PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sistem sirkulasi, jantung berfungsi untuk memompa darah dan
kerjanya sangat berhubungan erat dengan sistem pernafasan. Pada umumnya,
semakin cepat kerja jantung berlaku, semakin cepat pula frekuensi pernafasan
dan sebaliknya. Terdapat banyak sebab jantung dapat berhenti bekerja
antaranya penyakit jantung, gangguan pernafasan, syok, penurunan
kesadaran, dan komplikasi penyakit lain,seperti stroke. (Ganthikumar,2016)
Henti jantung primer (cardiac arrest) adalah ketidaksanggupan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen keotak dan organ vital lainnya
secara mendadak dan dapat balik normal, jika dilakukan tindakan yang tepat
atau akan menyebabkan kematian dan kerusakan otak menetap kalau tindakan
tidak adekuat. Henti jantung yang terminal akibat usia lanjut,penyakit kronis
tertentu tidak termasuk henti jantung atau cardiac arrest.
(Ganthikumar,2016). World Health Organization (WHO) pada tahun 2004
melakukan survey yang menyimpulkan bahwa, diperkirakan 17,1 juta orang
meninggal (29% dari jumlah kematian total) karena penyakit jantung dan
pembuluh darah. Dari kematian 17,1 jutaorang tersebut, diperkirakan 7,2 juta
kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Kasus penyakit jantung
koroner meningkat pada negara maju dan Negara berkembang dan
diperkirakan pada tahun 2020 kasus penyakit jantung koroner sudah
mencapai 82 juta kasus. Lebih dari 60% beban kasus penyakit jantung
koroner secara global terjadi di negara berkembang (Mackay, 2004:13)
Resusitasi harus dimulai sedini mungkin. Semakin dini RJP, semakin besar
pula kemungkinan bertahan hidup korban. Setiap menit penundaan RJP akan
mengurangi angka keselamatan hingga 1-10%. Kematian klinis terjadi ketika
korban berhenti bernafas dan jantung berhenti berdetak. Setelah 30 menit
dilakukan RJP. Jika pupil tetap lebar atau melebar, berarti telah terjadi
kerusakan otak. Sel otak tidak dapat bertahan kurang dari 4 menit tanpa
oksigen. Setelah 6-10 menit, kematian biologis terjadi dan sel otak mulai
mati. (IKAPI,2013)
Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif),
antara lain: bila henti jantung (arrest) telah berlangsung lebih dari 5 menit
(oleh karena biasanya kerusakan otak permanen telah terjadi pada saat ini),
pada keganasan stadium lanjut, payah jantung refrakter, edema paru-paru
refrakter, syok yang mendahului arrest, kelainan neurologic yang berat, serta
pada penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut. (Alkatiri dkk, 2007)
Karakteristik dari perawat terdiri dari kemampuan dan keterampilan fisik dan
mental dari individu sebagai perawat. Karakteristik ini dipengaruhi juga oleh
latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, usia, jenis kelamin, dan
etnis. Perawat sebagai pekerja memiliki karakteristik individu yang
berpengaruh terhadap hasil manajemen. Karakteristik ini dapat memberikan
hasil manajemen baik dan tidak baik. Demikian pula dengan tingkat
pengetahuan perawat sebagai pekerja, dapat mempengaruhi keterampilan
dalam melaksanakan apa yang sudah direncanakan oleh manajemen (Widya,
2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and
Prevention dari 2005-2010 didapatkan usia rata-rata penderita cardiac arrest
adalah 64 tahun (Standar deviasi 18,2), 61% (19.360) penderita OHCA adalah
laki-laki, 21,6% pasien meninggal setelah mendapat resusitasi, 26,3%
berhasil dilarikan ke rumah sakit dan hanya 9,6% berhasil bertahan sampai
keluar dari rumah sakit. Sejumlah 36,7% penderita OHCA diketahui oleh
seorang bystander. Hanya 33,3% dari pasien tersebut yang mendapatkan CPR
dari bystander, 3,7% nya juga mendapatkan penanganan defibrilator (AED)
(Gathikumar, 2016)
Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang
dilakukan oleh Balitbangkes pada tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
nasional penyakit jantung koroner sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi untuk
kejadian henti jantung mendadak belum didapatkan. Namun hasil Riset
Kesehatan Dasar (2007) menunjukkan data bahwa kematian yang disebabkan
oleh penyakit jantung mendapatkan porsi 4,6% dari 4.552 mortalitas dalam 3
tahun. Negara Indonesia tidak ada data statistik yang pasti mengenai jumlah
kejadian henti jantung di rumah sakit setiap tahunnya (Suharsono & Ningsih,
2012)
Jumlah perawat yang ada 17 orang dimana terdapat 9 orang perawat laki –
laki dan 8 orang perawat perempuan dengan masa kerja 2 orang < 3 tahun, 15
orang > 3 tahun. Adapun tingkat pendidikan perawat di IGD adalah 1 orang
pendidikan S2, 5 orang dengan pendidikan S1, dan 11 orang dengan
pendidikan DIII. Sedangkan diruang ICU ada 16 orang perawat dimana
terdapat 3 orang perawat laki – laki dan 13 orang perempuan dengan masa
kerja 4 orang < 3 tahun, 12 orang > 3 tahun. Adapun tingkat pendidikan
perawat di ICU adalah 6 orang dengan pendidikan S1, dan 10 orang dengan
pendidikan DIII. Usia perawat di IGD dan ICU berkisar antara 24 – 45 tahun
dengan status pekerjaan 19 orang pegawai tetap dan 11 orang pegawai
kontrak dengan jumlah perawat IGD dan ICU 33 orang. Pelatihan yang sudah
didapatkan perawat IGD dan ICU adalah pelatihan BTCLS, namun belum
semua perawat yang mengikuti pelatihan tersebut karena ada 4 orang yang
masih melanjutkan kuliah.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan peneliti pada bulan
April didapatkan hasil observasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang
Intensive Care Unit (ICU) di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi dari 10
orang perawat yang dinas pagi 4 orang dintaranya saat pasien yang
membutuhlan pertolongan pertama resusitasi jantung paru perawat , perawat
dengan masa kerja 5 – 15 tahun lebih cekatan, memanggil dan memberikan
respon nyeri untuk membangunkan pasien. setelah tidak ada respon dari
pasien, perawat langsung melakukan pengecekan nadi karotis setelah tidak
ada denyut jantung, perawat langsung memberikan bantuan sirkulasi dengan
cara resusitasi jantung paru (RJP) sebelum dilakukan RJP perawat
menentukan terlebih dahulu posisinya.
Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Karakterisitik Perawat Dengan
Pemahaman Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) di Ruangan IGD Dan
ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017”.
1.3.2.1 Diketahui Usia Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
1.3.2.2 Diketahui Tingkat Pendidikan Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD
Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
1.3.2.3 Diketahui Masa Kerja Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
1.3.2.4 Diketahui Jenis Kelamin Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD
Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
1.3.2.5 Diketahui Pemahaman Penerapan RJP Perawat Di Ruangan IGD Dan ICU
RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017.
2.1.1 Pengertian
a. Henti nafas
1. Safety
c. Keamanan korban
Apapun yang dilakukan pada korban, ingatlah untuk “do not further
harm” .
2. Response
1) Posisi korban
2) Posisi penolong
Posisi penolong harus diatur senyaman mungkin dan memudahkan
untuk melakukan pertolongan yakni disamping atau diatas kepala
korban.
5. Circulation
6. Airway control
Pada orang yang tidak sadar, tindakan pembukaan jalan nafas harus
dilakukan. Satu hal penting untuk diingat adalah, bahwa hanya dengan
melikat pergerakan pipi pasien tidaklah menjamin bahwa pasien
tersebut benar – benar bernafas (pertukaran gas), tetapi secara
sederhana pasien itu sedang berusaha untuk bernafas, pengkajian pada
airway juga harus melihat tanda – tanda adanya sumbatan benda asing
dalam mulut yakni dengan menggunakan teknik cross finger , jika
terdapat benda asing dalam mulut yakni dengan menggunakan teknik
cross finger, jika terdapat benda asing dalam mulut maka harus
dikeluarkan dengan usapan jari atau dikenal dengan teknik finger swab.
Teknik yang digunakan dalam membuka jalan nafas yakni dengan chin
lift – head tilt dan jika dicurigai terdapat trauma servikal dapat
menggunakan teknik jaw thrust.
7. Breathing Support
Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernafas mutlak untuk pertukaran
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang
baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma.
Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat selama 5 detik,
paling lama 10 detik.
1) Bantuan nafas dilakukan dengan cara :
a) Mulut ke mulut
b) mulut ke hidung
AED tersedia
Periksa irama denyut jantung,
irama dapat dikejut ?
Ya, irama
dapat
dikejut Berikan 1 kejut. Segera Segera lanjutkan dengan RJP kurang
lanjutkan dengan RJP kurang lebih selama 2 menit (sampai AED
lebih selama 2 membacairama
menit (sampai AED membaca jantung). Lanjutkan hingga tenaga ALS
irama jantung). Lanjutkan hingga mengambil alih atau korban
tenaga ALS mengambil alih atau memulai bergerak.
korban mulai bergerak.
Skema 2.1 : Algoritma BLS (Basic Life Support) menurut AHA 2015
2.2 Pemahaman
3. Mengekstrapolasi (extrapolation).
2.3.1 Usia
Usia atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, usia
manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu usia
itu dihitung. Oleh yang demikian, usia itu diukur dari tarikh ianya lahir
sehingga tarikh semasa(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh
kejadian itu bermula sehinggalah tarikh semasa(masa kini) (Depkes RI,
2009).
Usia adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan –
penyelidikan epidemiologi. Angka – angka kesakitan maupun kematian di
dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan usia
(Notoatmojo, 2003).
Usia berkaitan dengan kedewasaan atau maturitas seseorang. Kedewasaan
adalah kedewasaan tehnis dalam melaksanakan tugas-tugas maupun
kedesawaan psikologis (Kurniadi,2013). Menurut Siagian (2001), semakin
lanjut usia seseorang semakin meningkat pula kedewasaan tehnis maupun
psikologisnya, serta menunjukkan kematangan jiwa. Usia semakin
meningkat akan meningkatkan pula kebijakan kemampuan seseorang dalam
mengambil keputusan, berfikir rasional, mengendalikan emosi dan
bertoleransi terhadap pandangan orang lain.
Menurut Hasibuan (1995) karyawan yang masih muda tuntutan kepuasan
kerjanya tinggi, sedangkan karyawan yang tua tuntutan kepuasa kerja dapat
tercipta karena adanya perspsi yang positif terhadap sesuatu yang berkaitan
dengan pekerjaannya. Pendapat ini sesuai dengan yang kemukakan oleh
Mangkunegara (2004) yang menyatakan bahwa ada kecendrungan keryawan
lebih merasa puas dari pada karyawan yang berusia relative muda. Kategori
Usia Menurut Depkes RI (2009): dewasa Awal = 26- 35 tahun, dewasa
Akhir = 36- 45 tahun.
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di
suatu tempat (Handoko, 2010). Masa kerja adalah jangka waktu yang telah
dilalui seseorang sejak menekuni pekerjaan. Masa kerja dapat
menggambarkan pengalamannya dalam menguasai bidang tugasnya. Pada
umumnya, pertugas dengan pengalaman kerja yang banyak tidak
memerlukan bimbingan dibangdingkan dengan petugas yang
pengalamannya sedikit. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu
organisasi maka akan semakin berpengalaman orang tersebut sehingga
kecakapan kerjanya semakin baik. (Ranupendoyo dan Saud, 2005)
Masa kerja dikategorikan menjadi 2 yaitu:
Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang
terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat
digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan
keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin merupakan suatu akibat
dari dimorfisme seksual, yang pada manusia dikenal menjadi laki-
laki dan perempuan. Pada kebanyakan hewan non-hermafrodit,
tumbuhan berumah dua (dioecious), dan berbagai organis me rendah
orang
menyebutnyajantan dan betina. Jantan adalah kelompok yang. (Depkes
RI,2009)
2.3.8 Pendapatan
2.3.11 Gaji
Usia
Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur Hasil ukur
Operasional
Variabel
independen
Karakteristik
perawat Berbagai
macam hal yang
ada pada diri
seseorang yang
berpengaruh
terhadap sikap
dan perilaku
Masa yang
Usia dilalui oleh
seseorang mulai
dari dilahirkan Angket Kuesioner Ordinal Dewasa
sampai saat ini tertutup Awal : 26-
35 tahun
dewasa Akhir :
36- 45 tahun
(Depkes
RI, 2009)
Tinggi
Tingkat Pendidikan Angket Kuesion Ordinal : S2
pendidikan yang dilalui tertutup er Keperawatan
oleh perawat dan S1
sebagai tenaga Keperawat
profesi an
berdasarkan Renda
pendidikan h: DIII
formal dan Keperawatan
telah di uji
kompetensi
Sudja
na
(2010
)
3.3 Hipotesa
Penelitian ini telah dilakukan diruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi.
4.2.2 Waktu
Waktu penelitian telah dilakukan pada tanggal 5 Juni sampai 9 juni 2017.
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Data yang telah terkumpul pada peneliti ini dianalisa melalui tahap – tahap
berikut :
a. Editing (pemeriksaan data)
Pada tahap ini peneliti memberikan nilai atau skor pada tiap – tiap
pernyataan kuesioner untuk variable dependen jika jawaban ya diberi
nilai 1 jika tidak diberi nilai 0.
a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi dan statistik
deskriptif. Untuk melihat distribusi frekuensi dari masing – masing
variabel yang diteliti, yaitu karakteristik perawat dan pelaksanaan
tindakan resusitasi ajntung paru (RJP). Hasil sebaran distribusi frekuensi
dari masing – masing variabel kemudian dikelompokkan dalam kategori
yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut :
Untuk karakteristik usia responden dikategorikan atas :
: DIII Keperawatan
Rendah
b. Analisa Bivariat
Prinsip ini yang penting untuk menumbuhkan kerja sama yang baik dengan
responden, dan penelitian ini akan memberikan manfaat yang baik terhadap
responden baik secara langsung ataupun tidak langsung
4.6.6 Justice
Dari hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang berjumlah
sebanyak 33 orang responden, maka peneliti mendapatkan hasil univariat
tentang Hubungan karakteristik perawat dengan pemahaman penerapan
resusitasi jantung paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2017, sebagai berikut pada tabel dibawah ini.
5.2.1 Usia
Tabel 5.2.1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Perawat Di
Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Perawat
Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Perawat Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat
Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.2.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.3.1
Hubungan Usia Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
Tabel 5.3.2
Hubungan Pendidikan Perawat Dengan Pemahaman
Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD
dan ICU RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
Tabel 5.3.3
Hubungan Masa Kerja Perawat Dengan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
Tabel 5.3.1 dari 16 orang responden dengan masa kerja baru, terdapat 6
(37,5%) orang responden pemahaman penerapan RJP tingkat tinggi. Dari
17 orang responden dengan masa kerja lama, terdapat 14 (82,4%) orang
responden pemahaman penerapan RJP tingkat tinggi. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p value = 0,031 (p<α) maka dapat disimpulkan adanya
Hubungan masa kerja Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2017.
5.3.4 Hubungan jenis kelamin Perawat Dengan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017
Tabel 5.3.4
Hubungan jenis kelamin Perawat Dengan Pemahaman Penerapan
Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD dan ICU
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017
5.4.1 Univariat
a. Usia Perawat
b. Pendidikan Perawat
Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada
manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan. Pada kebanyakan
hewan non-hermafrodit, tumbuhan berumah dua (dioecious), dan
berbagai organisme rendah orang menyebutnyajantan dan betina. Jantan
adalah kelompok yang. (Depkes RI,2009)
Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada
manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan. Pada kebanyakan
hewan non-hermafrodit, tumbuhan berumah dua (dioecious), dan
berbagai organisme rendah orang menyebutnyajantan dan betina. Jantan
adalah kelompok yang. (Depkes RI,2009).
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan secara keseluruhan lebih dapat
menerima perawatan medis dan mengambil risiko lebih sedikit pada
kesehatan mereka dari pada laki-laki. Hal ini mungkin karena perempuan
pada dasarnya telah ikut berperan sebagai pemberi perawatan sehingga
mereka lebih terbuka terhadap pengajaran tentang promosi kesehatan.
Selain itu, mereka lebih sering berhubungan dengan penyelenggara
kesehatan saat mengandung dan membesarkan anak. Laki-laki sebaliknya,
cenderung kurang dapat menerima intervensi perawatan-kesehatan dan
mungkin lebih beresiko. Karena banyak dari perilaku ini yang dianggap
terjadi secara sosial, maka perubahan dalam perilaku mencari-kesehatan
pada laki-laki dan perempuan mulai terlihat seiring dengan meningkatnya
perhatian yang diberikan terhadap gaya hidup yang lebih sehat dan karena
perpaduan peran gender di rumah dan di tempat kerja (Kurniadi,2016).
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian dengan tema yang sama dan variabel yang
berbeda secara eksperimen dengan jumlah sampel yang lebih besar.
Aryono, A., (2011). Advance Life Support (Bantuan Hidup Lanjut) Final Draft.
IDSAI
Sartono., Masudik., Suhaeni, AE. Basic Trauma Life Support. Ed.2, Cetakan ke –
XXII, revisi 2016. GADAR Medik Indonesia, Bekasi.
Siagian, S.P. (2001). Manajemen sumber daya manusia; Human resourse
management. Cetakan kedelapan, Jakarta : Bumi Aksara.
Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
Alfabeta.
Sudjana, Nana. (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Taylor & Cozenza, (1994). Conceptual choice model for hospitals service,
Diakses dari:http://proques.umi.com/pqdweb, diperoleh tanggal 12 Maret
2008)
Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. (Cet. XIV). Ed. II.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Virlianti, Y. (2002). Analisis Pemahaman Konsep Siswa dalam Memecahkan
Masalah kontekstual pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan
Realistik. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI (tidak
dipublikasikan).
Widya A. (2015). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta ;
Rinerka Citra.
WHO. (2004). C-Reactive Protein and primary prevention of heart disease
Lampiran 1
Bulan/Tahun
No Uraian Kegiatan 2016-2017
Mengetahui Karakteristik 4 1, 2, 3, 4
karakteristik perawat
perawat dan
pemahaman
penerapan
resusitasi jantung
paru (RJP)
Pemahaman
penerapan
resusitasi jantung
paru (RJP) 20 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
18, 19, 20
Lampiran 3
Kepada Yth:
Calon Responden di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
Kota Bukittinggi
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Perintis Padang:
Nama : Misye Herlindawati
Nim 13103084105023
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Karakteristik Perawat
Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan
IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai
responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan (informed concent) dan melakukan tindakan
yang saya berikan.
Demikian atas perhatiannya dan kesediaan saudara sebagai responden saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti
Misye Herlindawati
Lampiran 4
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah dijelaskan maksud dari peneliti, maka saya bersedia menjadi responden yang
dilakukan oleh saudari Misye Herlindawati Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Perintis Padang yang akan mengadakan penelitian dengan judul
“Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) Di Ruangan IGD Dan ICU RSUD Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2017”.
Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sesungguhnya sukarela tanpa
paksaan siapapun agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, Juni 2017
Responden
( )
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
No.Responden
A. Karakteristik Perawat
Nama :
Ruang dinas :
1. Usia :
12. Cek nadi dilakukan pada nadi yang ada dibagian leher
17. Jika penolong sudah lelah harus ada yang menggantikan untuk
mengkompresi korban
18. Ketika melihat orang kecelakaan langsung telpo0n ambulans
20. Resusitasi hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah pernah
ikut pelatihan
Skor
Campus 1 : JI. Adinegoro Simpang ¥alumpang Lubuk Buaya PadanB, Sumatera Barat - Indonesia.
Telp. (-6275t) 481992, flax. (+62751) 48t962
Campus ? : JI. Kusuma Bhakti Gulai Bancah Bukittinggi, Sumatera Barat - Indonesia. Telp. (+62752)
34613. Fax.(+627S2) 3-4613
Kepada
Yth, Bapat
Ibu Di
Tempat
A.ssalr'.iwi’alyikutn Wr. Wh
Dengan hormat.
Dalam ranjka menyusun Tugas Akhir Program bfigi mahesiswa Semester Ganjil Program Alih
Jenjang Program Studi llmu Keperawatan Perintis Padang Tahun Ajaran 2016/ 2017 atas
mahasiswa:
Judul Penelifian
mahasiiswa
Dalam hal penulisan Tugas T° t7
Akhir Program tersebut,
m- •mbutuhkan data dan inforiiiasi untuk
menyusun proposal dan melakukan penelitian. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak/ Ibn
untuk dapat memberi izin dalam pengambilan data dvi penelitian yang dilakukan inahasiswa pada
Instansi yang Rapak/ Ii›u pimpin.
Deinikianlah surat ini kami sampa'kan, dengan hadapan Bapak/ lbu dapat mengabulkannya. atas
bantuan den keijasama yaig baik Lami ucapkan terirna kasih
4.
BIDANG 9UMBER DAYA MANUSIA
RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
Jalan Dr.A.Riva‘i - Bukittinggi
Kapada Yth.
1. Ka Bidang Pelayanan Medis & Rekam Medik
2. Ka Bidang Perawatan
3. KaRuangan:.,....:...:.. :::.
4. Ka Poli..............................................
5. ......... .......... .
RSUD.Dr.Achmad Nochtar
Bukitt!nggi
Dengan homat,
Akan melakukan pengambilan data dan Penelitian ditempat Saudara, dengan judul ” Hubungan Karakteridik Perawat
Dengan Melaksanakan Tindakan RJP dl Ruang IGD Dan ICU RSUD Dr.ACHMAD M0chtar Buklttlnggi”
NIItfU2f2A€RbJdDIIIf96
Jalan Dr.A.Riva’i Bukittinggi -26114
Tep. Hunting (0752) 21720 -21492 —21831-21322
Fax (0752) 21321 Telp. Dir (0752) 33825
Kepada Yth.
Sdr.Ka.Prodi STlKes Perintis Sumbar
di-
BUhf7fbjGGl
Dengan hormat,
Sehubungan dengan telah selesainya Pengambilan data dan Penelitian Mahaa ¥a SI Ilmu
Keperawatan STlKes Perintis Sumbar , maka bersama ini kami kembalikan ke Institusi Pendidikan
atas nama:
Dengan judul Penelitian “ Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi Jantung
Paru (RJP) di IGD DANICCU RSUD Dr.Achmad Moctar Bukittinggi
Tahun 2017”
Untuk keperluan pengembaqan Bidang SDM (Seksi Diklit) RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
diharapkan kepada Saudata untuk dapat memberikan hasil penelitian mahasiswa tersebut diatas
kepada kami sebelum ljazah yang bersangkutan diberikan.
LEMBAR KONSULTASI
NA : 13103084105023
PEMBIMBING I : Ns. Ida Suryati, M.Kep
JUDUL :Hubungan Karakterisitik Perawat Dengan Pemahaman Penetapan
Resusitasi Jantung Pam (RJP) di Ruangan IGD Dan ICU RSUD
Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017
2.
3.
6.
PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 13103084105023
PEMBIMBING I
JUDUL : Ns. Aldo Yuliano, S.Kep,M.M
8.
LEMBAR KONSUL
NIM : 13103084105023
Pembimbing
I Judul : Ns. Ida Suryati, M.Kep
Skripsi
: Hubungan Karakterisitik Perawat Dengan Pemaham Penerapan
Resusitasi Jantung Pam (RJP) di Ruangan IGD Dan ICU
RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017
NIM : 13103084105023
Penguji II : Ns. Ida Suryati, M.Kep
Judul : Hubungan Karakterisitik Perawat Dengan Pemaham Penetapan
Skripsi Resusitasi Jantung Pam (RJP) di Ruangan IGD Dan ICU
RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017