MUJI RAHARJO
P07120117052
MUJI RAHARJO
P07120117052
ii
iii
iv
:
v
( )
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk melakukan penelitian pada Program Studi D-III Jurusan
terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
vii
tempatpenelitian.
sebutkan satu persatu yang telah membantu dan selalu memotivasi dalam
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan yang Maha Esa berkenan membalas
Penulis,
Muji Raharjo
viii
DAFTAR ISI
Halaman
matika Penulisan.................................................................................9
mentasi Keperawatan........................................................................47
BAB IV PENUTUP.....................................................................................87
11
A. ....................................................................................................Kesi
mpulan ............................................................................................87
B......................................................................................................Saran
..........................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................xi
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
ditandai oleh keadaan absolute insulin yang bersifat kronik yang dapat
oleh sebuah ketidak seimbangan atau ketidak adanya persediaan insulin atau
Penderita diabetes mellitus sekitar 11 juta atau 6% dari populasi yang ada dan
komplikasi baik akut maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan
pengobatan yang tepat antara lain ketoasidosis. Hiperosmolar non ketotik koma
raga, atau latihan fisik dan obat hiperglikemia (anti diabetic) dan untuk olah
raga atau latihan fisik yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus itu
meliputi latihan ringan yang dapat dilakukan ditempat tidur untuk. penderita di
rumah sakit latihan ini tidak memerlukan persiapan khusus cukup gerak ringan
kedua tangan, ujung jari, kaki dan kepala. Selain itu bisa dilakukan senam,
senam ini harus disertai dengan kemampuan yang harus disesuaikan dengan
kesehatan kepada masyarakat. Salah satu peran penting seorang perawat adalah
upaya promotif dan preventif. Maka dari itu, peranan perawat dalam
kesehatan pada klien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulidari
Berdasarkan data yang ada di Ruang Kirana Rumah Sakit dr. Soetarto
Yogyakarta, ada pasien yaitu yang menderita Diabetes Melitus. Pasien Ny. N
sejak 3 tahun yang lalu berobat di poli penyalit dalam tetapi tidak patuh minum
obat serta GDS terakhir 529 mg/dl. Dari pengkajian Ny. N tekanan darah Ny.
N 110/70 mmHg, Nadi 88 x/menit, Respirasi 22 x/menit dan suhu 36,2 C.
B. Rumusan Masalah
Yogyakarta?
Yogyakarta?
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
evaluasi.
D. Ruang Lingkup
Rumah Sakit Tk. II dr. Soetarto Yogyakarta ini merupakan bagian dari
2. Lingkup waktu
3. Lingkup kasus
4. Lingkup tempat
E. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat membantu penulis
2. Bagi Ruangan
Ruang Kirana Rumah Sakit Tk. II dr. Soetarto Yogyakarta dan menjadi
Yogyakarta.
1. Metode
berikut:
1) Wawancara (komunikasi).
2) Observasi.
lain.
3) Pemeriksaan fisik.
meliputi:
takipnea
1) Studi dokumentasi.
Yogyakarta.
G. Sistematika Penulisan
BAB yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Pada BAB ini diuraikan tentang tinjauan teori yang terdiri dari asuhan
Pada BAB ini berisi laporan kasus Asuhan keperawatan Ny.N dengan
evaluasi keperawatan.
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
2. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi pankreas
biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri dan vena mesentrika superior
duodenum.
alfa, beta dan delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 % dari
bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang tampaknya sel ini
praktis melingkarinya.
2. Fisiologi Pankreas
Pankreas menghasilkan :
subkutan.
dua rantai asam amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
insulin.
berikatan dengan reseptor yang ada pada sel target, sisa insulin
didegradasi oleh enzim insulinase dalam hati, ginjal, otot, dan dalam
intraselular lainnya.
dan koma.
Defisiensi insulin baik absolut maupun relatif, menyebabkan
1) Sintesis Insulin
retikulumendoplasma.
retikulum endoplasma.
diketahui.
2) Sekresi Insulin
Akan tetapi, kecepatan sekresi awal yang tinggi ini tidak dapat
Gambar 1 Pankreas
3. Etiologi
a) Faktor genetik :
b) Faktor imunologi :
c) Faktor lingkungan
masa kanak-kanak.
65 tahun)
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
d) Kelompok etnik
4. Manifestasi Klinis
DM, yaitu:
5) Kelemahan tubuh
secara optimal.
5. Patofisiologi
oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi
yang penting.
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih
Karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.
Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat
6. PATHWAY
2009), yaitu :
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II.
sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada
4. DM tipe lain
mengidap diabetes.
8. Komplikasi
a) Hyperglikemia.
darah.
darah.
3) Glikolisis (pemecahan glukosa) meningkat, sehingga
dan lemak.
hyperglikemia, yaitu :
dehidrasi berat.
1) Hipoglikemia ringan
lapar.
2) Hipoglikemia sedang
3) Hipoglikemia berat
kesadaran.
apotek, 4-6 ons sari buah atau teh manis, 2-3 sendok
glukosa
(neuropati diabetik).
9. Penatalaksanaan Medis
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima
1) Diet
pedoman 3 J yaitu:
atau ditambah
b. Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
latihan.
3) Penyuluhan
4) Obat-Obatan
(OHO)
reseptor insulin
intraselluler
b. Insulin
a. DM tipe I
dengan OAD
c. DM kehamilan
h. DM operasi
i. DM patah tulang
j. DM dan underweight
lain.
DM > 140 mg/dl paling sedikit dalam 2 kali pemeriksaan. Atau >
mg/dl.
c) Gula darah sewaktu < 140 mg/dl digunakan untuk skrining bukan
diagnostik.
d) Tes toleransi glukosa oral (TTGO). GD < 115 mg/dl ½ jam, 1 jam,
3 bulan.
glukosa.
i) Insulin serum puasa: 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml,
penelitian diabetes.
Melitus pada orang dewasa yang tidak hamil, Pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
12. Prognosis
c) Dengan kontrol gula yang teratur dan menjaga gaya hidup serta
1. Pengkajian
2. Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi:
b. Kondisi hipoglikemi
penurunan kesadaran.
6. Pemeriksaan Fisik
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
rangsang.d. Eliminasi
f. Neurosensori
gangguan penglihatan.
g. Kardiovaskuler
h. Pernapasan
sputum.
i. Seksualitas
wanita
j. Gastro intestinal
k. Muskulo skeletal
Tabel 1 Perencanaan
Defisit Volume Cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam Fluid management
berhubungan dengan diharapkan klien dengan diagnosa kelebihan volume Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Kehilangan volume cairan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil : Pasang urin kateter jika diperlukan
secara aktif, Kegagalan Fluid balance Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
mekanisme pengaturan Terbebas dari edema, efusi, anaskara (BUN, Hmt, osmolalitas urin )
Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
paru, output jantung dan vital sign dalam batas CVP , edema, distensi vena leher, asites)
Menjelaskan indikator kelebihan cairan Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
muncul memburuk
Nyeri akut Pain Level Pain Management
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Tanda vital dalam rentang normal Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
kurang dari kebutuuhan tubuh Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan usia Monitor adanya penurunan berat badan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Monitor lingkungan selama makan
konjungtiva
jaringan perifer TD normal (120/80 mmHg) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
Fungsi sensorik dan motorik tidak ada gangguan Ajarkan klien untuk mengobservasi kulit pada
daerah perifer
analgetik
3. Implementasi
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
4. Evaluasi
48
49
C. Dokumentasi Keperawatan
dan tanggal. Jika ada kesalahan dicoret diberi paraf oleh penulis.
BAB III
A. Kasus
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, dan status rekam medis pasien
Gambar 3 Pathway
Keterangan :
2) : laki-laki
3) : perempuan
: sudah meninggal
: pasien
DM seperti pasien.
3. Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Nutrisi
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna
b) Selama sakit
Untuk buang air kecil pasien lancarr sehari 5-6 kali sehari. Urine
3) Pola Aktivitas
a) Sebelum sakit
teratur.
b) Selama sakit
teratur.
melakukan aktivitas.
(4) SkalaKetergantungan
Keterangan
andiri
- 19 etergantungan ringan
11 etrgantungan sedang
8 etrgantungan berat
4 etergantungan total
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
tentang penyakitnya.
2) Pola hubungan
(sadar penuh)
5) Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Harga diri
hidupnya
c) Peran diri
keluarga.
d) Ideal diri
e) Identitas diri
6) Seksual
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm
BB = 60 kg
2
IMT = 24,97 kg/m
3) Tanda Vital
1) Kulit
2) Kepala
cairan
3) Leher
4) Tengkuk
5) Thorax
kulit merata
rambut merata
7) Punggung
sawo matang.
8) Abdomen
kuadran abdomen
9) Panggul
Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak tedapat
11) Genetalia
a) Pada Perempuan
12) Ekstremitas
b. Terapi pengobatan
DS :
Pasien mengatakan, untuk mandi, makan, minum danke kamar mandi dibantu
oleh anaknya
DO :
TD 100/70 mmHg
DS :
dari diet RS
DO :
DS : -
DO :
Terpasang infus NaCl 0,9% dipunggung tangan kiri pasien sejak tanggal 29
Juni 2018
69
1. Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
14.00 WIB 14.00 WIB 14.00 WIB 14.00 WIB
Risiko gangguan Setelah dilakukan asuhan a. Monitor tingkat kepatuhan pasien a. Pasien patuh dalam pengobatan.
ketidakseimbangan kadar keperawatan selama 3 x dalam pengobatan b. Pasien mengetahui pengobatan
glukosa darah dengan 24 jam, risiko b. Pendidikan Kesehatan tentang DM
factor risiko ketidakstabilan kadar pengobatan DM c. Pasien dan keluarga dapat
ketidakpatuhan dalam glukosa darah teratasi c. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola pengobatan DM
a. Pasien mengatakan selama dirumah d. Novorapid injeksi sebagai
bersedia patuh dalam d. Kolaborasi dengan dokter pengganti fungsi insulin dalam
pengobatan pemberian injeksi novorapid 3x12 tubuh untuk menstabilkan kadar
b. GDS <200 unit/SC glukosa dalam darah
c. Pasien dapat merubah
pola hidup DM
d. Pasien dan keluarga
dapat mengelola terapi
pengobatan DM selama
dirumah
2 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
14.00 WIB Risiko 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Infeksi berhubungan telah dilakukan asuhan a. Pantau tanda-tanda vital. a. Mengidentifikasi tanda-tanda
dengan procedure keperawatan selama 3 x 24 peradangan terutama bila suhu
invasive jam infeksi tidak terjadi tubuh meningkat.
dengan kriteria: b. Lakukan perawatan terhadap b. Mengendalikan penyebaran
a. Tidak ada tanda-tanda prosedur invasif seperti infus, mikroorganisme patogen.
infeksi (dolor, kalor, kateter, drainase luka c. Untuk mengurangi risiko infeksi
rubor, tumor, fungtio nosokomial.
laesa) c. Jika ditemukan tanda infeksi
b. Luka bersih, tidak kolaborasi untuk pemeriksaan d. Penurunan Hb dan peningkatan
lembab dan tidak kotor. darah, seperti Hb dan leukosit jumlah leukosit dari normal bisa
c. Balutan infus bersih, terjadi akibat terjadinya proses
tidak, lembab, dan d. Kelola untuk pemberian antibiotik infeksi
tidak kotor ceftriaxone 1 gr/24 jam e. Antibiotik mencegah
d. Tanda-tanda vital perkembangan mikroorganisme
dalam batas normal. patogen.
(TD: 110-120/60-80
mmHg, N: 60-100
x/mnt, RR: 16-
20x/mnt, S :36-
36,5°C).
3 Defisit perawatan diri Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
berhubungan dengan 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
nyeri, kelemahan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tingkat kemandirian 1. Mengetahui keadekuatan pasien
keperawatan selama 3x24 pasien dalam melakukan personal dalam melakukan personal
jam, diharapkan kebutuhan hygiene hygiene
personal hygiene pasien 2. Berikan Air hangat 2. Sebagai upaya menjaga
dapat terpenuhi dengan 3. Motivasi pasien untuk personal kebersihan tubuh pasien
kriteria hasil hygiene 2 kali sehari pagi dan sore 3. Menekankan pentingnya
- kebersihan pasien terjaga 4. Motivasi keluarga untuk menjaga kebersihan tubuh agar tidak
- pasien tidak bau kebersihan diri dan lingkungan terjadi komplikasi atau infeksii
ketika membesuk nosokomial
V. CATATAN PERKEMBANGAN Nama
CM :009973
Ruang :Kirana
Diagnosa keperawatan : Risiko gangguan ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan
(Muji Raharjo)
Jam 18.00 Jam 18.40
Melakukan kolaborasi dengan dokter S:
pemberian injeksi novorapid 3x12 unitb Pasien mengatakan obat sudah disuntikan
O:
Injeksi novorapid 12 unit/SC berhasil diberikan di lengan atas
pasien
A : Risiko ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Kelola pemberian injeksi novorapid 12 unit/SC
(Muji Raharjo)
(Muji Raharjo)
Jam 11.40
Jam 11.30 S:
Melakukan kolaborasi dengan dokter
pemberian injeksi novorapid 3x16 unit dan Pasien mengatakan lemas berkurang
mengajarkan pasien dan keluarga untuk Pasien mengatakan obat sudah disuntikan
memberikan novorapid 16unit/ SC Keluarga pasien mengatakan mau belajar menyuntikkan
obatnya
O:
Injeksi novorapid 12 unit/SC berhasil diberikan di lengan atas
pasien
A : Risiko ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Kolaborasi dengan dokter pemberian injeksi novorapid 12
unit/SC
(Muji Raharjo)
(Muji Raharjo)
(Muji Raharjo)
Jam 11.40
Rabu, 4 Juli Jam 11.30 S:
2018 Melakukan kolaborasi dengan dokter Pasien mengatakan lemas berkurang
pemberian injeksi novorapid 3x16 unit dan
Pasien mengatakan obat sudah disuntikan
mengajarkan pasien dan keluarga untuk
Keluarga pasien mengatakan sudah bisa menyuntikkan
memberikan novorapid 16unit/ SC
obatnya.
