
Akibat dari trauma berat dengan gaya
tembus , bending , crushing , twisting dan
tarikan.
2 jenis gaya langsung dan tak langsung
19
Fase penyembuhan tulang
1. Kerusakan jaringan dan terjadi hematoma
2. Inflamasi dan dan proliferasi selular
3. Pembentukan kallus
4. Konsolidasi dan Remodelling
Umumnya penyembuhan fraktur dengan
pembentukan kallus eksternal (indirect )
20
Stadium Penyembuhan
Fraktur
21
Faktor2 yang mempengaruhi
penyembuhan tulang
Penyembuhan fraktur tergantung dari :
22
Time table
Upper limb Lower limb
23
Pemeriksaan penunjang
Xray
Tomography
CT- scan
MRI
Radioisotope scanning
24
RADIOLOGI
Rule of 2 :
2 proyeksi
2 sendi
2 ekstremitas
2 waktu
25
PRINSIP PENANGANAN
FRAKTUR
26
Reposisi
Cara mengembalikan kedudukan tulang
1. Manual
Traksi Manual
Manual
2. Traksi
3. Operatif
27
Reposisi tertutup(Closed
reduction)
Bagian distal ditarik sesuai sumbu panjang
ekstremitas/tulang
Jika fragmen patah telah berhasil dilewati/
dilonggarkan , maka masing 2 fragmen
akan tereposisi dg sendirinya
Alignment dinilai dari berbagi posisi ( A-P ,
lateral )
28
Reposisi
Keberhasilan dinilai dari :
Alignment
Contact > 50 %
Rotation (-)
Discrepancy (-)
Sudut < 15 °
29
Immobilisasi
(mempertahankan reposisi)
1. Fiksasi eksterna
Gips
Traksi
2. Fiksasi interna (ORIF)
- K-nail
- Plate + Screw
- DLL
indikasi ORIF
Fraktur , dimana tanpa operasi tidak dapat dicapai
reposisi
Fraktur dg posisi unstable , cenderung
redisplacement pasca reposisi (antebrachi)
Fargmen farktur sulit union dan perlu waktu lama
(collum femur )
fraktur Pathologis
Fraktur Multiple
Fraktur pada pasien yang memerlukan
kemudahan perawatan (paraplegics, multiple
injuries dan orangtua)
32
Komplikasi ORIF
INFEKSI
NON – UNION
PATAH PLATE / SCREW
;IMPLANT FAILURE
REFRACTURE
33
3. Fiksasi eksterna (OREF)
Indikasi OREF (open
reduction external fixation)
Fraktur dg kerusakan jaringan lunak luas
Fraktur dg kerusakan saraf tepi atau pembuluh
darah
Fraktur kominutif berat dan sangat unstable
Fraktur pelvis
Fraktur disertai infeksi berat
35
Komplikasi OREF
Overdistraksi
Osteoporosis , akibat gaya beban tidak lewat
tulang tetapi dialihkan ke Ext Fix , 6 – 8 minggu
harus dicabut atau konversi dg ORIF
Pin tract infection
36
Fraktur terbuka (OPEN
FRACTURE)
EMERGENCY
GOLDEN PERIOD : 6 – 8 jam
37
OPEN FRACTURE;
assesment
Sirkulasi ke distal intact ?
Saraf perifer intact ?
Kulit sekitar luka sehat atau rusak ?
Apakh ada hubungan fraktur dengan luka ? Ingat
periksa darah keluar dari luka !!!!!
38
Fraktur
Terbuka
Perbaiki KU
Debridement, kultur/resistensi
ATS-Toxoid, Antibiotik
Tutup luka dengan kasa bersih
Reposisi
Imobilisasi
39
ANTIBACTERIAL
Antibiotics :
Kombinasi ampicilline and cloxacillin, 6 jam
, jika luka kotor tambahkan gentamycin or
metronidazole for 4-5 do
Profikasis Tetanus
40
Komplikasi fraktur
General complication
Shock
Crush syndrome
Thrombosis vena emboli paru
Tetanus
Gas gangrene
Emboli lemak
41
Komplikasi lokal (tulang dan
sekitar)
Infeksi
Delayed union dan non union
Malunion
Gangguan pertumbuhan
Avascular necrosis
42
Komplikasi jaringan lunak
Trauma Vascular
Compartement syndrome
(Volkmann”s ischaemia)
Trauma saraf perifer
Trauma pembuluh darah
Myositis osificans
43
Komplikasi pada sendi
Joint stiffness (kaku )
Osteoarthritis
Sudeck’s atrophy
44
45