Anda di halaman 1dari 22

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERKAIT

PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA MASYARAKAT DI


WILAYAH KERJA PUSKEMAS BERU TAHUN 2018

PENYUSUN
dr. Maria Megilda Bosri

PEMBIMBING
dr. Santy Flora D. Delang

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
PUSKEMAS BERU
KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR
FERBRUARI 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas brkat-Nya saya
dapat menyelesaikan mini project ini. Terima kasih banyak saya sampaikan kepada seluruh pihak
yang telah membantu saya, yang sayangnya tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Empat penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi prioritas utama dari WHO adalah
kanker, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernapasan kronik. Dari keempat
penyakit tersebut, penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung koroner (PJK) merupakan
sosok penyakit menakutkan yang masih menjadi masalah besar.1 Saat ini, 78% kematian di dunia
yang disebabkan penyakit jantung terjadi di masyarakat golongan menengah dan miskin,
termasuk Indonesia.
Besar harapan saya agar mini project ini dapat memberikan manfaat yang baik pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Beru dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap penyakit jantung koroner.

Maumere, Mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………………….
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………………………
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………………..
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………
3.1 Rancangan Penelitian ………………………………………………………..
3.2 Populasi Penelitian …………………………………………………………
3.3 Sampel Penelitian …………………………………………………………..
3.4 Penentuan Jumlah Sampel ………………………………………………..
3.5 Variabel Penelitian …………………………………………………………
3.6 Definisi Operasional ……………………………………………………….
3.7 Prosedur Penelitian ………………………………………………………..
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………….
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF
PEMECAH MASALAH ………………………………………………………
4.1 Identifikasi Masalah dan Alternatif Pemecah Masalah ………………….
BAB V INTERVENSI …………………………………………………………
5.1 Intervensi ……………………………………………………………………
5.2 Pelaksanaan Intervensi …………………………………………………….
5.3 Evaluasi ……………………………………………………………………..
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...……………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….
LAMPIRAN …………………………………………………………………….

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Empat penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi prioritas utama dari WHO adalah
kanker, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernapasan kronik. Dari keempat
penyakit tersebut, penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung koroner (PJK)
merupakan sosok penyakit menakutkan yang masih menjadi masalah besar.1 Saat ini, 78%
kematian di dunia yang disebabkan penyakit jantung terjadi di masyarakat golongan menengah
dan miskin, termasuk Indonesia. Di Indonesia, lebih dari 150 orang per 100.000 penduduk
meninggal akibat PJK. Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional menunjukkan peningkatan
penderita PJK dalam satu dekade. Berdasarkan Riskedas 2007, proporsi kematian akibat
penyakit jantung iskemik mencapai angka 5,1% dalam kelompok semua umur dan angka
prevalensi PJK 9%. Selain itu, data Pusat Jantung Nasional Harapan Kita 2009 mencatat angka
25% untuk kasus PJK .1,2
Pencegahan PJK harus dilakukan sedini mungkin mengingat tingginya angka kematian
penyakit tersebut. Pencegahan dilakukan dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko PJK
yang bisa dimodifikasi. Oleh sebab itu, penting bagi kelompok usia yang berisiko tinggi untuk
mengetahui informasi mengenai PJK guna mengontrol faktor risiko tersebut.3 Salah satu aspek
penting adalah tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku. Aspek tersebut merupakan langkah
pertama dan utama dalam pencegahan PJK.4 Remaja dan dewasa adalah target kelompok usia
utama dalam usaha pencegahan mengingat pada periode inilah manusia terpapar oleh faktor-
faktor risiko dengan frekuensi tinggi. Remaja merupakan target pencegahan primer, sedangkan
dewasa merupakan target pencegahan sekunder. Saat ini, 40% dari orang meninggal akibat
serangan jantung tidak tahu bahwa dirinya memiliki PJK.2,5
Berdasarkan uraian di atas, beberapa poin penting, antara lain penyakit jantung koroner
merupakan masalah besar di Indonesia, perilaku hidup sehat terkait PJK masih rendah, serta
remaja dan dewasa kurang menyadari faktor risiko PJK. Peneliti tertarik untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai penyakit jantung koroner pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Beru.

4
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Beru tentang penyakit
jantung koroner ?
2. Bagaimana sikap masyarakat di wilayah kerja puskesmas Beru terhadap para penderita
penyakit jantung koroner ?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya waktu yang dimiliki peneliti untuk melakukan penelitian, maka
penelitian ini dibatasi pada masyarakat di Wilayah Puskesmas Beru yang melakukan
pengobatan di Puskesmas Beru.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Beru tentang
penyakit jantung koroner.
2. Mengetahui sikap masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Beru terhadap penderita
penyakit jantung koroner.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penyakit jantung

koroner di wilayah Puskesmas Beru, sehingga masyarakat lebih meningkatkan

kewaspadaan terhadap penyakit jantung koroner.

2. Manfaat bagi penyelenggara

Menyelesaikan tugas mini project sebagai tugas dokter internship dan membina

hubungan baik dengan banyak pihak dalam penyelenggaraan penyuluhan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner (PAK) adalah penyakit yang
disebabkan penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan
oleh proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. Komplikasi yang paling
umum dan paling serius pada PJK adalah angina pektoris, unstable angina, infark miokardium,
dan kematian mendadak oleh aritmia letal (fibrilasi ventrikel).6-9 Penyakit jantung koroner
bukan penyakit absolut orang lanjut usia atau nasib buruk yang tidak dapat dihindari. Ada
faktor risiko yang berperan dalam patogenesis PJK berdasarkan studi Framingham Heart
(USA). Faktor risiko PJK adalah kondisi yang berkaitan dengan peningkatan risiko timbulnya
PJK. Beberapa faktor risiko tersebut, antara lain tekanan darah, merokok, alkohol, lipid,
diabetes mellitus, obesitas, aktivitas fisik, kelas sosioekonomi, stres dan kepribadian, serta
riwayat keluarga dengan penyakit jantung.10,11
Pengetahuan adalah hasil “tahu” setelah suatu individu melalui proses penginderaan
terhadap suatu objek. Proses penginderaan manusia dilakukan menggunakan panca indera,
yakni indera penglihatan (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga), rasa (lidah), dan
raba (kulit). Sebagian besar pengetahuan manusia berasal dari mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan dasar dari terbentuknya perilaku.12 Sikap adalah reaksi seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek di lingkungan sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap
menunjukkan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap dinyatakan bukan dalam bentuk tindakan atau aktivitas,
namun merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.12
Perubahan perilaku manusia dapat digambarkan melalui teori 3 aspek (KAP), yakni
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku atau praktik (practice). Pengetahuan
yakni mengetahui rangsangan dari luar, sikap yakni tanggapan terhadap kondisi atau
rangsangan dari luar, dan perilaku adalah perbuatan atau tindakan terhadap situasi/rangsangan
dari luar. Secara teori, perubahan perilaku atau pengembangan perilaku baru mengikuti
tahapan K-A-P. Namun, beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa proses
pembentukan perilaku tidak selalu berjalan seperti proses K-A-P. Dalam kenyataannya, dapat
terjadi hal sebaliknya, yakni seseorang berperilaku positif walaupun pengetahuan dan sikapnya

6
masih negatif.12
Perilaku manusia dalam usaha kesehatan dapat dijelaskan melalui health belief model
(HBM). Health belief model merupakan salah satu model sosiopsikologis yang digunakan
untuk memahami perilaku kesehatan. Teori ini menjelaskan hubungan kesehatan dengan

perilaku dengan fokus pada aspek kognisi. Menurut teori ini, kognisi kesehatan diubah dengan
cara memberikan informasi mengenai ancaman kesehatan untuk menciptakan rasa takut suatu
individu terhadap kesehatan dirinya. Rasa takut itu kemudian akan menjadi sumber motivasi
dalam perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan PJK sebagai penyakit yang mengancam
kehidupan dan penyebab kematian utama dapat membuat seseorang menerapkan pola hidup
sehat.12
Berdasarkan The American Heart Association (AHA), promosi kesehatan jantung untuk
meningkatkan kesehatan jantung secara umum memiliki tujuh komponen, mencakup perilaku
kesehatan (tidak merokok, olah raga rutin, dan diet sehat) dan faktor kesehatan (indeks massa
tubuh ideal, kolesterol, tekanan darah, dan gula darah). Gaya hidup sehat yang ideal bagi
kesehatan jantung baiknya memenuhi semua komponen tersebut, baik aspek pengetahuan,
sikap, maupun perilaku.13
Berdasarkan studi di Amerika, hanya kurang dari 1/3 subjek yang bisa mengidentifikasi
tujuh komponen kesehatan kardiovaskular ideal.13 Hal itu menunjukkan di negara maju
sekalipun pengetahuan mengenai kesehatan jantung masih belum memadai. Hal yang sama
ditemukan terkait sikap dan perilaku kesehatan jantung ideal sesuai 7 komponen itu. Studi lain
di Amerika menunjukkan bahwa hanya terdapat kurang dari 10% subjek yang memenuhi
kriteria gaya hidup jantung sehat.14

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan studi potong lintang analitik yang digunakan untuk memperoleh
data tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku subjek mengenai PJK dalam suatu populasi.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien Puskesmas Beru.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah pasien Puskesmas Beru yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Kriteria inklusi sampel :
1. Bertempat tinggal di lokasi penelitian;
2. Pasien bersedia diwawancarai dan menandatangani informed concent.
Kriteria eksklusi sampel :
a. Pasien yang mengalami penyakit berat dan sulit di wawancarai.
3.4 Penentuan Jumlah Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Consecutive Sampling dimana semua
sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini telah mendapatkan perizinan dari Puskesmas Beru. Penelitian dilanjutkan
dengan pengambilan data dengan kuisioner di Puskesmas Beru. Subjek disesuaikan dengan
kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil kuisioner akan disajikan dalam bentuk table dan tidak dipisahkan antara sampel
laki-laki dan perempuan.

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Distribusi usia

Usia
20

15

10
Series1
5

0
Usia 10 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 > 60
tahun tahun tahun tahun tahun tahun

Dalam 40 responden, didapatkan rerata usia yaitu 45 tahun. Dengan usia tertinggi 60 tahun dan

usia terendah 18 tahun.

4.2 Distribusi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
25
20
15
10
5
0
Laki - laki Perempuan

Series1

Jenis kelamin terbanyak sebagai responden dalam penelitian adalah perempuan (55%) sedangkan

jenis kelamin laki-laki (45%).

9
4.3 Distribusi Pendidikan

Pendidikan
25
20
15
10 Series1
5
0
Tidak Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana
sekolah

Dari grafik ini didapatkan tingkat pendidikan terbanyak yaitu tamat SMA sebesar (50%). Tingkat

pendidikan tertinggi sarjana ( 25%) dan tingkat pendidikan terendah tidak sekolah (5%). Hal ini

dapat memungkin tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung koroner rendah.

4.4 Distribusi Pekerjaan

Pekerjaan
14
12
10
8
6 Series1
4
2
0
PNS Peg.Swasta Wiraswasta Petani IRT

Dari grafik ini didapatkan pekerjaan terbanyak yaitu ibu rumah tangga (30%). Jenis pekerjaan ini

berpengaruh terhadap aktivitas fisik yang berat dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya

penyakit jantung koroner.

10
BAB V

INTERVENSI

5.1 Intervensi

Masalah : Penyakit Jantung Koroner

Rencana Intervensi : Penyuluhan Tentang Penyakit Jantung Koroner

Tujuan Umum :

1. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai pengertian

penyakit jantung koroner.

2. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai penyebab

penyakit jantung koroner.

3. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai factor risiko

penyakit jantung koroner.

4. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai gejala utama

penyakit jantung koroner.

5. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai usia potensi

terkena penyakit jantung koroner.

6. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai dampak

terburuk penyakit jantung koroner.

7. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai pencegahan

penyakit jantung koroner.

8. Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah Puskesmas Beru mengenai sikap

terhadap pasien penyakit jantung koroner.

11
Sasaran : pasien puskesmas beru

Jumlah sasaran : 60 orang

Target peserta : 40 orang

Rencana Kegiatan Pre-test

Hari/tanggal : Senin, 14 Mei 2018

Waktu : 08.00 – 10.00 wita

Tempat : Puskesmas Beru

Acara : Pemberian pre-test tentang Penyakit Jantung Koroner

Penyuluhan tentang Penyakit Jantung Koroner

Pemberian post-test tentang Penyakit Jantung Koroner

Sumber Daya Manusia

Dokter : 1 orang

Petugas Kesehatan : 1 orang

Material dan peralatan : Laptop, LCD Proyektor, kuisioner, alat tulis leaflet

Evaluasi : Menilai hasil pretest dan posttest

Evaluasi : Menilai hasil pretest dan posttest

Materi yang di sampaikan :

 Pengertian penyakit jantung koroner.

 Penyebab penyakit jantung koroner.

 Faktor risiko penyakit jantung koroner.

 Gejala utama penyakit jantung koroner.

12
 Usia potensi terkena penyakit jantung koroner.

 Dampak terburuk penyakit jantung koroner.

 Pencegahan penyakit jantung koroner.

 Sikap terhadap pasien penyakit jantung koroner.

5.2 Pelaksanaan Intervensi

Hari/tanggal : Senin, 14 Mei 2018

Waktu : 08.00 – 10.00 wita

Tempat : Puskesmas Beru

Acara : Pemberian pre-test tentang Penyakit Jantung Koroner

Penyuluhan tentang Penyakit Jantung Koroner

Pemberian post-test tentang Penyakit Jantung Koroner

Target : 60 orang

Peserta : 40 orang

Sumber Daya Manusia

Dokter : 1 orang

Petugas Kesehatan : 1 orang

Material dan peralatan : Laptop, LCD Proyektor, kuisioner, alat tulis leaflet

Materi yang di sampaikan :

 Pengertian penyakit jantung koroner.

 Penyebab penyakit jantung koroner.

 Faktor risiko penyakit jantung koroner.

 Gejala utama penyakit jantung koroner.

 Usia potensi terkena penyakit jantung koroner.

13
 Dampak terburuk penyakit jantung koroner.

 Pencegahan penyakit jantung koroner.

 Sikap terhadap pasien penyakit jantung koroner.

5.3 Evaluasi

INPUT

SDM program ini adalah 1 dokter sebagai narasumber, dibantu 1 orang petugas kesehatan

sebagai pengawas dan dokumentasi, sesuai dengan perencanaan.

Semua anggaran dana berasal dari uang pribadi dan terdapat perbedaan biaya karena

harga yang lebih murah dari perencanaan. Penyuluhan diberikan dengan menggunakan sarana

laptop dan LCD proyektor serta leaflet.

Telah ditentukan diagnosis masalah kesehatan melalui kuisioner pretest-posttest yaitu

sesuai dengan perencanaan.

PROSES

Kegiatan pemberiaan pretest dan posttes selesai dari waktu yang dijadwalkan, kegiatan

penyuluhan yang dimulai 08.15 terlambat 15 menit dari perencanaan awal dikarenakan

pengumpulan peserta-peserta yang belum hadir.

Jumlah peserta yang hadir lebih sedikit dibandingkan target peserta yang direncanakan.

Masalah yang terjadi adanya peserta yang kurang memperhatikan penyuluhan.

Pemecahan masalah : dokter berudaha menarik perhatian peserta dan untuk menangani

masalah keadaan yang kurang memperhatikan dengan memberikan kesempatan kepada peserta

untuk memberikan pertanyaan terhadap masalah yang kurang dimengerti.

14
OUTPUT

Table 5.1 Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test

Pre Test Post Test

Nomor Nilai Nilai

1 70 90

2 40 80

3 30 70

4 50 80

5 40 80

6 50 70

7 30 80

8 50 90

9 20 60

10 30 70

11 40 80

12 50 90

13 30 70

14 30 80

15 40 90

16 50 70

17 30 80

18 50 90

15
19 20 60

20 30 70

21 30 80

22 40 90

23 50 70

24 70 100

25 40 80

26 30 70

27 50 80

28 40 80

29 30 80

30 40 90

31 50 70

32 70 100

33 20 60

34 30 70

35 30 80

36 40 90

37 50 70

38 40 90

39 50 70

40 70 90

Nilai rata-rata = Jumlah nilai responden

16
Jumlah Responden

Nilai rata-rata = 3070 / 40 = 78,71

Presentase Kenaikan Nilai = Post test – Pre test / Pre Test x 100%

= 78,71 – 41,25/41,25 x 100%

= 90,8 %

Keterangan :

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit jantung koroner hasil pre test rata-rata 40

responden adalah 41,25 poin. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata-rata

dari 40 responden adalah 78,71 poin. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan

responden sebesar 37,46 poin (90,8%). Hal ini menandakan penyuluhan menganai penyakit

jantung koroner yang diberikan berhasil menambah pengetahuan responden.

Tabel 5.2 Peningkatan Pengetahuan Berdasarkan Pertanyaan

Sebelum
Pertanyaan Intervensi Setelah Intervensi Kenaikan

N % N % N %

Pengertian PJK 30 75 40 100 10 33,3

Penyebab PJK 25 62,5 35 87,5 10 40

Faktor Risiko PJK 22 55 38 95 16 72,7

Gejala Utama PJK 38 95 40 100 2 5,26

Usia Potensi PJK 20 50 35 87,5 15 75

Dampak terburuk PJK 30 75 40 100 10 33,3

Pencegahan PJK 24 60 38 95 14 58,3

Sikap terhadap penderita 20 50 35 87,5 15 75

17
PJK

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Terkait Penyakit Jantung Koroner Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskemas Beru Tahun
2018, dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan tentang penyakit jantung koroner
hasil pretest rata- rata dari 40 responden adalah 41,25 poin. Sedangkan setelah di lakukan
intervensi berupa penyuluhan tentang penyakit jantung koroner hasil post test rata – rata dari 40
responden adalah 78,71 poin. Hal ini berarti menandakan penyuluhan mengenai penyakit jantung
koroner yang diberikan berhasil menambah pengetahuan responden.

6.2 Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan peran dalam promosi kesehatan sebagai health educator
terhadap upaya pencegahan penyakit jantung koroner.
2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian lebih lanjut, di rekomendasikan untuk peneliti selanjutnya adalah area penelitian
data dikembangkan dengan jumlah populasi lebih banyak dan jumlah variable yang di teliti
juga ditambah, sehingga dapat menghasilkan hasil yang akurat.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak
Indonesia. Accessed on Desember 5, 2011 from www.depkes.go.id.
2. Departemen Kesehatan RI. (2008). Riset Kesehatan Dasar 2007. Accessed on Desember 5,
2011 from www.depkes.go.id.
3. Arief, Irfan. (2010). Diagnostik Invasif dan Intervensi Non-Bedah di Pusat Jantung
Harapan Kita. Accessed on Desember 5, 2011 from www.pjnhk.go.id.
4. Ueshima H, Sekikawa A, Miura K, Turin TC, Takashima N, Kita Y, dkk. Cardiovascular
Risk Factors in Asia. Circulation. 2008; 118: 2702-2709.
5. Shah AJ, Veledar E, Hong Y, Bremner JD, dan Vaccarino V. (2011). Depression and
history of attempted suicide as risk factors for heart disease mortality in young individuals.
Arch Gen Psychiatry, 68(11), 1135-42.
6. Samady H, Eshtehardi P, McDaniel MC, Suo J, Dhawan SS, Maynard C, dkk. (2011).
Coronary artery wall shear stress is associated with progression and transformation of
atherosclerotic plaque and arterial remodeling in patients with coronary artery disease.
Circulation, 124(7), 779-88.
7. Stone GW, Maehara A, Lansky AJ, Bruyne B, Cristea E, Mintz GS, dkk. (2011). A
prospective natural-history study of coronary atherosclerosis. N Engl J Med, 364(3), 226-
35.
8. Grech, ED. (2003). Pathophysiology and investigation of coronary artery disease. BMJ,
326(7397), 1027–1030.
9. [Guideline] Greenland P, Alpert JS, Beller GA, Benjamin EJ, Budoff MJ, Fayad ZA, dkk.
(2010). 2010 ACCF/AHA guideline for assessment of cardiovascular risk in asymptomatic
adults: a report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart
Association Task Force on Practice Guideli.nes. J Am Coll Cardiol, 56(25), e50-103.
10. Pencina MJ, D'Agostino RB Sr, Larson MG, Massaro JM, dan Vasan RS. (2009).
Predicting the 30-year risk of cardiovascular disease: the framingham heart study.
Circulation, 119(24), 3078-84.
11. Supriyono M. (2008). Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit
jantung koroner pada kelompok usia ≤ 45 tahun. Disertasi doktoral, Progam Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
12. Auliana R dan Fardatin H. (2008). Penerapan pedoman umum gizi seimbang (PUGS)
dalam pemeliharaan kesehatan jantung pada ibu peserta dan bukan peserta klub jantung
sehat di kelurahan Pleret Bantul Yogyakarta. Accessed on Desember 5, 2011 from
www.library.uny.ac.id.
13. Wartak SA, Friderici J, Lotfi A, Verma A, Kleppel R, Naglieri-Prescod D, dan Rothberg
MB. (2011). Patients' knowledge of risk and protective factors for cardiovascular disease.
Am J Cardiol, 107(10), 1480-8.
14. Bambs C, Kip KE, Dinga A, Mulukutla SR, Aiyer AN, dan Reis SE. (2011). Low
prevalence of "ideal cardiovascular health" in a community-based population: the heart
strategies concentrating on risk evaluation (Heart SCORE) study. Circulation, 123(8),
850-7.

19
Lampiran 1

KUISIONER PENYAKIT JANTUNG KORONER


Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan utama adalah :
1. Pegawai negeri sipil
2. Pegawai swasta
3. Wiraswasta
4. Pedagang
5. Ibu rumah tangga
6. Dan lain-lain, sebutkan…
Pendidikan terakhir adalah :
1. Tidak sekolah/tidak tamat SD
2. Tamat SD/sederajat
3. Tamat SLTP/sederajat
4. Tamat SLTA/sederajat
5. Tamat Akademi/perguruan tinggi

Aspek pengetahuan
1.Apa yang dimaksud dengan Penyakit jantung Koroner :
a.Penyakit jantung yang menyerang pembuluh darah jantung
b.Penyakit jantung yang menyerang pembuluh darah paru-paru
c. Penyakit jantung yang menyerang pembuluh darah kepala
d. Penyakit jantung yang menyerang pembuluh darah perut
2.Apa penyebab penyakit jantung koroner :
a.Merokok,Makanan berlemak,Minum alkohol
b.Merokok,tidur malam,makan sayuran
c.Tidur malam,minum alkohol,belajar
d.Tidur malam,berjudi,pacaran

20
3.Usia berapakah seseorang berpotensi terkena penyakit jantung koroner :
a.1-10 thn
b.11-20 thn
c.21-30 thn
d.40-50 thn
4.Apa gejala utama dari penyakit jantung koroner :
a.Nyeri dada sebelah kiri
b.Nyeri perut
c.Nyeri kepala
d.Nyeri kaki
5.Termasuk jenis penyakit apakah jantung koroner itu :
a.Penyakit menular yang disebarkan oleh nyamuk
b.Penyakit keturunan yang diturunkan dari orang tua ke anaknya
c.Penyakit yang tidak diketahui sebabnya
d.Penyakit yang disebabkan pola hidup yang tidak benar
6.Menurut anda apakah dampak terburuk dari penyakit jantung koroner :
a.Bisa menyebabkan kecacatan
b.Bisa menyebabkan kematian
c.Akan hilang dengan sendirinya
d.Tidak menyebabkan apa-apa
7.Menurut anda siapakah yang dapat terkena penyakit jantung koroner :
a.Anak-anak
b.Remaja
c.Dewasa muda
d.Lansia

Aspek sikap
1.Apa yang anda lakukan apabila anda menemukan seseorang yang mengeluhkan sakit dada
sebelah kiri :
a.Melapor kepada RT
b.Segera mencari bantuan tenaga medis

21
c.Ditinggalkan
d.Hanya melihat
2.Bagaimana cara mencegah penyakit jantung koroner :
a.Olahraga teratur,tidak merokok,tidak minum-minuman alkohol
b.Bergadang,berjudi,berbelanja
c.Makan makanan berserat dan berlemak
d.Minum-minuman bersoda dan merokok
3.Apa yang akan anda lakukan apabila anda merasa sesak dan sakit di dada :
a.Meminta anggota keluarga untuk Kerokan
b.Segera ke rumah sakit
c.Didiamkan saja
d.Tidur

22

Anda mungkin juga menyukai