Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DALAM

KOMUNITAS : KESEHATAN WANITA DAN PRIA

Disusun Oleh Kelompok 2 :


 
1. Made Rismawati (NPM 22.14201.91.16.P)
2. Lola Permatasari (NPM 22.14201.91.27.P)
3. Eko Diantri Kurnia (NPM 22.14201.91.28.P)
4. Yuli Fitriani (NPM 22.14201.91.37.P)
 
SIAPA YANG DISEBUT DEWASA?
Agregat kedua setelah anak dan Remaja
 Santrock (1999) Masa dewasa ditandai dengan pembagiannya menjadi tiga
fase yaitu:
 1) Masa dewasa Dini (Early Adulthood usia 20-40 tahun); masa transisi secara
fisik, secara intelektual (kognitif) serta transisi peran sosial
 2) Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood, usia 40-65 tahun) dan,
 3) Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood, usia 65 tahun keatas).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dewasa adalah keadaan sampai umur, akil baligh

(bukan anak- anak atau remaja lagi) padanan kata yang sering digunakan untuk

kedewasaan adalah “telah mencapai kematangan” dalam perkembangan fisik dan

psikologis, kelamin, pikiran, pertimbangan, pandangan dan sebagainya. Padanan kata yang

lain mandiri keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Pendewasaan

adalah proses, cara, perbuatan, menjadikan dewasa dan kedewasaan adalah hal atau

keadaan telah dewasa. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, http:// bahasa.

Kemendiknas.go.id (1999)
Tugas Perkembangan Orang Dewasa

 Menurut Havighurst ( Dalam Monks Knoers & Haditono, 2001)


 Menikah atau membangun suatu keluarga
 Mengelola Rumah Tangga dan mengasuh serta mendidik anak
 Memikul tanggung jawab sebagai warga negara
 Membuat hubungan dengan sesuatu kelompok sosial tertentu dan melakukan
sesuatu pekerjaan
 Masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim
dengan lawan jenisnya
 Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan
yang terkontrol
MASALAH KESEHATAN PADA DEWASA
USIA PRODUKTIF
 Faktor Resiko Masalah Kesehatan Usia Produktif dipengaruhi oleh Gaya hidup
dan pola konsumsi yang tidak sehat. Juga resiko yang terkait mobilitas yang
tinggi dan Lingkungan kerja.
 (Riskesdas,2018)
 95,5 % Masyarakat Indonesia kurang mengkonsumsi sayur dan buah
 33,5 % Masyarakat kurang aktivitas Fisik
 29,3 % Masyarakat Usia Produktif merokok setiap hari
 31 % Mengalami obesitas sentral
 21,8 % Obesitas pada dewasa
FAKTOR RESIKO MASALAH KESEHATAN USIA DEWASA
OVERWEIGHT DAN OBESITAS MEROKOK KECELAKAAN
•Hasil estimasi WHO pada tahun •Pada tahun 2016 World Bank •Kecelakaan lalu lintas pada
2016 menunjukkan bahwa mengestimasi total Prevalensi kelompok dewasa masih cukup
Indonesia mengalami peningkatan merokok Penduduk Dewasa tinggi setelah kelompok remaja
prevalensi penduduk dewasa yang sebesar 39,4 %.Prevalensi
overweight dan mengalami merokok Laki-laki Dewasa
obesitas mencapai 76 %, sementara
perempuan mencapai 2,8 %
•Wanitamengalami prevalensi •Hal ini memicu munculnya •Resiko kecelakaan kerja juga
overweight dan obesitas yang berbagai masalah kesehatan dihadapi oleh Penduduk usia
lebih tinggi dibandingkan Pria seperti Hypertensi, Penyakit produktif. Tercatat angka
Jantung, PPOK hingga kanker kecelakaan kerja di Indonesia
meningkat sekitar 20% dari
2016-2017
•Faktor resiko ini memicu •Cedera yang terjadi tentu
munculnya berbagai masalah akan menurunkan produktivitas
kesehatan seperti Penyakit
Jantung, hypertensi, DM dan
Penyakit tidak menular lainnya
A. Penyakit Tidak Menular

1. Definisi
Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mengatakan
bahwa yang tergolong kedalam PTM antara lain adalah; Penyakit kardiovaskuler (jantung,
atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes mellitus serta
kanker

