Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah

Salah satu penyebab utama terjadinya penyakit DM yaitu tubuh

mengalami resistensi insulin, maka dari itu sangat perlu bagi penderita

DM untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga agar merangsang

produksi insulin pada pancreas sehingga resistensi insulin berkurang.

Beberapa manfaat melakukan aktivitas fisik bagi penderita DM yaitu,

menurunkan hiperinsulinemia, menurunkan kolestrol, menurunkan

tekanan darah, serta meningkatkan insulin, selain itu juga dapat

menurunkan kadar HBA1C sehingga dapat mencegah terjadinya

komplikasi pada penderita DM ( Sari, Purnama 2019 ).

Aktivitas fisik atau olaharaga yang rutin dilakukan akan

mengendalikan berat badan, kadar gula darah, tekanan darah, dan yang

paling penting dapat merangsang pancreas untuk memproduksi insulin

sehingga kadar gula dalam darah dapat terkontrol. Namun, pada penderita

DM yang tidak terkontrol, aktivitas fisik atau olaharaga dapat berakibat

fatal. Aktivitas fisik atau berolahraga dapat menjadi salah satu sarana

pengobatan non farmakologi bagi penderita DM akan tetapi harus berada

dalam pengawasan dan pengaturan aktivitas yang tepat. ( Sari, Purnama.

2019 ). Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurman, Nur dan Khasanah

pada tahun 2020 di Cimanggis kota Depok, menganjurkan untuk


melakukan olahraga secara terstruktur bagi penderita DM Tipe 2 karena

dapat menurunkan berat badan dan pembakaran lemak pada tubuh

sehingga penderita dapat mencegah terjadinya hiperglikemia.

Durasi lamanya aktivitas fisik atau olahraga aerobic dilakukan

berkisar antara 150 – 300 menit dengan intensitas sedang, atau setidaknya

berkisar 75 – 150 menit untuk intensitas tinggi setiap minggu

(WHO,2021). Pengaturan waktu lama melakukan aktivitas fisik atau

olahraga menurut IDF ( International Diabetes Federation ) Tahun 2021,

yaitu berkisar tiga hingga lima hari dalam seminggu minimal 30 – 45

menit. Adapun beberapa aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita DM

yaitu, senam, berenang, jogging dan bersepeda, hal ini dikarenakan

olahraga tersebut mampu membakar kalori lebih cepat dibandingkan

dengan olahraga lainnya dan sangat aman bagi penderita DM Tipe 1 dan

DM Tipe 2 (Kemenkes RI,2021)

Penulis berasumsi bahwa aktivitas fisik dapat dijadikan sebagai

sarana pengobatan non farmakologi bagi penderita DM dalam mengontrol

kadar glukosa darah, namun aktivitas fisik yang dimaksud berupa olahraga

terstruktur atau sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter atau

perawat yang bertugas menangani pasien tersebut

4.1 Tidak Terdapat Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah

Berbeda dengan pembahasan diatas, terdapat tiga jurnal dari hasil

review penulis yang membahas tentang tidak terdapat hubungan aktivitas


fisik dengan kadar gula darah. Pada penelitian Karamina, Budiharto dan

Akhmad di poli penyatkit dalam RSUD. Sultan Syarief Mohammad

Alkadrie Pontianak pada tahun 2017, menjelaskan jika tidak terdapat

hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah karena terdapat beberapa

responden yang mengalami stress akibat penyakit DM yang diderita

sebelum dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dan juga terdapat

beberapa responden yang memiliki pola tidur yang tidak teratur sehingga

mempangaruhi hasil pemeriksaan kadar gula darah.

Selain itu, pada penelitian Anggraeni dan Rachmawati (2018), di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Jakarta Barat, menjelaskan jika

kadar gula darah pada lansia tetap terjaga meskipun tidak melakukan

aktivitas fisik yang berat karena pola makan dan asupan nutrisi lansia di

panti sosial tersebut sangat terjaga dan pola diet terkontrol dengan baik.

Penelitian ini juga didukung oleh Azitha, Aprilia, Ilhami (2018) yang

menjelaskan jika aktivitas fisik sehari – hari tidak mempengaruhi kadar

gula darah. aktivitas fisik atau olahraga harus dilakukan secara terstruktur

agar kadar gula darah dapat terkontrol.

Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kadar gula darah diantaranya, gaya hidup, faktor stress,

faktor pola tidur yang tidak teratur, faktor pola makan yang tidak teratur

dan lain sebagainya yang dominan dapat mempengaruhi kadar gula darah

(Kemenkes RI, 2021). Meskipun terdapat beberapa penelitian yang tidak

membuktikan jika aktivitas fisik dapat mempengaruhi kadar gula darah.


Namun, aktivitas fisik atau olahraga sangat dianjurkan bagi setiap

penduduk dunia untuk mengurangi resiko kematian, sikap yang kurang

melakukan aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama penyebab

kematian di dunia ini, dengan perkiraan 17 juta kematian di seluruh dunia

setiap tahun. Pada tahun 2020 jumlah kematian akibat sikap tidak aktif

melakukan aktivitas fisik atau olahraga meningkat menjadi 24,8 juta

( WHO, 2021 ).

Anda mungkin juga menyukai