Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INDIVIDU

EDUKASI BANTUAN HIDUP DASAR PADA SISWA SISWI


DI SMK NEGERI 7 TAKALAR

Dra. Ermina Pakki, Apt, M.Si

Nurlaila Fitriani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J

Nasrah, S.KM., M.Kes

Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.ScPH, Ph.D

Dion Erikson Alfius

KULIAH KERJA NYATA PROFESI KESEHATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
“Edukasi Bantuan Hidup Dasar Pada Siswa Siswi di SMK Negeri 7 Takalar”

Ermina Pakki, Nurlaila Fitriani2, Nasrah3, Sukri Palutturi4, Dion Erikson Alfius5

1
Dosen Departemen Farmasi Sains dan Teknologi, Fakultas Farmasi, Universitas
Hasanuddin, Indonesia.

2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas
Hasanuddin, Indonesia.

3
Dosen Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Indonesia.

4
Dosen Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat,Universitas Hasanuddin, Indonesia.

5
Mahasiswa SI Depatemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Hasanuddin, Indonesia.

Email: 1er_pakki@yahoo.co.id, 2nurlaila.fitriani@unhas.ac.id,


3
nasrahjn@yahoo.com, 4sukritanatoa72@gmail.com, 5dion246eal@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Henti jantung merupakan kondisi dimana jantung secara


tiba- tiba berhenti berdetak. Kejadian henti jantung di luar rumah sakit merupakan
kondisi yang seringkali mengancam kelangsungan hidup seseorang jika tidak
ditangani dengan segera. Beberapa hambatan yang menyebabkan masyarakat
kurang aktif memberikan bantuan hidup dasar ketika menemui korban henti
jantung secara mendadak akibat kemampuan intelektual dan kepedulian dari
masyarakat yang masih rendah untuk melakukannya. Data yang dikeluarkan oleh
World Health Organization pada tahun 2021, kematian akibat penyakit jantung
mencapai angka 17,8 juta kematian di dunia. Dalam menghadapi kondisi

2
kegawatdaruratan seperti saat terjadinya henti nafas dan henti jantung, menuntut
individu atau kelompok yang menemukan korban untuk memberikan pertolongan
segera. Akan tetapi, jika penolong tidak kompeten dalam memberikan pertolongan
awal pada korban maka dapat menurunkan angka hidup/ mortalitas korban.
Keadaan darurat yang mengancam nyawa dapat terjadi sewaktu-waktu dan
dimanapun, kondisi ini memerlukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terdapat permasalahan terkait
kurangnya edukasi bantuan hidup dasar kepada siswa-siswi maka perlu
diupayakan program Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) di SKM Negeri 7
Takalar. Tujuan: peningkatan pengetahuan responden setelah mengikuti kegiatan
edukasi terkait bantuan hidup dasar. Metode: edukasi dilakukan dengan cara
melaksanakan penyuluhan menggunakan presentasi dan demonstrasi di depan
responden. Hasil: didapatkan hasil uji T berpasangan dengan p-value sebesar 0.00
(<0.05) yang artinya terdapat perbedaan skor pengetahuan yang signifikan
sebelum dan setelah edukasi pada 42 siswa-siswi SMK Negeri 7 Takalar.
Kesimpulan: edukasi ini meningkatkan pengetahuan siswa-siswi terkait dengan
pemberian bantuan hidup dasar.

Kata Kunci: Henti jantung, bantuan hidup dasar, edukasi.

3
PENDAHULUAN

Henti jantung merupakan kondisi dimana jantung secara tiba- tiba berhenti
berdetak. Kondisi ini menyebabkan jantung kehilangan fungsinya yaitu untuk
memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga otak dan organ vital lain dalam tubuh
seperti hati dan paru-paru tidak mendapatkan aliran darah dan oksigen (1).
Kejadian henti jantung di luar rumah sakit merupakan kondisi yang seringkali
mengancam kelangsungan hidup seseorang jika tidak ditangani dengan segera. Di
beberapa negara kejadian henti jantung di luar rumah sakit mengalami
peningkatan, salah satunya di Amerika Serikat, yang mana sebelumnya pada
tahun 2015 tercatat sebanyak 350.00 kasus dan pada tahun 2018 meningkat
menjadi 356.461 kasus, yang mana tidak sampai 40% korban mendapatkan
pertolongan pertama BHD (Bantuan Hidup Dasar) dari orang sekitar (2).
Terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan rendahnya jumlah
masyarakat yang aktif memberikan bantuan hidup dasar ketika menemui korban
henti jantung secara mendadak berupa kemampuan intelektual dan kepedulian dari
masyarakat yang masih rendah untuk melakukan RJP (3). Studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti menemukan bahwa masih banyak masyarakat belum
mengetahui cara mengenali, memanggil bantuan dan memberikan bantuan hidup
dasar pada korban henti jantung. masyarakat juga tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dalam menangani pasien henti jantung. Kondisi ini
tentunya akan berdampak pada tingkat keberlangsungan hidup pasien dengan
henti jantung.
Data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada
tahun 2021, kematian akibat penyakit jantung mencapai angka 17,8 juta kematian
atau satu dari tiga kematian di dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit
jantung (4). Data Riskesdas tahun 2018 juga melaporkan bahwa prevalensi
penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5%,
dengan prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara 2,2 %. Sedangkan untuk
provinsi Sulawesi Selatan sendiri masuk dalam prevalensi tinggi di nasional yaitu
1,46% (5).

4
Dalam menghadapi kondisi kegawatdaruratan seperti saat terjadinya henti
nafas dan henti jantung, menuntut individu atau kelompok yang menemukan
korban untuk memberikan pertolongan segera. Akan tetapi, jika penolong tidak
kompeten dalam memberikan pertolongan awal pada korban maka dapat
menurunkan angka hidup/mortalitas korban (6). Keadaan darurat yang
mengancam nyawa dapat terjadi sewaktu-waktu dan dimanapun, kondisi ini
memerlukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). BHD adalah usaha untuk
mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam
nyawa. BHD tidak memerlukan obat, cairan ataupun alat tertentu sehingga orang
awam pun dapat melakukannya, BHD ini harus dapat dipahami dan dilaksanakan
oleh seluruh lapisan masyarakat dan tidak terbatas pada petugas paramedis dan
tim medis (7).
Pemahaman konsep dasar pertolongan gawat darurat tidak hanya penting
untuk diketahui oleh tenaga profesi kesehatan saja tetapi juga non tenaga
kesehatan agar mampu memberikan pertolongan saat menemukan korban dalam
kondisi nyawa yang terancam. Ada tiga faktor pendukung yang dapat
menyelamatkan nyawa korban yaitu kecepatan memberikan pertolongan,
ketepatan atau akurat dalam memberikan pertolongan pertama dan diberikan
pertolongan oleh petugas kesehatan yang kompeten. Sekitar 90% korban
mengalami kecacatan atau bahkan mengalami kematian disebabkan oleh korban
terlambat mendapatkan pertolongan atau waktu ditemukan telah melewati the
golden time dan kesalahan melakukan pertolongan pertama saat pertama kali
korban ditemukan (8).
Ketika melakukan BHD kita berpacu dengan waktu, sebab korban yang
akan kita tolong dalam keadaan terancam nyawanya. American Heart Association
menekankan fokus BHD pada tiga dasar utama: pertama, pengenalan segera
adanya henti jantung; Kedua, aktivasi sistem respons gawat darurat; Ketiga,
resusitasi jantung paru (RJP). Hal ini merupakan cara sederhana yang dapat
mempertahankan hidup seseorang untuk sementara waktu, karena pada kondisi
henti nafas dan henti jantung maka sirkulasi darah dan transportasi oksigen
berhenti, sehingga dalam waktu singkat organ tubuh terutama organ vital akan

5
mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami
kerusakan. Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak, karena
otak hanya mampu bertahan jika ada asupan glukosa dan oksigen. Jika dalam
waktu 10 menit otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa maka akan
terjadi mati batang otak, hal tersebut disebut dengan Golden Period (waktu emas).
Jika Golden Period terlewati, maka harapan hidup korban akan makin kecil.
Adapun pertolongan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan resusitasi
Jantung Paru (RJP)/CPR (9).
Pengetahuan bantuan hidup dasar dapat membentuk motivasi dalam
bersikap dan berperilaku dalam menolong siswa. Rendahnya pengetahuan dapat
berdampak pada munculnya bentuk-bentuk sikap dan perilaku prososial terhadap
orang di sekitarnya. Sedangkan sebagai makhluk sosial hendaknya senantiasa
memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Penilaian yang
diharapkan adalah mampu meningkatkan menjadi lebih baik pengetahuan dan
motivasi siswa dalam menolong terkait Bantuan Hidup Dasar (BHD). Motivasi
dalam menolong khususnya korban henti jantung diharapkan akan menghasilkan
keuntungan terhadap pihak lain dimana dengan adanya pengetahuan Bantuan
Hidup Dasar (BHD) disertai dengan motivasi yang tinggi dalam menolong hal
tersebut dapat membantu mencegah kematian dan mengurangi timbulnya
kecacatan (10).
Salah satu aspek dari pertolongan saat pertama kali adalah Bantuan Hidup
Dasar yang merupakan suatu tindakan saat ada korban ditemukan dalam keadaan
tidak bergerak, tidak bernafas serta tidak sadarkan diri, maka diperlukan untuk
mengembalikan dan mempertahankan kondisi yang baik pada korban. Bantuan
Hidup Dasar sangat penting bagi masyarakat awam khususnya pelajar sekolah
menengah karena merupakan garda terdepan dalam lingkungan masyarakat agar
mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar dengan baik nantinya. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan pihak SMK Negeri 7 Takalar didapatkan
persoalan yang menjadi prioritas adalah kurangnya pengetahuanz siswa siswi
terkait pemberian bantuan hidup dasar karena belum mendapatkan edukasi terkait
tata cara pelaksanaan bantuan hidup dasar. Maka diperlukan upaya edukasi untuk

6
meningkatkan pengetahuan siswa-siswi terkait bantuan hidup dasar. Oleh sebab
masalah tersebut maka dilaksanakan program yaitu Edukasi Bantuan Hidup Dasar
(BHD) di SMKN 7 Takalar di Desa Pakkabba, Kecamatan Galesong Utara,
Kabupaten Takalar.

BAHAN DAN METODE

Dalam kegiatan ini, instrumen yang digunakan yaitu Power Point,


demonstrasi melalui manekin dan kuesioner (pre test dan post test). Tahapan awal
merupakan tahap persiapan dimana kegiatan dimulai dengan mencari referensi
terkait edukasi bantuan hidup dasar dan merangkum seluruh materi dengan
singkat dan jelas. Selain itu, tahap persiapan juga meliputi persiapan alat manekin
serta pembuatan kuesioner pre test dan post test yang akan menjadi penilaian
terhadap program edukasi yang diberikan dalam mengukur tingkat pengetahuan
responden sebelum dan sesudah edukasi.
Tahapan berikutnya merupakan tahap pelaksanaan. Tahapan ini dilakukan
dengan metode presentasi yang dilakukan disalah satu ruangan kelas di SMKN 7
Takalar kemudian diberikan penyampaian materi dan dirangkaikan dengan diskusi
dan demonstrasi bantuan hidup dasar. Namun, sebelum kegiatan penyuluhan
dilakukan terlebih dahulu diberikan pre test untuk kemudian diisi oleh responden.
Setelah responden mengisinya, kemudian diberikan penyuluhan berupa
penyampaian materi terkait bantuan hidup dasar dengan media power point
sehinga responden dapat melihat dan memahami materi yang ada di PPT tersebut.
Setelah itu, kami memberikan kesempatan responden untuk bertanya jika ada
sesuatu yang ingin ditanyakan sekaligus mengadakan demonstrasi bantuan hidup
langsung di depan kelas. Tahapan terakhir yakni tahap evaluasi, dimana tahapan
ini kembali diberikan kuesioner post test kepada responden untuk diisi kembali
guna untuk mengetahui pengetahuan responden setelah dilakukan edukasi bantuan
hidup dasar kepada siswa-siswi.

7
HASIL

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Juli 2022 di SMK Negeri 7
Takalar, Desa Pakkbba, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar dan
diikuti oleh 42 siswa-siswi SMK Negeri 7 Takalar.
Tabel 1.
Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur
Kategori Umur
N %
(Tahun)
14 2 4.76%
15 21 50.00%
16 16 38.10%
17 3 7.14%
Total 42 100%
Sumber : Data Primer KKNPK, 2023
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa responden yang paling
banyak mengikuti edukasi di SMKN 7 Takalar di Desa Pakkabba adalah siswa-
siswi berumur 15 tahun sebanyak 21 orang (50.00%), pelajar berumur 16 tahun
sebanyak 16 orang (38.10%), pelajar berumur 17 tahun sebanyak 3 orang
(7.14%), dan pelajar berumur 14 tahun sebanyak 2 orang (4.76%).
Tabel 2.
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum (Pre-Test)
dan Sesudah (Post-Test) Edukasi
Tingkat
Mi
Pengetahua N Maks Mean ± SD p-value
n
n
Pre-Test 42 0 6 3.74±1.49
0.000
Post-Test 42 4 10 7.16±1.32
Sumber : Data Primer KKNPK, 2023
Tabel 2 merupakan hasil uji T Berpasangan, diketahui rerata skor
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu dari 3,74 menjadi 7.16
dengan p-value sebesar 0.00 (<0.05) yang artinya terdapat perbedaan skor
pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah edukasi.

8
PEMBAHASAN

Kegiatan edukasi ini dilakukan secara langsung dengan sasaran siswa


siswi SMK Negeri 7 Takalar di Desa Pakkabba Kabupaten Takalar. Sebelum
dilakukan edukasi, siswa siswi diberikan kuesioner pre test untuk mengetahui
pengetahuan awal responden tentang bantuan hidup dasar.
Setelah diberikan pre test, siswa-siswi kemudian diberikan edukasi
melalui media Power Point berupa penjelasan materi dan diberikan juga
demonstrasi langsung tentang bantuan hidup dasar dan tujuannya, tata cara dalam
melakukan bantuan hidup dasar, hal yang harus diperhatikan saat kapan berhenti
melakukan resusitasi jantung paru, dan arahan yang perlu diperhatikan oleh
masyarakat awam bila melakukan bantuan hidup dasar. Dalam edukasi tersebut,
diberikan pemahaman kepada siswa-siswi bahwa bantuan hidup dasar merupakan
langkah awal yang dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang mengalami
henti napas atau henti jantung pada saat terjadi kondisi darurat. Tata cara
pelaksanaan bantuan hidup dasar meliputi danger, respons, shout for help,
circulation, airway, dan recovery. Adapun hal yang harus diperhatikan oleh
penolong saat mengetahui kapan pijat jantung dihentikan yaitu pasien sudah ada
respons, datang tim yang lebih ahli (advance), penolong kelelahan, penolong
terancam keselamatannya dan Do not Resuscitate. Untuk masyarakat umum yang
tidak terlatih atau masyarakat awam dianjurkan melakukan BHD dengan
memberikan hands-only CPR yaitu metode resusitasi jantung paru (RJP) yang
hanya melakukan kompresi dada.
Penggunaan bahasa dalam edukasi ini disesuaikan dengan kondisi
pemahaman siswa-siswi, dengan menggunakan tampilan presentasi power point
dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan
hasil yang baik dan mereka juga lebih mudah menangkap isi dari materi
penyuluhan tersebut. Berikut media presentasi power point yang digunakan dalam
edukasi.

9
Gambar 1.
Media Presentasi Power Point Materi Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Gambar 2.
Dokumentasi Kegiatan Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD)

10
Setelah dilakukan edukasi tentang bantuan hidup dasar kemudian
dilanjutkan dengan memberikan kuesioner post test kepada siswa-siswi. Adapun
pertanyaan pada saat post test sama dengan pre test. Dari hasil kegiatan tersebut
didapatkan, seluruh siswa-siswi mengalami peningkatan pengetahuan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lombantoruan pada
tahun 2022 yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan siswa-
siswi sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Dimana hasil uji diketahui bahwa
pengetahuan partisipan meningkat setelah edukasi dan menunjukkan nilai p
sebesar 0.000 (<0.005) yang artinya ada perbedaan pengetahuan yang signifikan
sebelum dan setelah pemberian edukasi tentang bantuan hidup dasar (11).
Peningkatan tingkat pengetahuan sesudah diberikan edukasi kesehatan tentang
BHD pada siswa-siswi dapat memberikan pengetahuan bagi remaja sehingga
semakin banyak seseorang mempelajari atau mengetahui sesuatu hal maka orang
tersebut akan lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah
dipelajarinya. Bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima ditangkap
melalui pancaindra, semakin banyak pancaindra yang digunakan, maka semakin
banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh (12).
Hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan dasar pengembangan program
pengenalan BHD pada masyarakat awam dengan media yang tepat. Hasil jangka
panjang yang dingin dicapai tentunya adalah berkurangnya insiden kematian
akibat henti jantung di masyarakat karena semakin banyaknya masyarakat awam
yang telah paham tata laksana henti jantung dengan pemberian BHD. Selain itu,
efek lain selain berkurangnya insiden kematian, gangguan fungsi neurologis juga
dapat diminimalisir dengan adanya BHD yang cepat dan tepat pada korban henti
jantung (13). Hal ini sangat penting untuk dilakukan mengingat manfaat yang
didapatkan pun cukup signifikan. Semakin banyak masyarakat awam yang paham
tentang BHD dan resusitasi jantung paru, maka akan semakin banyak pula nyawa
yang dapat tertolong.

11
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan pengetahuan responden terkait tentang Bantuan Hidup Dasar
dan tujuannya, tata cara dalam melakukan bantuan hidup dasar, hal yang harus
diperhatikan saat kapan berhenti melakukan resusitasi jantung paru serta arahan
yang perlu diperhatikan oleh masyarakat awam bila melakukan bantuan hidup
dasar dari rata-rata sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan
penyuluhan. Dilihat dari hasil analisis, maka sangat jelas terdapat perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi bantuan hidup dasar. Hal ini
sangat penting untuk dilakukan mengingat manfaat yang didapatkan dalam hal
semakin banyak nyawa yang dapat tertolong.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmawati, W. D., Sukmaningtyas, W., Muti, R. T., et.al. Hubungan Antara


Jenis Kelamin Dan Program Studi Dalam Mempengaruhi Pengetahuan
Bantuan Hidup Dasar Pada Mahasiswa. Borneo Nursing Journal (BNJ).
2021;4(1):18-24.
2. American Heart Association. Highlights of the 2020 American Heart
Association Guidelines For CPR and ECC. American Journal of Heart
Association. 2020; 53(9):1689–1699.
3. Ruano-Raviña, A., Peña-Gil, C., González-Juanatey, J. R., & Rodríguez-
Núñez, A. Training adult laypeople in basic life support. Revista Española de
Cardiología (English Edition). 2020;73(1):53–68.
4. World Health Organization (WHO) Heart - pulmonary problems in the
world. 2021.
5. Kemenkes RI, I. D. Penyakit Jantung Koroner Didominasi Masyarakat Kota -
Sehat Negeriku. 2021.
6. Watung, G. I. V. Edukasi Pengetahun Dan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
Pada Siswa Remaja Sma Negeri 3 Kotamobagu. Jurnal Pengabdian
Kesehatan Masyarakat. 2021;2(12):21–27.
7. Diskominfo Kab. Bogor. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar - Kabupaten Bogor.
2019.
8. Sudarman. Pelatihan Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas XI SMK
Baznas Sulsel Dalam Melakukan Bantuan Hidup Dasar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada. 2019;10(2):95-102.
9. Ayu, S. A., Balqis, U. M , & Hartati, S. Edukasi Pengetahuan Dan Pelatihan
Bantuan Hidup Dasar (BHD) Pada Siswa Jurusan Asper Smks Bunga Persada
Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat. 2022;5(9):2873-2882.
10. Syaiful. Pengetahuan Siswa Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Dengan
Motivasi Menolong Korban Henti Jantung Pada Pelajar SMA. Bima Nursing
Journal (BNJ). 2019;1(1):26-33.

13
11. Lumbantoruan, S. M., Sidabutar, L. M., & Uligraff, D. K. Program Pelatihan
Bantuan Hidup Dasar (BHD) Untuk Remaja Siswa Di Sekolah Menengah
Atas Negeri 34 Jakarta. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat.
2022;5(11):4076-4086.
12. Kristan & Najman. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi Siswa Pramuka
SMAN 13 Bone. KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara.
2022;2(4):135-143.
13. Moon, S., Ryoo, H. W., Ahn, J. Y., Lee, D. E., Shin, S. Do, & Park, J. H.
Association of response time interval with neurological outcomes after out-
of-hospital cardiac arrest according to bystander CPR. American Journal of
Emergency Medicine. 2020;38(9):1760–1766.

14
LAMPIRAN

Pre-test dan Post-test Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Nama :
Umur :

1. Bantuan Hidup Dasar merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang
mengalami ....
a. Henti jantung atau henti nafas pada kondisi gawat darurat.
b. Kondisi kritis yang mengancam hidup korban.
c. Kondisi gawat darurat pada saat kecelakaan.
d. Henti jantung pada saat kondisi gawat darurat.
2. Langkah pertama dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar adalah dengan memastikan keamanan
melalui ....
a. Aman diri dan aman lingkungan. c. Aman diri, korban, dan lingkungan.
b. Aman korban dan aman lingkungan. d. Aman diri dan aman korban
3. Memastikan kesadaran dan respons korban saat mendapatkan kondisi gawat darurat atau kecelakaan dapat
dilakukan dengan ....
a. Memberikan rangsangan nyeri langsung pada korban
b. Menepuk bahu sambil memanggil korban
c. Memberikan tepukan pada bahu saat memanggil korban dan bila tidak merespons dilanjutkan
dengan rangsangan nyeri
d. Memanggil korban sambil memberikan rangsangan nyeri pada ujung kuku korban.
4. Jika korban tidak merespons setelah dilakukan pengecekan, maka penolong pertama kali harus
melakukan ....
a. Tindakan resusitasi jantung paru pada korban.
b. Pemeriksaan napas korban pada saat korban tidak sadarkan.
c. Pemanggilan bantuan atau menghubungi nomor darurat untuk memperoleh arahan.
d. Membawa korban ke tempat yang aman terlebih dahulu.
5. Pengecekan nadi di samping tenggorokan korban dan pengecekan napas korban dilakukan selama ....
a. Kurang dari 5 detik. c. Kurang dari 10 detik
b. Lebih dari 5 detik. d. Kurang dari 15 detik
6. Jika tidak ada nadi dan napas maka harus dilakukan tindakan kompresi dada dengan posisi yang benar di
bawah ini, kecuali ....
a. Posisi duduk membungkuk tepat di samping korban.
b. Posisi badan tegak lurus di samping korban.
c. Tumit telapak tangan berada tengah pada tengah dada korban.
d. Telapak tangan ditumpuk dan jari ditautkan.
7. Kecepatan dan kedalaman kompresi dada saat dilakukan tindakan pada korban adalah ....
a. 30-60 kali per menit dengan kedalaman 2-3 cm
b. 60-90 kali per menit dengan kedalaman 3-4 cm
c. 90-100 kali per menit dengan kedalaman 4-5 cm
d. 100-120 kali per menit dengan kedalaman 5-6 cm
8. Evaluasi saat tindakan kompresi dada melalui pengecekan nadi dan napas dilakukan setiap ....
a. 1 menit sekali. c. 3 menit sekali.
b. 2 menit sekali. d. 4 menit sekali.
9. Jika nadi teraba dan napas sudah ada maka berikan recovery position (posisi pemulihan) yang bertujuan ....
a. Mempertahankan jalan nafas.
b. Mengurangi risiko sumbatan jalan napas.
c. Memberikan posisi yang baik untuk pemulihan jalan napas.
d. Semuanya benar.
10. Resusitasi jantung paru (RJP) perlu dihentikan jika ditemukan kondisi berikut, kecuali ....
a. Pasien sudah ada merespons.
b. Datang tim yang lebih ahli (advance).
c. Penolong kelelahan
d. Kondisi tertentu yang mengharuskan dihentikannya RJP.

15
Master Tabel Hasil Evaluasi
A. Hasil Pre-Test Edukasi Bantusn Hidup Dasar (BHD)

Q Q
No Nama Umur Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q8 Q10 Total
7 9
1 Rifani 16 tahun 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3
2 Rasty Arsita Faras 15 tahun 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3
3 Rastina Maryam 16 tahun 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6
4 Windi Abdullah 15 tahun 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4
5 Fikrang Febrianto 16 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
6 Muh. Rafli 15 tahun 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5
7 Muh Al-Riyadi R 15 tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5
8 Muh. Syahrua 14 tahun 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4
9 Muh. Yamin 15 tahun 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3
10 Mutmainna 15 tahun 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6
11 Faizah Usdah 16 tahun 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4
12 Gades Nasrah 15 tahun 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5
13 Siti Aisyah 16 tahun 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6
14 Muh Hairul 15 tahun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Ahmah Suhail Ismail 16 tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4
16 Osya H. Seni 16 tahun 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5
17 Cinta Laura 16 tahun 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
18 Amalia Zahra 16 tahun 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3
19 Rhaidah Syabilah 15 tahun 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
20 Edshelovia Ariesta Airil 17 tahun 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5
21 Erviana Sari 15 tahun 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5
22 Andi Nur Awaliyah Suci 16 tahun 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5
23 M. Zidan F.B 16 tahun 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4
24 Muh. Bilal 15 tahun 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
25 Faisal Pahlawan 14 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
26 Nurdiansyah 16 tahun 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5
27 Ahmad Ali Gibran 15 tahun 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5
28 Muh. Ilham Ramadan 15 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 M. Akram Ar Rayha 15 tahun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
30 Muh. Al Khair Rahman 15 tahun 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
31 Aron Putra 15 tahun 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6
32 Arifah Dzatil Izzah 16 tahun 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4
33 Putri Salsabila 16 tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4
34 Naysilla Cantika Putri Tisyar 17 tahun 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 4
35 Fais Mahesa 17 tahun 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4
36 Riana 15 tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4

16
37 Mutiara 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 3
38 Nururl Zakidah 15 tahun 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4
39 Ulya Lutfiyyah 15 tahun 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3
40 Nurul Asffahani Khumaira 15 tahun 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
41 Athirah Larasati 16 tahun 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4
42 Artika Aulia Fitri 16 tahun 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4

B. Hasil Post-Test Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD)

No Nama Umur Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Total


1 Rifani 16 tahun 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
2 Rasty Arsita Faras 15 tahun 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 6
3 Rastina Maryam 16 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 Windi Abdullah 15 tahun 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
5 Fikrang Febrianto 16 tahun 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6
6 Muh. Rafli 15 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
7 Muh Al-Riyadi R 15 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
8 Muh. Syahrua 14 tahun 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 5
9 Muh. Yamin 15 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6
10 Mutmainna 15 tahun 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
11 Faizah Usdah 16 tahun 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
12 Gades Nasrah 15 tahun 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7
13 Siti Aisyah 16 tahun 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
14 Muh Hairul 15 tahun 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 5
15 Ahmah Suhail Ismail 16 tahun 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
16 Osya H. Seni 16 tahun 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8
17 Cinta Laura 16 tahun 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7
18 Amalia Zahra 16 tahun 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6
19 Rhaidah Syabilah 15 tahun 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6
20 Edshelovia Ariesta Airil 17 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
21 Erviana Sari 15 tahun 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
22 Andi Nur Awaliyah Suci 16 tahun 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6
23 M. Zidan F.B 16 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7
24 Muh. Bilal 15 tahun 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 4
25 Faisal Pahlawan 14 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6
26 Nurdiansyah 16 tahun 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
27 Ahmad Ali Gibran 15 tahun 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8
28 Muh. Ilham Ramadan 15 tahun 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
29 M. Akram Ar Rayha 15 tahun 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8
30 Muh. Al Khair Rahman 15 tahun 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
31 Aron Putra 15 tahun 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7
32 Arifah Dzatil Izzah 16 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
33 Putri Salsabila 16 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8

17
34 Naysilla Cantika Putri Tisyar 17 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
35 Fais Mahesa 17 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
36 Riana 15 tahun 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8
37 Mutiara 15 tahun 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5
38 Nururl Zakidah 15 tahun 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6
39 Ulya Lutfiyyah 15 tahun 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
40 Nurul Asffahani Khumaira 15 tahun 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
41 Athirah Larasati 16 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
42 Artika Aulia Fitri 16 tahun 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6

18

Anda mungkin juga menyukai