Anda di halaman 1dari 26

RIWAYAT ALAMIAH

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dr. Mawardi, MKM


RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR

1. Definisi Riwayat Alamiah Penyakit :

a. Perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau


bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit
berlangsung secara natural

b. Adanya respon dari host terhadap stimulus dari interaksi


agent dan environment
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR
Ada 2. Tahapan :
a. Prepathogenesis
1) Faktor-faktor : hereditas, ekonomi, sosial,
lingkungan fisik, psikis
2) Stimulus penyakit
dapat terjadi sebelum terjadinya interaksi antara
stimulus dan manusia
3) Interaksi awal antara faktor –faktor host,
agent dan environment disebut periode
prepathogenesis
RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT TIDAK MENULAR

b. Pathogenesis
Mulai saat terjadinya kelainan /gangguan pada tubuh
manusia akibat interaksi antara stimulus penyakit dengan
manusia sampai terjadinya : kesembuhan, kematian,
kronik dan cacat.

Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang kondisi


orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai resiko untuk
terkena suatu penyakit. Untuk mengatasi kekurangan ini,
perjalanan penyakit dikembangkan menjadi :
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR Pathogenesis (lanjutan)
a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka)
1) Pada fase ini penyakit belum
berkembang, tapi mempunyai faktor resiko atau
predisposisi untuk terkena penyakit .

2) Faktor resiko tersebut dapat berupa:


a) Genetika /etnik
b) Kondisi fisik, misalnya : kelelahan,
kurang tidur dan kurang gizi.
Fase Suseptibilitas (Tahap Peka) lanjutan

b. Jenis kelamin: Wanita mempunyai resiko lebih tinggi


untuk terkena penyakit Diabetes mellitus dan reumatoid
artritis dibandingkan dengan pria dan sebaliknya Pria
mempunyai resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung
dan hipertensi dibandingkan wanita.
c. Umur
Bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan
lingkungan mempunyai resiko yang tinggi terkena
penyakit infeksi sedangkan pada usia lanjut mempunyai
resiko untuk terkena penyakit jantung dan kanker
Fase Suseptibilitas (Tahap Peka) lanjutan

d. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti merokok
mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan
karsinoma paru-paru
e. Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai resiko
terkena penyakit infeksi sedangkan tingkat sosial yang
tinggi mempunyai resiko terkena penyakit hipertensi,
penyakit jantung koroner, gangguan kardiovaskuler dll,
karena pada dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi
mempunyai kecenderungan untuk terjadinya perubahan
pola konsumsi makanan dengan kadar kolesterol
Fase Suseptibilitas (Tahap Peka) lanjutan

3) Untuk menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas


dapat berdiri sendiri atau kombinasi beberapa
faktor.

Contoh :
Kadar kolesterol meningkat akan mengakibatkan
terjadinya penyakit jantung koroner.
Kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang
suseptibel untuk terjadinya Hepatitis,
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR Pathogenesis (lanjutan)

b. Fase Subklinis
1) Disebut juga fase Presimptomatik

2) Pada tahap ini penyakit belum bermanifestasi


dengan nyata (sign dan symptom masih negatif) ,
tapi telah terjadi perubahan-perubahan dalam
jaringan tubuh (Struktur ataupun fungsi)
Fase Subklinis lanjutan

3) Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi “Below The Level


of clinical horizon”
4) Fase ini mempunyai ciri-ciri :
Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebabv
penyakit masih belum nampak

Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan


mikroorganisme patogen sedangkan pada penyakit non infeksi
merupakan periode terjadinya perubahan anatomi dan
histologi, misalnya terjadinya ateroskelotik pada pembuluh
darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR Pathogenesis (lanjutan)

c. Fase Klinis

1) Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi


pada jaringan tubuh telah cukup untuk
memunculkan gejala-gejala (symptom) dan tanda-
tanda (signs) penyakit.

2) Fase ini dibagi menjadi fase akut dan kronis.


RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR Pathogenesis (lanjutan)

d. Fase Konvalescen

1) Akhir dari fase klinis dapat berupa :


Fase Konvalescen (Penyembuhan)
Meninggal dunia

2) Fase konvalescen dapat berkembang menjadi :


Sembuh total
Sembuh denganv cacat (Disabilitas atau sekuele)
Penyakit menjadi kronis
Fase Konvalescen lanjutan

3) Disabilitas (Kecacatan/ketidakmampuan)
Terjadi penurunan fungsi sebagian atauv keseluruhan
dari struktur/organ tubuh tertentu sehingga menurunkan
fungsi aktivitas seseorang secara keseluruhan
Dapat bersifat : sementara (akut), kronis dan menetap

4) Sekuele
Lebih cenderung kepada adanya defect/cacatv pada
struktur jaringan sehingga menurunkan fungsi jaringan
dan tidak sampai menggangu aktivitas seseorang.
Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit menular dan tidak menular
 Apa tujuan?
 Untuk menanggulangi PTM tersebut, pemerintah
mengadakan program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dan
Penyakit Tidak Menular (PTM).
 Tujuannya adalah untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit
menular.
Upaya pencegahan PTM

 Rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk


pencegahahn Penyakit Tidak Menular; sbb :

 Tidak merokok.
 Batasi Konsumsi Gula Garam Lemak Berlebihan.
 Rajin konsumsi buah dan sayur.
 Rajin Aktifitas Fisik.
 Cek Kesehatan secara terat
PENGENDALIAN PTM
Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak PTM
pada individu dan masyarakat, diperlukan
pendekatan komprehensif yang membutuhkan
peran banyak sektor; seperti kesehatan, ekonomi,
urusan luar negeri, pendidikan, pertanian, dan
lainnya untuk bekerja sama mengurangi distribusi
faktor risiko PTM, melalui intervensi untuk
mempromosikan pencegahan dan pengendalian
PTM
PENGENDALIAN PTM
Dalam upaya pengurangan faktor risiko yang
merupakan cara utama menekan PTM, solusi
rendah-biaya dapat diterapkan (terutama faktor
penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat,
kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol)
dan pemetaan epidemi PTM serta faktor risiko
dapat dilakukan.
PENGENDALIAN PTM
Cara lain untuk mengurangi PTM adalah melalui
pendekatan perawatan kesehatan primer guna
memperkuat deteksi dini dan pengobatan tepat waktu.
Cara ini sangat baik karena dapat menekan kebutuhan
perawatan yang lebih mahal. Langkah-langkah
tersebut dapat diimplementasikan dalam berbagai
tingkat sumber daya. Dampak terbesar dapat dicapai
dengan menciptakan kebijakan kesehatan publik yang
mempromosikan pencegahan dan pengendalian PTM
serta reorientasi sistem kesehatan
PENGENDALIAN PTM Tingkat Global
Negara-negara berpenghasilan rendah umumnya
memiliki kapasitas lebih kecil untuk mengupayakan
pencegahan dan pengendalian PTM.

Negara-negara berpenghasilan tinggi hampir 4 kali


lebih mampu untuk menyediakan layanan PTM dan
melindungi warganya melalui asuransi kesehatan
dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah.
Negara-negara dengan cakupan asuransi kesehatan
yang tidak memadai tidak mungkin menyediakan akses
universal terhadap intervensi PTM
PENGENDALIAN PTM Tingkat Global
(Lanjutan)
Global Action Plan for The Prevention and Control of
NCDs 2013-2020 bertujuan untuk mengurangi
jumlah kematian prematur akibat PTM sebesar
25% pada tahun 2025 melalui sembilan target
global sukarela.
Sembilan target terfokus pada faktor risiko seperti
penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat,
kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol.
PENGENDALIAN PTM Tingkat Global
(Lanjutan)

Rencana yang dibuat ialah intervensi best buy atau


biaya-efektif, yaitu daftar intervensi yang dapat
menurunkan faktor risiko PTM, yang terbagi
menjadi intervensi di level populasi dan intervensi
di level individu.
PENGENDALIAN PTM Tingkat Global
(Lanjutan)
Beberapa contoh intervensi best buy adalah peningkatan
cukai rokok dan alkohol, regulasi penggunaan garam, dan
program peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
diet sehat dan kebugaran fisik

Sejumlah intervensi seperti melarang segala bentuk iklan


tembakau dan iklan alkohol, menggantikan lemak trans
dengan lemak tak jenuh ganda, mempromosikan dan
melindungi proses menyusui, dan mencegah kanker
serviks melalui pemeriksaan dapat memenuhi sembilan
target global.
PENGENDALIAN PTM Tingkat Nasional

Dalam menanggulangi PTM yang bersifat multifaktor ini,


Kementerian Kesehatan RI telah membentuk Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak tahun 2005.

Tugas dan fungsinya ialah melakukan pengendalian faktor


risiko, pencegahan penyakit, deteksi dini, serta langkah-
langkah program pencegahan dan pengendalian PTM
berbasis puskesmas dengan kerjasama multisektor serta
melibatkan masyarakat. Kebijakan utama dalam Program
Pengendalian PTM (PP-PTM) ini dirumuskan dalam
formulasi kebijakan yang disebut "Triple ACS", yaitu
active cities, active communities dan active citizenship.
PENGENDALIAN PTM Tingkat Nasional
(lanjutan)
Pertama, active cities, adalah strategi penanggulangan PTM
melalui pendekatan wilayah dengan mewujudkan
kota/kecamatan/desa yang sehat. Implementasi strategi ini
merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Daerah.

Kedua, active communities, yaitu melalui pemberdayaan


masyarakat lewat kelompok masyarakat madani, kelompok
jamaah haji, majelis taklim, jemaat gereja, nelayan,
organisasi profesi, dan sebagainya. Ketiga, active
citizenship, berorientasi dari dan untuk penduduk,
memperhatikan karakteristik penduduk miskin, warga yang
tinggal di perbatasan dan daerah terpencil.[
PENGENDALIAN PTM Tingkat Nasional
(lanjutan)
Triple ACS
Selanjutnya dijabarkan ke dalam program intervensi
utama yaitu Healthy Public Policy; pengembangan
jejaring dan kemitraan; advokasi; sosialisasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan,
surveilans, serta deteksi dini PTM.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai