PENDAHULUAN
seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Stroke merupakan
disabilitas permanen (Handayani & Dominica, 2019). Sehingga pada klien stroke
keterbatasan gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri. (PPNI,
2016).
jantung. Serangan stroke lebih banyak dipicu karena hipertensi yang disebut
silent killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan alliran darah ke
otak. Angka kejadian stroke didunia kira-kira 200 per 100.000 penduduk dalam
terkena serangan stroke dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal
sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan bisa menjadi cacat berat
(Hanum & Lubis, 2017). Selain menyumbangkan angka kematian tinggi akibat
stroke, Indonesia juga memiliki angka beban stroke terbanyak kedua setelah
Mongolia yaitu sebanyak 3.382,2/100.000 orang berdasarkan DALYS
sebesar 10,9% dan mengalami kenaikan sebanyak 3,9% dalam lima tahun
stroke dengan prevalensi 795.000 klien stroke baru atau berulang terjadi setiap
tahunnya dan kira-kira setiap 4 menit terdapat I klien stroke meninggal. Angka
(Mutiarasari, 2019).
CVA Infark merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang
paling umum dari cacat. Sekitar 15 juta orang menderita CVA yang pertama kali
setiap tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan
kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). CVA merupakan masalah
berpenghasilan rendah presentase kematian dini karena CVA naik menjadi 94%
pada orang dibawah usia 70 tahun. sedangkan pada Riskesdas 2018 prevalensi
stroke 10,9 per mil, tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (14.7 per mil),
terendah di Provinsi Papua (4.1 per mil). (Kesehatan, 2018). Berdasarkan survey
awal di ruang dahlia 3 RSUD dr. Soegiri Lamongan tahun 2015 didapatkan
jumlah klien stroke pada bulan november sebanyak 18 klien stroke non
sebanyak 4 klien atau 22% klien yang mengalami penurunan kualitas tidur berat.
Dari data di atas menunjukkan bahwa masih banyaknya klien stroke non
Kejadian stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor risiko stroke
yang tidak dapat dikontrol terdiri atas usia, ras jenis kelamin, kebiasaan merokok,
dan faktor resiko yang dapat dikontrol terdiri atas riwayat banyaknya cara untuk
mengatasi kelebihan berat badan yang dilakukan masyarakat saat ini misalnya
fisiklainnya, ditambah lagi semakin maraknya suplemen atau obat yang bisa
lemak tinggi, terlebih lagi lemak jenuh, serta kurangi asupan garam. Diet yang
mengandung banyak serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta rendah garam
terhadap klien stroke terutama klien baru seharusnya dilakukan dengan cepat dan
tepat. Kepastian penentuan tipe patologi stroke secara dini sangat penting untuk
pemberian obat yang tepat guna mencegah dampak yang lebih fatal (Arifianto,
penurunan kekuatan otot, kekakuan sendi dan nyeri sehingga jika pada klien yang
mengalami gangguan mobilitas fisik tidak segera ditangani maka klien akan
ortopedik, atropi otot, dan kelumpuhan saraf akibat penekanan yang lama (nerve
utama yang sesuai dengan masalah imobilisasi pada klien stroke adalah
Mobilitas Fisik pada klien stroke dengan melakukan latihan gerak aktif / pasif
segar, protein rendah lemak dan kaya serat yang sangat bermanfaat untuk
pembuluh darah. Dan tidak ketinggalan juga lakukan olahraga teratur, dengan
2. Bagai masalah pada studi Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami
Keperawatan Indonesia (SIKI) yang muncul pada Tn. S yang mengalami stroke.
stroke.
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI PENYAKIT
secara mendadak (dalam waktu beberapa detik) atau secara cepat (dalam
waktu beberapa jam), dengan gejala atau tanda-tanda yang sesuai de-
dan ke- matian, dan keuangan yang besar pada masyarakat (Feigin, V,
(Septiyani, 2017).
2. ETIOLOGI STROKE
yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
2. Embolisme cerebral
pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada
3. Iskemia
kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Secara
fokal yang timbul akut dan berlangsung lebih lama dari 24 jam serta tidak
kausal, yaitu:
akan menghilang dalam waktu lebih lama dan 24 jam, tapi tidak
menuju otak. Bagian dari otak yang tidak dialiri darah akan
1). Perdarahan Intra Serebral (PIS). PIS adalah perdarahan primer yang
aneurisma ikro di sepanjang arteri. Arteri tadi dapat pecan atau robek.
2). Perdarahan Sub Arachnoidal (PSA). PSA adalah keadaan akut dimana
oleh indra kita serta mengontrol gerakan- gerakan sadar kita. Otak
tersusun dari belahan otak besar (hemisfer serebri), batang otak dan otak
yang kecil dan menjadi pusat koordinasi otot dan keseimbangan badan,
dua hemisfer serebri yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer
seni:
Berat otak sekitar 2.5% dari berat badan secara keseluruhan Otak
terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang
dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Arteri
adalah pembuluh yang mengangkut darah yang kaya akan oksigen dan
memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi jumlah
otak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama, yaitu sepasang arteri
karotis interna yang memasok sekitar 70% dari keseluruhan jumlah darah
darah dari jantung, yakni seperlima dari seluruh darah yang mengalir ke
sekitar 18% dari total konsumsi oksigen tubuh. Oleh karena itu, masa
singkat. Dan hal ini berarti, jaringan otak akan mudah mati jika pasokan
5. PATOFISIOLOGI
pembuluh darah terutama terjadi pada pagi harridan juga sore hari. Jika
pembuluh darah pecah, maka akan berlanjut samapai 6 jam dan apabila
maka hanya dapat merasuk dan menyala diantara selaput akson dan
massa putih akan tampak rusak. Dalam keadaan ini absobsi darah pun
yang luas akan terjadi distruksi pada massa otak. tingginya penekanan
intracranial dan yang lebih berat akan menyebabkan herniasi otak pada
Terbentuknya trombus
arteri
Penyumbatan pembuluh
darah
dapat berdiri, merasa pegal, agak lemah atau linu pada separuh tubuh,
disertai atau tanpa pusing. Terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi
tahun ke atas, Pada pungsi lumbal, likuor serebros- pinal jernih, tekanan
normal, dan eritrosit kurang dari 500. Pemerik saan sken tomografik
usia lebih muda, mendadak dan pada waktu aktif Sumber emboli berasal
dari berbagai tempat yakni kelainan jantung atau ateroma yang terlepas.
atau menetap. Gejala ini muncul akibat darah ke tempat tersebut. Gejala
(heraiparesis/hemipleg).
(prosopagnosia).
perasa.
(2). Ngompol
(1). Kebutaan seluruh tapangan pandangan satu sisi atau separuh lapang
(2). Rasa nyeri spontan atau hilangnya ras nyeri dan rasa getar pada
2001).
(1). Nyeri Talamik, suatu rasa nyeri yang terus mene- rus dan sukar
Marie.
gejala.
inferior.
sumbatan.
menonjol.
(6). Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara
(1). Koma
kerusakan otak.
kerusakan otak.
(5). Right Left Disorientation & Agnosia jari (Body Image) adalah
bicara.
sejumlah kemampuan.
6. LOKASI INFARK
berkomunikasi.
sederhana. Gangguan pada fungsi ini disebut acalculia. Selain itu juga
baik tangan mau pun kaki, sehingga pende rita tidak mampu
9. LETAK KELUMPUHAN
Kerusakan pada sisi sebelah kanan otak (Hemispere kanan otak) yang
Kerusakan pada sisi sebelah kiri otak (hemispere kiri otak) yang
menyebab kan kelemahan atau kelumpuhan pada tubuh bagian kanan
kelumpuhan vang terjadi pada kedua sisi tubuh baik kiri maupun bagian
kanan. Hal ini mengakibatkan kedua kaki sulit untuk digerakkan dan
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Angiografi serebral
2) CT Scan
Merupakan pemindaian yang memperlihatkan secara spesifik
letak dari edema, posisi dari hematoma, dan juga jaringan otak
4) EEG (Elektroensefalografi)
masalah yang akan timbul dan juga dampak dari jaringan infark
b. Pemeriksaan laboraturium
hiperglikemia
4) Gula darah yang dapat mencapai 250 mg didalam serum dan
11. KOMPLIKASI
a. Infark miokard
b. Emboli paru: hal ini cenderung dapat terjadi 7-14 hari pasca stroke
2018).
12. PENATALAKSANAAN
a. Thrombosis intravena
b. Terapi antritrombosis
adalah salah satu anti platelet yang sangat terbukti efektif untuk
terapi akut.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Atur posisi kepala dan badan pasien 20-30 derajat dan berikan
posisi miring
d. Bed rest
Santoso, 2018).
1. Pengkajian
fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat penting untuk
Pertami, 2016).
Menurut Hidayat dan Uliyah (2014) pengkajian keperawatan pada
a. Identitas Klien
no. registrasi.
b. Keluhan utama
lain-lain.
berikut :
Mobilitas
penuh.
orang lain.
perawatan
f. Kemampuan Rentang Gerak
Bahu. 180
Siku . 150
menuju bahu.
Pergelangan Tangan.
sejauh mungkin.
atas.
atas.
mungkin.
tangan.
posisi abduksi
Kekuatan
Normal
0 0 Paralisis sempurna
gravitasi
tahanan normal
tahanan penuh.
h. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
kesadaran koma.
2. B2 (Blood)
3. B3 (Brain)
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis, bergantung
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
yang lain. Pada kulit, jika klien kekurangan 02 kulit akan tampak
pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk.
mobilitas fisik.
keterjagaan.
9. Status Mental
2. Diagnosis Keperawatan
3. Intervensi keperawatam
No Diagnosa Kriteria hasil intervensi
keperawatan
meningkat nasofaring
- Sariawan pemeriksaan
menurun laboratorium
- Rambut rontok Terapeutik
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
- Sajikan makanan
secara menarik
- Berikan makanan
tingi protein
- Berikan suplemen
makanan
- Hentikan pemberian
makan melalui
selang nasofaring
ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan,jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi
diharapkan Obsevasi
pakaian diri
meningkat Terapeutik
aman
- Kemampuan - Siapkan keperluan
ketoilet pribadi
meningkat Edukasi
meningkat konsisten
- Mmepertahankan
kebersihan mulut
meningkat
meningkat ambulasi
perlu
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
tempat tidur ke
kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)
- Pernyataan Terapeutik
meningkat penting
- Pernyataan - Pandu mengingat
- Pernyataan - Kembangkan
- Ketergantungan Edukasi
menurun mengungkapkan
menurun realistis
- Pernyataan - Anjurkan
menurun hubungan
mengembangkan
spiritual diri
- Latih cara
mengenang dan
meningkat mungkin
jaringan menurun
- Nyeri menurun - Pertahankan
- Hematoma jam
menurun Edukasi
- Pertumbuhan
rambur membaik
Lampiran 2
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
*)beri tanda ( √ )
PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
a. Pasien tampak malu dengan hilangnya bagian tubuh
b. Keluarga tampak kesulitan dalam merawat pasien
c. Perilaku caregiver
Tidak cukup pengetahuan pencegahan decubitus
□ Tidak mampu melaksanakan promosi kesehatan rencana terapeutik yang disetujui
d. Kondisi caregiver
□ Status perkawinan: caregiver adalah pasangan
□ Caregiver mengalami gangguan kesehatan
□ Caregiver secara perkembangan tidak siap untuk berperan sebagai caregiver
□ Pola koping caregiver tidak efektif
e. Jumlah kebutuhan pemberi perawatan Perpanjangan
□ durasi perawatan yang diperlukanTidak cukup
□ rekreasi untuk caregiver
□ Tidak cukup waktu istirahat untuk caregiver
□ Tugas merawat yang kompleks
□ Kelebihan aktivitas sebagai caregiver
f. Kondisi psikis pasien
□ Pasien tampak depresi
□ Pasien mengatakan merasa asing dengan kondisi
g. Kondisi spiritualitas pasien
□ Pasien mengatakan kondisinya membuat dirinya tidak bisa ikut berpartisipasi dalam kebiasaan ibadah
□ Pasien merasa bersalah atas sakitnya karena tidak bisa beribadah
h. Keterangan tambahan
a) Pasien dalam kondisi
( ) Depresi; ( ) Khawatir; ( ) Sulit/suka melawan perintah; ( ) Berpotensi menyakiti diri sendiri/orang lain;
( ) Baik*)beri tanda ( √ )
b) Status pernikahan
( ) Belum menikah; ( ) Menikah; ( ) Janda; ( ) Duda *)beri tanda ( √ )
c) Keluarga terdekat
( ) Istri; ( ) Suami; ( ) Anak; ( ) Orang tua; ( ) Saudara,*)beri tanda ( √ ) ( ) Lainnya,
Telepon
d) Hubungan dengan anggota keluarga( )
Baik; ( ) Buruk
e) Kegiatan ibadah sehari-hari yang dilakukan
( ) Sholat; ( ) Berzikir; ( ) Yasinan,*)beri tanda ( √ ) ( ) Lainnya,
f) Membutuhkan bantuan dalam menjalankan ibadah( )
Ya; ( ) Tidak*)beri tanda ( √ )
g) Keinginan khusus pasien (misal: tidak ingin dijenguk, ingin dirawat oleh perawat yang berjenis kelaminsama, dll)
Jelaskan,
h) Hambatan sosial dan budaya pasien (misal: larangan dari keyakinan yang dianut, mitos budaya
setempat, dll)
Jelaskan,
i) Keterangan lainnya,
Lampiran 2
RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
a. Deskripsi riwayat penyakit sekarang
RIWAYAT ALERGI
a. Pasien mempunyai riwayat alergi
Pasien mengatakan mempunyai riwayat alergi
□ Pasien terpapar allergen
b. Keterangan tambahan, Jika terdapat Alergi:
Alergi obat
Nama obat
□ Alergi Maknanan
Jenis makanan
□ Alergi lainnya
Sebutkan
c. Terpasang gelang tanda alergi (warna merah)
( ) Terpasang; ( ) Belum terpasang*)beri tanda ( √ )
d. Jika terpasang, siapa yang memasang
( ) Perawat; ( ) Dokter; ( ) Apoteker; ( ) Nutrisionis *)beri tanda ( √ )
e. Keterangan lainnya,
Lampiran 2
ASESMEN NYERI
a. Nyeri yang dialami akibat Akibat
□ Akibat agen cidera Fisik
□ agen cidera BiologiAkibat
□ agen cidera Kimia
b. Nyeri dengan durasi kurang dari 3 bulan
c.Nyeri dengan durasi lebih dari 3 bulan
d.Pasien mengalami nyeri yang ekstrim
e.Nyeri berulang dan terus menerus serta mengganggu fungsi keseharian dan kesejahteraan
f. Keterangan tambahan tentang Nyeri pasien
1. Skala nyeri pasien menggunakan VAS / VDS
Tidak Sedikit Sedikit lebih Lebih Nyeri Sangat Tidak Nyeri Nyeri Nyeri
nyeri nyeri nyeri nyeri nyeri nyeri ringan sedang berat
RISIKO JATUH
a. Pasien memakai alat bantu gerak dalam aktivitas
1) Menggunakan kursi roda
2) Menggunakan alat bantu berjalan (walker, cane)
b. Pasien mengalami kesulitan berjalan
c. Pasien mengalami perubahan gaya berjalan
d. Pasien mengalami keterbatasan pergerakan mandiri tubuh / ekstremitas
e. Postur pasien tidak stabil dan kesulitan dalam berbalik
f. Pasien mengalami pergerakan yang lambat, memicu tremor dan tidak terkoordinasi
g. Pasien mengalami gangguan keseimbangan
h. Pasien mengalami permasalah pendengaran
i. Keterangan tambahan tentang risiko jatuh pada pasien
j. Keterangan lainnya,
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
Lampiran 2
1. Morse Fall Scale (MFS)
Riwayat jatuh
Kondisi kesehatan
0 Bantuan ambulasi
15 Menggunakan tongkat/penopang
0 Tidak
Gaya berjalan
20 Kerusakan / Terganggu
10 Lemah
Status mental
15 Lupa keterbatasan
Interpretasi hasil
0 - 24 Tidak berisiko
25 - 50 Risiko rendah
4 < 3 tahun
1 > 13 tahun
Jenis kelamin
2 Laki-laki
1 Perempuan
Diagnosis
4 Diagnosis neurologi
3 Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dll
2 Gangguan perilaku/psikiatri
1 Diagnosis lainnya
Gangguan kognitif
Lampiran 2
3 Tidak menyadari keterbatsan lainnya
3 Pasien menggunakan alat bantu/bayi diletakan dalam tempat tidur bayi/perabot rumah
3 Dalam 24 jam
2 Dalam 48 jam
3 Penggunaan multiple: sedative, obat hipnosis, barbiturate, fenotiazi, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
Interpretasi hasil
7 sd 11 Risiko rendah
> 12 Risiko tinggi
ASESMEN FUNGSIONAL
a. Pola Eliminasi
1. Status perkemihan
Terjadi inkontinensia, retensi, urgency, nocturia, hesitancy, frequency, dysuria
□ Tidak selesainya pengosokan kandung kemih (retensi)
2. Pasien mengalami inkontinensia yang berkaitan dengan waktu terjadinya
Pasien melaporkan adanya pengeluaran urin pada saat kandung kemih spasme (tegang)
□ Segera setelah ada sensasi kuat untuk berkemih
□ Kebocoran urin secara tiba-tiba terkait dengan aktivitas yang meningkatkan tekanan intraabdominal
□ Pada saat terdapat distensi berlebihan pada kandung kemih
□ Pada suatu interval yang dapat diprediksi pada saat volume kandung kemih tertentu telah tercapai
□ Ketidakmampuan pasien yang biasanya mampu untuk mencapai toilet pada waktu ingin berkemih
3. Kondisi sistem perkemihan
Relaksasi spinkter yang tidak disengaja
□ Terjadi pembesaran prostat pada pasien
4. Masalah dalam BAB
Mengeluhkan sulit atau kurang sering BAB dari biasanya
□ Fases kering, keras, sulit untuk keluar
□ Pengeluaran fases yang tidak disengaja
□ Adanya diare (frekuensi BAB lebih 3x sehari dengan konsistensi cair)
□ Fases berbentuk cair, tidak berbentuk
5. Keterangan tambahan
Frekuensi BAK
Lampiran 2
□ Jumlah BAK
□ Frekuensi BAB
□
kali/haricc
kali/hari
Warna, Bau dan Konsistensi
b. Pola Aktivitas-Latihan
1. Masalah pasien dalam melakukan aktivitas keseharian Terjadi
penurunan mobilitas selama periode perawatan
□ Pasien selama dirawat tidak mempunyai aktivitas fisik yang aktif
□ Tidak cukupnya energi fisiologi atau psikologis untuk mempertahankan aktivitas harian
2. Masalah pasien dalam melakukan pergerakan
Kondisi pergerakan pasien yang menurun
□ Keterbatasan pergerakan fisik pada satu ekstremitas atau lebih
□ Keterbatasan pergerakan mandiri diantara dua permukaan yang berdekatan
□ Keterbatasan pergerakan mandiri dalam lingkungan dengan menggunakan kaki
□ Keterbatasan pergerakan mandiri dari satu posisi ke posisi yang lain di atas tempat tidur
□ Pasien mengalami sensasi kelelahan dan penurunan kapasitas baik untuk bekerja fisik atau mental
□ Mengabaikan satu sisi tubuh dan memperhatikan secara berlebihan sisi tubuh lainnya yang terganggu
3. Pasien mengalami masalah pada perawatan diri
Ketidakmampuan pasien untuk membasuh tubuh dan mengakses kamar mandi
□ Hambatan mengenakan pakaian oleh pasien secara mandiri
□ Ketidakmampuan menyiapkan, mengambil alat makan dan memakan makanan dengan baik
□ Ketidakmampuan melakukan kebersihan eliminasi secara komplit
4. Pernafasan yang diperlihatkan pasien
Kedalaman pernafasan tidak normal
□
□ Irama nafas tidak normal
Perubahan pola nafas
□ Rongga hidung melebar saat bernafas
□ Adanya pursed lip breathing
□
Menggunakan otot bantu pernafasan, tuliskan,
5. Pasien mengalami dyspnea (sesak nafas)
6. Masalah otot pada pasien
□ Penurunan kekuatan otot
□ Tidak cukupnya kekuatan ototnya untuk melakukan pergerakan
□ Penurunan koordinasi otota. Pola Tidur
1. Masalah pasien dalam istirahat
Tidak mampu rileks, tidak dapat beristirahat
□ Waktu tidur yang terputus secara jumlah dan kualitas yang disebabkan faktor eksternal
□ Mengalami periode waktu yang lama tanpa tidur
□ Pasien terbangun diri hari
□ Pasien kesulitan memulai untuk tidur
□ Pasien mengatakan tidur terasa tidak memuaskan
□ Gangguan pola tidur
2. Keterangan tambahan
□ Jumlah waktu tidur sebelum sakit
jam/hari
□ Jumlah waktu tidur setelah sakit
jam/hari
□ Penggunaan obat tidur
Tidak
Ya, Jelaskan jenis obat tidurnya
□ Dosis obat tidur
RISIKO NUTRISIONAL
a. Berat badan pasien di bawah normal (lihat IMT)
b. Berat badan yang ekstrim (di bawah atau di atas sekali)
c. Berat badan pasien bertambah berlebihan
d. Berat badan pasien di atas normal (lihat IMT)
e. Masalah mengunyah dan menelan pada pasien
□ Terjadi masalah dalam proses menelan Terdapat
□ masalah dalam rongga mulut
□
Lampiran 2
Terdapat masalah dengan gigi
□ Pasien merasa mual
□ Terjadi muntah pada pasien
f. □Masalah pada perut pasien
□ Mengeluhkan nyeri perut
□
□ Mengeluhkan kram perut
□ Terjadi peningkatan residual gastrik
□ Terjadi peningkatan tekanan intragastrik
g. Hasil pengkajian terhadap aktivitas peristaltik
□ Bising usus hiperaktif, frekuensi bising usus… kali/menit
□ Kurangnya aktivitas peristaltic
□
□ Tidak ada suara bising usus
□ Penurunan motilitas Gastro Intestinal, frekuensi bising usus… kali/menit
h. Perubahan pola makan
i. Penurunan selera makan
j. Kebiasaan BAB pasien
□ Menganggap sendiri adanya konstipasi
□ Penyalahgunaan laksatif, enema dan suppositoria untuk menjamin BAB sehari-hari
k. Pasien mengalami kekurangan cairan – dehidrasi
l. Kurangnya asupan serat pada makanan
m. Tidak cukupnya asupan cairan
n. Pasien terpasang infus
□ Diameter jarum infus terlalu besar
□ Kecepatan infus terlalu tinggi
□ Pemasangan lebih dari 72 jam (terlalu lama)
□ Larutan infus yang terpasang mengiritasi (misal: konsentrasi, suhu, pH)
□ Penusukan kateter yang tidak adekuat
□ Tempat penusukan dekat dengan sendi
o. Kondisi yang berhubungan dengan kulit pasien
Terjadi perubahan integritas kulit
□ Terjadi perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas, rambut, kelembaban, temperatur)
□ Terjadi perubahan turgor kulit dari kondisi normal
□ Terjadi perubahan pigmentasi
p. Kondisi yang berhubungan dengan jaringan
□ Terjadi kerusakan membran mukosa, kornea, integumen, subkutan
□ Terjadi kerusakan jaringan
Kondisi infeksi
□
□
Pasien menderita infeksi virus
Menderita ko-infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
q. Keterangan tambahan
Pasien mengalami penurunan BB yang tidak direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
0 Tidak
2 Tidak yakin (ada tanda: baju menjadi longgar)
Jika, Ya. Penurunan sebanyak
1 1 - 5 kg
2 6 - 10 kg
3 11 - 15 kg
4 > 15 kg
2 Tidak tahu berapa kilogram penurunannya
Asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makan?
0 Tidak
1 Ya
2 Pasien dengan diagnosis khusus. Ya, sebutkan (essay)
Interpretasi
Jika skor > 2, pasien berisiko malnutrisi, konsul ke Nutrisionis
KEBUTUHAN EDUKASI
a. Pasien mengalami gangguan fungsi kognitif
b. Pasien mengalami gangguan memori (kemampuan mengingat)
c. Kurang informasi yang didapat pasien terkait penyakitnya
d. Pasien terlihat kurang minat untuk belajar
e. Kurang sumber pengetahuan terkait penyakit dan pengobatan
f. Pasien mengungkapkan minat untuk meningkatkan pembelajaran
g. Paisen kurang pemahaman/pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar
h. Pemahaman tentang penyakit Ya
□ Tidak, Jelaskan
□
Lampiran 2
i. Pemahaman tentang pengobatan Ya
□ Tidak, Jelaskan
□
j. Pemahaman tentang Nutrisi/ Diet Ya
□ Tidak, Jelaskan
□
k. Pemahaman tentang perawatan
Aktivitas sehari-hari
□ Makanan
□ Olahraga
□ Perawatan luka dengan proses penyembuhan yang lama
□ Tumbuh kembang
□
□
□
Seksual
Modifikasi lingkungan
□ Manajemen stress
□
□
□ Pencegahan penyakit
□ Pencegahan komplikasi
l. Hambatan dalam menerima edukasi Hambatan
□ dalam penglihatan, pendengaranHambatan
□ dalam emosi dan kognitif
□ Hambatan dalam tingkat pendidikan, buta huruf dan kemampuan berbahasa
□ Hambatan dalam budaya, spiritual dan agama
III.1.1.2 DISCHARGE PLANNING
a. Pengaruh rawat inap terhadap
1. Pasien dan keluarga
□Tidak
□ Ya, Jelaskan
2. Pekerjaan / sekolah
□Tidak
□ Ya, Jelaskan
3. Keuangan
□Tidak
□ Ya, Jelaskan
□ Tidak
□
Antisipasi terhadap masalah setelah pulang dari Rumah Sakit
Ya, Jelaskan
b. Apakah pasien tinggal sendiri setelah pulang dari Rumah Sakit
Tidak, Jelaskan orang yang bertanggung jawab merawat pasien
□ Ya
c. Dimana letak kamar pasien
□ Lantai 1
□ Lantai 2
□ Lainnya,
d. Bagaimana kondisi rumah tinggal pasien
1. Penerangan
□ Baik
□ Cukup
□ Kurang
2. Jarak lokasi kamar dengan kamar mandi 5
□ < 5 meter
□ meter
□ Lainnya,
3. P enggunaan WC
□ WC Jongkok
□ WC Duduk
e. Bantuan diperlukan dalam hal
□ Menyiapkan Makanan □ Mandi
□ □ BAB / BAK
□
□
Makan
Minum □ Berpakaian
□ □ Transportasi
□
Diet
□ Edukasi kesehatan
□
Menyiapkan obat
Minum obat □ Lainnya,
f. Adakah yang membantu keperluan di atas
□
Lampiran 2
Tidak
□ Ya, Jelaskan
g. Apakah pasien menggunakan peralatan medis di rumah setelah keluar dari Rumah Sakit (Kateter, NGT,Double
□
lumen, Oksigen, dll)
Ya, Jelaskan
Tidak
h. Apakah memerlukan bantuan / perawatan khusus dirumah setelah keluar dari Rumah Sakit (Home Care,H)
Ya, Jelaskan
Tidak
i. Apakan pasien bermasalah dalam memenuhi kebutuhan pribadinya setelah keluar dari Rumah Sakit (Makan,Minum,
□
BAB, BAK, dll)
Ya, Jelaskan
Tidak
j. Apakah pasien dan keluarga memerlukan keterampilan khusus setelah keluar dari Rumah Sakit (Perawatan
Luka, Injeksi, Perawatan Bayi, dll)
□
Ya, Jelaskan
TidakASESMEN SPESIFIK
EFEK
NO NAMA OBAT DOSIS
( indikasi dan kontraindikasi )
Lampiran 2
DIAGNOSA INTERVENSI(SIKI)
NO TUJUAN /KRITERIA
KEPERAWATAN
HASIL (SLKI)
(SDKI)
Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan Dukungan Ambulasi Observasi
b/d Gangguan
Neuromuskular keperawatan diharapkan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
- Kecemasan menurun
Terapeutik
- Kaku sendi menurun
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
- Gerakan terbatas menurun
bantu (mis. Tongkat, kruk)
Kelemahan fisik menurun
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,
jika perlu
Edukasi
toleransi)
Lampiran 2
DIAGNOSA INTERVENSI(SIKI)
NO TUJUAN /KRITERIA
KEPERAWATAN
HASIL (SLKI)
(SDKI)
Perfusi Perifer Tidak Setelah di lakukan tindakan Observasi
Efektif b/d Peningkatan
asuhan keperawatan di harapkan -Periksa sirkulasi perifer (mis.
Tekanan Darah
Perfusi perifer meningkat Nadi,edema,pengisian kapiler,suhu)
dengan kriteria hasil:
-Identifikasi faktor resiko gangguan
-Denyut nadi perifer meningkat
sirkulasi( mis
-Penyembuhan luka meningkat
diabetes,hipertensi,kolestrol tinggi)
-Warna kulit pucat menurun
-Monitor panas,kemerahan,nyeri atau
-Edama perifer menurun
-Nyeri ekstermitas menurun bengkak
-Parastesia menurun Terapeutik
-Kelemahan otot menurun -Hindari pemasangan infus atau
-Kram Otot Menurun pengambilan darah di area keterbatasan
-Pengisisan kapile membaik perfusi
-Akral membaik -Hindari pengukuran tekanan darah pada
-Tekanan darah sistolik
area ekstermitas dengan keterbatasan
membaik
perfusi
-Tekanan darah diastolik
-Hindari penekanan dan pemasangan
membaik
tournikuet pada area yang cidera
-Tekanan Arteri rata-rata
membaik -Lakukan pencegahan infeksi
-Lakukan perawatan kaki dan kuku
-Lakukan Hidrasi
Edukasi
-Anjurkan olahraga rutin
-Anjurkan mengecek kamar mandi untuk
menghindari kulit terbakar
-Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah secara teratur
-Anjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
-Anjurkan program rehabilitas vaskular
-Informasikan tanda dan gejala darurat yg
harus dilaporkan
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/ Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
Diagnosa.
Tanggal Tindakan
Kep
Lampiran 2