Anda di halaman 1dari 38

“Asuhan Keperawatan

OBESITAS PADA ANAK”

N S . T R I S YA YO N A F E BR I NA , M .K EP
definisi

Obesitas merupakan keadaan patologis, dengan


terdapatnya penimbunan lemak berlebihan dari yang
diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.Tetapi
masih banyak pendapat di masyarakat yang mengira
bahwa anak yang gemuk adalah sehat.
Tren gizi Iebih pada balita dalam 5 tahun terakhir
menunjukkan fluktuatif sebesar :
12,2% (Riskesdas 2007), 14% (Riskesdas 2010) & dan
11,9% (Riskesdas 2013).
Pada kelompok anak usia 5-12 tahun (18,8%)
Pada anak usia 13-15 tahun (10,8%)
Pada usia 16-18 tahun (7,3%).
Di Indonesia, terutama dikota-kota besar, dengan
adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke
westernisasi dan sedentary berakibat pada :
perubahan pola makan / konsumsi masyarakat
yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi
lemak dan kolesterol
Tingginya minat terhadap penawaran makanan siap
saji ( fast food ) yang berdampak meningkatkan risiko
obesitas
Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi
obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami
penyakit metabolik dan penyakit degeneratif
dikemudian hari.
Berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2006
untuk anak-anak prasekolah (0-60 bulan).
Obesitas = Z-score IMT/U atau BB/TB > +3.

Menurut referensi pertumbuhan WHO 2007


untuk anak-anak usia sekolah (5-19 tahun).
Obesitas = Z-score IMT/U > +2
Kriteria yang digunakan untuk menetukan obesitas (neuman -1983)

Overweight Obesitas
110 -119 % (90-95
BB / TB (Pra pubertas)  120% (95 persentil)
persentil)
120 % (> 2 SD di atas
BB /Umur 110-119%
mean)
umur Obesitas
Lipatan kulit (trisep >2 sd
0-36 bulan
/subscapula) > 90 persentil
>2 SD
Lipatan kulit 0-18 bulan
>95 persentil
klasifikasi

Menurut gejala klinisnya, obesitas dibagi menjadi dua:

Obesitas Sederhana (Simple obesity)

Bentuk Khusus Obesitas


Obesitas Sederhana (Simple obesity)

Terdapat gejala kegemukan saja tanpa disertai


kelainan hormonal/mental/fisik lainya, obesitas
ini terjadi karena factor gizi.
Bentuk Khusus Obesitas
 Kelainan Endokrin/hormonal
Biasanya adalah Sindrom Cushing, pada anak yang sensitif terhadap
pengobatan hormon steroid.

Kelainan somatodismorfik
Sindrom Prader-Willi, Sindrom Summit dan Carpenter, Sindrom
Laurence-Moon-Bield, dan Sindrom Cohen. Obesitas pada kelainan ini
hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan ortopedi.

Kelainan hipotalamus
Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan
berakibat terjadinya obesitas, sebagai akibat kraniofaringioma,
leukimia serebral, trauma kepala, dll
etiologi

Faktor-faktor penyebab Obesitas pada Anak:

Faktor genetik

Faktor lingkungan
Faktor Genetik

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan


besar. Bila kedua orang tua obesitas, 40% anaknya menjadi
obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas
menjadi 20-25 % Kerentanan terhadap obesitas ditentukan
secara genetik sedang lingkungan menentukan ekspresi fenotipe.
Faktor lingkungan
a. Aktifitas fisik
Aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap
pengaturan berat badan karena konsumsi energi yang
berlebihan dan tidak diimbangi oleh aktivitas yang
cukup dapat menyebabkan penimbunan energi dalam
bentuk lemak di tubuh sehingga mengakibatkan
kenaikan berat badan.
Berdasarkan rekomendasi WHO anak-anak dan
remaja berusia 5-17 disarankan untuk
melakukan latihan fisik minimal 60 menit baik
intensitas sedang maupun penuh setiap hari.
Latihan dengan intensitas penuh dilakukan
cukup 3 kali dalam seminggu.
b. Faktor gizi
Peranan faktor gizi dimulai sejak dalam kandungan
dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi
dipengaruhi berat badan ibu.

Pada bayi

Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh
ibunya, bahwa setiap minum susu harus habis.
Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap
kali anak menangis
Pemberian makanan tambahan tinggi energi pada usia dini
Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi, sehingga
bayi selalu haus/ minta minum.
Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya
makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan
dala memperoleh kasih sayang

Gaya hidup masa kini


Kecenderungan anak-anak lebih menyukai makanan
‘fast food’ yang berkalori tinggi seperti hamburger, ayam
goreng, kentang goreng, es krim, aneka macam mie, dll.
c. Faktor sosial ekonomi

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,


pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi
pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah


terjangkau juga akan mempengaruhi resiko obesitas pada anak
anak.
patogenesis
Terjadinya obesitas membentuk jumlah sel lemak .
Terdiri dari :
Jumlah sel lemak normal tetapi terjadi hipertropi
pembesaran
Jumlah sel lemak meningkat / hiperplasi dan juga terjadi
hipertrofi.

- Penambahan jumlah dan pembesaran sel lemak paling cepat


Terjadi pada masa kanak –kanak dan mencapai puncaknya
pada masa dewasa.
 Setelah masa dewasa tidak akan terjadi pertambahan
Jumlah sel, tetapi akan terjadi perbesaran sel.
Dampak dari obesitas pada anak :

Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Diabetes Mellitus tipe-2

Obstruktive sleep apnea

Gangguan Ortopedik

Pseudotumor serebri
Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Faktor Risiko ini meliputi peningkatan:


 kadar insulin
 Trigliserida
 LDL-kolesterol
 tekanan darah sistolik
 penurunan kadar HDL- kolesterol.

Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan


darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita
hipertensi.
Diabetes Mellitus tipe-2

Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak


obesitas. Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada anak
obesitas adalah 25% sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya
4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2
mempunyai IMT> + 3SD atau > persentile ke 99.
Obstruktive sleep apnea

Sleep apnea dapat diartikan sebagai berhentinya pernapasan


untuk sementara. Penyebabnya adalah penebalan jaringan
lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu
pergerakan dinding dada dan diafragma. Dan dapat
menyebabkan tidur gelisah. sehingga keesokan harinya anak
cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang
seiring dengan penurunan berat badan.
Gangguan Ortopedik

Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan


ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu
tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala
nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.
Pseudotumor serebri

Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan


intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung
dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan
memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia,
kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.
komplikasi obesitas pada anak

Pada anak Pada dewasa


- gangguan psikologis - Obesitas persisten
- Resiko penyakit - Dampak kurang baik
kardiovaskular pada sosial ekonomi
- Asma - Risiko penyakit
- Inflamasi kronik kardiovaskular
- DM 1 dan 2 - Kematian dini
- Kelainan ortopedik
- Penyakit hati
Gejala klinis pada Anak Obesitas

 Anak obesitas mempunyai badan relative pendek dari anak


sebayanya.
 Bentuk muka anak yang obesitas tidak proporsional
 hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda.
 Terdapat timbunan lemak di daerah payudara pada anak laki-laki
 Perut menggantung dan sering disertai striae (garis putih pada kulit)
 adanya timbunan lemak pada daerah pangkal paha
 Paha dan lengan atas besar
 jari-jari tangan relatif kecil dan runcing.
 Anak lebih cepat mencapai masa pubertas.
Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai


berikut :
 Memperbaiki faktor penyebab, misalnya kesalahan cara
pengasuhan maupun factor kejiwaan
 Motivasi penderita obesitas tentang perlunya pengurusan
badan.
 Memberikan diet rendah kalori yang seimbang untuk
menghambat kenaikan berat badan.
 Menganjurkan penderita untuk olahraga yang teratur/anak
bermain secara aktif, sehingga banyak energy yang digunakan.
Cara pengaturan diet

Bayi
Bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapinya bukan untuk
menurunkan berat badannya tetapi memperlambat kecepatan
kenaikan berat badannya. Bayi diberikan diet sesuai dengan
kebutuhan normal untuk pertumbuhan
Pengaturan terapinya dengan :
 110 kkal/kg BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan
 90 kkal/kg BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan.
 Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara
diselingi dengan air tawar.
 Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan,
susu rendah/tanpa lemak.
 Anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong saja,
tetapi biarkan melakukan aktifitas.
 Pada anak prasekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat
badan harus diperlambat dengan :
 Diet seimbang 60kkal/kg BB/hari. 
 Makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari
makanan yang mengandung kalori tinggi.
 Dorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan
mengurangi menonton TV yang berlebihan.
 Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, kita
berusaha mempertahankan berat badan anak dan menaikkan
tinggi badannya
 Diet sekitar 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/ kg BB/hari.

 Mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik.


 Tidak boleh menonton televisi terlalu lama dan disertai
makan makanan yang tinggi energy.
 Mengorganisir kelompok olahraga/rekreasi, agar anak lebih
aktif.
 Pada obesitas remaja, kita harus menurunkan BB anak untuk
mencapai BB yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya.
Diet yang diberikan adalah sekitar 850 kkal/hari .

 Selain itu, anak harus didorong untuk melakukan aktivitas ,


baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok . Mendorong
anak agar mau melakukan interaksi dengan teman-temannya.
strategi kontrol berat badan pada anak obesitas
adalah :

•Kontrol lingkungan anak


•Pantau perilaku anak
•Aktivitas fisik ditingkatkan
•Modifikasi diet, contoh dengan “taffic light diet”
•Tentukan tujuan penurunan BB
•Berikan reward terhadap perubahan perilaku yang berhasil.
•Pemecahan masalah
•Motivasi keluarga tentang pola makan yang sehat di keluarga.
Menganjurkan keluarga untuk memantau gaya hidupnya.
Perbanyak materi dan makna konsultasi dengan keluarga.
prognosis

Prognosis obesitas tergantung pada penyebab dan


ada/tidak adanya komplikasi. Obesitas yang berlanjut
sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.
Pencegahan

Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi,


yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI jarang
menjadi obesitas, karena komposisi ASI mempunyai mekanisme
tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi.

 KMS  perlu untuk memantau pertumbuhan anak, sehingga kita


mengetahui setiap penyimpangan arah dari grafik berat badan
anak.

 Anak sedini mungkin dikenalkan dengan aktifitas fisik, baik


melalui bermain maupun olahraga. Menonton TV hanya sebagai
selingan saja.
Intervensi Pencegahan obesitas pada anak sekolah

Modifikasi makanan di sekolah

Perbanyak jalan dari/ke sekolah

Kurangi menonton TV, dll yang mengurangi aktivitas

Ubah pendidikan fisik di sekolah


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai