Anda di halaman 1dari 4

KARYA TULIS ILMIAH

“Stroke”
Dosen Pengampu : Isnaini Novitasari, S.Tr., Keb, M.K.M

Disusun Oleh :

Moh. Rizaldi Ferdiansyah (33412201116)

Daniel Andadi (33412201096)

JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2024
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke merupakani penyebab kematian ketiga setelahi kanker dan serangan jantung
sekaligus menjadi penyebab kecacatan terbanyak di seluruh dunia. Efek stroke tidak
dirasakan oleh orang yang menderitanya saja, tetapi juga oleh orang terdekat seperti
keluarga dan orang sekitar. Penelitian mengungkapkan bahwa angka stroke terus
meningkat di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia (Resiko et al., 2018).
Berdasarkan efek samping klinisnya, stroke terbagi jadi dua jenis, yakni stroke non
hemoragik serta hemoragik. Stroke non hemoragik ialah stroke yang diakibatkan karena
adanya penyumbatan di aliran darah, sementara untuk stroke hemoragik ialah stroke yang
diakibatkan karena pecahnya aliran pembuluh darah ke otak. (Nurdiana, 2019).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat stroke
sebesar 51 % di seluruh dunia yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu,
diperkirakan sebesar 16 % kematian stroke disebabkan oleh tingginya kadar glukosa
sehingga pengidap penyakit kanker, stroke, ginjal kronik, diabetes, dan hipertensi naik
secara signifikan. Jika dibandingkan dengan hasil riset pada tahun 2013, prevalensi
kanker meningkat dari 1,4% menjadi 1,8%, pengidap stroke dari 7% menjadi 10,9%, dan
penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah,
penyakit diabetes mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5% sedangkan untuk hasil
pengukuran tekanan darah menunjukkan penyakit hipertensi naik dari 25,8% menjadi
34,1%. Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), stroke di Indonesia mengalami
peningkatan yang awalnya 7,0 menjadi 10,9 di setiap milnya pada tahun 2013. Stroke non
hemoragik memiliki persentase terbesar, yaitu sekitar 70% hingga 85% dibandingkan
stroke hemoragik yaitu sekitar 15 hingga 30%. Sebanyak 70% kasus stroke non
hemoragik dan 30% kasus stroke hemoragik terjadi di negara berkembang seperti asia
(Fabiana Meijon, 2019). Dalam data tersebut, proposi stroke non hemoragik lebih tinggi
daripada kejadian dengan stroke hemoragik. Secara nasional, Kalimantan Timur
merupakan provinsi dengan prevalensi stroke tertinggi sebesar 14,7% selain itu,
prevelensi di papua dan Maluku utara lebih jauh rendah dibandingkan provinsi lainnya
dengan prevalensi 4,1% dan 4,6%. (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2020, di Kalimantan
Timur tepatnya di RSUD Abdul Wahab Sjahranie terdapat beberapa jumlah pasien di unit
stroke yang dirawat inap adalah sebanyak 622 jiwa dan sebanyak 173 jiwa mengalami
kematian (RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, 2021).
Permasalahan yang terdapat pada pasien stroke yaitu kerusakan dari bagian otak sisi
kanan atau kiri dan kemudian akan mempengaruhi perubahahn pasca stroke. Sebagian
besar pasien stroke membutuhkan bantuan dalam kehidupan sehari-hari karena pasien
mengalami kelemahan pada ektremitas (PPNI, 2018). Permasalahan yang sering ada saat
merawat pasien stroke non hemoragik yakni, defisit nutrisi, 3 gangguan integritas kulit
atau jaringan, defisit perawatan diri, gangguan menelan, gangguan komunikasi verbal dan
risiko perfusi serebral tidak efektif (PPNI, 2018). Terdapat beberapa penyebab terjadinya
penyakit stoker yaitu: (1) tekanan darah yang tinggi atau hipertensi, (2) kolesterol tinggi,
(3) diabetes, (4) aritmia, (5) aneurisma otak. Kondisi ini dapat menyebabkan area tertentu
pada otak tidak mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi sehingga terjadi kematian pada
sel-sel otak seperti; terjadi kelemahan pada salah satu tubuh (hemiparesis), kelemahan
pada otot wajah, kesulitan mengangkat kedua lengan, kesulitan berbicara dan kesemutan.
Dalam pencegahan penyakit stroke pemerintah memiliki selogan “CERDIK” (Cek
Kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan
seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres), selogan tersebut merupakan anjuran yang
berguna untuk membantu masyarakat agar dapat menerapkan hidup sehat guna mencegah
penyakit stroke (Kemenkes RI, 2017). Pada permasalahan ini peran tenaga medis atau
terutama perawat sangat penting untuk memberikan edukasi dalam bentuk pendidikan
kesehatan agar dapat mencegah penyakit dan memberitahukan kepada masyarakat
melalui penyuluhan tentang penanganan apabila terserang penyakit dengan periode emas
atau stroke. Peran perawat atau tenaga medis dalam menyembuhkan stroke yaitu dengan
memantau kondisinya, memantau terjadinya peningkatan tekanan darah, diberikan posisi
yang nyaman, sesuai yang diprogramkan oleh GERMAS (GERMAS, 2017). Salah satu
upaya rehabilitasi yang bisa dilakukan oleh perawat dalam menangani stroke yaitu
dengan melakukan terapi fisik yaitu latihan Range of Motion (ROM) (Rosanti, 2022).
Hasil riset memperlihatkan jika Latihan ROM atau Range of Motion pasif terhadap
rentang gerak sendi dengan p-value senilai 0,001 pada ekstremitas atas dan p-value
senilai 0,001 pada ekstremitas bawah (Daulay & Hidayah, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Assosiation (AHA). (2015). Heart Disease and Stroke Statistics 2015
Update. American.

Daulay, N. M., & Hidayah, A. (2021). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif
Terhadap Kekuatan Otot dan Rentang Gerak Sendi Ekstremitas Pada Pasien Pasca
Stroke. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia (Indonesian Health Scientific Journal),
6(1), 22. https://doi.org/10.51933/health.v6i1.395

Fabiana Meijon. (2019). Pemeriksaan Penunjang Pasien Stroke Non Hemoragik. Journal of
Chemical Information and Modeling, 14–46.

GERMAS (2017). Germas Cegah Stroke. Kemenkes RI.


https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/germas-cegah-stroke

Kemenkes RI. (2013). Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2017-2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2017-2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Nurdiana, L. (2019). Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang
Stroke Center RSUD Abdul Wahab Samarinda. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (I (ed.)).

Resiko, F., Stroke, K., & Rumah, D. I. (2018). Faktor resiko kejadian stroke di rumah sakit.
XIV(1), 41–48

Rosanti, elma triana. (2022). upaya atau penanganan dalam stroke non hemoragik. Jurnal
Kesehatan, 8.5.2017, 2003–2005.

RSUD Abdoel Wahab Sjahranie. (2021). Hospital Profil 2021 RSUD Abdoel Wahab
Sjahranie.

Anda mungkin juga menyukai