Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah penyakit yang menjadi masalah besar bagi manusia di
seluruh dunia, dimana terjadi defisit neurologis yang bersifat mendadak dan
aliran suplai darah ke otak terhenti sehingga berakhir pada kematian otak.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak
antara lain adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah (stroke
iskemik) ataupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik), keduanya
dapat menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala
kematian otak (Trinita, Okta & Florentianus, 2014).

Otak merupakan jaringan tubuh yang mempunyai tingkat metabolisme


tinggi, hanya dengan berat kurang dari 2% dari berat badan, memerlukan 15%
kardiak output dan menyita 20% oksigen yang beredar ditubuh, serta
membutuhkan 25% dari seluruh glukosa dalam tubuh. Pada keadaan emergensi
dan kritis akan terjadi peningkatan kebutuhan bahan-bahan metabolisme
tersebut. Dengan demikian apabila suplai bahan-bahan untuk metabolisme otak
terganggu tentunya akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak yang
dapat berakibat kematian dan kerusakan permanen (Amri, 2017).

Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab


kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker, baik di
negara maju maupun berkembang. Beban akibat stroke terutama disebabkan
kecacatan (public health problem) yang juga menimbulkan beban biaya yang
tinggi, baik oleh penderita, keluarga, masyarakat dan negara. Penelitian di
Amerika Serikat selama tahun 2008, biaya perawatan dan biaya kompensasi
penurunan produktivitas yang berhubungan dengan angka kejadian stroke dan
kecacatan yang diakibatkannya telah menghabiskan dana 65,5 miliar dollar
dalam waktu 1 tahun saja (Health Economic Problem) (Akib, 2014).

1
2

Menurut Widyanto & Triwibowo (2012) Penatalaksannaan keperawatan


pada pasien stroke antara lain: mempertahankan jalan nafas dengan pemberian
oksigen, cek analisa gas darah, mengkaji tanda vital secara periodik sesuai
kondisi klien, mengkaji status neurologis secara periodik: Glasgow coma scale
(GCS), pupil, fungsi motorik dan sensorik, fungsi saraf kranial, dan reflek serta
monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit

Menurut data World Health Organization (WHO) Stroke merupakan


penyebab kematian terbanyak kedua di negara maju dan ketiga terbanyak di
negara berkembang sejak tahun 2012 setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di
seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
sebanyak 5 juta orang dan 5 juta orang lainya mengalami kecacatan yang
permanen.

Di Asia prevelansi stroke terus meningkat yang kemungkinan diakibatkan


perubahan gaya hidup dan penuaan. Selain itu, beban stroke di Asia sangat
tinggi, mengingat bahwa hampir dua pertiga dari kematian di seluruh dunia
akibat stroke (Bang, 2015). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 prevelansi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 12,1% sedangkan prevelansi stroke di provinsi Kalimantan
Selatan berada di urutan ke 8 dari 33 provinsi yaitu sebesar 14,5% (Kemenkes
RI, 2013). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin jumlah kasus
penyakit stroke tahun 2014 merupakan penyakit tidak menular terbesar ke 4
yaitu 959 orang sedangkan dari Januari sampai Oktober 2015 mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 998 orang (Dinkes Kota Banjarmasin, 2015).

Data laporan sensus harian penyakit di Instalasi Gawat Darurat (IGD)


Rumah Sakit Umum daerah Ulin Banjarmasin, tahun 2016 didapatkan bahwa
stroke merupakan penyakit terbanyak urutan ke-4 tiap bulannya, dan pada
bulan Mei-Juni 2015 terdapat pasien stroke sebanyak 25 orang (Yuniar, dkk
2017)
3

Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa data pasien


dari bulan Januari-April 2018 di ruang intensive care unit RSUD Ulin
Banjarmasin ditemukan 4 orang mengalami stroke hemoragik dan menjalani
operasi kraniotomi.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil


Studi Kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. D dengan Stroke
Hemoragik Post Op Kraniotomi di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Ulin
Banjarmasin”.

B. Batasan Masalah
Studi kasus ini membahas asuhan keperawatan pada Tn.D dengan stroke
hemoragik post op craniotomy di ruang intensif care unit (ICU) RSUD Ulin
Banjarmasin

C. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan studi kasus tentang stroke hemoragik post op craniotomy
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan dapat menerapkan asuhan
keperawatan yang tepat dan komprehensif sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan klien serta memperpendek masa perawatan klien di
rumah sakit
2. Khusus
a) Mahasiswa mampu meningkatkan pemahaman tentang konsep stroke
hemoragik
b) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan
stroke hemoragik post op craniotomy
c) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien
dengan stroke hemoragik post op craniotomy
d) Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien
dengan stroke hemoragik post op craniotomy
4

e) Mahasiswa mampu melaksanakan rencana keperawatan pada pasien


dengan stroke hemoragik post op craniotomy
f) Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada
klien dengan stroke hemoragik post op craniotomy

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari studi kasus ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi
mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke hemoragik post
op craniotomy
2. Manfaat Praktis
a. Rumah Sakit
Sebagai salah satu bahan informasi bagi tenaga kesehatan, khususnya
perawat. Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dan
penanganan yang tepat pada pasien dengan stroke hemoragik post op
kraniotomi yang dirawat diruang intensive care unit.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan sumber pustaka tentang konsep dan
penanganan serta asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke
hemoragik post op kraniotomi
c. Mahasiswa
Mampu melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien
dengan stroke hemoragik post op kraniotomi
d. Pasien dan Keluarga
Sebagai informasi bagi pasien dan keluarga mengenai penanganan dan
perawatan pada pasien yang mengalami stroke hemoragik post op
kraniotomi.

Anda mungkin juga menyukai