Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Beban ganda dalam penanggulangan masalah kesehatan masyarakat sedang dihadapi
oleh pemerintah Indonesia. Tidak hanya bertanggung jawab untuk terus menekan angka
kejadian penyakit menular yang cenderung masih tinggi, namun angka kejadian penyakit tidak
menular yang melaju dengan cukup cepat juga perlu mendapat perhatian. Gambaran nasional
saat ini menunjukkan bahwa pola penyakit di Indonesia telah bergeser dari penyakit menular
atau infeksi kearah penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang
tidak dapat ditularkan dari penderita kepadaorang lain. Penyakit tidak menular yang saat ini
paling banyak terjadi dan menggeser dominasi penyakit menular adalah stroke dan penyakit
pembuluh darah. Penyakit menular seperti infeksi saluranpernapasan, tuberkulosis, infeksi
saluran pencernaan dan diare tidak lagi mendominasi sebagai penyebab kematiandi Indonesia,
meskipun angka kejadiannya masih tinggi dan tidak dapat dikesampingkan. Sebagai penyebab
tertinggi kematian, penyakit tidak menular menjadi permasalahan yang menyita perhatian
pemerintah secara nasional maupun dunia. Pada tahun 2008, Badan Kesehatan Dunia (WHO)
telah melaporkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi, sebanyak 36 juta diakibatkan oleh
penyakit tidak menular. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29% kematian terjadi pada penduduk
usia di bawah 60 tahun yang disebabkan oleh penyakit tidak menular dan banyak terjadi di
negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai menengah. Data WHO pada tahun 2011
menyebutkan bahwa di Indoesia selama tahun 2008 telah melaporkan sebanyak 582.300 laki-
laki dan 481.700 perempuan meninggal yang diakibatkan penyakit tidak menular. Negara-
negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), salah satunya Indonesia, organisasi
masyarakat dunia, dan pihak swasta mengkaji dan memantau perkembangan dan upaya
penanggulangan secara global terhadap penyakit tidak menular. Sidang umum PBB pada
tahun 2011 tentang penyakit tidak menular, telah mengamanatkan kepada negara-negara
anggota PBB dan organisasi-organisasi internasional untuk bersama-sama berkomitmen
mengurangi angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular sebesar 25% pada
tahun 2025 (Kementerian Kesehatan 2015).
Penyakit Tidak Menular (PTM) atau biasa juga disebut sebagai penyakit degenerative.
Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena tingkat
morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global. Jenis penyakit ini berkembang secara
perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Penyakit tidak menular menimbulkan
angka kematian yang tinggi tiap tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia
maupun negara di seluruh dunia.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Meningkatnya status kesehatan masyarakat, meningkatkan daya tanggap dan
perlindungan masyarakat terhadap masalah kesehatan.

1
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Mengetahui pelaksanaan dan hasil pencapaian program PTM
2. Mampu mengidentifikasi permasalahan yang ada dan rencana tindak lanjutnya

1.3. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Mampu secara mendiri mencegah/mengendalikan penyakit tidak menular
2. Bagi Penulis
Sebagai tambahan wawasan, pengetahuan, dan peningkatan kerjasama bersama masayarakat
dan lintas sektor di bidang kesehatan masyarakat khususnya mengenai upaya pencegahan
penyakit tidak menular.

2
BAB II
PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

2.1. Visi dan Misi Puskesmas


Visi
“Terwujudnya masyarakat sungai pagu yang mandiri dalam hidup sehat“.
Misi
a) Meningkatkan derajat kesehatan perorangan , keluarga, masyarakat beserta
lingkungam.
b) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
c) Memingkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.

2.2. Pelaksanaan Program PTM Puskesmas


Program Penyakit Tidak Menular adalah program yang berupaya dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus
atau bakteri, namun lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup.
Penyakit Tidak Menular (PTM) itu adalah :
1. Penyakit yang tidak ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan
perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis).
2. Penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis
degeneratif antara lain penyakit Jantung, Stroke, Diabetes Mellitus, Kanker, Penyakit
Paru Obstruktif Kronik, Cedera dan Gangguan Indera dan Fungsional.
3. Penyakit yang disebabkan oleh perilaku dan lingkungan yang tidak sehat.
Faktor Risiko Bersama Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dapat menjadi penyebab
adalah :
 Merokok; merokok dan menggunakan roko elektrik dapat menyebabkan keruskan pada
pembuluh darah.
 Kurang Aktifita Fisik; menyebabkan penumpukan lemak dan mengurangi kebugaran
tubuh.
 Kurang Konsumsi Buah dan Sayuran; menyebabkan kekurangan serat yang bermanfaat
untuk kesehatan.
 Konsumsi Alkohol; memilki dampak terhadap kesehatan hati, ginjal, otak, dll.
Jenis PTM (Penyakit Tidak Menular) berdasarkan Urgensinya (Indonesia) :
 Obesitas; kelebihan berat badan dari berat badan ideal.
 Diabetes; penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara
efektif.
 Stroke; kondisi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area
di otak.

3
 Penyakit Jantung; jantung koroner terjadinya penyumbatan aliran darah pada arteri
koroner.
 Hipertensi; peningkatan tekanan darah yang dapat menimbulkan kerusakan pada organ
lain; ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan
stroke).
 Kanker Payudara; adanya tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
 Kanker Leher Rahim; tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.
 Asma; kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan
penyempitan saluran napas.
 PPOK; Penyakit Paru Obstruktif Kronik, adanya hambatan aliran udara di saluran
napas yang tidak sepenuhnya bisa kembali normal.
 Kanker pada Anak.
 Gangguan Penglihatan dan Kebutaan.
 Gangguan Pendengaran dan Ketulian.
 Gangguan FungsionaL

3.3. Program dan Kegiatan Bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik
Bantuan Operasional Kegiatan/BOK

1. Deteksi dini faktor resiko PTM di Posbindu PTM dan posyandu lansia
a. Masukan
Dana : Rp.4.200.000,-
SDM : PJ Program PTM, Analis Kesehatan, Bidan wilayah
Material : Blanko skrining PTM, Timbangan, Meteran, Tensimeter, alkes labor
Metode : Komunikasi langsung, pemeriksaan
Waktu : Januari – Desember 2022
b. Proses :
1. Penentuan jadwal dan lokasi kegiatan
2. Pengisian blanko skrining PTM
3. Pengukuran dan pemeriksaan kesehatan
4. Pengobatan/ konsultasi
c. Keluaran
Faktor risiko PTM terdeteksi
d. Manfaat
Masyarakat yang terdeteksi mempunyai penyakit PTM dapat mengontrolkan kesehatan
secara berkala dan masyarakat yang mempunyai faktor risiko PTM dapat mencegah
sedini mungkin melalui perbaikan pola dan gaya hidup.
e. Dampak
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat PTM.

4
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PTM

4.1. Pelaksanaan Program PTM


a. Deteksi dini faktor resiko PTM di Posbindu PTM dan posyandu lansia
Deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan cara untuk mengetahui adanya
faktor risiko PTM pada sasaran. Deteksi dini ini berguna untuk menemukan secara awal
adanya kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko. Deteksi dini antara
lain adalah pemeriksaan tekanan darah ,cek gula darah ,cek asam urat dan cek kolesterol.
Deteksi dini ini dilakukan pada:
 Posbindu
 Care Free Day (setiap hari minggu di RTH Muara Labuh)
 Seribu Pelita (pemeriksaan kesehatan gratis setiap hari rabu di setiap jorong secara
bergantian setiap minggunya)

Gambar 3.1. Pelaksanaan Deteksi Dini Faktor Resiko PTM

Dari laporan program PTM ditemukan kasus sebagai berikut:

5
BAB IV
ANALISA MASALAH

3.1. Identifikasi Masalah

Tabel 3.1. Capaian Indikator Program PTM

N INDIKATOR PROGRAM TARGET CAPAIAN (%)


O
1 Pelayanan kesehatan pada usia Produktif 20.400 1.788 9%
(15-59th)
2 Pelayanan kesehatan Penderita Hipertensi 5.577 678 12 %
3 Pelayanan kesehatan Penderita Diabetes 185 155 84 %
Melitus (DM)

Sumber: Program PTM Tahun 2022

Berdasarkan pencapaian program PTM Tahun 2022, masih ditemukan beberapa


permasalahan yang disajikan pada table berikut:

Tabel.3.2 Identifikasi Masalah

NO MASALAH KODE MASALAH


1 Rendahnya capaian pelayanan kesehatan pada Usia A
Produktif (15-59th)
2 Rendahnya capaian Pelayanan kesehatan Penderita B
Hipertensi
3 Rendahnya capaian Pelayanan kesehatan Penderita C
Diabetes Melitus (DM

3.2. Penetapan Prioritas Masalah


Penetapan prioritas masalah dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang
harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan
perkembangan isu dengan cara sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil USG Prioritas Masalah

Permasalahan U S G
A:B B B B
A:C C C A
B:C B B C

Dari hasil diatas didapatkanlah prioritas masalah sebagai berikut:

6
No MASALAH Skor Rangking
1 Rendahnya capaian pelayanan kesehatan pada 1 III
Usia Produktif (15-59th)
2 Rendahnya capaian Pelayanan kesehatan 5 I
Penderita Hipertensi
3 Rendahnya capaian Pelayanan kesehatan 3 II
Penderita Diabetes Melitus (DM

Berdasarkan total skor didapatkan prioritas masalah adalah masalah B (Rendahnya


Capaian Pelayanan kesehatan Penderita Hipertensi dengan skor 5.

3.3. Analisa Penyebab Masalah

Penyebab masalah di analisa dengan menggunakan diagram tulang ikan (fish bone
diagram) dari Ishikawa. Diagram Fishbone adalah untuk mengatur dan menampilkan
hubungan timbal balik dari berbagai teori akar masalah dalam (Ishikawa dalam Juran, 1999).
Kategori Permasalahan Ishikawa yang dipakai diantaranya :

-Man (Manusia) - Material (Material

-Money (Dana) - Methode (Metode)

-Machine (Mesin) - Environment (Lingkungan)

7
MAN
MONEY

Kurangnya anggaran biaya Kurangnya minat masyarakat


untuk menyediakan alat untuk memeriksakan
kesehatan kesehatannya

Rendahnya capaian
Pelayanan kesehatan
Penderita Hipertensi

Keterbatasan dukungan keluarga Kurangnya


bagi pasien lansia/disabilitas sosialisai tentang
untuk memeriksakan pemeriksaan Kurang lengkapnya
kesehatannya kesehatan gratis ketersediaan stik untuk
pada masyarakat cek labor

METHODE MATHERIAL
ENVIRONTMENT

8
3.4. Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah Rendahnya capaian pelayanan kesehatan pada
penderita hipertensi adalah:
1. Memaksimalkan Penyuluhan / sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan
secara berkala pada penderita hipertensi
2. Meningkatkan ketersediaan alat labor dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan
pada penderita hipertensi

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan program PTM selama tahun 2022 telah berjalan sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Namun, masih terdapat rendahnya capaian target indikator
seperti rendahnya capaian pelayanan kesehatan pada Usia Produktif (15-59th) yaitu
9%, rendahnya capaian Pelayanan kesehatan Penderita Hipertensi (12%) dan
rendahnya capaian Pelayanan kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) yaitu 84%.
Solusi dan alternatif pemecahan masalah yang telah direncanakan diharapkan
kedepannya mampu meningkatkan capaian indikator program.

5.2 Saran
Diharapkan pada semua pihak yang terkait baik lintas program dan lintas sektor
dapat meningkatkan koordinasi dan profesionalitas sehingga program dapat berjalan
dengan baik dan maksimal. Melalui kegiatan program PTM diharapkan kepedulian dan
aksi nyata masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah kesehatan dilingkungannya.

10

Anda mungkin juga menyukai