Disusun Oleh :
120020
Intan Irawati
Outline :
1. Pengertian stroke
2. Gejala dari penyakit stroke
3. Jenis-jenis stroke
4. Faktor-faktor terjadinya stroke
5. Masalah kesehatan penyakit stroke
6. Karakteristik stroke
7. Pengertian afasia motorik
8. Dampak dari afasia
9. Pengertian terapi aiueo
10. Pengaruh terapi aiueo terhadap kemampuan bicara pada pasien stroke yang
mengalami afasia motorik
Bab III
METODE PENELITIAN
D. Definisi operasional
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan
terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke penyakit serebrovaskuler (pembuluh
darah otak) yang ditandai dengan gangguan fungsi otak karena adanya kerusakan atau
kematian jaringan otak akibat berkurang atau tersumbatnya aliran darah dan oksigen
ke otak. Aliran darah keotak dapat berkurang karena pembuluh darah otak mengalami
penyempitan, penyumbatan, atau perdarahan karena pecahnya pembuluh darah
tersebut (Lily & Catur, 2016).
Terapi AIUEO merupakan tindakan yang diberikan kepada individu yang
mengalami gangguan komunikasi, gangguan bicara yang dibahas berfokus pada terapi
bicara pada pasien dengan masalah-masalah dengan neurologis, di antaranya pasca
stroke. Teknik aiueo ialah dengan cara menggerakan otot bicara yang akan digunakan
untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola
standar seperti huruf A.I.U.E.O., terapi aiueo bertujuan untuk memperbaiki ucapan
supaya dapat dipahami oleh orang lain. Terapi ini mengalami peningkatan pada hari
ke 3 setelah diberikan terapi AIUEO, sedangkan pengaruh terapi AIUEO menjadi
bermakna dalam meningkatkan kemampuan bicara (p value <0,05) dimulai pada hari
ke 5 sampai dengan hari ke 7. (Gunawan, 2008).
H. Penyajian data
Penyajian data disesuaikan dengan rancangan studi kasus deskriptif yang
dipilih. Untuk studi kasus, data yang disajikan secara tekstular/narasi yang memuat
mengenai uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus beserta uraian yang membahas
hasil temuan studi kasus yang ditemukan pada penelitian terapi aiueo berdasarkan
wawancara dan observasi yang telah dilakukan, juga dapat disertai dengan cuplikan
ungkapan verbal dari subjek studi kasus yang merupakan data pendukung.