2. Prevalensi Penyakit Tidak Menular


Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa penyakit tidak menular (PTM)
merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam
Riskesdas 2013 meliputi : (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK); (3) kanker; (4)
DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10)
gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12) penyakit sendi / rematik.
Selain penyakit kanker, penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan kematian tertinggi
di dunia adalah penyakit kardiovaskuler. Tingginya angka mortalitas tersebut disebabkan oleh
faktor risiko utama, yaitu peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah seseorang
akan meningkatkan risiko terkena stroke dan penyakit jantung koroner (WHO, 2011).
B. Hipertensi

1. Definisi
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan suatu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal. Hipertensi adalah
meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Nurarif dan Kusuma, 2013).

2. Etiologi
hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan
Total Peripheral Resistance (TPR). Peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang
tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Pada peningkatan TPR, jantung
harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang
lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal
ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan
peningkatan tekanan diastolik.
3. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor pada medula di otak, dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Sagala, 2009).

4. Tanda dan Gejala Hipertensi


1.nyeri kepala saat terjaga
2.kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranial
3.penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
4. ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
5.nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
6.edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit
kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain- lain (Sagala,
2009).
5. Faktor-faktor Resiko Hipertensi

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Keluarga
4. Garam dapur
5. Merokok
6. Aktivitas/ Olahraga
7. Depresi/Stres

6. Komplikasi Hipertensi

1. Stroke
2. Gagal Ginjal
3. Gagal jantung
7. Tingkatan Hipertensi

Klasifikasi Tekanan darah Tekanan darah


Sistolik Diastolik

   
 Normal <120 (mmHg) < 80 (mmHg)
Prehipertensi 120 -139 (mmHg) Atau 80  –   90 (mmHg)

Hipertensi tingkat 1 140 -159 (mmHg) Atau 90  –  99 (mmHg)

Hipertensi tingkat 2 >160 (mmHg) Atau > 100 (mmHg)

8. Pengendalian Hipertensi

1. Berhenti merokok
2. Mengurangi kelebihan berat badan
3. Menghindari alkohol
4. Modifikasi diet
5. Manajemen stres/depresi
6. Aktifitas olahraga
B. Kanker Payudara

1. Definisi
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas (Harianto 2005).
kanker payudara (ca mammae) adalah suatu gangguan pada sel normal mammae yang
tumbuh menjadi sel abnormal yang dapat berubah menjadi ganas.

2. Etiologi
Terdapat beberapa faktor resiko yaitu lingkungan atau genetik. Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus
payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel
yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormone
steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara
(estradisol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler) (Brunner &
Suddarth,2002).
3. Faktor resiko kanker payudara

a. Riwayat keluarga tentang kanker payudara


b. Usia
c. Lokasi geografis dan ras
d. Bentuk tubuh
e. Sosial ekonomi dan status perkawinan
f. Paparan radiasi
g. Kanker primer kedua
h. Menarche dini
i. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
j. Menopouse
k. Riwayat penyakit payudara jinak
l. Obesitas resiko terendah diantara wanita pascamenopouse
m. Kontrasepsi oral lebih dari 7 tahun meningkatkan terjadinya ca.mammae (Depkes
RI,2007).
N. Terapi pergantian hormone.
O. Masukan alkohol
4. Manifestasi klinis
- nyeri
- Benjolan pada payudara
- Erosi atau eksema puting susu.
- Timbul pembesaran kelenjar getah bening ketiak bengkak pada lengan dan penyebaran kanker
diseluruh tubuh.
- Penglupasan papilla payudara
- Keluar cairan abnormal dari puting susu berupa nanah darah, cairan encer padahal ibu tidak
sedang hamil ataupun menyusui.

5. Klasifikasi TNM Kanker Payudara dan Harapan Hidup


TUMOR PRIMER (T)

T2 Tumor > 2 cm tapi <5 cm

T3 Tumor >5 cm

T4 Perluasan kedinding dada,


inflamasi
KELENJAR GETAH BENING REGIONAL(N) METASTASIS JAUH (M)
PENGELOMPOKAN STADIUM
6. Tipe kanker payudara

1. Karsinoma duktal menginfiltrasi


Kanker ini terasa jelas sangat keras saat dipalpasi, biasanya kanker ini bermetastasis ke nodus aksila.

