A. LATAR BELAKANG
Banyak upaya kesehatan yang telah dilakukan, namun bukan berarti bahwa masalah kesehatan dapat
teratasi secara tuntas semuanya, tetapi tetap saja muncul berbagai masalah kesehatan sehingga
memerlukan kemampuan dan pola pendekatan yang spesifik dari setiap masalah yang timbul, salah
satunya adalah penyakit pada gangguan sistem syaraf.
Sistem syaraf manusia adalah suatu sistem tubuh yang sangat penting. Di dalam sistem inilah berasal
segala kesadaran pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Sehingga kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem syaraf
tersebut. Mengingat betapa pentingnya sistem syaraf dalam mengatur dan mengkoordinasi berbagai
aktifitas sistem tubuh manusia sehingga jika terjadi gangguan akan mempengaruhi sistem tubuh yang
lain. Fungsi sistem syaraf ini dapat mengalami kerusakan apabila bagian otak mengalami gangguan
(Smeltzer, 2001).
Berhentinya suplai darah ke bagian otak dapat mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &
Suzane, 2001). Hal ini dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah atau terhalanginya asupan
darah ke otak oleh gumpalan. Terhambatnya penyediaan oksigen dan nutrisi ke otak menimbulkan
masalah kesehatan (stroke) yang serius karena dapat menimbulkan kecatatan fisik mental bahkan
kematian (WHO, 2010).
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah
mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di
Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang
terkena serangan stroke.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke
semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan
menduduki urutan pertama di Asia.
Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah
penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi
muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta
dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan
wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh
penjuru Indonesia.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa
pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan
sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus
di kasur.
Menurut data stroke tahun 1990 diperkirakan jumlah penderita stroke di Indonesia mencapai 500.000
orang dan sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Data stroke yang
dikeluarkan oleh Yayasan Stroke Indonesia menyatakan bahwa penderita stroke di Indonesia
jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap karena stroke jumlahnya sekitar 23.000 orang.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di 33
provinsi dan 440 kabupaten mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga perkotaan dan
987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat,
hasilnya adalah penyakit stroke merupakan pembunuh utama di kalangan penduduk perkotaan.
Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 juga mengungkapkan
bahwa di kawasan Asia terus meningkatnya jumlah kasus stroke. Stroke merupakan penyakit saraf
yang paling sering mengakibatkan cacat dan kematian. Di samping menduduki peringkat utama di
antara segolongan penyakit saraf yang mengakibatkan kematian, stroke juga merupakan salah satu
dari tiga penyebab utama kematian pada umumnya.
Sampai saat ini, penderita stroke adalah penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir
semua pusat pelayanan rawat inap penderita saraf. Selain menimbulkan beban ekonomi bagi
penderita dan keluargannya, stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahan asuransi
kesehatan. Selain itu, kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke juga dapat mengakibatkan hilangnya
penghasilan penderita.
Dari berbagai fakta tersebut menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih merupakan masalah
utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Penderita stroke tidak dapat
disembuhkan secara total. Namun, apabila ditangani dengan baik maka dapat meringankan beban
penderita, meminimalkan kecacatan, dan mengurangi ketergantungan pada orang lain dalam
beraktivitas.
Masalah krusial tersebut dapat diatasi, salah satunya dengan peningkatan pengetahuan tentang cara
merawat pasien stroke, strategi penanggulangannya yang mencakup aspek preventif, terapi
rehabilitasi, dan promotif. Peningkatan pengetahuan dapat dicapai dengan cara menyebarluaskan
pengetahuan tentang stroke misalnya melalui seminar.
Penyelenggaraan kegiatan seminar dengan sub materi “Asuhan Keperawatan Rumatan,
Rehabilitasi, Dan Pencegahan Kambuhan Pada Stroke,” yang diselenggarakan oleh RSUD
Probolinggo merupakan bentuk peran aktif untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan
nasional dalam meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup sehat pasien stroke.
B. PELAYANAN KEPERAWATAN
Pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan perlu bekerja sama dengan tim
kesehatan lainnya untuk mewujudkan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk sehingga
tercapailah derajat kesehatan yang optimal. Realisasi hal tersebut diperlukan upaya kesehatan
komprehensif yang dilaksanakan melalui pendekatan bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Upaya yang dilakukan difokuskan pada individu, keluarga,
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit, yang mecakup seluruh proses kehidupan manusia.
Latar Belakang Keperawatan pada dasarnya adalah membantu individu sakit atau sehat dengan
serangkaian aktivitas yang menunjang untuk sehat dan pemulihannya atau membantu pada kematian
dengan tenang yang mereka lakukan tanpa bantuan, bila mereka mempunyai kekuatan, kemauan atau
pengetahuan yang diperlukan, keperawatan juga membantu individu melaksanakan terapi ditentukan
dan menjadi mandiri sesegera mungkin (Carpenito, 2000).
Pelayanan keperawatan terhadap masalah bersihan jalan nafas yang tidak efektif,
antara lain :
a. Auskultasi bunyi nafas
b. Berikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan (tidak bertentangan dgn
masalah keperawatan lain)
c. Lakukan penghisapan sekret dan pasang oro atau naso faringeal tube jika
kesadaran menurun
d. Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan latihan nafas dalam
e. Kolaborasi:
- Pemberian oksigen
- Laboratorium: Analisa gas darah, darah lengkap dll
- Pemberian obat sesuai indikasi