Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi


Diajukan untuk memenuhi tugas Gerontik
Dosen Pembimbing: Devin Prihar Ninuk, S.Kep, Ns.

Disusun Oleh:

Fatin Furoidah (7312002)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
Jl. Rejoso Kompleks Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang
Tahun Ajaran 2014-2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan, yang berjudul
Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi. Penyusunan makalah
asuhan keperawatan ini merupakan hasil dari pengkajian yang telah penulis lakukan di
posyandu lansia, yang juga merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Gerontik di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu), Jombang.
Dalam Penyusunan makalah asuhan keperawatan ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis harapkan, demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Devin Prihar Ninuk, S.Kep, Ns. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Gerontik.
2. Rekan-rekan S1 Keperawatan Semester 6.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, amin.

Jombang, 30 Juli 2015

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian ............................................................................................................... 3
2.2 Etiologi.................................................................................................................... 3
2.3 Manifestasi Klinis ................................................................................................... 4
2.4 Klasifikasi ............................................................................................................... 5
2.5 Patofisiologi ............................................................................................................ 5
2.6 Pencegahan ............................................................................................................. 6
2.7 Pemeriksaan Penunjang .......................................................................................... 7
2.8 Penatalaksanaan ...................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 10
3.1 Pengkajian ............................................................................................................. 10
3.2 Analisis Data, Diagnosa Keperawatan dan Intervensi .......................................... 18
BAB IV ................................................................................................................................ 21
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Slamet
Suyono, 2001).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono, 2001).
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan
10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian
dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang
pengobatannya.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline
hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia, sedangkan
batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan
oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,
sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya
145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau
lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).
Berdasarkan latar belakang di atas dan pengkajian yang telah kami lakukan di
Posyandu lansia Dsn. Beiji. Kami menemukan kasus yang sama, sehingga kami akan

1
membahas bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan
Hipertensi dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep medis dari hipertensi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan lansia yang menderita hipertensi?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang
meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.

2
BAB II
KONSEP MEDIS

2.1 Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik
> 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001
dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik
standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak
out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan
hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan
sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

2.2 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal, Glomerulonefritis,


Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia,
Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat obatan
Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid.

2.3 Manifestasi Klinis


Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.

4
2.4 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999)
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal tensi < 140 < 90


Hipertensi borderline 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat > 180 > 105
Hipertensi terisolasi > 140 < 90

2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.

5
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

2.6 Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan
antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari makan daging kambing,
durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, jauhi
merokok, berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari
stress, hindari penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi.

6
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor-factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
e. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
f. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
g. Foto thorax: Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
h. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

2.8 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi:
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik

7
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal

8
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat
berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Alamat : Dsn. Beiji
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

2. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Beiji

3. STATUS KESEHATAN SEKARANG


Keluhan Utama: Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan setiap hari saat
bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang timbul. Selain
pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada persendiannya,
yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan menghilang apabila Ny.K
beristirahat.

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Ny.K selalu


mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap bulannya, untuk mengetahui keadaan
dari tubuhnya, yang mana Ny.K memiliki riwayat hipertensi sejak 9 tahun yang
lalu. Setelah melakukan pemeriksaan di posyandu, Ny.K akan mengonsumsi obat
hipertensi disaat kondisinya kurang baik.

10
Obat-obatan: Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk
menurunkan tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K
hanya memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA)


FUNGSI FISIOLOGIS
1. Kondisi Umum
Ny. K tampak lemas dan kurang bersemangat, mengalami perubahan berat
badan kurang lebih 2kg. Pada malam hari, Ny.K susah tidur atau mengalami
insomnia. Tekanan darah dari hasil pemeriksaan adalah 170/110 mmHg.
2. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput, dan kulit Ny. K tampak kering.
Sedangkan untuk kuku Ny. K berwarna transparan, ada beberapa kotoran pada
kuku kaki, dan tidak ada lesi disekitar kuku.
3. Hematopoetic
Ny. K tidak pernah mengalami perdarahan, pembengkakan, dan anemi. Tidak
ada keluhan yang dirasakan oleh Ny. K.
4. Kepala
Ny.K sering mengalami sakit kepala dan pusing, yang bisa terjadi karena
hipertensi yang dialaminya. Tidak mengalami gatal pada kulit kepala atau
permasalahan lainnya di kepalanya.
5. Mata
Fungsi penglihatan berkurang, sedikit kabur. Tetapi Ny.K tidak memeriksakan
matanya maupun tidak memakai kaca mata. Penurunan penglihatan, pada mata
bagian kanan lebih parah.
6. Telinga
Telinga Ny. K tidak kami kaji, karena saat itu Ny. K menggunakan kerudung
yang tidak memungkinkan untuk memintanya untuk melepas.
7. Hidung sinus
Ny. K tidak merasa ada keluhan yang dialami. Saat flu, hidungnya mulai berair.
Selama Ny. K kondisinya baik, tidak ada permasalahan yang dialami pada

