Anda di halaman 1dari 23

Pemberantasan dan

Pencegahan Penyakit Tidak


Menular
-Ilmu Kesehatan Masyarakat-
Pendahuluan

Penyakit Tidak Menular


Penyakit yang tidak
Hampir 80% kematian
Sifatnya : Penyebab : disebabkan oleh kuman
akibat PTM terjadi di
melainkan karena adanya
- Akut - Faktor genetik negara-negara
masalah fisiologis atau
berpenghasilan rendah
- Kronis - Gaya hidup metabolisme pada
dan menengah (WHO)
jaringan manusia
Transisi Demografi
Triple burden disease di Indonesia:
Proses perubahan kematian dan
Penyakit menular masih menjadi
kelahiran yang berlangsung dari
masalah, lalu muncul re-emerging
tingkatan tinggi ke tingkatan yang
disease dan new emerging disease
rendah dalam suatu kurun waktu
dan PTM yang cenderung
pada masyarakat tertentu
meningkat hingga saat ini

WHO :
WHO: >2/3 (70%) populasi global akan
Kematian akibat PTM akan terus meninggal akibat PTM spt kanker,
meningkat dan terbesar terjadi di jantung, stroke dan DM
negara-negara menengah dan Tahun 2030 diprediksi 52 juta jiwa
miskin kematian per tahun, naik 9 juta jiwa
dari 38 juta jiwa pada 2017
Transisi Demografi

Estimasi penyebab kematian terkait Lebih dari 80% dari kematian disebabkan
PTM yang dikembangkan oleh WHO oleh penyakit kardiovaskular dan diabetes
menunjukkan bahwa penyakit serta 90% dari kematian akibat penyakit
paru obstruktif kronik terjadi di negara-
kardiovaskular merupakan penyebab negara berpendapatan menengah ke
tertinggi kematian di negara-negara bawah. 2/3 dari kematian karena penyakit
Asia Tenggara, termasuk di Indonesia kanker terjadi di negara-negara
37% berpendapatan menengah ke bawah
Transisi Epidemiologi

73% kematian saat ini


Suatu pola perubahan penyakit disebabkan oleh Penyakit Tidak
dalam masyarakat dengan Menular: 35% penyakit jantung
menurunnya angka penyakit dan pembuluh darah, 12%
menular tertentu dan penyakit kanker, 6% penyakit
meningkatnya angka PTM pernafasan kronis, 6% diabetes
dan 15% PTM lainnya
Prevalensi PTM berdasarkan Data Riskesdas
tahun 2018
Menilik dari data Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit tidak
menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas
2013, antara lain penyakit kanker, stroke, ginjal kronis, diabetes
melitus, dan hipertensi.
❑ Kanker naik dari 1,4% menjadi 1,8%
❑ Stroke naik dari 7% menjadi 10,9%
❑ Ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%
❑ Diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%
❑ Hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.
Faktor Risiko Kejadian PTM
PTM merupakan penyakit yang dapat dicegah bila factor risiko dapat
dikontrol.

Tekanan Penggunaan Glukosa Kolesterol Penggunaan


Aktivitas Obesitas
darah tinggi tembakau darah tinggi tinggi alkohol
fisik (5,5%) (4,8%)
(12,8%) (8,7%) (5,8%) (4,5%) (3,8%)
Prevalensi Pola Hidup Berdasarkan Riskesdas
Menilik dari data Riskesdas tahun 2018, prevalensi prevalensi penyakit tidak
menular ini berhubungan dengan pola hidup dan mengalami mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain merokok,
konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
❑ Merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat dari 7,2%
menjadi 9,1%
❑ Konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi
3,3%
❑ Aktivitas fisik kurang naik dari 26,1% menjadi 33,5%
❑ Konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih
sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.
Studi Literatur
(Hubungan PTM dengan Kemiskinan)

❑ Kelompok miskin mengalami exposure (pajanan) yang lebih besar


terhadap pollutant termasuk asap roko dan lingkungan yang tidak
higienis
❑ Kemiskinan juga berpengaruh terhadap akses terhadap layanan
baik deteksi dini maupun pengobatan dan Upaya promosi
kesehatan
Tantangan

Bagaimana mengembangkan suatu sistem pelayanan yang dapat


mendukung Upaya pemeliharaan kesehatan mandiri, dengan
melakukan redefinisi peran dan fungsi seluruh sarana pelayanan
kesehatan, untuk menghubungkan pelayanan medis dengan promosi
dan pencegahan ?
Pencegahan dan Penanggulangan PTM
(Intervensi WHO)
❑ Peningkatan pajak tembakau dan alkohol
❑ Tempat kerja/public bebas asap rokok
❑ Informasi kesehatan dan peringatan
❑ Larangan iklan rokok dan alkohol
❑ Promosi dan sponsorship
❑ Akses terbatas alkohol
❑ Mengurangi asupan garam dalam makanan
❑ Penggantian lemak trans dengan lemak tak jenuh ganda
❑ Media massa tentang diet dan aktivitas fisik
Upaya yang telah dilakukan ?
❑ Di Tingkat komunitas telah diinisiasi pembentukan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM Dimana dilakukan deteksi dini faktor risiko, penyuluhan dan
kegiatan Bersama komunitas untuk menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
❑ Sejak mulai dikembangkan pada tahun 2011 Posbindu PTM pada tahun 2015
telah berkembang menjadi 11.027 Posbindu di seluruh Indonesia, dan sampai
sekrang masih terus berkembang
❑ Di Tingkat pelayanan kesehatan telah dilakukan penguatan dari puskesmas
selaku kontak pertama Masyarakat ke system kesehatan
❑ Melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
❑ Pembudayaan GERMAS telah dilakukan dan harus terus dilakukan sebagai
Upaya promotive dan preventif sebagai pemberdayaan Masyarakat dalam
pengendalian factor risiko PTM dan peningkatan multisektoral
Metode Stepwise
Definisi
• Surveilans untuk memantau faktor resiko (STEPS) dengan mengumpulkan, menganalisis
dan memantau perubahan dalam Negara dan antar-negara dengan faktor resiko untuk
PTM (Sathish et al., 2017) diantaranya melalui pengukuran kuesioner, pengukuran fisik
dan biokimia setiap 3-5 tahun.

Tujuan
• Memperkuat ketersediaan data untuk memantau dan mengevaluasi kebijakan program

Langkah-langkah untuk memantau faktor risiko PTM di masyarakat


• Wawancara dengan kuesioner standar: sosiodemografis, kebiasaan perilaku, riwayat
medis
• Pengukuran antropometri: berat dan tinggi badan, lingkar pinggang diukur
• Tes biokimia
Hipertensi
Definisi
• Peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastole >90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat atau tenang
• Sering disebut the silent disease

Epidemiologi
• 90% Penyebab tidak diketahui pasti,
• gaya hidup tidak sehat: konsumsi garam tinggi, makan berlebihan, minum alcohol dan
merokok (Khotimah, 2013)
• tingkat stress
• data WHO 2015: 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi
• Riskesdas 2018: prevalensi di Indonesia sebesar 34,1%
• Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) 2016: peningkatan prevalensi pada
penduduk>18 thn sebesar 32,4% (Kemenkes 2018)
Hipertensi
Faktor Risiko
• Riwayat keluarga
• Usia
• Kebiasaan merokok
• Obesitas

Gejala
• Tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya gejala ringan: sakit kepala, pusing, penglihatan buram, mual, telinga
berdenging, kebingungan, detak jantung tidak teratur, kelelahan, nyeri dada, sulit bernafas, hematuria, sensasi
berdetak di dada atau telinga

Pencegahan dan Penanggulangan


• Kurangi konsumsi garam dalam makanan
• Kurangi minuman/makanan beralkohol
• Lakukan olahraga secara teratur
• Perbanyak makan sayur dan buah berserat tinggi
• Terapi antistress
• Kendalikan kadar kolesterol dan gula darah
Stroke

Definisi
• Dikenal dengan gangguan peredaran darah otak (GPDO) → sindrom yang
diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak yang
menimbulkan gangguan fungsi otak berupa deficit neurologis atau kelumpuhan
syaraf
• Stroke dapat dibagi berdasarkan penyebabnya (Humam dan Lisiswanti, 2015):
• Stroke hemoragik: terjadi akibat pendarahan atau rusaknya pembuluh darah otak
• Stroke iskemik: paling sering ditemuka (85%), terjadi akibat suplai darah ke otak
terhambat atau terhenti

Epidemiologi
• Penyakit terbanyak ke3 setelah jantung dan kanker, serta penyebab kecacatan
tertiggi di dunia. Angka kematian di Amerika 50-100 dari 100.000 penderita (AHA)
Stroke
Gejala

• Serangan terjadi tiba-tiba, namun tanda2 bisa dideteksi: mati rasa pada wajah, lengan, kaki di
satu sisi tubuh, disertai kebingungan dan masalah bicara, pusing, sakit kepala parah, masalah
berjalan, hilang penglihatan pada satu atau kedua mata

Faktor Resiko

• Dapat dimodifikasi: hipertensi, DM dan dyslipidemia. Hipertensi dapat menyebabkan


pecahnya/penyempitan pembuluh darah otak sehingga terjadi perdarahan atau terganggunya
aliran darah ke otak → kematian sel2otak
• Tidak dapat dimodifikasi: peningkatan usia, jenis kelamin laki2

Pencegahan dan Penanggulangan

• Pencegahan: menjaga pola makan, olahraga teratur, berhenti merokok, hindari konsumsi
alcohol, hindari penggunaan NAPZA
• Penanggulangan stroke ringan: berhenti merokok, hindari makanan berlemak, minum obat
secara teratur, pijat refleksi, akupunktur, fisioterapi
Diabetes Melitus
Definisi
• DM ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang dikaitkan dengan
kekurangan absolut dari kerja atau sekresi insulin → glukosa tidak
dapat masuk ke dalam sel, kadarnya dalam darah akan meningkat

Epidemiologi
• Riskesdas 2018: prevalensi >15 tahun sekitar 6,9% tersebar di
perkotaan 7% dan pedesaan 6,9%, banyak dialami oleh perempuan
disbanding laki-laki. Sebagian besar diakibakan faktor keturunan,
gaya hidup dan pola makan
Diabetes melitus
Gejala
• Haus, sering berkemih, penurunan berat badan dan luka yang sulit kering, polidipsi,
polyuria, polifagia, kesemutan, disfungsi ereksi, pruritus vulvae pada wanita

Faktor Risiko
• Usia, jenis kelamin, obesitas, merokok, gaya hidup (termasuk makanan), aktivitas
fisik

Pencegahan dan Penanggulangan


• Pencegahan → Pola makan bergizi, konsumsi serat, mengurangi konsumsi lemak
jenuh, tidak merokok, aktivitas fisik
• Penanggulangan → Pengobatan peumur hidup, skrinng rutin, pendekatan diet
dengan metode pengurangan karbohidrat untuk mengurangi gejala, mencegah
progresivitas penyakit dan komplikasi
Penyakit Jantung Koroner

Definisi
• Merupakan salah satu penyakit kardiovaskular, katastropik
berbiaya tinggi. Penyakit yang terjadi akibat pembekuan darah
menumpuk di dalam arteri koroner mengakibatkan berkurangnya
aliran oksigen ke otot jantung menyebabkan serangan jantung

Epidemiologi
• Prevalensi mortalitas dan morbiditas tertinggi di dunia di AS,
Inggris, eropa, bahkan Indonesia. Riskesdas 2018: prevalensi >15
tahun 0,5%
Penyakit Jantung Koroner
Faktor Risiko
• Hipertensi, LDL tinggi, merokok, aktivitas fisik, obesitas, konsumsi alkohol

Gejala
• Rasa sakit, nyeri atau tidak nyaman di tengah dada yang menjalar ke lengan
• Sesak nafas
• Mual, muntah, keringat dingin
• Pusing atau pingsan

Pencegahan dan Penanggulangan


• 4 layanan pencegahan klinis ABCS efektif mengurangi reiko kematian akibat PJK yaitu
Appropriate aspirin therapy/terapi aspirin yang tepat, Blood pressure control/kontrol
tekanan darah, Cholesterol Management/manajemen kolesterol, dan Smoking
Cessation/Berhenti merokok
Trauma

Definisi
• Suatu kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa yang sangat
mengejutkan atau menakutkan, mengancam fisik atau psikologis, dan
hamper menyebabkan kematian

Epidemiologi
• Penyebab >120.000 kematian setiap tahun, penyebab 80% kematian
remaja dan 60% kematian anak. Penyebab kematian nomor 7 di
dunia. Trauma meningkat seiring meningkatnay jumlah produk
industrialisasi mobil → kecelakaan lalu lintas, tenggelam (10-27%)
pada anak, 4% pada usia>15 tahun, jatuh pada usia >80 tahun
Trauma
Jenis cedera yang sering diderita
• Cedera pada kepala (otak)
• Tulang belakang, perut (abdomen)
• Dada

Pencegahan dan Penanggulangan


• Pusat penanganan trauma: uji pencitraan sinar X, CT scan, PET
scan
• Program Penanganan Psikososial Akibat Konflik dan Bencana bagi
guru dan murid SD dan sekolah menengah: konseling trauma,
intervensi krisis, konseling dan latihan resiliensi

Anda mungkin juga menyukai