Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN MEDELEINE M. LEININGER

OLEH :
INDAH KUMALA SARI
JUMRIANI
KHAERUNNISA
NUR AFNI ASWAR
NURLAILA
HASRIATI
HELMI M DG TAPALA
AYUN POLIMENGO

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI PROFESI NERS
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Teori Keperawatan Medeleine
Leinenger.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Makassar, 30 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Medeleine Leinenger .......................................................................................
B. Aplikasi Model Konsep dan Teori Keperawatan ...........................................................
C. Faktor Komponen Teori ................................................................................................
D. Rencana Tindakan Keperawatan ...................................................................................
E. Konsep Utama dan Definisi Teori Leininger .................................................................
F. Hubungan Model dengan Pradigma Keperawatan .........................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi, pengetahuan tentang keperawatan sangat penting. Terutamameliputi
pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan
ini, perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal,
psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga
pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan ketrampilan keperawatan tertentu.
Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat
keputusan.
Yang melatar belakangi pembuatan makalah ini yaitu sebagai tenaga perawat, kita harus
mengetahui model-model keperawatan atau tokoh- tokoh dalam keperawatan yang dimana
setiap pendapat dari para tokoh atau model bebeda-beda yang dapat kita pergunakan dalam
member asuhan kepada pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi madeleine leininger ?
2. Bagaimana aplikasi model konsep dan teori keperawatan ?
3. Bagaimana faktor komponen teori ?
4. Bagaimana rencana tindakan keperawatan (intervensi) ?
5. Bagaimana konsep utama dan definisi teori leininger ?
6. Bagaimana hubungan model dengan paradigma keperawatan ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang Biografi MADELEINE LEININGER
2. Menjelaskan tentang Aplikasi model konsep dan teori keperawatan
3. Menjelaskan tentang Faktor komponen teori
4. Menjelaskan tentang Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)
5. Menjelaskan tentang Konsep utama dan definisi teori Leininger
6. Menjelaskan tentang Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Madeleine Leininger


Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup
dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari.
Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil
program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia
menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan,
dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang
perawatan. Tahun 1948, menyelesaikan diploma keperawatan.
Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora
dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program
pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska.
Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of
America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa
pertama di Amerika.
Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca
sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik, di
sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia.
Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencaripenyelesaian
masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak
dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of
Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia
keperawatan.
Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.
Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka
program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
a. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c. Gershenson’s Research Fellowship Award.
Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California
State University.
Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya
tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah
“culturally congruent care’sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku
keanekaragaman budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode
Ethnonursing dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama
suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatn transkultural.
Sepanjang karirnya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori keperawatan mulai
mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural dan telah mendirikan organisasi
organisasi professional termasuk perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974,
asosiasi perawatan manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai
presiden secara penuh pertama dariAmerican Association of Colleges of Nursing.
Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing pada
tahun 1989-1995. Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime
Achievement Award untuk kualitatif metodologi.
Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis,
pengembang teori, penelitidan pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan
tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat
sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan penelitian.
Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan
software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural,
perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan
kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan.

B. Aplikasi model konsep dan teori keperawatan


1. Konsep awal
a) Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan
untuk keperawatan.
b) Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur
dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit,
kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic
body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam
keperawatan.
c) Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
d) Culture care adalah teori yang holistik karena meletakkan didalamnya ukuran dari
totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur,
pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta
sistem professional.
2. Proses asuhan keperawatan secara teoritis
Proses asuhan keperawatan dengan pendekatan teori keperawatan transkultural adalah
sebagai berikut:
a) Pengkajian (assessment)
Sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga,
kolompok, komunitas, lembaga) perawat terlebih dulu mempunyai pengetahuan
mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan budaya serta struktur
sosial yang berkembang di perbagai belahan dunia (secara global) maupun
masyarakat dalam lingkup yang sempit. Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut
dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu : teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor
sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi
dan pendidikan.

