UKM ESSENSIAL
PELAYANAN TERPADU PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR (PANDU PTM)
Di susun oleh :
dr. Semalina Wahyudi
NIP : 19901119 2020 12 2 001
A. Latar Belakang
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penyakit tidak menular menyumbang
tujuh dari 10 penyebab kematian teratas di dunia tahun 2019, diantaranya penyakit jantung
dan pembuluh darah (PJPD), penyakit saluran pernapasan kronik, kanker, diabetes melitus,
serta PJPD lainnya. Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat PTM adalah penyakit
yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam
jangka waktu yang panjang (kronis). Di tingkat nasional, hasil Riskesdas 2018 menunjukkan
prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas
2013.
Peningkatan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) berhubungan dengan peningkatan
faktor risiko akibat perubahan gaya hidup, seiring dengan perkembangan dunis yang makin
modern. Penyakit tidak menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
menimbulkan kesakitan, kecacatan dan kematian yang tinggi, serta menimbulkan beban
pembiayaan kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan, pengendalian dan
tatalaksana yang terintegrasi untuk penyakit tidak menular dengan cara upaya pemicuan
perubahan perilaku melalui promosi kesehatan, deteksi dini faktor risiko penyakit tidak
menular, dan tatalaksana kasus berbasis komunitas.
Pelayanan terpadu (Pandu) PTM merupakan upaya pencegahan, pengendalian dan
tatalaksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut faktor resiko dan penyakit tidak menular
(penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, penyakit paru kronis dan kanker). Pelaksanaan
Pandu PTM mendukung pencapaian target indikator Renstra Kemenkes 2020-2024, yaitu
meningkatnya kabupatan/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM, dan
mendukung pencapaian target SPM Kabupaten/Kota.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai acuan untuk melaksanakan Pelayanan Terpadu pencegahan dan pengendalian Penyakit
Tidak Menular (Pandu PTM)
b. Tujuan khusus
1) Sebagai pedoman bagi petugas Kesehatan dalam memberikan pelayanan Kesehatan sesuai
standar pada penderita hipertensi, diabetes melitus dan pelayanan Kesehatan usia produktif
2) Terselenggaranya penanggulangan PTM yang lebih efektif, efisien dan terpadu
3) Terselenggaranya pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan terpadu PTM melalui SIPTM
C. Sasaran
E. Batasan Operasional
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah pemberian informasi kepada
individu, keluarga atau kelompok secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien serta proses membantu klien agar klien tersebut berubah dari tidak tahu
mnejadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan), dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan).
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan suatu proses aktif, dimana
sasaran/klien dam masyarakat yang harus diberdayakan harus berperan serta serta akitf dalam
kegiatan dan program yang dilaksanakan.
Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal yang
saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Salah satu faktro eksternal
dalam pemberdayaan masyarakat adalah pendampingan oleh fasilitator pemberdayaan
masyarakat.
BAB II STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
A. Standar Fasilitas
a) Fasilitas PTM dalam gedung
1. Tensimeter: 1 buah
2. Stetoskop: 1 buah
3. Meja periksa: 2 buah
4. Kursi pemeriksaan: 2 buah
STANDAR FASILITAS
1. Tensimeter digital: 1buah
2. Timbangan pengukuran faktor risiko PTM : 1 buah
3. Pita Meter : 1 buah
4. Timbangan digital : 1 buah
5. Formulir skrining faktor risiko PTM
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Ruang Lingkup
Secara substansi kegiatan program PTM mengacu pada kegiatan bukan terhadap tempat.
Hal ini yang membedakan program PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatannya berupa deteksi
dini, pemantauan faktor resiko PTM serta tindak lanjut dini faktor resiko PTM. Kegiatan ini
dapat berlangsung secara integrasi dengan kegiatan masyarakat lain yang sudah aktif seperti
majelis taklim, kegiatan puskesmas keliling.
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
- Jika ditemukan faktor risiko prediabetes, maka dilakukan intervensi (KIE, dan bila
perlu pemberian obat) dan pemantauan minimal setiap 6 bulan.
- Bila dalam pemantauan faktor risiko prediabetes berubah memenuhi kriteria
diagnosis diabetes, maka dilakukan tata laksana diabetes melitus sesuai pedoman
yang berlaku
4. Pengukuran IMT (berdasarkan TB dan BB)
- Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk mendapatkan nilai IMT
yang nantinya digunakan dalam menentukan derajat obesitas.
- Penilaian IMT menggunakan rumus:
IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan x Tinggi Badan(
- CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap
rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola
stres.
- PATUH merupakan singkatan dari Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran
dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat
dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman, Hindari rokok,
alkohol dan zat karsinogenik lainnya.
8. Pencatatan dan Pelaporan
- Pencatatan kegiatan dalam penyelenggaraan Pandu PTM yaitu di dalam dan di luar
gedung. Adapun di luar gedung melalui formulir skrining PTM, yang memuat data
sebagai berikut:
1. Tempat dan tanggal pemeriksaan
2. Identitas Pasien meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, NIK, alamat, nomor
telepon
3. Riwayat PTM pada keluarga dan pada diri sendiri seperti Hipertensi, Diabetes,
Jantung, Stroke, Asma, Kanker, dan lain-lain
4. Jenis faktor risiko PTM yang dimiliki meliputi tekanan darah tinggi, kadar gula
darah tinggi, obesitas (IMT > 27 kg/m2), obesitas sentral (laki LP >90cm,
perempuan LP >80cm), pola makan tinggi gula, garam, dan lemak, merokok,
kurang aktivitas fisik, berat badan berlebih, kurang konsumsi sayur dan buah
5. Tata laksana PTM meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi.
- Berdasarkan Formulir Pandu PTM di atas, Puskesmas membuat rekapitulasi
penyelenggaraan Pandu PTM bulanan.
- Pelaporan rekapitulasi penyelenggaraan Pandu PTM dengan formulir tersebut di atas
dilakukan rutin bulanan secara berjenjang. Dikirim melalui surat elektronik SI PTM.
BAB V LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sector sesuai dengan tahapan kegiatan.
BAB IX PENUTUP
Program PTM mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan penyakit tidak
menular untuk melindungi masyarakat sehat tetap sehat, dan bagi mereka yang menyandang
PTM tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Kegiatan ini dilakukan melalui edukasi, deteksi
dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM. Upaya ini dimaksudkan untuk
membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap adanya faktor resiko PTM yang
akan menimbulkan ancaman peningkatan kasus PTM, kecacatan, kematian dini di masyarakat
pinyaada masa mendatang.
Dengan diketahuinya faktor resio PTM secara dini maka faktor resiko PTM dapat
dikendalikan sehingga tindak lanjut dan pengobatan akan lebih efektif. Hal ini mengurangi
beban pembiayaan kesehatan yang ditimbulkan akibat PTM sehingga ancaman hambaan
pertumbuhan ekonomi Negara dapat dihindari.
Pelaksanaan program PTM sangat memerlukan dorongan dan pembinaan dari tenaga
kesehatan, serta dukungan lintas sector seperti pimpinan masyarakat, kelompok organisasi,
serta petugas pelaksana PTM. Efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan program PTM juga
memerlukan keterlibatan dan peran aktif dari berbagai pihak serta dukungan, fasilitasi dan
pembinaan berkesinambungan.