2. Karsinoma Lobular menginfiltrasi


Tipe kanker ini dapat terjadi penebalan disalah satu area atau kedua area payudara. Karsinoma duktal biasanya
menyebar ketulang, paru, hepar atau otak, sementara karsinoma lonular biasanya bermetastasis kepermukaan
meningeal atau tempat-tempat tidak lazim lainnya.

3. Karsinoma medular
Ini tubuh didalam kapsul dalam tubuh, tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat.

4. Kanker musinus
Penghasil lendir, tumbuh dengan lambat, mempunyai prognosis yang lebih baik

5. Kanker duktal-tubular
Bermetastasis ke aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisinya sangat baik.

6. Karsinoma inflamatori
Tumor setempat ini terasa nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara secara abnormal keras dan membesar, kulit
diatas tumor ini merah dan agak kehitaman, sering terjadi edema retraksi puting susu. Penyakit menyebar
dengan cepat pada bagian tubuh lainnya.
7. Pemeriksaan Penunjang
Non Invasif
1. Mammografi
Mammografi adalah teknik pencitraan payudara yang dapat mendeteksi lesi yang tidak
terpalpasi.
2. USG (Ultrasonografi)
USG dilakukan untuk membedakan kista yang berisi cairan dengan jenis lesi lainnya.
3. MRI
MRI digunakan untuk membedakan karsinoma mammae yang rekuren atau jaringan parut, untuk
memeriksa mammae kontralateral pada wanita karsinoma payudara, menentukan penyebaran dari
karsinoma terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon terhadap kemoterapi neoadjuvan.

Invasif
1. Biopsi bedah
  2. Biopsi eksisional
3. Tru-cut core biopsy
4. Biopsi stereotaktik
5. Aspirasi jarum halus
8. Komplikasi
Komplikasi terjadi karena kanker ini bermetastasis melalui saluran limfe (limfogen) ke paru-paru,tulang dan hati.

9. Penatalaksanaan
Terapi Medis
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara,ada tiga jenis mastektomi antara lain:
a.  Modiefied Radical Mastectomy  yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara ditulang dada,
tulang
selangkang dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy  yaitu pengangkatan diseluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radicial Mastectomy  yaitu operasi pengangkatan sebagian dari  payudara, biasanya disebut  Lumpectomy  yaitu
pengangkatan hanya pada bagian yang mengandung sel kanker bukan seluruh payudara.

Terapi Non-Medis
a. Lintas Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk
melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang,
menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasisi sel kanker pudara menuju tulang. Walaupun
 penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonerkrosisi dan turunnya fungsi ginjal.
 b. Radiasi
c. Kemoterapi
- Kemoterapi Adjuvant
  - Neoadjuvant Chemotheraphy
d. Terapi anti-estrogen
e. Terapi antibodi anti-HER 2/neu
10. Pengobatan
Pengobatan kanker payudara yang sudah disepakati oleh ahli kanker menurut (Mediastore 2011) yaitu:

 Stadium Pengobatan
I   Dilakukan operasi dan
kemoterapi
II  
Operasi dilanjutkandengan
kemoterapi, hormonal
III  
Operasi dilanjutkandengan
kemoterapi ditambah dengan radiasi
dan hormonal
IV  
Dilakukan kemoterapi dilanjutkan
dengan radiasi dan hormonal
Selanjutnya  
Setelah diobati harapan hidup pasien
paling lama adalah 4 tahun
11. Pencegahan
1. Melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri (SADARI).
2. Memberikan ASI pada bayi bagi ibu menyusui.
3. Jika menemukan benjolan/gumpalan segera kedokter.
4. Mencari tahu riwayat keluarga mengenai kanker payudara.
5. Mengurangi konsumsi alcohol.
6. Memperhatikan berat badan untuk mencegah obesitas dan mengurangi makanan yang banyak
mengandung lemak.
7. Untuk usia 50-40 dan usia lebih dari 50 tahun untuk melakukan skrinning mammografi 1 atau 2
tahun sekali
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai