Anda di halaman 1dari 17

“PHILOSOPICAL THEORY

KATTIE ERICKSON : TEORHY OF CARITATIVE CARING”

Disusun oleh :
KELOMPOK VI

ABDUL HARIS P4200212404


ANDI BUDIYANTO ADI PUTRA P4200212017
ASRUL PARAWANSYAH P4200212019
HAMZAH P4200212415
IRMAYANTI P4200212002
LORANTINA A P4200212022
MULIANA P4200212013

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli

keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk

memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam

mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi dan

apa yang harus dia lakukan.

Teori-teori keperawatan seperti teori filosofi juga digunakan dalam praktik,

penelitian dan proses belajar-mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu

diperkenalkan, dikaji dan dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan.

Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun

empiris terhadap teori-teori keperawatan yang ada sehingga perawat dapat memahami

dan mengaplikasikan teori-teori tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan

kepada klien sesuai keadaannya.

Salah satu teori filosofi keperawatan yang ada adalah teori filosofi

keperawatan yang dikembangkan oleh Kattie Erickson yang lebih dikenal dengan teori

“Theory of Caritative Caring”. Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci

perkembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki

tujuan yang ingin dicapai diantaranya memberikan dasar dari asumsi dan filosofi

keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan

dapat terus bertambah dan berkembang.


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami teori filosofi keperawatan “Caritative caring” dari
Kattie Erickson
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji latar belakang pengembangan teori “Caritative caring” dari Kattie
Erickson
b. Menjelaskan asumsi utama dari teori “Caritative caring” dari Kattie Erickson
c. Mengetahui pandangan Kattie Erickson tentang teorinya dilihat dari perspektif
paradigma keperawatan
d. Mengetahui pandangan teori Martinsen, Watson dan Leininger tentang teori
caring
e. Menjelaskan penerapan, kekuatan dan kekurangan dari teori “Caritative
caring” dari Kattie Erickson
f. Memberikan contoh aplikasi penerapan teori “Caritative caring” dari Kattie
Erickson

C. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORI


A. Latar Belakang Pengembangan Teori Kattie Erickson

B. Asumsi utama dari teori Kattie Erickson

C. Pandangan Kattie Erickson tentang teori cariative caring dari

perspektif paradigma keperawatan

D. Pandangan teori lain tentang teori caring

E. Penerapan, kekuatan dan kekuarangan teori Kattie Erickson


F. Aplikasi penerapan teori Kattie Erickson

BAB III : PENUTUP


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Latar belakang pengembangan teori Kattie Erickson

Katie Eriksson dilahirkan di Finlandia pada tahun 1943 dan dilatih sebagai

perawat di Sekolah Swedia Helsinki Keperawatan pada tahun 1965. Selama

bertahun-tahun, Eriksson bekerja dalam penelitian dan pengajaran. Pada saat yang

sama, dia masih dilatih antara lain dalam Perawatan Kesehatan Masyarakat pada

tahun 1967. Eriksson adalah guru keperawatan pada tahun 1970 dan gelar master

di bidang filsafat pada tahun 1974.

Pada awal 1970-an, Eriksson model proses keperawatan terinspirasi oleh

teori keperawatan Amerika (Vårdprocessen 1979). Model ini dikembangkan untuk

sebuah teori yang sebenarnya di gelar doktor dalam pedagogi, yang ia bela pada

tahun 1982.

Pada tahun 1984, Eriksson adalah dosen pertama di wilayah Nordic,

ditunjuk dari Caring Science. Sejak 1992 Erickson dinobatkan sebagai Profesor

dari Caring Science di Abo Akademi University dan pada tahun 1996 bertanggung

jawab untuk penelitian dan pengembangan dalam Caring Science di Helsinki

University Central Hospital.

Eriksson melalui tulisan yang luas memiliki berbagai sumber inspirasi

termasuk filsuf dan teolog. Dia telah terlibat dalam beberapa bidang keperawatan,

seperti proses keperawatan, perawatan, kesehatan, penyakit dan bukti.

Eriksson melihat dengan hati-hati pada konsep ontologis, di mana caritas

(amal) adalah motif dasar pada perawatan dan ilmu keperawatan. Eriksson dikenal
dalam menentukan perawatan sebagai: untuk merawat dan memelihara, belajar

dan bermain dalam semangat iman, pengharapan dan kasih.

Eriksson melihat kesehatan sebagai proses, yang terintegrasi dan dinamis.

Pemahamannya tentang konsep kesehatan yang mencakup kesehatan dan

penyakit, sebagaimana dinilai dari karakter baik obyektif dan subyektif, yang ia

telah menghasilkan salib kesehatan.

Dalam The Trojan Horse (1999) menulis Eriksson juga tentang

keperawatan berbasis bukti. Tulisan Eriksson luas dan terdiri dari seperti laporan

penelitian, artikel dan beberapa buku, di antaranya dua dijabarkan ke Denmark

(Tomey A.M. & Alligood, M.R; 2006).

Teori Katie Eriksson berfokus pada pemberian askep pada pasien dengan

mengacu pada penyelesaian masalah. Fokus teori Katie Eriksson, dikenal dengan

‘caritative caring’, yang meliputi ‘caritas’ dan ‘caring communion’. Yakni

sebagai berikut :

a. Caritas

Mengandung makna cinta dan kemurahan hati, merupakan motif dasar dari

ilmu caring, yang berkeyakinan, harapan, dan cinta dicapai dengan perantaraan

caring melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan dan pembelajaran.

b. Caring Communion

Mengandung konteks pengertian dari caring dan menjadi struktur yang

menentukan realitas caring, yang terdiri dari intensitas dan vitalitas, yaitu

kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan, kejujuran dan toleransi.

Caring communion dalam arti adalah apa yang menyatukan dan mengikat

indidvidu/manusia tersebut sehingga membuat caring itu berarti


c. Etika caritative caring

Etika ini menitikberatkan pada hubungan dasar antara pasien dan

perawat dimana pada saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-batasan

etika yang jelas. Sikap yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan-

pendekatan yaitu tanpa ada prasangka dan tetap melihat manusia sebagai

makhluk yang bermartabat.

d. Martabat

Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan martabat pasien,

dimana terdapat dua jenis martabat, martabat yang mutlak dan martabat

relative. Martabat yang relative dipengaruhi dari budaya

e. Menerima panggilan/undangan/invitasi

Perawat datang mengunjungi pasien dan memberikan tindakan perawatan

atas permintaan dari pasien/keluarga senidiri, dalam hal ini, perawat berusaha

memberikan yang terbaik dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia.

f. Penderitaan/ the suffering of human being

- Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan dan

kehidupan

- Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit dimana pasien

mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut

- Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan dimana pasien kadang

mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan,, kurang

dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas,

adanya kesalahan tindakan dan terapi latihan yang menyiksa

g. Penderitaan Manusia
Keadaan yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami sakit dimana

saat itu ia memikul penderitaan.

h. Rekonsiliasi

Merupakan suatu bentuk drama dari penderitaan dimana seseorang yang

menderita ingin memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi

kesempatan mencapai kedamaian/rekonsiliasi.

i. Budaya Caring

Budaya caring meruapakan konsep dimana Eriksson menggunakan

lingkungan berdasar faedah elemen budaya sebagai tradisi, ritual dan nilai

dasar. Budaya yang berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos. Bila suatu

communion muncul berdasarkan etos, budaya akan menjadi lebih menarik,

Budaya caring menunjukkan sikap tanggap terhadap manusia, martabat dan

kesuciannya dalam membentuk tujuan communion (Mutalib, 2008; Paula

dkk,2009)

B. Asumsi utama dari teori Kattie Erickson

Adapun asumsi-asumsi utama dari Eriksson adalah sebagai berikut :

1) Manusia pada dasarnya merupakan suatu entitas yang terdiri dari tubuh, jiwa

dan spirit

2) Manusia pada dasarnya memiliki sisi religi

3) Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mulia

4) Kemuliaan manusia ini diwujudkan dengan melayaninya dengan cinta dan

menghormati kepentingan orang lain.


5) Communion merupakan dasar untuk semua segi kemanusiaan. Manusia pada

dasarnya saling berhubungan baik secara abstrak maupun nyata dengan

komunitas lainnya

6) Caring merupakan sesuatu yang alami yang merupakan panggilan untuk

melayani dengan cinta.

7) Sehat dan sakit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan.

8) Kesehatan lebih dari ketidakadaan penyakit. Sehat meliputi segala hal dan

menyeluruh

9) Manusia hidup dalam realitas yang identik dengan misteri, ketidak terbatasan

dan kompleks

10) Etos menggabung berbagai arti dalam konteks caring

11) Motif dasar dari caring adalah motif Caritas

12) Kategori dasar dari caring merupakan penderitaan

13) Caring communion membentuk konteks arti dari caring dan diwujudkan

dengan cinta, tanggung jawab dan pengorbanan yang dikenal dengan etik

caritative

14) Sehat berarti pergerakan menuju kesempurnaan dengan daya tahan tahan

yang kompetibel

15) Caring bertujuan mengurangi penderitaan dalam kemurahan hati,cinta,

kejujuran,dan harapan. Dasar dari caring diekspresikan melalui pembelajaran

dalam hubungan antara manusia (Basford,2006; Mutalib,2008)


C. Pandangan Kattie Erickson tentang teori cariative caring dari perspektif

paradigma keperawatan

Menurut Kattie Erickson teorinya dapat digunakan dalam konteks

pemberian asuhan keperawatan pada klien karena lebih mengacu pada

penyelesaian masalah klien dan keluarga yaitu caring bertujuan mengurangi

penderitaan dalam kemurahan hati, cinta, kejujuran,dan harapan. Dasar dari caring

diekspresikan melalui pembelajaran dalam hubungan antara manusia.

Manusia

Manusia pada dasarnya merupakan suatu entitas yang terdiri dari tubuh, jiwa

dan spirit. Manusia pada dasarnya memiliki sisi religi. Manusia pada dasarnya

adalah makhluk yang mulia. Kemuliaan manusia ini diwujudkan dengan

melayaninya dengan cinta dan menghormati kepentingan orang lain.

Keperawatan

Caring merupakan sesuatu yang alami yang merupakan panggilan untuk

melayani dengan cinta. Etos menggabung berbagai arti dalam konteks caring.

Motif dasar dari caring adalah motif Caritas. Kategori dasar dari caring merupakan

penderitaan. Caring communion membentuk konteks arti dari caring dan

diwujudkan dengan cinta, tanggung jawab dan pengorbanan yang dikenal dengan

etik caritative. Caring bertujuan mengurangi penderitaan dalam kemurahan

hati,cinta, kejujuran,dan harapan. Dasar dari caring diekspresikan melalui

pembelajaran dalam hubungan antara manusia


Kesehatan

Sehat dan sakit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan.

Kesehatan lebih dari ketidakadaan penyakit. Sehat meliputi segala hal dan

menyeluruh. Sehat berarti pergerakan menuju kesempurnaan dengan daya tahan

tahan yang kompetibel.

Lingkungan

Manusia pada dasarnya saling berhubungan baik secara abstrak maupun

nyata dengan komunitas lainnya. Manusia hidup dalam realitas yang identik

dengan misteri, ketidak terbatasan dan kompleks

D. Pandangan teori lain tentang teori caring

Kari Marie Martinsen ( Philosophical Caring)

Asumsi dasar philosophical caring termasuk dalam hal

praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan

keperawatan, merawat dan peduli pada oranglain. Hal yang harus

diperhatikan ketika melakuka n caring ke pasien yaitu :

caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan moral. Caring dapat dipraktikkan

dalam kasus nyata dimana caring melibatkan setidaknya dua orang atau lebih yang

saling berinteraksi. Caring yang berkaitan dengan moral dapat diartikan sebagai

situasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan didasarkan pada evaluasi tindakan

keperawatan (Mutalib, 2008).

Jean Watson (Philosopy And Science Of Caring)

Caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien

secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya

(Watson,1985). Carative factor menurut Watson adalah mencoba menghargai


dimensi manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari

orang yang kita rawat. Hal ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam

menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan

upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya

berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”. Watson

kemudian memperkenalkan “clinical caritas process”(CCP),untuk menempatkan

carative factor nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti

memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi clinical caritas process adalah suatu

praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran,dan cinta (Kirkevold, M,

2000).

Madeleine Leininger (Culture Care)

Leininger menjelaskan bahwa ”Caring”,mengacu kepada suatu tindakan

dan aktivitas yang ditujukan secara langsung dalam pemberian bantuan, dukungan,

atau memungkinkan individu lain dan kelompok didalam memenuhi

kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam

menghadapi kematian. Klien dari kebudayaan yang berbeda dapat

mengidentifikasi nilai caring dan non caring mereka serta keyakinan terhadap

ethnonursing. Perbedaan utama antara nilai perawatan tradisional dengan

perawatan profesional, merupakan tanda dari konflik budaya antara pemberi

pelayanan kesehatan profesional dan klien. Praktek dan tindakan caring yang

diterapkan dengan menggunakan teknologi berbeda secara kultural dan memiliki

perbedaan terhadap hasil dalam pencapaian kesehatan dan kesejahteraan klien.3

konsep utama dari Leininger yaitu “care, caring, cultural values, variation”
dimana hal tersebut sesuai dengan teori konsep caritativ dari Erikson

(Tomey,2006).

E. Penerapan, kekuatan dan kekuarangan teori Kattie Erickson

Teori ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi,di semua

disiplin ilmu keperawatan. Mulai dari keperawatan kritis, keperawatan jiwa

sampai dengan keperawatan komunitas.

Kekuatan dari teori ini adalah telah dibuktikan melalui berbagai bukti studi

empiris dimana idenya telah diuji pada 2 studi komprehensif antara 2 rumah sakit

dihelsinki dan usyima pada 7 unit keperawatan dirumah sakit tersebut. Validitas

dari teori ini telah di uji disetasi doctoral mulai dari 1995 – 2004.

Kekurangan dari teori ini yaitu kurang mengkaji lebih dalam khususnya

tentang aspek-aspek mendasar dari kebutuhan manusia dan aspek-aspek dalam

hubungan interpersonal manusia.

F. Aplikasi penerapan teori Kattie Erickson

Teori Caritative Caring dapat diterapakan pada klien yang di rawat di

rumah atau di Rumah Sakit. Aplikasi tindakan Invitation berarti

undangan/permintaan, dimana pasien atau keluarga sendiri yang

mengundang/meminta perawat untuk memberikan perawatan; aplikasi tindakan

caritas yaitu cara perawat berkomunikasi dan bersikap mencerminkan

keramahan dan kemurahan hati serta perhatian mereka kepada kliennya; dan

aplikasi tindakan caring communion yaitu adanya kehangatan, ketenangan,


ketanggapan serta keakraban yang membuat caring itu menjadi berarti. Selain itu,

saat berkomunikasi dengan pasien, perawat menunjukkan etika caring yang begitu

menghargai pasien dan melakukan pendekatan-pendekatan tanpa adanya

prasangka-prasangka yang buruk terhadap keluarga klien.

Contoh pada klien Tn.A berumur 76 tahun pensiunan. Sejak seminggu

terakhir ini dirawat sendiri oleh keluarganya setelah sebulan dirawat di RS Indah.

Tn. A masih mengeluh lemah separuh badan, kadang-kadang sesak napas. Tn.A

sering marah – marah sendiri karena merasa keluarganya tidak mengupayakan

kesembuhannya, di lain pihak anak dan cucunya merasa sudah memperhatikannya.

Di rumahnya, Tn. A hanya tinggal bersama anaknya An B.

Penerapan teori Caritative caring:

Invitation :

An B menelpon perawat C yang pernah merawat Tn A di RS Indah untuk

datang kerumahnya dan perawat memenuhi permintaan tersebut.

Caritas & Caring Communion:

Pada saat tiba di rumah Tn A, perawat C menanyakan masalah yang terjadi

pada Tn A kepada An B dan memvalidasi perasaan An B atas sikap ayahnya dan

bersama-sama mencari solusi yang terbaik buat Tn A.

Perawat C mendatangi Tn A dengan melakukan bina hubungan saling

percaya (BHSP) yaitu mengucapkan salam, menanyakan kepada Tn A apakah ia

masih mengingatnya, memvalidasi perasaan Tn A dengan tetap mempertahankan

komunikasi terapeutik, memberi kesempatan pada Tn A mengungkapkan masalah

yang terjadi pada dirinya tanpa menyanggahnya, memberi kesempatan pada Tn A

untuk mengungkapkan solusi agar dirinya tidak marah-marah, menjelaskan dan


mempraktekkan cara-cara untuk mengatasi marah bersama Tn A. Setelah semua

intervensi dilakukan, perawat C memvalidasi kembali perasaan Tn A dan

memanggil An B untuk berdiskusi bersama tentang penyebab mengapa Tn A

marah-marah serta solusinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori filosofi keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu

model konsep dalam keperawatan

2. Teori filosofi keperawatan menurut Kattie Erickson adalah teori Caritative

Caring yang meliputi ‘caritas’ dan ‘caring communion’

3. Teori Katie Eriksson berfokus pada pemberian askep pada pasien dengan

mengacu pada penyelesaian masalah.

4. Teori dari Martinsen, Watson dan Leininger sesuai dengan teori Caritative

caring dari kattie Erickson

5. Teori ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi,di semua disiplin

ilmu keperawatan khusunya keperawatan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn& Slevin,Oliver, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, Jakarta :EGC

Kirkevold, M, 2000, Sygeplejeteorier – analyse og evaluerin: Erickson-Watson,


sygeplejeteori http://www.sygeplejeteori.dk/Eriksson/index.html di akses pada
tanggal 27 September 2012

Mutalib, Abdul, 2008, Perilaku Caring pada Perawat, UNIMUS,


http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7373 di akses pada tanggal 27
September 2012

Paula, Christensen J & Kenny, Janet W, 2009, Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual,Jakarta:EGC

Tomey, Ann Marriner & Alligood, Martha Raile, 2006, Nursing Theorists and Their
Work Sixth Edition, Mosby :Elsever

Anda mungkin juga menyukai