C. Faktor komponen teori


1. Faktor Teknologi (Technological Factors)
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu untuk memilih atau
mendapat penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan
dengan pemanfatan teknologi kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi
individu tentang persepsi sehat sakit, kebiasaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini
2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup (Religous and Philosofical Factors)
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk
menempatkan kebenarannya di atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor
agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa,
mempunyai konsep diri yang utuh.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama
panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga.
4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap
baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya
hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri,
kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang
dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.
6. Faktor ekonomi (Economical Faktor)
Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya
dimanfaatkan klien antara lain asuransi, biaya kantor, tabungan. Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan.
7. Faktor pendidikan (Educational Factor)
Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan individu, maka
keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
8. Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis
pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.

D. Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)


Peran perawat pada transkultural nursing teori ini adalah menjembatani antara system
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system perawatan professional melalui
asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat digambarkan oleh Leininger seperti dibawah
ini:
1. Sistem generik atau transkultural
2. Asuhan keperawatan
3. Sistem profesional
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana kelompok,
keluarga, komunitas, lembaga) dengan mempertimbangkan generic carring dan professional
carring.
4. Tindakan keperawatan (Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap memperhatikan 3 prinsip
askep, yaitu :
a) Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang di inginkan.
b) Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang
merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan
kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
c) Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi
kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik.
5. Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry health and well being yaitu
asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang
sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan bagi klien.
Dalam melaksanakan praktikkeperawatan yang bersifat humanis,perawat perlu
memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang
telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural,
melalui tiga strategi intervensi yaitumempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi
budaya.
E. Konsep utama dan definisi teori Leininger
1. “Care” mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun
perilaku kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki
kondisi maupun cara hidup manusia.
2. ”Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan secara langsung
dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu lain dan kelompok
didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau
dalam menghadapi kematian.
3. “Culture” Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai,
keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang memberikan
arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, dan tindakkan dalam pola
hidup.
4. “Culture Care” (Perawatan kultural) mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif
dan transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau
memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesjahteraan
mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk
memampukan manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.
5. “Cultural Care Diversity”(keragaman perawatan kultural) mengacu kepada variabel-
variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam
maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan,
dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
6. “Cultural care universality”(Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu
pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan,
pola-pola, nilai - nilai, gaya hidup atau symbol - simbol yang dimanifestasikan diantara
banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau
memperoleh suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy
universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang
signifikan.
7. Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan
untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu
maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar
mampu menghadapi rintangan dan kematian.
8. “World View” (Pandangan dunia)mengacu kepada cara pandang manusia dalam
memelihara dunia atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai
yang ditegakkan tentang hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
9. “Culture and Social Struktere Demensions” (Dimensi struktur sosial dan budaya)
mengacu pada suatu pola dinamis dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor
organisasi dari suatu bentuk kebudayaan yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik,
ekonomi, pendidikan, teknologi, nilai budaya dan faktor-faktor etnohistory serta
bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku
manusia dalam lingkungan yang berbeda.
10. Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi
sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
11.“Enviromental Contect, Languange & Etnohistory”mengacu kepada keseluruhan fakta-
fakta pada waktu yang lampau, kejadian- kejadian, dan pengalaman individu, kelompok,
kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan kepada manusia/masyarakat yang
menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu
bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.
12.“Generic Care System” Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada
pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan tradisonal yang diwariskan untuk
memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk individu lain,
kelompok maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki
cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi rintangan dan
situasi kematian.
13.“Profesional Sistem” perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal,
pembelajaran, transmisi perawatan profesional, kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan
dihubungkan dalam pengetahuan dan keterampilan praktek yang berlaku dalam institusi
profesional biasanya personil multi disiplin untuk melayani konsumen.
14.Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup
15.“Culture Care Preservation/maintenance”Mempertahankan perawatan kultural mengacu
kepada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan
profesional yang memungkinkan yang dapat menolong orang lain dalam suatu
kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai perawatan sehingga mereka dapat
memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau menghadapi rintangan
mapun kematian.
16.“Culture Care Acomodation/negotiation” tehnik negosiasi atau akomodasi perawatan
kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan
dan tindakan kreatifitas profesional yang memungkinkan yang menolong masyarakat
sesuai dengan adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain
untuk mencapai hasil kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan melalui petugas
perawatan yang professional
17.Culture Care Repattering/restructuringRestrukturisasi perawatan transkultural mengacu
pada seluruh bantuan, dukungan, fasilitas atau keputusan dan tindakan profesional yang
dapat menolong klien untuk mengubah atau memodifikasi cara hidup mereka agar lebih
baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih menguntungkan dengan menghargai
keyakinan dan nilai yang dimiliki klien sesuai dengan budayanya.
18.Culturally Congruent Care for Health, Well-being or DyingPerawatan kultural yang
konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk membantu, mendukung,
menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan yang dapat memperbaiki
kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan dan cara hidup yang
berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.

F. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan


1. Manusia
Menurut pendapat Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup, dan nilai serta
norma-norma dari berbagai budaya dan subkultur, individu memiliki opini dan pandangan
tentang sehat, sakit, asuhan, sembuh, ketergantungan, dan kemandirian yang berasal dari
budaya tersebut. Setiap manusia hidup di dalam dan dengan budayanya dan meneruskan
pengetahuan tersebut terhadap generasi berikutnya. Oleh karena itu, jika seseorang
memiliki atribut fisik dan psikologis, maka hal tersebut merupakan atribut sosial atau
secara lebih spesifik merupakan atribut budaya atau etnik dari individu.
2. Lingkungan
Menurut Leininger, lingkungan di tentukan oleh cara orang-orang atau kelompok atau
masyarakat tertentu memberi bentuk pada unsur lingkungan sosial mayoritas, ekonomi,
budaya dan fisik. Menurut pendapatnya, sistem layanan budaya juga merupakan faktor
lingkungan spesifik yang terdiri dari dua sub sistem :
a. Layanan kesehatan formal (Profesional) : semua layanan yang menjadi bagian dari
sistem layanan kesehatan regular, termasuk layanan medis, layanan keperawatan, dan
fisioterapi.
b. Layanan kesehatan informal, mencakup semua konsep dan ritual yang terlibat dalam
bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual dan kebiasaan etnik, pengobatan
alternative.
3. Sehat dan sakit
Menurut Leininger, ia menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep yang di tentukan
dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit berbeda-beda antar-budaya, oleh
sebab itu pengetahuan tentang budaya di perlukan agar mampu memahami makna yang
diberikan oleh kelompok budaya tertentu terhadap sehat dan sakit.
4. Keperawatan
Dalam deskripsinya tentang keperawatan yang ia sebutkan sebagai keperawatan
transkultural atau keperawatan etnik, Leininger menekankan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Keperawatan sebagai seni keterampilan dan humanistik
b. Keperawatan berpusat pada individu
c. Tujuan dari keperawatan adalah untuk mempertahankan kesejahteraan, dan
memberikan bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit, sambil
mempertimbangkan perbedaan budaya.
Menurut Leininger, perbedaan budaya dapat dipertimbangkan dengan cara :
a. Preservasi Asuhan Kultural
Preservasi asuhan kultural berarti bahwa keperawatan melibatkan penghargaan
yang penuh terhadap pandangan budaya dan ritual pasien serta kerabatnya.
b. Adaptasi Asuhan Kultural
Bertentangan dengan preservasi asuhan kultural, adaptasi asuhan kultural
melibatkan negosiasi dengan pasien dan kerabatnya dalam rangka menyesuaikan
pandangan dan ritual tertentu yang berkaitan dengan sehat, sakit, dan asuhan.
c. Rekonstruksi Asuhan Kultural
Rekonstruksi asuhan kultural melibatkan kerjasama dengan pasien dan kerabatnya
dalam rangka membawa perubahan terhadap perilaku mereka yang berkaitan
dengan sehat, sakit, dan asuhan dengan cara yang bermakna bagi mereka.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa
dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai


konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku
yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif
jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/www.allenlintang.com/5500966381331 10c51fa6fac/leininger-s-
theory

http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html?m=1

http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html?m=1

http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html?m=1

https://www.academia.edu/29068477/TEORI_MEDELEINE_M.LEININGE
R.docx?auto=download

Anda mungkin juga menyukai