11
hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga
kebersihannya.
8. Mulut, tenggorokan
Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi. Saat makan merasa
baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya keras tidak kuat
karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.
9. Leher
Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa, ataupun
nyeri tekan
10. Pernafasan
Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan yang
diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat asma
yang penyakit pernafasan lainnya.
11. Kardiovaskuler
Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny. K selalu mengontrol tekanan
darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada. Selain
hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.
12. Gastrointestinal
Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang teratur dan
jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari. Perubahan
berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg.
13. Perkemihan
Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan frekuensi 6-
8x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam berkemih.
14. Reproduksi
Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun yang lalu.
15. Musculoskeletal
Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi. Tidak ada
riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari.
16. Persyarafan
Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny. K.

12
5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
Psikososial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol dengan
lansia yang lain dan dengan para tetangga. Ny. K tidak terlihat cemas ataupun
depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara anak-
anaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah masalah,
Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.

Spiritual
Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering
mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat. Ny. K setiap hari mengaji Al-
Quran sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilan yang diadakan
oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa kematian itu rahasia
Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap saat sewaktu-waktu
dipanggil oleh Allah SWT.

6. LINGKUNGAN
Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur.
Pencahayaan bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi
ruang kamar.
Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di
dalam rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor
bersama cucunya.
Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang
tidak terlalu lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.

7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES


1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barhel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor Yang Didapat
bantuan
1. Makan-Minum 5 10 10

13
Klien mampu makan sendiri,
bahkan Ny.K yang memasak.
2. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 10 10
tempat tidur, sebaliknya Klien tidak menggunakan
kursi roda, bisa berpindah
sendiri.
3. Personal toilet (cuci muka, 0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) Klien mampu melakukan
secara mandiri
4. Keluara masuk toilet 5 10 10
(mencuci pakaian, menyeka Klien mampu mencuci
tubuh, menyiram) pakaian sendiri
5. Mandi 0 5 5
Klien mampu mandi sendiri,
Frekwensi : 3 x sehari
6. Jalan di permukaan datar 0 10 10
Klien mampu berjalan sendiri
7. Naik turun tangga 5 10 10
Klien mampu naik turun
tangga sendiri
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
Klien mampu mengenakan
paiakan sendiri.
9. Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB
sendiri
10. Kontrol bladder (BAK) 5 10 10
Klien mampu untuk BAB
sendiri

2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No. Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria
Maksimal Klien
1. Orientasi 5 3 Klien mampu mengingat hari dan
tahun. Namun untuk tanggal dan
bulan klien tidak mengingatnya

14
2. Orientasi 5 5 Klien mampu menyebutkan tempat
dimana dia tinggal sekarang.
3. Registrasi 3 3 Klien masih mampu mengenal
semua benda-benda yang ada (Tas,
Bulpoin, Hp).
4. Perhatian & Kalkulasi 5 3 Klien mampu perhitungan dalam
masalah uang, untuk perhitungan
yang lain, klien merasa kesulitan.
5. Mengingat 3 3 Klien masih mampu mengingat
nama benda yang telah disebutkan
di point ke-3
6. Bahasa 9 7 Klien masih memahami
pembicaraan dalam Bahasa Jawa,
Bahasa Indonesia, bahkan Bahasa
Madura.
Total Nilai 30 24
Interpretasi hasil: Klien tidak ada gangguan kognitif

3. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan saat ini 0 1 0
2. Andar merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa/kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia disepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah dariipada keluar melakukan
1 0 1
suatu hal

15
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menenukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangan energik/bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 2
Interpretasi hasil: Klien tidak diindikasikan depresi

4. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No. Indikator Skor Pemeriksaan
1. Menderita sakit atau kondisi 2 1
yang mengakibatkan perubahan Klien menderita penyakit hipertensi. Dan
jumlah dan jenis makanan yang tidak mempengaruhi jumlah & jenis makanan,
dikonsumsi akan tetapi klien sering mengalami perubahan
nafsu makan.
2. Makan kurang dari 2 kali dalam 3 1
sehari Klien makan 3x kali sehari, tapi sering juga 2x
dalam sehari. Dan tidak pernah makan kurang
dari 2x
3. Makan sedikit buah, sayur atau 2 1
olahan susu Klien makan nasi, lauk-pauk. Untuk buah
jarang, sedangkan susu tidak pernah
4. Mempunyai tiga/lebih 2 0
kebiasaan mnum-minuman Klien tidak pernah meminum-minuman
beralkohol setiap harinya beralkohol
5. Mempunyai masalah dengan 2 1
mulut atau giginya sehingga Gigi klien ada beberapa yang sudah tidak ada
tidak dapat makan makanan (lepas) sehingga kesulitan dalam makan
yang keras makanan yang keras

16
6. Tidak selalu mempunyai cukup 4 0
uang untuk membeli makanan Klien selalu mendapat jatah uang oleh anak-
anaknya, sehingga selalu cukup untuk
membeli kebutuhan makan.
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
Klien selalu makan bersama cucunya, tapi jika
cucu tidak berada di rumah, klien akhirnya
makan sendiri.
8. Mempunyai keharusan 1 0
menjalankan terapi minum obat Klien tidak menjalankan terapi minum obat,
3 kali atau lebih setiap harinya hanya saat hipertensi klien kambu saja.
9. Mengalami pennurunan berat 2 0
badan 5 kg dalam enam bulan Penurunan / perubahan BB klien hanya
terakhir berkisar 2 kg saja, tidak sampai 5 kg.
10. Tidak selalu mempunyai 2 0
kemampuan fisik yang cukup Klien maish mampu melakukan aktifitas
untuk belanja, memasak atau sendiri, dalam belanja, masak, dan makan
makan sendiri sendiri.
Total Skor 4
Interpretasi hasil: Klien dalam kondisi (Moderate nutritional risk)

17
3.2 Analisis Data, Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
Dx. Keperawatan NOC NIC
Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data Pendukung Masalah Kesehatan Lansia dengan Hipertensi
TTV: 170/110 00312 Nyeri Akut 0414 Status kardiopulmunari 1400 Manajemen nyeri
Ny. K mengatakan bahwa ia 041401 o Tekanan sistolik o Mengkaji lokasi, karakteristik,
sering merasa pusing dan 041402 o Tekanan diastolic durasi, dan frekuansi nyeri
nyeri tengkuk 041406 o Respiratory rate (RR) o Menggunakan komunikasi
Frekuensi nyeri hilang timbul 041426 o Fatigue terapeutik untuk mengetahui
Berat nyeri tidak menentu 041430 o Kehilangan berat badan pengalaman nyeri klien

Ny. K tahu bahwa dia o Memberikan informasi tentang

memiliki penyakit hipertensi 08082 Tanda-tanda vital nyeri, faktor penyebab nyeri

sejak 9 tahun yang lalu 0808209 o Pulse pressure

Ny. K selalu mengkonsumsi 0808202 o Apical heart rate 2210 Pemberian analgestik

obat hipertensi (captropil) 0808208 o Apical heart rhytm o Cek riwayat alergi obat

disaat tekanan darahnya naik. o Memeriksa obat dan dosis dari

Ny. K terkadang merasa 1605 Kontrol nyeri yang diresepkan

malas untuk makan 160502 o Mengetahui tempat o Memantau TTV sebelum dan

Ny. K tampak lemas nyeri sesudah pemberian analgestik

18
160503 o Mengetahui seberapa 6040 Terapi relaksasi
berat nyeri o Menjelaskan secara rasional
160501 o Mejelaskan faktor fungsi relaksasi, tipe-tipe
penyebab relaksasi
160505 o Menggunakan analgesic o Mengatur posisi yang nyaman
160509 o Mengetahui gejala nyeri untuk pasien
o Evalusi berkala hasil dari
1837 Manajemen hipertensi relaksasi klien
183703 o Target tekanan darah
normal 5602 Pendidikan kesehatan: proses
183705 o Potensi komplikasi dari pemyakit
hipertensi o Menjelaskan bagaimana proses
183706 o Pilihan pengobatan yang penyakit yang dialami klien
ada o Mereview pengetahuan pasien
183711 o Efek pengobatan tentang kondisi yang dialaminya
183707 o Manfaat pengoobatan sendiri
jangka panjang o Menjelaskan penyebab
terjadinya penyakit
1928 Control resiko: hipertensi o Mendiskusikan perawatan yang
192801 o Mengetahui informasi akan diberikan
tentang hipertensi

19
192807 o Memantau perubahan
status kesehatan
192806 o Memeriksan tekanan
darah secara teratur
192812 o Melakukan tekhnik
relaksasi
192814 o Mengurangi stress
192813 o Mengatur waktu tidur
yang tepat
192810 o Memelihara berat bedan
yang direkomendasikan

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyebab
hipertensi adalah Keturunan, Hormonal, Metabolik, Emosi, Kebiasaan diet. Adapun
tanda dan gejala hipertensi adalah Sakit kepala, Pusing, Mudah marah, Rasa berat di
tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang. Akibat lanjut dari hipertensi adalah
Stroke, Gagal ginjal, Jantung koroner.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6. Elsevier.

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.

Marifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.

Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.

22

Anda mungkin juga menyukai