PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
RIZKY IRMAWATI
10215035
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah stroke iskemik, yaitu
stroke yang disebabkan oleh kekurangan darah mencapai otak yang biasanya karena
pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat deposit lemak yang disebut plak
sehingga jaringan otak mengalami iskemik. Tipe yang kedua adalah stroke
hemoragik, yaitu stroke yang disebabkan oleh pemecahan aneurisma pada
parenchyma otak atau pada rongga antara otak dan tengkorak hingga menyebabkan
berlakunya iskemik serta desakan pada jaringan otak (American Heart Association,
2013).
Gaya hidup adalah salah satu penyebab berbagai penyakit yang menyerang
usia produktif salah satunya penyakit stroke, karena sering menerapkan pola makan
yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
kolesterol tapi rendah serat. Selain banyak mengkonsumsi kolesterol, mereka
mengkonsumsi gula yang berlebihan sehingga akan menimbulkan kegemukan yang
mengakibatkan terjadinya penumpukan energi dalam tubuh (Dourman, 2013).
Menurut hasil penelitian Bhat, et.al (2008), merokok adalah faktor risiko stroke
pada wanita muda dan merokok dapat berisiko 2,6 kali terhadap kejadian stroke
pada wanita muda disamping itu merokok juga meningkatkan kecenderungan sel-
sel darah menggumpal pada dinding arteri, menurunkan jumlah HDL (High Density
Lipoprotein), menurunkan kemampuan HDL dalam menyingkirkan kolesterol LDL
(Low Density Lipoprotein) yang berlebihan, serta meningkatkan oksidasi lemak
yang berperan dalam perkembangan arterosklerosis.
Hasil penelitian Rico dkk (2008) menyebutkan bahwa faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian stroke pada usia muda adalah riwayat hipertensi dan
riwayat keluarga. Sedangkan faktor yang tidak memiliki hubungan dengan kejadian
stroke usia muda adalah jenis kelamin, kelainan jantung, kadar gula darah sewaktu,
kadar gula darah puasa, kadar gula darah PP, total kadar kolesterol darah dan total
trigliserida. Mutmainna dkk (2013) dalam penelitiannya di Kota Makassar
menyebutkan bahwa faktor risiko kejadian stroke adalah perilaku merokok,
penyalahgunaan obat, riwayat diabetes mellitus, riwayat hipertensi, riwayat
hiperkolesterolemia.
Sebanyak 77% penyebab utama stroke adalah hipertensi (Go dkk, 2014).
Hipertensi mencetuskan timbulnya plak ateroskslerosis diarteri serebral dan
arterior, yang dapat menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke sebagai
komplikasi jangka panjang (Yonata, 2016). Penyakit ini akan menjadi masalah
utama dalam ranah kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di dunia
(Ardiansyah, 2012). Menurut Infodatin Jantung, 2014, Hipertensi adalah penyebab
45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit stroke.
Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit
jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta
kematian pada tahun 2030.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Juan dkk (2010) seorang yang
mempunyai riwayat hipertensi 2 kali lebih berisiko terkena stroke. Hasil penelitian
lain mengatakan hipertensi meningkatkan risiko 3,8 kali terkena stroke (Sorganvi
dkk, 2014). Menurut penelitian Ghani dkk (2016) menyebutkan bahwa faktor resiko
dominan penderta stroke di Indonesia adalah umur yang semakin meningkat,
penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi dan gagal jantung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat
terhadap bagaimana cara pencegahan stroke pada orang yang mempunyai
hipertensi.
b. Bagi perawat
Diharapkan penelitian ini dapat membantu memaksimalkan pelayanan
kesehatan tehadap masyarakat sehingga dapat ditunjang dengan
memberikan penyuluhan terkait stroke.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis dibidang kegawatdaruratan keperawatan stroke,
serta penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan
penelitian tentang pencegahan stroke pada pasien hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Pendidikan kesehatan
a. Definisi pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan,
yang artinya pendiikan kesehatan berupaya agar masyarakat
menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan,
bagaimana menghindari atau mencegah hal lain-lain yang
merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana
seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2012)
b. Manfaat pendidikan kesehatan
Manfaat pendidikan kesehatan secara umum adalah untuk
mengubah pola pikir dan perilaku masayarakat di bidang kesehatan.
Selain itu manfaat pendidikan kesehatan ialah :
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai dimasyarakat
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan kesehtan yang
lebih baik
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada
4) Agar penderita / masayarakat memiliki tanggung jawab yang
lebih besar pada kesehatan
5) Agar orang melakukan langkah positif dalam mencegah sakit
berkembangnya sakit menjadi tambah parah dan mencegah
penyakit menular (Notoatmodjo, 2012).
c. Metode penelitian pendidikan kesehatan
Metode penelitian yang digunakan dalam pendidikan kesehatan
didasarkan pada tujuan yang akan dicapai, ada beberapa metode
penyampaian pendidikan kesehatan, yaitu (Windasari, 2014) :
1) Metode ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang
pembicara didepan pengunjung yang digunakan pada kelompok
besar
2) Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah sebuah percakapan yang direncanakan
dan dipersiapan diantara tiga orang atau lebih tentang topik
tertentu dengan seorang pemimpin
3) Metode panel
Panel adalah pembicaraan yang direncanakan didepan
pengunjung tentang satu topik dan diperlukan tiga panelis atau
lebih serta diperlukan seorang pemimpin
4) Metode forum panel
Forum panel adalah panel yang didalamnya individu ikut
berpatisipasi dalam diskusi
5) Metode permainan peran
Permainan peran adalah pemeran sebuah situasi dalam
kehidupan manusia tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan analisa oleh
kelompok
6) Metode symposium
Symposium adalah serangkaian pidato pendek didepan
pengunjung dengan seorang pemimpin
7) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menyajikan suara prosedur atau tugas dengan menggunakn alat
dan cara berinteraksi. Demonstrasi dapat dilakukan secara
langsung atau secara tidak langsung seperti menggunakan media
radio dan film
d. Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan utama diberikan pendidikan kesehatan (Mubbarak dan
Chayati, 2009) yaitu :
1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri
2) Memahami apa yang bisa mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka
ditambah dengan dukungan dari luar
3) Memutuskan kegiatan yang tepat untuk meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesehjateraan masyarakat
e. Pengetahuan
1) Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah:
a) Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(Budiman & Riyanto, 2013). Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin cepat menerima dan memahami
tentang suatu informasi sehingga pengetahuan yang
dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih, 2011).
b) Informasi/ Media Massa Informasi
Informasi/ Media Massa Informasi adalah suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan
informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh
dari pendidikan formal maupun nonformal yang bisa
memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilkan perubahan dan meningkatkan
pengetahuan. Semakin berkembangnya teknologi yang
menyediakan bermacam-macam media massa sehingga
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.
Informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
jika sering mendapatkan informasi tentang suatu
pembelajaran yang akan menambah pengetahuan dan
wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering
menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan
dan wawasannya.
c) Sosial, Budaya dan Ekonomi
Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang baik dan
pengetahuan yang baik maka akan baik tapi jika sosial
budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan
kurang baik. Status ekonomi juga menentukan
tersedianya atau tidak fasilitas yang dibutuhkan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang karena seseorang
yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka
seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas
yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan.
d) Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi proses masuknya
pengetahuan kedalam individu karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak yang akan direspons sebagai
pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik maka
pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika
lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat
juga akan kurang baik.
e) Pengalaman
Pengalaman bisa diperoleh dari pengalaman orang lain
maupun diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah
diperoleh bisa meningkatkan pengetahuan seseorang.
Pengalaman seseorang tentang suatu permasalahan yang
akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana
cara menyelesaikan permasalahan dari pengalaman
sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman
yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila
medapatkan masalah yang sama.
f) Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin
berkembang juga daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin
membaik dan bertambah.
3) Kategori pengetahuan
Menurut Wawan (2010), hasil pengukuran pengetahuan dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:
a) Baik : Bila subyek bisa menjawab dengan nilai benar
76%-100 %
b) Cukup : Bila subyek bisa menjawab dengan nilai benar
45%-75 %
c) Kurang : Bila subyek bisa menjawab dengan nilai benar
< 45 %
4) Tingkat pengetahuan
Menurut Kholid dan Notoadmodjo (2012) tedapat 6 tingkat
pengetahuan, yaitu:
a) Tahu (Know)
Tahu adalah dimana mengingat kembali memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan
tentang suatu objek yang diketahui dan diinterpretasikan
secara benar.
c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk mempraktekkan
materi yang sudah dipelajari pada kondisi real
(sebenarnya).
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan atau
menjelaskan suatu objek atau materi tetapi masih di
dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu dengan yang lainnya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan yang menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek yang telah diamati.
2. Konsep Stroke
a. Definisi stroke
Stroke adalah suatu gangguan atau defisit neurologis fokal dengan
onset akut dari daerah vaskular yang diduga. Definisi ini juga
dibuktikan dengan kejadian klinis, dengan disfungsi fokal dari
sistem saraf pusat yang kemungkinan menjadi sekunder akibat
penyakit primer yang melibatkan pembuluh darah dan sirkulasi.
Gangguan pembuluh darah dan sirkulasi pada otak biasanya terjadi
karena pecahnya pembuluh darah atau sumbatan oleh gumpalan
darah hingga berlakunya perkembangan tanda-tanda klinis fokal
dengan gejala-gejala yang berlaku dalam tempoh masa 24 jam atau
lebih dan dapat menyebabkan kematian. Stroke diklasifikasi
menjadi dua yaitu iskemik dan hemoragik (World health
Organization, 2016).
b. Klasifikasi stroke
1) Stroke Non Hemoragik (Stroke Iskemik)
Stroke Iskemik adalah tipe yang paling umum (87 %) hasil dari
penelitian Center fo Disease Control and Prevention (2017).
Hal ini sesuai dengan gangguan sementara atau penurunan
aliran darah di area fokal otak, biasanya secara parsial atau total
dari arteri serebral. Penyebab sumbatan biasanya merupakan
bekuan darah, penyempitan satu atau beberapa arteri yang
mengarah ke otak atau embolus yang terlepas dari jantung atau
arteri ekstrakrani yang menyebabkan sumbatan atau oklusi pada
beberapa arteri intrakrani. Jika oklusi arteri dibuka kembali
lebih awal, dengan perbaikan selanjutnya atau normalisasi
suplai darah, lesi jaringan akan mengecil atau tidak ada dan
ekspresi klinisnya akan menyebabkan terjadinya serangan
iskemik transien (TIA) (Stehen L, 2017). TIA di definisikan
sebagai defisit neurologis fokal dengan tanda dan gejala yang
berlangsung tidak lebih dari 24 jam. TIA adalah sekitar 10%
dari semua stroke (American Heart Association, 2013).
2) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah tipe yang kurang dialami oleh
masyarakat yang berbanding dengan stroke iskemik, sebagai
fakta hanya 15% dari semua stroke yang bersifat hemoragik,
namun stroke hemoragik tetap bertangunggjawab atas 40% dari
semua kematian yang disebabkan penyakit stroke (Center for
Disease Control and Presentation, 2017). Ini karena pembuluh
darah yang melemah, pecah dan berdarah di otak dan sekitarnya
sehingga terjadinya akumulasi darah dan menyebabkan desakan
pada jaringan otak disekitarnya. Dua jenis pembuluh darah yang
lemah yang biasanya menyebabkan stroke hemoragik dalah
aneurisma dan malformasi arteriovenosa (AVMs). Stroke
hemoragik dibagi menjadi dua tipe yaitu intraserebral dan
subarachnoid (American Heart Association, 2013).
c. Penyebab stroke
1) Faktor Risiko Stroke yang Dapat dimodifikasi
a) Hipertensi
i. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang
mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara
terus – menerus lebih dari suatu periode (Irianto,
2014).
ii. Hipertensi dikategorikan menjadi beberapa kategori
yaitu :
Tabel 1. Kategori tekanan darah bedasarkan
American Heart Association
Kategori tekanan Sistolik Diastol
darah
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Hipertensi stage 3 ≥ 180 mmHg ≥ 110 mmHg
Sumber : American Heart Assosiation (2014)
A. Kerangaka Konseptual
- Hipertensi a. Hemoragik
b. Non hemoragik
- Diabetes Melitus
- Merokok
- Obesitas
- Penyakit Jantung
Pendidikan kesehatan
Metode pendidikan
Faktor yang Pengetahuan kesehatan :
mempengaruhi tentang stroke
- Ceramah
pengetahuan :
- Diskusi kelompok
- Pendidikan
- Panel
- Informasi/Media
- Forum panel
massa informasi Penilaian pengetahuan : - Permainan peran
- Sosial, Budaya
1. Baik : 76% - 100% - Symposius
dan Ekonomi
2. Cukup : 45% - 75% - Demonstrasi
- Lingkungan
- Pengalaman 3. Kurang : < 45%
- Usia
Keterangan
` : Diteliti
: Tidak diteliti
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan
masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2011).
Hipotesis dari penelitian ini melupiti :
H0 : Tidak ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap upaya Pencegahan
Stroke pada Pasien Hipertensi
H1 : Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap upaya Pencegahan
Stroke pada Pasien Hipertensi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum merencanakan akhir pengumpulan data (Nursalam,
2010).
Desain penelitian ini menggunakan pra eksperimental one grup pre test post
test dengan uji analitik komparatif dan pendekatan cross sectional yaitu
suatu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi
data variabel independent dan dependent hanya satu kali yang di lakukan
pada saat itu (Nursalam, 2010).
B. Lokasi
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 Agustus 2018 s/d 19 April 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah generilasasi yang terdiri atas subjek/objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiono, 2013).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2008). Penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Memahami bahasa indonesia/bahasa jawa
2) Pasien hipertensi yang tekanan darahnya diatas 140/90
3) Berkenan diberikan pendidikan kesehatan dan mengisi
kuesioner
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi yang akan diteliti karena berbagai
sebab (Nursalam, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Tidak hadir saat posyandu
2) Tidak bersedia menjadi responden
3. Tehnik sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk mewakili
suatu populasi. Tehnik sampling merupakan cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel untuk memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2010).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non Probability
sampling dengan jenis purposive sampling yaitu suatu tehnik untuk
menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi yang
sesuai dan dikehendaki peneliti berdasarkan tujuan/masalah dalam
penelitian, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2011).
D. Variabel penelitian dan definisi operasional
1. Variabel
a. Variabel independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
menjadi sebab dari suatu kejadian sehingga menimbulkan akibat
(Arikunto, 2008). Sebagai variabel bebas adalah pendidikan
kesehatan.
b. Variabel dependen
Variabel dependen atau varibel terikat adalah variabel yang mejadi
akibat dan sifatnya mempengaruhi karena adanya variabel bebas
(Arikunto, 2008). Sebagai variabel terikat adalah pencegahan stroke
pada pasien hipertensi.
2. Definisi operasional
Jenis Variabel Definisi Operasional Indikator Alat ukur Skala Skor
Variabel independen : Masyarakat tahu, 1. Masyarakat paham tentang Kuesioner Ordinal Penilaian :
Pengetahuan tentang paham dan dapat pengertian stroke Benar = 1
stroke menganalisis 2. Masyarakat tahu penyebab Salah = 0
mengenai suatu stroke Kriteria pengetahuan :
informasi dalam 3. Masyarakat tahu gejala 1. Baik : 76% - 100%
penelitian ini yang stroke 2. Cukup : 45% - 75%
membahas mengenai 4. Masyarakat tahu 3. Kurang : < 45%
pencegahan stroke bagaimana (Wawan, 2010)
pada pasien hipertensi penatalaksanaan stroke
Variabel dependen : Usaha yang dilakukan 1. Dapat menghindari Kuesioner Ordinal Penilaian :
Pencegahan stroke pasien hipertensi konsumsi rokok SL = 4
untuk mencegah berlebihan, stress, alkohol, SR = 3
terjadinya stroke kegemukan, konsumsi KK= 2
garam berlebihan, obat- TP = 1
obatan golongan Kriteria upaya pencegahan :
amfetamin, kokain dan 1. Baik : 76% - 100%
lain-lain. 2. Cukup : 45% - 75%
2. Dapat mengurangi 3. Kurang : < 45%
konsumsi makanan yang (Wawan, 2010)
mengandung tinggi
kolestrol
3. Dapat mengendalikan
hipertensi, diabetes
melitus, penyakit jantung
4. Menganjurkan pasien
mengonsumsi gizi yang
seimbang dan berolahraga
secara teratur
(Lumbantobing, 2007)
E. Uji instrumen dan prosedur pengumpulan data
1. Uji instrumen
a. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis yang berisi tentang
wawancara, pengamatan atau daftar pertanyaan yang disisipkan
untuk mendapatkan informasi dari responden (Hidayat, 2009).
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi
pertannyaan terkait pengetahuan pencegahan stroke pada pasien
hipertensi.
2. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan
pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2010).
a. Pasien penderita hipertensi dimintai untuk menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden jika bersedia menjadi responden.
b. Memberikan kuesioner kepada setiap pasien penderita hipertensi
yang terpilih sebagai sampel penelitian
c. Sebelumnya pasien penderita hipertensi diberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan penelitian
d. Pasien penderita hipertensi diberikan kesempatan untuk mengisi
kuesioner penelitian
e. Selanjutnya meminta kembali kuesioner yang telah diisi untuk
dilakukan pengolahan data lebih lanjut.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tersusun dan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,
2008).
F. Rencana pengolahan data dan analisa data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
lain, sehingga mudah dipahami dan hasil temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain (Sugiyono, 2011).
Langkah – langkah pengeolahan data :
1. Editing
Editing adalah mengakaji dan meneliti data yang telah terkumpul
apakah sudah baik dan dapat dipersiapkan untuk proses berikutnya.
a. Pengecekan kelengkapan data apabila ternyata adanya kekurangan
isi atau halaman maka perlu diulang atau dikembalikan ke
responden.
b. Mengecek macam-macam isian data. Jika didalam instrumen ada
item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain dalam yang tidak
dikehendaki peneliti padahal usia yang diharapkan tersebut
merupakan variabel pokok maka item tersebut perlu didrop
(Arikunto, 2008).
2. Coding
Coding adalah suatu metode untuk mengkonveksi data yang
dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis terhadap pertanyaan dan jawaban yang diajukan,
sehingga dalam pengelolaan data ini peneliti melakukan pemberian
kode berupa angka untuk dimasukkan pada tabel kerja untuk
mempermudah pembacaan.
Kriteria pengetahuan :
a. Baik : 76% - 100%
b. Cukup : 56% - 75%
c. Kurang : 40% - 55%
3. Scoring
Scoring adalah pemberian nilai terhadap bagian-bagian yang perlu
diberi nilai.
Kriteria pengetahuan :
a. Baik : bila responden menjawab dengan benar dan skor > 14
b. Cukup : bila responden dapat menjawab dengan benar dan skor
7-14
c. Kurang : bila responden dapat menjawab dengan benar dan skor <7
4. Tabulating
Penyusunan data yang disajikan dalam bentuk tabel.
5. Analisa data
Analisa data adalah upaya untuk mengetahui suatu pengetahuan yang
dilakukan dengan cara memberi skor yaitu untuk jawaban benar skor 1
dan untuk jawaban yang salah skor 0. Hasil yang benar dijumlahkan
kemudian dibagi jumlah soal seluruh dan dikalikan 100% untuk
mendapatkan presentasenya ( Sugiono, 2012). Setelah data terkumpul
kemudian dianalisis menggunakan uji komparatif wilcoxon.
G. Kerangka kerja
Populasi
Tehnik sampling
Pendidikan kesehatan
Pengolahan data
Kesimpulan
Gambar 2 : kerangka kerja pengaruh pendidikan kesehatan terhadap upaya
pencegahan stroke pada pasien hipertensi
Populasi penelitian ini berjumlah (?) yang bertempat di (?), tehnik sampling
yang digunakan dalam penelitian adalah non probality sampling dengan
tehnik pusposive sampling, dimana sampel yang diteliti dalam penelitian ini
adalah pasien hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi.
Alur penelitian ini dimulai dari melakukan pengukuran pengetahuan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan, setelah itu responden diberikan
pendidikan kesehatan mengenai bagaimana cara pencegahan terjadinya
stroke pada pasien hipertensi. Kemudian dilakukan pengukuran
pengetahuan kembali sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Setelah mendapatkan data dari responden, tahap selanjutnya adalah
pengolahan data yang meliputi dari editing, coding, scoring, tabulating dan
analisa data. Setelah data sudah terolah, data akan dianalisis dengan
menggunakan uji komparatif wilcoxon. Setelah data teruji dan mendapatkan
hasil penelitian, langkah selanjutnya adalah penyajian hasil penelitian dan
menarik kesimpulan dari penelitian ini.
H. Etika penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010) masalah etika penelitian keperawatan sangat
pentinng karena penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia,
sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Informed Consend (Lembar persetujuan)
Informed consent merupakan lembar persetujuan yang digunakan
peneliti untuk subyek/responden agar mengerti maksud dan tujuan
penelitian. Bila responden tidak bersedia maka peneliti harus
menghormati hak-hak responden.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada
pihak yang terkait dengan peneliti.