Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN 1
B. LATAR BELAKANG 2
C. TUJUAN2
a. Tujuan Umum 6
b. Tujuan Khusus 6
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 2
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 2
F. SASARAN 2
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 2
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 2

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 5


KERANGKA PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
ACUAN No. Dokumen : ...../KAK/PKM-CKL/I/2022
KEGIATAN Revisi ke : 0
(KAK) Tanggal Terbit : 02 anuari 2022

A. Pendahuluan
PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan penyakit kronik atau kondisi medis yang
tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya. PTM saat ini merupakan masalah
serius dan masih mendapat perhatian khusus dibidang kesehatan karena menjadi penyumbang
terbesar penyebab kematian secara global maupun nasional. Prevalensi PTM terus meningkat
dan telah mengancam sejak usia muda. Menurut laporan World Health Organization (2017),
penyakit tidak menular menyebabkan 40 juta atau sekitar 70% dari 56 juta kematian di dunia di
tahun 2015 dan sekitar 52% kematian usia.
Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan
penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi, diabetes
mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) (Rensta RI Tahun 2015-2019).
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Prevalensi kanker naik dari 1,4%
(Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit
ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes
mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari
25,8% menjadi 34,1% (Riskesdas, 2018).
Diabetes mellitus dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi
ancaman serius kesehatan global maupun nasional. Kedua penyakit tersebut dapat
menyebabkan komplikasi penyakit kronik lainnya dan menyebabkan kematian apabila tidak
kendalikan. World Health Organization (WHO) memprediksikan kenaikan jumlah pasien
diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030
(PERKENI,2015).
Peningkatan penyakit kronis di Indonesia menyebabkan Indonesia berupaya untuk
mengatasi terjadinya defisit Negara dalam mengeluarkan biaya kesehatan. Tahun 2017 BPJS
Kesehatan mengalami defisit sekitar 10 triliyun dan pada tahun 2018 sebanyak 16,5 triliun, hal
tersebut disebabkan oleh tingginya klaim yang harus dibayarkan tidak tertutupi oleh iuran
peserta (Yuliaristi, 2018). Berdasarkan hal tersebut BPJS Kesehatan membuat suatu program
preventif dan promotif untuk mengendalikan penyakit kronis yaitu Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS). Upaya untuk mengendalikan akan lebih murah daripada biaya
untuk pengobatan penyakit kronis tersebut.

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 5


B. Latar Belakang
Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular sebagai bagian dari Program
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Restra Kemenkes 2010-2014. Salah satu misi dari
Kemenkes yang tertulis dalam Rencana Strategis Restra Kemenkes 2010-2014 adalah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk
swasta dan masyarakat madani.Dimana prioritas pembangunan kesehatan yang ketiga adalah
pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan.
Saat ini penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta
(63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, dimana sekitar 29 juta
(80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan
kematian akibat penyakit tidak menular dimasa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi
sebesar 15% (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi
ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat
terutama pada negara-negara berkembang.
Awal perjalanan Penyakit Tidak Menular seringkali tidak bergejala dan tidak
menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau sudah berada
di stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan tidak menyadari kondisi kelainan yang ada
pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit tidak
menular terus meningkat dari 41,7% menjadi 59,5%. Penyakit Tidak Menular dapat dicegah
dengan mengendalikan faktor resikonya, yakni merokok, diet yang tidak sehat, aktivitas
fisik, konsumsi sayur dan buah-buahan yang seimbangseta konsumsi minuman beralkohol.
Pengendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular merupakan upaya untuk mencegah agar
tidak terjadi faktor resiko bagi yang belum memiliki faktor resiko, mengembalikan kondisi
faktor resiko PTM menjadi normal atau mencegah terjadinya PTM bagi yang memiliki
faktor resiko ataupun yang sudah menyandang Penyakit Tidak Menular.
Posbindu PTM adalah pos binaan terpadu penyakit tidak menular yang merupakan
wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini
faktor resiko penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan.
Strategi pengendalian Penyakit Tidak Menular yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat, masyarakat diberikan fasilitas dan
bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan
dibekali pengetahuan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM serta
tindak lanjutnya, yang kemudian kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu
(POSBINDU) Penyakit Tidak Menular. Jadi Posbindu PTM merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM serta
tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan priodik.
Wujud dari usaha pemerintah dalam meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan
masyarakat adalah dicanangkannya pelayanan Pos Binaan Terpadu di pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat dasar, sehingga masyarakat yang berumur 15 tahun keatas bisa

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 5


mendeteksi penyakit tidak menular sejak dini.
Dengan demikian, posbindu PTM sangat kita perlukan, dimana posbindu ini dapat
membantu masyarakat untuk melakukan deteksi dini tentang faktor resiko penyakit tidak
menular baik pada dirinya sendiri, keluarganya, maupun orang-orang yang ada di
lingkungannya.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1) Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
resiko Penyakit Tidak Menular.
2) Tujuan Khusus
i) Mencegah faktor resiko penyakit menular sedini mungkin
ii) Menemukan sedini mungkin faktor resiko penyakit tidak menular

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Persiapan dalam pelaksanaan posbindu PTM didahului dengan identifikasi


kelompok potensial yang ada di masyarakat.Secara substansial posbindu PTM mengacu
kepada kegiatan bukan terhadap tempat.Ini yang membedakan antara posbindu PTM
dengan UKBM lainnya. Kegiatan posbindu dapat berlangsung secara terintegrasi dengan
kegiatan masyarakat yang sudah aktif seperti majelis taklim, karang taruna, dan lainnya.
Tidak jauh berbeda dengan posyandu balita dan posyandu lansia yang terdapat
sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posbindu PTM jugadiberlakukan
sistem 5 meja seperti posyandu balita dan posyandu lansia, dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Meja I
Meliputi kegiatan registrasi dan pemberian kode atau nomor urut, pencatatan ulang
buku monitoring FR-PTM ke buku pencatatan.
2. Meja II
Meliputi kegiatan wawancara yakni menelusuri faktor resiko perilaku seperti merokok,
aktivitas sehari-hari, dan lain sebagainya.
3. Meja III
Meliputi kegiatan pengukuran tinggi badan, berat badan, Indeks massa tubuh, lingkar
perut, dan analisa lemak tubuh.

4. Meja IV
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol total, trigliserida, APE,
IVA, dan lain-lainnya.
5. Meja V
Meliputi identifikasi faktor-faktor penyakit tidak menular, melakukan konseling atau edukasi,
serta tindak lanjut lainnya

Bentuk Pelayanan :
Kerangka Acuan Kegiatan Program | 5
1. Pemeriksaan Dasar
- Melakukan pemeriksaan tensi darah
- Melakukan pengukuran lingkar perut
- Melakukan penimbangan berat badan
- Melakukan penguuran tinggi badan
- Melakukan pemeriksaan payudara

2. Pemeriksaan Utama
- Melakukan pemeriksaan gula darah dan kolesterol total serta Trigliserida
- Melakukan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan
- Melakukan pemeriksaan IVA
- Melakukan tes amfetamin urin
- Dan pemeriksaan penunjang lainnya.

Proses Kegiatan Posbindu PTM

Alur Tidak Lanjut Dan Rujukan Kegiatan Posbindu PTM

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 5


E. Cara Melaksanakan Kegiatan

1) Kesepakatan menyelenggarakan POSBINDU PTM

2) Menetapkan kader dan pembagian peran, fungsinya sebagai tenaga pelaksana


POSBINDU PTM

3) Menetapkan jadwal pelaksanaan POSBINDU PTM

4) Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan

5) Melengkapi sarana dan prasarana

6) Melaksanakan kegiatan Pembinaan POSBINDU PTM

a) Meja 1 : Pendaftaran

b) Meja 2 : Wawancara

c) Meja 3 : Pengukuran tinggi bada, berat badan, IMT, lemak, perut

d) Meja 4 : Pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah. Kolestrol

e) Meja 5 : Edukasi/konseling

F. Sasaran

Yang menjadi sasaran dalam Pos Binaan terpadu Penyakit Tidak Menular adalah
masyarakat yang berumur 15 tahun keatas yang ada di wilayah Puskesmas Cikelet
Kecamatan Cikelet, yaitu
1. Sasaran Utama
Merupakan sasaran penerima langsung manfaat pelayanan yang diberikan, yaitu
masyarakat sehat, masyarakat beresiko dan masyarakat dengan penyakit tidak menular
berusia mulai dari 15 tahun ke atas.
2. Sasaran Antara

Merupakan sasaran individu atau kelompok masyarakat yang dapat berperan


sebagai agen pengubah terhadap faktor resiko penyakit tidak menular dan lingkungan
yang lebih kondusif untuk penerapan gaya hidup sehat, yakni petugas kesehatan baik
dari pemerintah atau swasta, tokoh panutan masyarakat, atau anggota orgnisasi
masyarakat yang peduli dengan penyakit tidak menular (PTM).
3. Sasaran penunjang

Merupakan sasaran individu, kelompok atau organisasi atau lembaga


masyarakat dan profesi. Lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah yang berperan
memberi dukungan baik berupa dukungan kebijakan, tekhnologi, ilmu pengetahuan,
material atau dana untuk terlaksananya posbindu penyakit tidak menular.

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 1


G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal Kegiatan Tahun 2021

NO. Kegiatan Bulan Ke-


POSBINDU PTM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelaksanaan
v v v v v v v v v v v v
POSBINDU
2. Monitoring
Pelaksanaan v v v v v v v v v v v v
POSBINDU

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Pelaporan kegiatan program pelaksanaan POSBINDU PTM dilakukan setiap akhir
bulan. Hasil kegiatan di evaluasi setelah melakukan pelaporan ke pusat pada bulan tersebut.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Hasil RTL pencapaian program, kemudian dibahas pada acara rapat Lokmin Bulanan
di Puskesmas Kalianget.

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 2


Pejabat Teknis UKM Cikelet, 30 Desember, 2021
UPT Puskesmas Cikelet Pengelola Program,

Asri Nurdiani, Amd.Keb Virgianti N.,S.Tr.Keb


NIP. 19910912 202012 2 017 NIP. -

Mengetahui/Menyetujui;
Kepala UPT Puskesmas Cikelet,

H. Dadang Suryana D., S.IP, M.Mkes


Pembina Tk.I / IV, b
NIP. 19680504 199003 1 011

Kerangka Acuan Kegiatan Program | 3

Anda mungkin juga menyukai