Oleh :
NIM : 102017009
2020
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. Y dengan Stoke Infark Ruangan
Infark
C. Metode Telaah dan Teknik Penganbilan Data
Metode telaah menggunakan metode deskriptif yang membentuk studi kasus. Adapun
1. Teknik Wawancara
informasinya didapat dari klien sendiri maupun dari keluarga klien yang berhubungan
dengan masalah kesehatan yang sedang dialami atau dirasakan oleh klien saat ini.
2. Teknik Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati keadaan klien dan respon klien, untuk
Dengan cara memeriksa keadaan fisik klien secara sistematis dan menyeluruh
4. Studi Dokuentasi
5. Studi Kepustakaan
dengan kasus yang diambil sebagai bahan dalam pembuatan karya tulis.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan karya tulis ini dibagi menjadi empat bab, yaitu :
BAB I :Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan
ditemukan pada klien dan konsep dasar asuhan keperawatan yang meliputi
Lumbal.
Bagian pertama berisi tentang laporan kasus klien yang dirawat, sistematika
pembahasan yang berisi analisa terhadap kesenjangan antara konsep dasar dengan
Bagian ini berisi kesimpulan yang diambil penulis setelah melakukan asuhan
Mutiasari, D. 2019. Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention . Jurnal
Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Menurut WHO, stroke adalah adanya
tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.
(Keperawatan Medikal Bedah- II, 2016)
B. Anatomi Fisiologi
Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak menerima 15%
dari curah jantung memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh, dan sekitar 400
kilokalori energi setiap harinya. Otak bertanggung jawab terhadap bermacam-macam
sensasi atau rangsangan terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-
gerakan yang disadari, dan kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses
mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional, intelegensi, berkomuniasi, sifat
atau kepribadian, dan pertimbangan. Berdasarkan gambar dibawah, otak dibagi menjadi
lima bagian, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah
(mesensefalon), otak depan (diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J.
Greene and Norman D.Harris, 2008 ).
Gambar 2.1 Anatomi Otak
Merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia. Otak besar mempunyai
fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terdiri
atas Lobus Oksipitalis sebagai pusat pendengaran, dan Lobus frontalis yang
berfungsi sebagai pusat kepribadian dan pusat komunikasi.
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus otot,
keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak
kecil juga berfungsi mengkoordinasikan gerakan yang halus dan cepat.
2.3. Otak Tengah (Mesensefalon)
Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi penting
pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.
2.4. Otak Depan (Diensefalon)
Terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima semua rangsang
dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi dalam pengaturan suhu,
pengaturan nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
2.5 Jembatan Varol (Pons Varoli)
Merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan.
Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Gambar 2.2. Tipe Stroke Iskemik (Kiri) ; Stroke Hemoragik
Stroke Iskemik
Stroke iskemik memiliki presentasi 80-85% dari semua kasus stroke. Stroke iskemik terjadi
karena adanya pengurangan atau penyumbatan suplai darah ke otak, terutama dari pembuluh
darah yang memasok wilayah tersebut (Sue Pagh et al, 2004).Secara umum etiologistroke
iskemik ialah kurangnya aliran darah yang cukup untuk perfusi jaringan otak(Matthew
B.M,2009).
2.1 Trombus
Gambar 2.3. Trombus pada Pasien Stroke Iskemik(Bender L et al, 2005)
2.2. Embolisme
Emboli adalah gumpalan darah yang dapat terpecah secara luas untuk
melakukan perjalanan melalui pembuluh darah. Lokasi emboli di pembuluh
darah otak atau koroner kemungkinanakan berdampak fatal. Terjadinya
emboli dapat disebabkan karena adanya gumpalan lemak yang dikeluarkan
oleh suntikan udara atau benda asing yang dimasukkan ke dalam aliran darah
melalui infus atau intraarteri. Embolus dapat menyebabkan kematian
jaringan akibat aliran darah ke otak tersumbatsehingga mengakibatkan stroke
iskemik (Martin M.Z, 2003).Meskipun hati merupakan sumber yang paling
umum terjadinya emboli, tidak sedikit yang terjadi ke otak melalui pembuluh
darah serebral dan menumpuk di pembuluh sehingga mengarah pada stroke.
Hal yang dapat diakibtkan oleh terjadinya embolisme yaitu infeksi
endokarditis, dimana terdiri dari campuran trombosit, fibrin, dan fragmen
bakteri yang lebih mengarah ke emboli pembuluh serebral. Nonbakterial
trombotik (marantic) endokarditis dapat terjadi dalam konteks keparahan
atau kondisi peradangan lainnya. Plak ateromatosa dalam aorta dan arteri
karotis dapat menjadi luka atau secara mekanis terganggu dan mengarah ke
embolisasi kolesterol. Hal ini dikenal sebagai embolisasi arteri ke arteri,
dimana terjadi dalam konteks diseksi arteri akibat gumpalan darah yang
terbentuk di lokasi gangguan endotel (Matthew B.M, 2009).
2.3 Aterosklerosis
Salah satu penyakit paling umum yang mempengaruhi arteri adalah
aterosklerosis. Hal ini disebabkan oleh adanya endapan plak lemak pada
dinding pembuluh arteri. Sementara pembentukan lesi aterosklerosis dapat
mempengaruhi
Gejala yang paling umum dari stroke adalah munculnya secara mendadak
mati rasa pada wajah maupun setengah anggota badan atau merasa
kelemahan pada lengan atau kaki, paling sering pada satu sisi tubuh.
Gejala lain yang dapat terjadi ialahkebingungan, kesulitan berbicara atau
memahami pembicaraan, kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata,
kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi, sakit
kepala parah tanpa diketahui penyebabnya, pingsan atau tidak sadarkan
diri. Efek dari stroke tergantung pada bagian dari otak yang terluka dan
seberapa parah itu dipengaruhi. Stroke yang sangat parah dapat
menyebabkan kematian mendadak (WHO, 2014).
Menurut Hadi Purwanto,2016 ;
1. Kehilangan/menurunnya kemampuan motorik.
2. Kehilangan/menurunnya kemampuan komunikasi.
3. Gangguan persepsi.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik.
5. Disfungsi : 12 syaraf kranial, kemampuan sensorik, refleks otot,
kandung kemih.
E. Patofisiologi
dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus,
berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang
bersangkutan.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area
infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh
pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi
Infrak serebral Kehilangan control Resiko peningkatan TIK Kerusakan terjadi pada Disfungsi bahasa
otot volunter lobus frontal kapasitas, dan komunikasi
memori atau fungsi
Perubahan Herniasi falks serebri dan ke
Herniplagia dan intelektual kortarika
Perfusi jaringan foramen magnum Disatria,
serebral herniparesis disafasia/afasia,
Kompresi batang otak apraksia
Kerusakan fungsi kognitif,
dan efek psikologi
Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan
Depresi saraf kardiovaskular, komunikasi
koma verbal
dan pernafasan
Kegagalan kardiovaskular
dan pernafasan
Intake nutrisi Kelemahan
tidak adekuat fisik umum
kematian
Perubahan Ketidakmampuan
pemenuhan peran perawatan diri Koping individu Perubahan proses Penurunan gairah
nutrisi (ADL) tidak efektif pikir seksual
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
2. Terapi Farmakologi
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi
maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma
G. Prosedur Diagnostik
H. KLASIFIKASI
1. Patologi serangan stroke.
a. Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer subtansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oelh karena pecahnya pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Perdarahan
otak dibagi dua, yaitu ;
1. Perdarahan Intra Cerebri
Pecahnya pembuluh darah terutama karena hipertensi mengakibatkan darah
masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak
dan menimbulkan edema otak.
2. Perdarahan Sub Araknoid
Biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari. Tidak
terjadi perdarahan namun terjadii iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder serta kesadaran umumnya baik.
1) Perjalanan penyakit/stadium.
a) TIA Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa menit gan
beberapa jam dan gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan
sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
I. Diet
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register, dan
diagnosis medis.
2. Keluhan utama
Sering menjadi alasan kleien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan
anggita gerak sebalah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi,dan penurunan
tingkat
3. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Serangan stroke berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan
aktivitas ataupun sedang beristirahat. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah,bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
b. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit
jantung ,anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
anti kougulan, aspirin, vasodilatator, obat-obat adiktif, dan kegemukan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau
adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat operasi.
b. Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus
II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam
memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan bola mata
kelateral (nervus VI).
c. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfaktorius
(nervus I).
d. Mulut Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus,
adanya kesulitan dalam menelan.
e. Dada
o Inspeksi : Bentuk simetris
o Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.
o Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
o Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara jantung I dan II
murmur atau gallop.
f. Abdomen
ada.
f. Ekstremitas Pada pasien dengan stroke hemoragik biasanya ditemukan
hemiplegi paralisa atau hemiparase, mengalami kelemahan otot dan perlu juga
dilkukan pengukuran kekuatan otot, normal : 5
Pengukuran kekuatan otot menurut (Arif mutaqqin,2008)
1) Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
2) Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan
pada sendi.
3) Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa
melawan gravitasi.
4) Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat
Melawan tekanan pemeriksaan.
5) Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi
Kekuatannya berkurang
6) Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan
Kekuatan penuh.
6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada pasien stroke infark:
1. Perubahan perpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebral,
oklusi otak,vasopaasme dan edema otak.
4. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.
7. Gangguan eliminasi urin (inkontinensia urin) berhungan dengan lesi pada UMN.
I. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan dapat disesuaikan dengan tingkat individu dan dapat disesuaikan dengan masalah yang sama pada
gangguan muskuloskeletal lainya. Berikut adalah rencana keperawatan pada pasien radikulopati lumbal :
Tabel 2.1
Rencana keperawatan sesuai dengan teori
2 Ketidakefektifan Setelah di lakukan a. Kaji keadaan jalan nafas, a. obstruksi munkin dapat
bersihan jalan nafas tindakan keperawatan b. Lakukan pengisapan di sebabkan oleh
yang berhubungan selama ...x 24 jam klien lendir jika d perlukan. akumulasi secret
dengan akumulasi mamapu meningkatkan c. Ajarkan klien batuk b. pengisapan lendir dapat
secret dan memepertahankan efektif. membebaskan jalan nafas
keefektifan jalan nafas agar d. Lakukan postural dan tidak terus menerus
tetap bersih dan mencegah drainage di lakukan dan durasinya
aspirasi. Kriteria hasil : perkusi/penepukan. dapat di kurangi untuk
a. bunyi nafas terdengar e. Kolaborasi : pemberian mencegah hipoksia.
bersih oksigen 100%. c. batuk efektif dapat
b. ronkhi tidak terdengar mengeluarkan secret dari
c. trakeal tube bebas jalan nafas.
sumbatan d. mengatur ventilasi
d. menunjukan batuk segmen paru-paru dan
efektif pengeluaran secret
e. tidak ada penumpukan e. denagn pemberiaan
secret di jalan nafas oksigen dapat membantu
f. frekuensi pernafasan pernafasan dan membuat
16 -20x/menit. hiperpentilasi mencegah
terjadinya atelaktasisi
dan mengurangi
terjadinya hipoksia.
6 Gangguan eliminasi setelah di lakukan tindakan a. Kaji pola eliminasi BAB a. untuk mengetahui
alvi (konstipasi) keperawatan selam 2x24 b. Anjurkan untuk frekuensi BAB klien,
berhubunagn dengan jam gangguan eliminasi mengosumsi buah dan mengidentifikasi masalah
imobilisasi dan fecal ( konstipasi) tidak sayur kaya serat. BAB pada klien
asupan cairan yang terjadi lagi. c. Anjurkan klien untuk b. untuk mempelancar
tidak adekuat Kriteria hasil : banyak minum air putih, BAB.
a. klien BAB kurang lebih 18 gelas/hari. c. mengencerkan feces dan
lancer,konsistensi d. Berikan latihan ROM pasif mempermudah
feces encer, e. Kolaborasi pemberian obat pengeluaran feces
b. Tidak terjadi pencahar. d. untuk meningkatkan
konstipasi lagi. defikasi.
e. untuk membantu
pelunakkan dan
pengeluaran feces
7 Gangguan eliminasi setelah dilakukan tindakan b. Kaji pola eliminasi urin. a. mengetahui masalah
urin ( inkontinensia keperawatan, selama ...x24 c. Kaji multifaktoral yang dalm pola berkemih.
urin) berhubungan jam. Kriteria hasil : menyebabkan b. untuk menentukan
dengan lesi pada a. gangguan inkontensia:. tindakan yang akan di
UMN eliminasi urin d. Membatasi intake cairan lakukan
tidak terjadi lagi, 2-3 jam sebelum tidur. c. untuk mengatur supaya
pola eliminasi e. Batasi intake makanan tidak terjadi kepenuhan
BAK normal. yang menyebabkan iritasi pada kandung kemih
kandung kemih. d. untuk menghindari
f. Kaji kemampuan terjadinya infeksi pada
berkemih. kandung kemih.
g. Modifikasi pakaian dan e. untuk menentukan piñata
lingkungan. . laksanaan tindak lanjut
h. Kolaborasi pemasangaan jika klien tidak bisa
kateter. berkemih.
f. untuk mempermudah
kebutuhan eliminasi
g. mempermudah klien
dalam memenuhi
kebutuhan eliminasi urin.
BAB III
A. Tinjaun Kasus
1. Pengkajian
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
Pendidikan :
Status :
Nomor RM :
Diagnosa Medis :
Tanggal Pengkajian :
Tanggal Masuk RS :
a. Identitas Pasien
Nama :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Hubungan dengan Pasien :
Alamat :
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
5) Pemeriksaan Fisik
Kesadaran :
GCS :
Tanda–tanda vital :
TD : mmHg
Nadi : x/menit
RR : x/menit
Suhu :
b) Status atropometri
BB : kg
TB : cm
BMI:
c) Pemeriksaan fisik
Tabel 3.1
Riwayat Activity Daily Living
No Kebiasaan Di rumah Di rumah sakit
1 Nutrisi
Makan
Jenis
Frekuensi
Porsi
Keluhan
Minum
Jenis
Frekuensi
Jumlah (cc)
Keluhan
2 Eliminasi
BAB
Frekuensi
Warna
Konsistensi
Keluhan
BAK
Frekuensi
Warna
Jumlah (cc)
Keluhan
3 Istirahat dan tidur
Siang
Lama tidur
Keluhan
Malam
Lamanya
Keluhan
4 Kebiasaan diri
Mandi
Perawatan
kuku
Perawatan
gigi
Perawatan
rambut
Keluhan
5 Aktivitas
a) Data Psikologis
b) Data Sosial
c) Data Spiritual
8) Data penunjang
a) Pemeriksaan Labolatorium
Tabel 3.2
Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal 08 Mei 2019
b) Pemeriksaan penunjang
Kesan :
Kesan :.
(3) EKG
Kesan :
(4) MRI
Kesan :
9) Program Terapi
Tabel 3.4
Program Terapi
Nama obat Jalur obat Dosis Waktu Fungsi
Bagan 3.5 ( Pathway Radikulopati sesuai dengan pasien )
2. Analisa Data
Tabel 3.6
Analisa Data
DS :
3. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.7
Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.8
Intervesi Keperawatan
1.
1.
1.
5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.8
Implementasi Keperawatan
2.
B. Pembahasan
1. Tahap Pengkajian
………………………………………………………………………………
2. Diagnosa Keperawatan
………………………………………………………………………………
3. Perencanaan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
BAB IV
A. KESIMPULAN
B. SARAN