O:
Injeksi novorapid 12 unit/SC berhasil diberikan di lengan atas
pasien
Keluarga mampu mengelola novorapid injeksi dengan benar
A : Risiko ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah teratasi
P : Hentikan intervensi
(Muji Raharjo)
Nama pasien :Ny.N
Nomor CM :009973
Ruang :Kirana
(Muji Raharjo)
Rabu, 4 Juli Jam 09.00 Jam 09.10
2018 Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian S : Pasien mengatakan tidak sakit saat obat disuntikkan
antibiotic ceftriaxone 1 gram/12jam/ IV O : Injeksi ceftriaxone 1 gram berhasil disuntikkan melalui
kateter infus pasien ditangan kiri
Jam 1300 Jam.13.20
Melakukan aff infus S : Pasien mengatakan terasa lega setelah infus dilepas
O : infus NaCl 0,9% tpm berhasil diaff
Jam 14.00
S : Pasien mengatakan tidak sakit saat obat disuntikkan,
Pasien mengatakan terasa lega setelah infus dan kateter
dilepas
O : Injeksi ceftriaxone 1 gram berhasil disuntikkan melalui
kateter infus pasien ditangan kiri, Kateter infus berhasil diaff
A : Risiko infeksi teratasi
P : Hentikan intervensi, pasien BLPL
(Muji Raharjo)
Nama pasien :Ny.N
Nomor CM :009973
Ruang :Kirana
(Muji Raharjo)
Selasa, 3 Juli Jam 07.00 Jam 07.10
2018 Mengobservasi tingkat kemandirian pasien S : Pasien mengatakan masih agak lemas
dalam melakukan personal hygiene O : TTD 110/70 mmHg
Jam 07.10 Jam 07.20
Memotivasi pasien untuk personal hygiene S : Pasien mengatakan sudah mandi, dan bersedia mandi 2 kali
2 kali sehari, pagi dan sore sehari pagi ini sama nanti sore
O : Pasien tampak bersih dan pakiannya rapi
Jam 16.20
S:
Pasien mengatakan masih agak lemas Pasien mengatakan sudah
mandi, dan bersedia mandi 2 kali sehari pagi ini sama nanti sore
O:
Pasien tampak bersih dan pakiannya rapi
Terpasang verban ransel di bahu kanan pasien
: Defisit perawatan diri belum teratasi
Lanjutkan intervensi
(Muji Raharjo)
Jam 16.10
Jam 16.00 S : Pasien belajar mandi sendiri
Mengobservasi tingkat kemandirian pasien O : Pasien tampak lebih bugar
dalam melakukan personal hygiene Jam 16.20
Jam 16.10 S : Pasien mengatakan sudah mandi,
Memotivasi pasien untuk personal hygiene O : Pasien tampak bersih dan pakiannya rapi
2 kali sehari, pagi dan sore Jam 16.20
S:
Pasien belajar mandi sendiri
Pasien mengatakan sudah mandi,
O:
Pasien tampak bersih dan pakiannya rapi
Pasien tampak lebih bugar
: Defisit perawatan teratasi
Hentikan intervensi
(Muji Raharjo)
B. Pembahasan
Dalam bab ini berisi tentang analisa teori dengan kasus diabetes melitus
A. Pengkajian
Pada tahap ini dengan berbagai cara untuk memperoleh data. Data
Tanda :badan terasa lemas, pusing, BAB cair sudah 5 kali. Pasien
pasien mengalami badan terasa lemas, pusing, BAB cair sudah 5 kali.
Diagnosa yang muncul semua tidak sesuai dengan teori karena batasan
C. Perencanaaan
dirumah
hygiene
dan leukosit
D. Implementasi
Diagnosa :
terlaksana.
terlaksana.
tanda tanda infeksi pada tusukan infus tetapi masih terpasang infus.
C. Keterbatasan Kasus
Pada studi kasus yang dilakukan oleh penulis selama 3 hari penulis
menemukan hal-hal yang menghabat jalanya studi kasus yaitu keluarga yang
keperawatan dalam satu shift yaitu shift pagi dan selanjutnya tidak dapat
melakukan observasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
habis setengah porsi dari diet RS. Pasien mengatakan mempunyai riwayat
3. Perencanaan keperawatan
kondisi pasien serta sarana dan prasarana di rumah sakit. Prioritas masalah
sasaran, kriteria waktu dan hsil dan rencana tindakan keperawatan kasus
4. Pelaksananaan keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
6. Pendokumentasian
waktu dan kriteria dalam format asuhan keperawatan yang terdiri dari
ialah adanya kerjasama yang baik antara perawat dengan tim kesehatan
B. Saran
dengan Diabetes Mellitus, maka penulis ingin memberikan saran antara lain :
2. Bagi institusi
a. RS dr. Soetarto
tindakan lanjut.
b. Institusi pendidikan
belajar.
3) Menambah literatur-literatur baru, untuk mempermudah dalam
3. Bagi penulis
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Jakarta: EGC.
Mansjoer, A dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sukarmin & Riyadi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu