Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN/NY.

GAGAL JANTUNG DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS

DI RUANG X. RSUD. SYAMSUDIN SH.

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Karya Tulis Ilmiah Pada Program Studi D III

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Disusun oleh :

Hasri Widiaswati

32722001D18048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SUKABUMI

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Gagal jantung merupakan salah satu penyebab utama morbilitas
dan mortalitas di seluruh dunia. Gagal jantung dapat di alami oleh setiap
orang dari berbagai usia, misal neonatus dengan gagal jantung congenital
atau orang dewasa dengan penyakit jantung arterosklerosis, usia
pertengahan dan usia tua sering pula mengalami kegagalan jantung.
Masalah yang sering muncul pada penderita gagal jantung adalah
berkurangnya pasokan oksigen kejaringan sehingga tubuh mengalami
kelemahan. (Wijaya & Putri, 2015).
Data di dunia menurut Word Health Organization (WHO,2016)
sebanyak 17,5 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskuler.
Lebih dari 75% penderita kardiovaskuler berada dinegara-negara yang
berpenghasilan rendah hingga menengah, dan 80% disebabkan akrena
serangan jantung dan stroke, prevelensi penyakit jantung di Amerika
serika pada tahun 2012 adalah 136 per 100.000 orang, de negara Eropa,
seperti Italia terdapat 106 per 100.000 orang. Prancis sebanyak 86 per
100.000 orang. Data lain ditemukan sekitar 4,7 juta orang menderita gagal
jantung di Amerika (1,5-2% dari total populasi), dengan angka kejadian
550.000 kasus per-tahun (Irnizarifka, 2011).
Data dan riset Kesehatan Dasar (Riskesda) kementrian kesehatan
Indonesia pada tahun 2018, preverensi penyakit gagal jantung di Indonesi
berdasarkan diagnosis doketr diperkirakan sebesar 1,5% atau diperkirakan
sekitar 29.550 orang. Paling banyak terdapat di provinsi Kalta yaitu
29.340 orang atau sekitar2,2% sedangkan yang paling sedikit
penderitanya adalah pada provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 144
orang atau sekitar 0,3%. Estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung
berdasarkan diagnosis atau gejala, terbanyak terdapat di provinsi Jawa
Barat sebanyak 96.487 orang atau sekitar (0,3%) sedangkan yang paling
sedikit adalah 945 orang atau (0,15) yaitu di provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Sedangkan untuk provinsi di Jawa Barat. Berdasarkan diganosis
dokter pada tahun 2013, sebanyak 160 ribu orang atau 0,5%, dan
merupakan terbanyak di indonesi (Kemenkes RI,2013)
Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya adanya pernafasan
yang pendek (sesak nafas) saat aktivitas, kesulitan untuk rebah mendatar,
terbagung karena sulit bernafas pada malam hari, kaki yang bengkak.
Gagal jantung dapat menjadi akut, misalnya terjadi setelah serangan
jantung atau dapat juga terjadi dari gagal jantung kronik yang mengalami
perburukan. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penyakit ini.
Sering kali karena suatu serangan jantung, tekanan darah tinggi atau
adanya masalah pada katup-katup jantung.
Sesak nafas yang terjadi pada penderita gagal jantung umumnya
akan dirasakan penderita pada saat aktivitas dan posisi berbaring, bangkan
tidak jarang pula penderitanya yang mengalami sesak nafas hebat ketika
istirahat malam hari. Sehingga mereka diharuskan untuk duduk ketika
mengalami hal tersebut untuk mengurangi gejala. Sedangkan gejala kaki
yang bengkak dialami perlahan-lahan dan tidak menghilang dengan
meninggikan kaki atau pada pagi hari, setiap penderita gagal jantung
memiliki gejala berbeda-beda. (Kartini Vebiona, 2017)
Dampak dari gagal jantung ialah terganggunya aktivitas sehari-
hari, apabila kondisi kronis dimana jantung tidak memompa darah
sebagaimana mestinya dapat berakibat meninggal
Penyebab dari intoleransi aktivitas ialah :
1. Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksogen
Terjadi apabila suplai darah tidak lancar diparu-paru (darah tidak
masuk kejantung), menyebabkan penimbunan cairan diparu-paru yang
dapat menurunkan pertukaran oksigen dan karbondioksidan antara
udara dan darah di paru-paru. Sehingga oksigenisasi pada arteri
berkurang dan mengalami ketidakseimbangan dan terjadi peningkatan
karbondioksida yang akan membentuk asam di dalam tubuh
2. Kelemahan
Kelemahan yang menyertai gagal jantung disebabkan karena
menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan
produk sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan. Pada
aktivitas fisik ringan, terutama yang hilang dengan istirahat, dapat
mengidentifikasikan awal gagal jantung. Pada gangguan ini,
jantung tidak dapat menyediakan cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolic sel yang sedikit meningkat (Hidayat,2016
dalam Santoso 2018)
3. Imobilitas
Perubahan akibat imobilitas pada pasien gagal jantung
kongestif dapat menyebabkan hipotensi ortostatik dan
meningkatnya kerja jantung. Menurunnya kemampuan saraf
otonom menjadi penyebab terjadinya hipotensi ortostatik. Hal ini
biasanya ditandai dengan sakit kepala ringan, pusing, kelemahan,
kelelahan, kehilangan energi, gangguan visual, dispnea,
ketidaknyamanan kepala atau leher, hampir pingsan ataupun
pingsan (Widuri,2013 dalam Santoso 2018)
4. Gaya hidup monoton
Perubahan gaya hidup pada pasien penderita gagal jantung
dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya
hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan seharu-hari
(Hidayat, 2015 dalam Santoso 2018)
Intoleransi aktivitas merupakan salah satu masalah utama pada
penderita gagal jantung, untuk itu pembahasan aktivitas yang berat
sangat membantu untuk mengurangi beban pada jantung. Pencatatan data
frekuensi jantung, perubahan tekanan darah, frekuensi pernafasan, EKG,
dyspneu, cyanosis, serta keluhan subyektif selama dan sesudah aktivitas
sehingga dapat mengetahui jika terjadi penurunan oksigen miokard dan
penurunan fungsi jantung. Pertahankan klien untuk tirah baring selama
serangan akut untuk mengurangi beban jantung, menganjurkan klien
untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap berguna untuk menjaga
keadaan jantung tetap stabil dan mencegah aktivitas berlebih. Pemberian
diit sesuai kebutuhan (rendah air dan Na) untuk mencegah retensi cairan
dan menurunkan resiko edema akibat penurunan kontraktilotasbjantung
(Muttaqin, 2015 dalam soni 2017)
Dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas kepada
pasien, keterlibatan pasien dan keluarga sangat menentukan keberhasilan
penjapaian tujuan keperawatan pada pasien tersebut. Interaksi yang
efektif dan efisien harus selalu dilakukan, baik saat pasien berada
diruangan perawatan dan bertemu secara langsung dengan perawat
maupun saat pasien berada diluar rumah sakit, dimanapun ia berada,
interaksi diperlukan terkait dengan kebutuhan pendidikan kesehatan
tentang penyakit pasien yang akan berubah sesuai kondisi pasien (paul &
sara., 2016 dalam umy 2018)
Self management merupakan pasien gagal jantung dalam
mengelola dirinya, ini ditingkatkan dengan edukasi dari perawat, pasien
gagal jantung harus mempunyai pengetahuan tentang penyakit yang
dialaminya, bagaimana cara penvegahan timbulnya gejala dan apa yang
bisa dilakukan pasien gagal jantung jika gejala muncul, dengan self
management yang baik maka pasien gagal jantung akan mempunyai
motivasi dalam penanganan penyakitnya. Elemen inti dari panduan
management gagal jantung adalah monitoring secara teratur oleh klinisi
dan pasien (Strayer & Caple, 2011 dalam umy 2018)
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan gagal
jantung adalah aktual atau resiko tingggi penurunan curah jantung ,nyeri
dada,aktual atau resiko tinggi gangguan pertukaran gas,aktual atau resiko
tinggi ketidakefektifan pola nafas,aktual atau resiko tinggi penurunan
tingkat kesadaran, aktual atau resiko tinggi kelebihan volume cairan,
intoleransi aktifitas (Mutaqqin,2009 dalam erika 2017).
Tabel 1.1
Data Pasien Rawat Inap Berdasarkan 5 Jenis Penyakit
Di Ruang Familly Jantung RSUD Syamsudin SH Kota
Sukabumi

No Nama penyakit Oktober November Jumlah


1 Gagal jantung 5 3 8
2 gagal jantung sisi kiri 4 5 9
3 gagal jantung sisi kanan 3 3 6
4 gagal jantung diastolik 5 4 9
5 gagal jantung sistolik 5 3 8

(Sumber: Rekam Medik RSUD R Syamsudin SH Ruang family jantung Kota Sukarabumi
Periode oktober-november 2020).

berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa penyaki gagal jantung


menempati urutan pertama dengan jumlah 8 kasus dari lima diagnosa
keperawatan di ruangn familly jantung periode oktober-november 2020.

Mengingat banyaknya permasalah pada pasien gagal jantung, dalam


hal ini perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensip dari aspek bio, psiko, sosial, spiritual, dan cultural. Untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan tersebut, perawat harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam asuhan keperawatan
sehingga dapat membantu proses pencapaian tingkat kesehatan pasien
yang optimal dengan menggunakan metode pemecahan serta
memberikan asuhan keperawatan yang dapat di lakukan yaitu prngkajian,
diagnosa, perencanaan, implamentasi dan evaluasi. Jadi sangat penting
penerapan asuhan keperawatan pada penderita asfiksia di rumah sakit
supaya tidak terjadi komplikasi (potter perry, 20012 dalam Irma 2019)

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian


dan ingin memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien
dengan penyakit gagal jantung dalam meningkatkan kesejahteraan serta
mencapai tujuan pada karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Tn.X Gagal Jantung Dengan Masalah Intoleransi
Aktivitas Di Ruang Familly Jantung RSUD Syamsudin SH Kota
Sukabumi”

1.2 Rumusan masalah


Penulis merumuskan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah “
bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD Syamsudin
SH”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum

Penulis mampu memperoleh pengalaman secara nyata dalam

melakukan asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung dengan

masalah intoleransi aktivitas. Berdasarkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang sudah didapatkan saat pendidikan.

1.3.2 Tujuan khusus


Tujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini di harapkan
penulis manpu:
1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien gagal jantung
dengan masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD
Syamsudin SH.
2. Menetapkan diagnosa Keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD
Syamsudin SH.
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD
Syamsudin SH.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD
Syamsudin SH.
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas di raung family jantung RSUD
Syamsudin SH.
6. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada klien gagal jantung
dengan masalah intoleransi aktivitas di ruang family jantung RSUD
Syamsudin SH.
7. Mampu mengidentifikasi kesenjangan dan memberikan alternatif
pencegahan masalah yang terjadi antara teori dengan tujuan kasus
1.4 Manfaat penulisan
1.4.1 Bagi RSUD Syamsudin SH/ perawat
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak puskesmas untuk
membuat kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
kualitas asuhan keperawatan pada klien gagal jantung dengan masalah
intoleransi aktivitas.
1.4.2 STIKES Sukabumi
Menambah masukan dan sumber bacaan di perpustakaan khususnya
mengenai asuhan keperawatan gagal jantung dengan masalah
intoleransi aktivitas.
1.4.3 Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan penulisan tentang asuhan keperawatan
gagal jantung dan dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh di
bangku kuliah serta pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien gagal jantung dengan masalah intolerasni
aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai