Disusun oleh :
Hasri Widiaswati
32722001D18048
SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan
rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, shalat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa bahwa dalam penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak mengalami hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan dan
motivasi dari pihak akhirnya proposal ini dapat di selesaikan. Oleh karna itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :
i
5. Semua dosen STIKES Sukabumi, yang telah memberikan banyak ilmu
yang bermanfaat
6. Kepada Orang Tuaku dan keluarga yang telah memberikan banyak
motivasi dan perjuanagn selama mengikuti pendidikan di STIKES
Sukabumi
7. Kepada sahabatku Angela, Shinta, Popi, Astri, Dini, yang menjadi
penyemangat dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan
dari Allah SWT. Penulis berharap semoga selalu dilancarkan dalam
melaksanakan penelitaian nanti.
Wassalamualaiakum Wr,Wb
Sukabumi,2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
iii
2.1.8 pemeriksaan penunjang gagal jantung...................................................................18
2.1.9 penatalaksana Gagal Jantung.................................................................................20
2.2 Konsep Intoleransi Aktivitas........................................................................................20
2.2.1 Definisi Intoleransi Aktivitas.................................................................................20
2.2.2 Batasan karakteristik.............................................................................................20
2.2.3 faktor yang berhubungan.......................................................................................21
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gagal Jantung........................................21
2.3.1 pengkajian.............................................................................................................21
2.3.2 Diagnosa keperawatan...........................................................................................25
2.3.3 intervensi keperawatan..........................................................................................26
2.3.4 implmentasi keperawatan......................................................................................28
2.3.5 evaluasi keperawatan.............................................................................................28
BAB III.......................................................................................................................30
METODE PENGELOLAAN KASUS.....................................................................30
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data pasien Gagal Jantung di RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi ....... 5
Tabel 1.2 Data pasien rawat inap berdasarkan 5 jenis penyakit di Ruang
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung berdasarkan diagnosis atau
gejala, terbanyak terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang atau
sekitar (0,3%) sedangkan yang paling sedikit adalah 945 orang atau (0,15)
yaitu di provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sedangkan untuk provinsi di Jawa Barat. Berdasarkan diganosis
dokter pada tahun 2013, sebanyak 160 ribu orang atau 0,5%, dan merupakan
terbanyak di indonesi (Kemenkes RI,2013)
Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya adanya pernafasan yang
pendek (sesak nafas) saat aktivitas, kesulitan untuk rebah mendatar,
terbagung karena sulit bernafas pada malam hari, kaki yang bengkak. Gagal
jantung dapat menjadi akut, misalnya terjadi setelah serangan jantung atau
dapat juga terjadi dari gagal jantung kronik yang mengalami perburukan.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penyakit ini. Sering kali karena
suatu serangan jantung, tekanan darah tinggi atau adanya masalah pada
katup-katup jantung.
Sesak nafas yang terjadi pada penderita gagal jantung umumnya akan
dirasakan penderita pada saat aktivitas dan posisi berbaring, bangkan tidak
jarang pula penderitanya yang mengalami sesak nafas hebat ketika istirahat
malam hari. Sehingga mereka diharuskan untuk duduk ketika mengalami hal
tersebut untuk mengurangi gejala. Sedangkan gejala kaki yang bengkak
dialami perlahan-lahan dan tidak menghilang dengan meninggikan kaki atau
pada pagi hari, setiap penderita gagal jantung memiliki gejala berbeda-beda.
(Kartini Vebiona, 2017)
Dampak dari gagal jantung ialah terganggunya aktivitas sehari-hari,
apabila kondisi kronis dimana jantung tidak memompa darah sebagaimana
mestinya dapat berakibat meninggal
Penyebab dari intoleransi aktivitas ialah :
1. Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksogen
Terjadi apabila suplai darah tidak lancar diparu-paru (darah tidak masuk
kejantung), menyebabkan penimbunan cairan diparu-paru yang dapat
2
menurunkan pertukaran oksigen dan karbondioksidan antara udara dan
darah di paru-paru. Sehingga oksigenisasi pada arteri berkurang dan
mengalami ketidakseimbangan dan terjadi peningkatan karbondioksida
yang akan membentuk asam di dalam tubuh
2. Kelemahan
Kelemahan yang menyertai gagal jantung disebabkan karena
menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan
produk sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan. Pada
aktivitas fisik ringan, terutama yang hilang dengan istirahat, dapat
mengidentifikasikan awal gagal jantung. Pada gangguan ini, jantung
tidak dapat menyediakan cukup darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolic sel yang sedikit meningkat (Hidayat,2016 dalam Santoso
2018)
3. Imobilitas
Perubahan akibat imobilitas pada pasien gagal jantung kongestif
dapat menyebabkan hipotensi ortostatik dan meningkatnya kerja
jantung. Menurunnya kemampuan saraf otonom menjadi penyebab
terjadinya hipotensi ortostatik. Hal ini biasanya ditandai dengan sakit
kepala ringan, pusing, kelemahan, kelelahan, kehilangan energi,
gangguan visual, dispnea, ketidaknyamanan kepala atau leher, hampir
pingsan ataupun pingsan (Widuri,2013 dalam Santoso 2018)
4. Gaya hidup monoton
Perubahan gaya hidup pada pasien penderita gagal jantung dapat
mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup
berdampak pada perilaku atau kebiasaan seharu-hari (Hidayat, 2015
dalam Santoso 2018)
Intoleransi aktivitas merupakan salah satu masalah utama pada
penderita gagal jantung, untuk itu pembahasan aktivitas yang berat sangat
membantu untuk mengurangi beban pada jantung. Pencatatan data frekuensi
jantung, perubahan tekanan darah, frekuensi pernafasan, EKG, dyspneu,
3
cyanosis, serta keluhan subyektif selama dan sesudah aktivitas sehingga
dapat mengetahui jika terjadi penurunan oksigen miokard dan penurunan
fungsi jantung. Pertahankan klien untuk tirah baring selama serangan akut
untuk mengurangi beban jantung, menganjurkan klien untuk meningkatkan
aktivitas secara bertahap berguna untuk menjaga keadaan jantung tetap stabil
dan mencegah aktivitas berlebih. Pemberian diit sesuai kebutuhan (rendah
air dan Na) untuk mencegah retensi cairan dan menurunkan resiko edema
akibat penurunan kontraktilotasbjantung (Muttaqin, 2015 dalam soni 2017)
Dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien,
keterlibatan pasien dan keluarga sangat menentukan keberhasilan penjapaian
tujuan keperawatan pada pasien tersebut. Interaksi yang efektif dan efisien
harus selalu dilakukan, baik saat pasien berada diruangan perawatan dan
bertemu secara langsung dengan perawat maupun saat pasien berada diluar
rumah sakit, dimanapun ia berada, interaksi diperlukan terkait dengan
kebutuhan pendidikan kesehatan tentang penyakit pasien yang akan berubah
sesuai kondisi pasien (paul & sara., 2016 dalam umy 2018)
Self management merupakan pasien gagal jantung dalam mengelola
dirinya, ini ditingkatkan dengan edukasi dari perawat, pasien gagal jantung
harus mempunyai pengetahuan tentang penyakit yang dialaminya,
bagaimana cara penvegahan timbulnya gejala dan apa yang bisa dilakukan
pasien gagal jantung jika gejala muncul, dengan self management yang baik
maka pasien gagal jantung akan mempunyai motivasi dalam penanganan
penyakitnya. Elemen inti dari panduan management gagal jantung adalah
monitoring secara teratur oleh klinisi dan pasien (Strayer & Caple, 2011
dalam umy 2018)
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan gagal jantung
adalah aktual atau resiko tingggi penurunan curah jantung ,nyeri dada,aktual
atau resiko tinggi gangguan pertukaran gas,aktual atau resiko tinggi
ketidakefektifan pola nafas,aktual atau resiko tinggi penurunan tingkat
4
kesadaran, aktual atau resiko tinggi kelebihan volume cairan, intoleransi
aktifitas (Mutaqqin,2009 dalam erika 2017).
Tabel 1.1
Data Pasien Rawat Inap Berdasarkan 5 Jenis Penyakit
Di Ruang Familly Jantung RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi
(Sumber: Rekam Medik RSUD R Syamsudin SH Ruang family jantung Kota Sukarabumi
Periode oktober-november 2020).
5
keperawatan pada penderita asfiksia di rumah sakit supaya tidak terjadi
komplikasi (potter perry, 20012 dalam Irma 2019)
1.3 Tujuan
6
2. Menetapkan diagnosa Keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD Syamsudin
SH.
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD Syamsudin
SH.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD Syamsudin
SH.
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di raung family jantung RSUD Syamsudin
SH.
6. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada klien gagal jantung
dengan masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD
Syamsudin SH.
7. Mampu mengidentifikasi kesenjangan dan memberikan alternatif
pencegahan masalah yang terjadi antara teori dengan tujuan kasus
7
Dapat menambah wawasan penulisan tentang asuhan keperawatan gagal
jantung dan dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh di bangku kuliah
serta pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien gagal jantung dengan masalah intolerasni aktivitas.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Sumber: Disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatmen of
acute and chronic heart failure,NYHA 2015
2.1.3 Etiologi
Menurut Syamsudin (2011) penyebab dari gagal jantung adalah:
a. Infeksi
Pasien dengan kongesti vascular paru akibat gagal ventrikel kiri lebih
rentan terhadap infeksi paru dari pada subjek normal dan setiap injeksi dapat
memicu gagal jantung.
b. Anemia
dengan keberadaan anemia, oksigen untuk jaringan metabolisme
hanya bisa dipeuhi dengan kenaikan curah jantung. Meskipun curah jantung
bisa ditahan oleh jantung yang normal, jantung yang sakit dan kelebihan
beban (meski masih terkompensasi) mungkin tidak mampu menambah
volume darah yang dikirim disekitarnya. Dalam hal ini, kombinasi antara
anemia dan penyakit jantung yang terkompensasi sebelum bisa memicu
gagal jantung dan menyebabkan tidak cukupnya pasokan oksigen ke daerah
sekitarnya.
c. Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling seri terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi
arterial dan penyakit degenerative atau inflamasi
d. Arterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokordium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
e. Hipertensi sistemik atau pulmonal
11
(peningkatan afterload) mengakibatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut
(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena
akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak
jelas, hipertropi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal dan
akhirnya akan terjadi gagal jantung.
f. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
g. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang
biasanya terlibat mencakupi : gangguan aliran darah melalui jantung, ketidak
mampuan jantung untuk mengisi darah, pengosongan jantung abnormal
(inefisiensi AV).
Peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah
sistemik (hipertensi “maligna”) dapat menyebabkan gagal jantung meskipun
tidak ada hipertropi miokardial.
2.1.4 patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme yag menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk
mempertahankan kardiak output. Ini mungkin meliputi : respon sistem syaraf
simpatik terhadap baro reseptor atau kemoreseptor, pencegahan dan pelebaran
otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan volume, vasokontriksi
arteri renal dan aktivasi sistem renin angiotensin serta respon terhadap serum-
serum sodium dan regulasi anti diuretik hormone dari reabsorbsi cairan.
12
waktu pengisian ventriker dan arteri koronaria, menurunnya kardiak output
menyebabkan berkurangnya oksigenasi pada miokard. Peningkatan tekanan
dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan pembesaran jantung
(hipertropi) terutama pada jantung iskemik atu kerusakan, yang menyebabkan
kegagalan pada salah satu sisi jantung dapat berlanjut dengan kegagalan pada
sisi yang lain dan manifestasi klinis yang sering menampakan kegagalan
penomenal total. Manifestasi klinis dari gagal jantung kanan adalah : edema,
distensi vena, asites, penambahan berat badan, nakturia, anoreksia,
peningkatan tekanan atrium kanan, peningkatan tekanan vena perifer.
Manifestasi gagal jantung kiri antara lain: dispnea, arthopnea, sianosis, batuk
berdahak atau batuk darah. Lemah, peningkatan tekanan pulmonary kapiler,
peningkatan tekanan antrium kiri (padila,2012 dalam soni 2017).
13
2.1.5 Pathway gagal jantung
Modified risk factor Unmodified risk factor
a. Merokok dan konsumsi a. Usia
alcohol b. Gender
b. Kolesterol tinggi c. Herediter
c. Obesitas d. Ras
d. Gaya hidup tidak sehat
e. Kurang olah raga
```````````
f. Stress
Peningkatan Peningkatan
afterload
preload
Peningkatan RV MK : resti
Peningkatan gangguan integritas
ADH preload kulit
14
Aktivitas MK :
Retensi Na & Peningkatan Peningkatan
reninangiotensi kelebiha
air Kapiler tekanan vena
aldosteron n volume
pulmoner porta
cairan
Gambar 2.1. WOC gagal jantung (Wijaya & Putri, 2013, dalam Soni, 2017)
15
f. Ronchi
Ronchi adalah suara tambahan yang di hasilkan oleh aliran
udara melalui saluran nafas yang berisi skeet atau akibat
saluran nafas yang menyempit atau terjadi edema saluran nafas.
2. Gagal jantung kanan
a. Edema perifer
Pempengkakan akibat akumulasi cairan dalam jaringan
terutama pada kaki.
b. Peningkatan BB
c. Distensi vena jugularis
Merupakan tingkatan tekanan pada vena jugularis yang
digunakan sebagai indikator kelainan jantung.
d. Hepatomologi
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh terjadinya
pembesaran ukuran hati melebihi ukuran normal.
e. Ascites
Ascites merupakan akumulasi atau pengumpulan cairan
didalam rongga perut.
f. Anoexsia
Merupakan gangguan makan yang ditandai dengan
berkurangnya keinginan atau nafsu makan.
g. Mual, dll.
3. Secara umum penurunan curah jantung dapat menyebabkan perfusi
oksigen ke jaringan rendah, sehingga menimbulkan gejala seperti
pusing, kelelahan, tidak toleran terhadap aktivitas dan panas, dan
ekstremitas dingin.
16
2. Syok kardiogonik
Akibat penurunan dari curah jantug dan berfungsi jaringan yang
tidak adekuat ke organ atau vital (jantung dan otak) .
3. Episode trombolik
Thrombus terbentuk akibat imobilitas pasien dan gangguan
sirkulasi, trombus dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah.
4. Efusi pericardial dan tamponade jantung
Efusi perikardial mengacu pada masuknya cairan ke dalam
kantung perikardium. Kejadian ini biasanya disertai dengan
perdikarditis, gagal jantung atau bedah jantung.
Secara normal kantung perikardium berisi cairan sebanyak kurang
daro 50 l, cairan perikardium akan terakumulasi secara lambat
tanpa menyebabkan gejala yang nyata. Namun demikian
perkembangan efusi yang cepat dapat meregangkan perikardium
sampai ukuran maksimal dan menyebabkan penurunan curah
jantung serta aliran balik vena ke jantung. Hasil akhir proses ini
adalah tamponade jantung.
17
a. Ekokardiografimodel M (berguna unutk mengevaluasi volume
balik dan kelainan regional, model M paling sering dipakai dan
ditayangkan bersama (EKG).
b. Ekokardiografi dua dimensi (CT-scan).
c. Ekokardiografi doppler (memberikan pencitraan dan
pendekatan transesofageal terhadap jantung).
4. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri dan
stenosis katup atau insufisiensi.
5. Radiografi dada
Dapat menunjukan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh
darah abnormal.
6. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan
fungsi ginjal, terapi deuretik.
7. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut menjadi kronis.
8. Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan
(dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
9. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukan penuralan fungsi ginjal. Kenaikan
baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
18
2.1.9 penatalaksana Gagal Jantung
Menurut Huda & Kusuma, (2015) penatalaksana gagal jantung di bagi
atas:
1. Terapi non farmakologi
Terapi non farnakologi yaitu diantara lain perubahan gaya hidup,
monitoring dan kontrol faktor resiko.
2. Terapi farmakologi
Terapi yang dapat di berikan antara laingolongan diuretik,
Angiotensi Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), beta bloker,
Angiotensi Converting Bloker (ARB), glikosida jantung,
vasolidator, agonis beta, serta bipiridin.
19
dengan kebutuhan oksigen, tirah baring. (Herdman & Kamitsuru,
2015 dalam soni, 2017).
2.3.1 pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini
semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan
pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara konfrehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, sosial maupun spiritual pasien (Asmandi, 2010
dalam Budiana 2017).
Menurut Budiana (2017), pengkajian asuhan keperawatan pada pasien
gagal jantung dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
1. identitas pasien
pengkajian identitas pasien meliputi nama, umur, agama, jenis
kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawainan, pekerjaan, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, nomer register, dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama merupakan gejala penyakit yang dirasakan pada masuk
rumah sakit atau saat di lakukan pengkajian. Pada pasien gagal jantung
keluhan utamanya adalah :
a. Sesak nafas (dyps nea) karena adanya akumulasi cairan dalam
paru-paru oleh karena ventrikel kiri teidak efektif sehingga timbul
sesak.
b. Paroximal noctural dypsnea (bangun tengah malam hari karena
kesulitan bernafas) yang disebabkan oleh reabsorpsi cairan dalam
paru.
c. Kelelahan, karena karena penurunan cardiac out put yang
menyebabkan penurunan ATP sebagai sumber energi untuk
kontraksi otot.
20
d. Ascites, karena terakumulasinya cairan pada rongga abdomen
akibat peningkatan vena portal sehingga mendorong cairan serous
dan keluar dari sirkulasi portal.
21
e. Penggunaan diuretik
2. Tanda
a. Distensi abdomen
b. Edema
C. Eliminasi
1. Gejala :
a. Penurunan berkemih
b. Urin berwarna gelap
c. Nocturia
d. Diare / konstipasi
D. Hygine :
1. Gejala :
a. Keletihan, kelemahan, kelelahan dalam melakukan aktivitas
perawatan diri.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1. Kesadaran : (composmentis sampai dengan koma)
2. Lemah
b. Tanda-tanda vital
1. Tensi : meningkat
2. Nadi : meningkat
3. Suhu : normal atau meningkat
4. Pernapasan : meningkat dan tidak teratur
5. Nyeri : nyeri dada akut, nyeri abdomen atas
c. Berat badan : meningkat drastis apabila terjadi edema
d. Pemeriksaan cepalocaudal
1. Kepala dan leher
a. Konjungtiva pucat, distensi vena jugularis
b. Terdapat tanda-tanda anemia
c. Bibir kering, sianosis
22
2. Pemeriksaan dada
a. Pernafasan
1. Dipsnea, orthopnea, takipnea
2. Batuk dengan atau tanpa spitum
3. Retraksi dinding dada
4. Rhonci,whizeeng
b. Sirkulasi
1. Tekanan darah dapat meningkat atau menurun
2. Takikardi, sianosis perifer
3. Nyeri dada saat aktivitas
3. Pemeriksaan abdomen
a. Ascites
b. Nyeri tekan
c. Hepatomegali
4. Pemeriksaan ekstermitas dan integumen
a. Sianosis perifer
b. Pucat
c. Akral dingin
d. Edema tingkai (pitting edema)
5. Pemeriksaan genetalia, anus
a. Kemungkinan ada edema pada genetalia
b. Keluhan berkemih
c. Diare, konstipasi
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada penderita gagal jantung dapat
melalui pemeriksaan radiogram dada, kimia darah, urin lengkap,
dan pemeriksaan fungsi hati
23
2.3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik mengenai
respon individu, klien atau masyarakat tentang masalah kesehatan aktual
atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
perawat (Herdman & Kamitsuru, 2015 dalam soni, 2017).
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada penderita gagal jantung antara lain:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.
2. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
3. Gangguan pertukaran gas
4. Nyeri akut
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju
filtrasi glumerulus/ meningkatnya produksi ADH dan retensi
natrium dan air
6. Kerusakan integritas kulit
7. Ketidak seimbanagn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
8. Ansietas berhubungan dengan kesulitan nafas dan kegelisahan akibat
oksigenasi yang tidak adekuat.
9. Defisit perawatan diri
24
DIAGNOSA NOC NIC
Intoleransi aktivitas 1. Konsevasi energi Terapi Aktivitas
a. Keseimbangan 1. Monitor status
Definisi: ketidak aktivitas dan emosional, fisik
cukupan energi istirahat dan social serta
b. Tidur siang spiritual klien
psikologis atau fisiologis untuk terhadap
untuk melanjutkan atau mengembalikan latihan/aktivitas
energi .
menyelesaikan aktivitas c. Mengakui 2. Monitor hasil
keterbatasan pemeriksaan
keshidupan sehari- hari energi
EKG klien saat
yang harus atau yang d. Menghemat
istirahat dan
energi
ingin dilakukan. aktivitas (bila
e. Menggunakan
memungkinkan
Batasan karakteristik : tehnik
dengan tes
konsevasi
1. dipsnea setelah toleransi
energi
latihan).
aktivitas f. Menyesuaika
3. Bantu klien
n gaya hidup
2. keletihan memilih
dengan
aktivitas
3. ketidak nyamanan tingkat energi
yang sesuai
g. Mempertahanka
setelah dengan
n ketahanan
kondisi.
beraktivitas yang adekuat
4. Bantu klien
untuk aktivitas
4. perubahan EKG untuk
2. Toleransi aktivitas
melakukan
5. respon frekuensi a. Saturasi
aktivitas/lat
oksigen
jantung abnormal ihan fisik
dengan
secara
terhadap aktivitas aktivitas
teratur.
b. Denyut nadi
6. respon tekanan 5. Kolaborasi
dengan
dengan tim
darah abnormal aktivitas
kesehatan
c. Pernafasan
terhadap aktivitas lain untuk
dengan
merencanaka
faktor yang aktivitas
n,
d. Kemudahan
berhubungan: monitoring
bernafas
program
1. gaya hidup dengan
aktivitasi
aktivitas
kurang gerak klien.
e. Tekanan darah
6. Kolaborasi
2. imobilotas sistol dan
pemberian obat
diastole dengan
3. ketidak antihipertensi,
aktivitas
obat- obatan
25
seimbangan f. Gambaran EKG digitalis,
g. Warna kulit diuretic dan
antara suplai dan h. Kecepatan vasodilator.
kebuthan oksigen berjalan
Menejemen energi
4. tirah baring i. Jarak berjalan 1. Tentukan
j. Kekuatan pembatasan
aktivitas fisik
menaikai tangga pada klien
k. Kekuatan tubuh 2. Tentukan
persepsi klien
bagian atas dan perawat
l. Kekuatan tubuh mengenai
kelelahan.
bagian bawah 3. Tentukan
m. Kemudahan penyebab
kelelahan
dalam melakukan (perawatan,
aktivitas sehari- nyeri,
pengobatan)
hari 4. Monitor
n. Kemampuan efek dari
pengobat
berbicara dengan an klien.
aktivitas fisik Monitor
intake
nutrisi yang
adekuat
sebagai
sumber
energy.
6. Anjurkan klien
dan keluarga
untuk mengenali
tanda dan gejala
kelelahan saat
aktivitas.
7. Anjurkan klien
untuk
membatasi
aktivitas yang
cukup berat
seperti berjalan
jauh, berlari,
26
mengangkat
beban berat, dll.
8. Monitor
respon terapi
oksigen
klien.
9. Batasi stimuli
lingkungan
untuk relaksasi
klien.
5. Batasi jumlah
pengunjung.
27
BAB III
28
2. Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa
untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh tidak
cukup untuk memenuhi kepeeluan-keperluan tubuh ( J.Charles Revees et
al, 2013 dalam soni, 2017).
3. Intoleransi aktivitas merupakan ketidak cukupan energi psikologis atau
fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari0hari yang harus atau yang ingin dilakukan (Hermand &
kamitsuru,2015).
3.3 partisipan
subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 klien yang
mengalami gagal jantung dengan masalah intoleransi aktivitas di RSUD
Syamsudin SH
29
3.6 Uji keabsahan data
Metode keabsahan data adalah derajat ketepatan antara data yang
terjadi dengan data yanag diperolehkan oleh pengambil kasus
(Ssugiyono,2017 dalam irma 2018). Uji keabsahan data dimaksudkan untuk
mengujuji kualitas data atau data yang diperoleh sehingga menghasilkan data
dengan validitas tinggi. Disamping integritas penulis (karena penulis menjadi
instrumen pertama), sumber informasi tambahan menggunakan data utama
yaitu klien, keluarga dan perawat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
30
Data yang disajikan kemudian dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil
studi kasus terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan
kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait
dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan intervensi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Amanda Sella Tria. 2019. Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus Asuhan Keperawatan
Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Keperawatan Intoleransi Aktivitas
Di Ruang CVCU Rumah Sakit Umum Daerah Bangil. Pasuruan: Program Studi
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang
Astuti, Dwi Puji Tiarah. 2017. Gagal jantung. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana: Ilmu Penyakit Dalam
http://rsudsyamsudin.co.id/?page=cHJvZmlsX2RldGFpbA==&profil_id=TVE9PQ==
Nurarif, Amin Huda, 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan
Nanda Nic Noc Jilid 2. Jogjakarta : Medioction
Wijaya, Soni Purnama. 2017 Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus Asuhan Keperawatan
Pada Klien Gagal Jantung Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Diruang
CVCU RSUD Bangil Pasuruan. Jombang : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Mediaka Program Studi Diploma III Keperawatan.
33
LAMPIRAN
34
LEMBAR KONSULTASI
35