A. Tujuan
1. Tersedianya acuan secara berjenjang bagi pengelola program untuk
dapat menyelenggarakan program P2PTM secara optimal.
2. Tercapainya kesinambungan penyelenggaraan program.
B. Sasaran
Dimanfaatkan bagi pengelola program P2PTM di tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas.
Penyakit Tidak Menular (PTM) atau biasa juga disebut sebagai penyakit
degenerative. Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat karena tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara
global, merupakan jenis penyakit yang tak bisa ditularkan oleh penderita ke
orang lain, jenis penyakit ini berkembang secara perlahan dan terjadi dalam
jangka waktu yang panjang.
Istilah-istilah lain dalam penyebutannya yang bervariasi diantaranya :
Penyakit Kronis : penyakit yang menurunkan kondisi penderitanya
secara bertahap dalam waktu yang lama atau menahun dan umumnya
mengindikasikan para pengidapnya menderita penyakit berbahaya
yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Non Infeksi : penyakit yang disebabkan bakteri,
virus, parasit, jamur, dan mikroorganisme lainnya, dan ditemukan
pada sel dalam diri individu yang tumbuh secara tak normal.
Non Communicable Disease : penis Penyakit yang disebabkan oleh
infeksi dan tidak dapat ditularkan ke orang lain.
Penyakit Degenerative, merupakan jenis penyakit yang
muncul akibat perubahan fungsi sel-sel pada tubuh yang
mempengaruhi fungsi organ, penyakit degenerative juga dapat
muncul akibat perubahan usia.
Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap
tahunnya dan dapat menjangkiti individu diberbagai usia maupun negara di
seluruh dunia. Adapun yang termasuk ke dalam penyakit tidak menular
antara lain :
1. Penyakit kardiovaskular yang berkaitan dengan naiknya
tekanan darah, gula darah, lipid darah dan obesitas. Kondisi ini
mengakibatkan munculnya penyakit seperti serangan jantung, stroke,
gangguan pada arteri, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung dan
berbagai penyakit kardiovaskular lainnya.
2. Berbagai jenis kanker seperti : kanker hati, kanker paru-paru, kanker
serviks, kanker payudara, dan jenis kanker lainnya.
3. Penyakit pernafasan kronis meliputi : asma, hipertensi pada paru, dan
berbagai penyakit pernafasan lainnya.
4. Diabetes tipe satu dan tipe dua. Serta jenis penyakit tidak
menular lainnya yang kerap ditemukan di sekitar kita seperti
Alzheimer, artritis, epilepsy, hemophilia dan berbagai penyakit tidak
menular lainnya.
Beberapa faktor yang dapat memicu penyakit tidak menular seperti
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup tidak sehat seperti
kurangnya aktivitas fisik dan pola makan sembarangan.
Cara mencegah penyakit tidak menular menurut di antaranya :
1. Hindari kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebih.
Dengan menghindari kebiasaan tersebut tubuh akan terbebas dari
risiko munculnya penyakit tidak menular.
2. Membatasi konsumsi gula, garam dan lemak berlebih.
Konsumsi gula perhari untuk setiap individu, yakni 5 - 9 sendok teh
atau setara 50 gram gula. Kadar garam yang dibutuhkan tubuh yakni
tidak kurang dari seperempat sendok teh per harinya sedangkankadar
konsumsi lemak disarankan sebanyak 20 hingga 30 gram perhari
(Kementerian Kesehatan).
3. Rutin melakukan aktivitas fisik. Dengan melakukan aktivitas ringan
dan rutin dapat membakar lemak.
4. Rajin mengonsumsi buah dan sayur. Melengkapi konsumsi
harian dengan buah dan sayur mampu mencegah risiko terjangkit
PTM.
Dengan mengecek kesehatan secara rutin dan mengubah gaya hidup sehat
serta memahami konsep, penyebab dan cara pencegahannya, kita dapat
mengenali sekaligus menghindari jenis penyakit tidak menular.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit menahun/kronis
yang diakibatkan oleh pola/gaya hidup yang tidak sehat seperti perilaku
mengkonsumsi makanan rendah serat dan tingi lemak, kurang beraktifitas
fisik serta kebiasaan merokok setiap hari. penyakit yang tidak bisa ditularkan
dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka
waktu yang panjang (kronis). Pada perjalanan awal, PTM sering tidak
bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap
PTM. Hal tersebut membuat kesadaran untuk memeriksakan diri / deteksi
dini kurang. Sehingga banyak yang periksa ketika terjadi komplikasi dari
PTM, bahkan berakibat kematian lebih dini.
PTM diperkirakan sebagai penyebab 35 juta kematian pada tahun 2005
(WHO) dan 80% kematian tersebut rendah dan menengah.
Jenis-jenis PTM:
1. Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah
tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi
kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan,
gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya
penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
2. Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan.
Bentuk gangguan itu sendiri bermacam-macam, bisa berupa
gangguan pada pembuluh darah jantung, katup jantung, atau otot
jantung. Penyakit jantung juga dapat disebabkan oleh infeksi atau
kelainan lahir.
3. Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa
tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber
energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di
dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak
dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita. Kadar gula dalam darah
dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas,
yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita
diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai
kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap
dan mengolah glukosa menjadi energi.
4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada
paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang. PPOK umumnya
ditandai dengan sulit bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek).
5. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel
abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh . Pertumbuhan sel
abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian
tubuh yang lain. Kanker merupakan penyebab kematian kedua
terbanyak di seluruh dunia. Kanker sering menyebabkan kematian
karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal
perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah
mencapai stadium lanjut.
6. Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini
menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah.
Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui
ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan
patah tulang.
7. Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak
terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau
pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak
tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel
pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian
tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat
berfungsi dengan baik.
Faktor Resiko (PTM) :
Merokok (baik aktif maupun pasif)
Kurang aktifitas.
Kurang Konsumsi Sayur & Buah.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Diabetes Mellitus (DM)
Kolesterol Tinggi/ Dislipidemia.
Obesitas.
Penyakit Jantung Koroner.
Stress
Minum minuman beralkohol
Bahaya PTM :
Menurunnya produktivitas
Mengakibatkan kecacatan
Oisabilitas (ketidak mampuan beraktivitas)
Komplikasi berbagai penyakit
Beban ekonomi keluarga
Kematian
Bagaimana mencegah PTM :
1. Tidak merokok atau mengosumsi tembakau dan tidak minum
minuman beralkohol
2. Batasi konsumsi Gula Garam Lemak berlebihan
3. Rajin aktivitas fisik
4. Rajin konsumsi buah dan sayur
5. Cek kesehatan secara teratur
6. beraktifitas fisik paling tidak 30 menit setiap hari
Cegah Penyakit Tidak Menular Dengan Deteksi Dini
Apa itu Deteksi Dini ? Deteksi Dini adalah usaha untuk mengidentifikasi
penyakit jelas/kelalaian yang nmenggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur
yang dapat digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang
kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
Deteksi dii dilakukan dengan cara :
1. Memeriksa Tekana Darah
2. Memeriksa Kadar Gula Darah
3. Kontrol Berat Badan
Anda dapat melakukan deteksi dini dengan cara melakukan konsultasi
kepada dokter di puskesmas secara teratur.
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
A. Kebijakan
1. Meningkatkan advokasi keijakan yang berpihak terhadap
program kesehatan dan sosialisasi P2PTM.
2. Melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
paliatif secara komprehensif.
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
4. Mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans.
5. Penguatan jejaring dan kemitraan melalui pemberdayaan
masyarakat.
B. Strategi
1. Meningkatkan advokasi kebijakan yang berpihak terhadap
program kesehatan dan sosialisasi P2PTM.
a. Mendorong penguatan komitmen dari pengambil kebijakan
untuk mendukung program P2PTM terutama dalam alokasi
sumber daya daerah.
b. Memberikan informasi dan pemahaman potensial produktitas
serta potensial ekonomi yang hilang akibat P2PTM kepada para
pengambil kebijakan lintas sektor.
c. Menumbuhkan kesadaran bahwa masalah kesehatan adalah
tanggung jawab bersama.
d. Mendorong advokasi lintas sektor untuk mewujdukan
pembangunan berwawasan kesehatan (Health in All Policy =
HiAP).
7
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
8
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
9
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
3. Sasaran
Setiap warga negara yang menyandang dan memiliki faktor
risiko PTM yang berkunjung ke FKTP
4. Tahapan Kegiatan
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Pembinaan dan Monitoring Evaluasi.
5. Mekanisme Pelaksanaan
a. Tahap Persiapan
1) Dinas Kesehatan Provinsi :
- Menetapkan sasaran menggunakan data angka kesakitan
PTM, PRB, temuan dan rujukan faktor risiko di
Kabupaten/Kota.
- Menyediakan peralatan mendukung penyelenggaraan
Pandu PTM sesuai dengan dengan Permenkes 75 tahun
2014.
1
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
1
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
b. Tahap Pelaksanaan
1) Dinas Kesehatan Provinsi :
- Menyediakan peralatan mendukung penyelenggaraan
Pandu PTM sesuai dengan dengan Permenkes 75 tahun
2014.
- Memastikan pelaksanaan di Kabupaten Kota sesuai standar.
6. Pelaksana
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
7. Capaian Kinerja
Persentase Puskesmas yang melakukan pelayanan PTM secara
terpadu.
1
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
8. Rumus Perhitungan
1
PEDOMAN M A N A J E M E N PENYAKI T T I DAK MENULAR
9. Nominator
Jumlah Puskesmas yang melakukan pelayanan PTM secara terpadu.
10.Denominator
Jumlah seluruh Puskesmas suatu wilayah.