Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH KEPERERAWATAN GERONTIK

DENGAN HIPERTENSI PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :
ZAHRA SAFIRA NURMAYANTI
201913099

STIKes dan AKBID WIJAYA HUSADA


KOTA BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini tentunya tidak mudah, namun atas bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga bermanfaat
untuk berbagai pihak.

Penulis

Zahra
BAB I

PENDAHULUAN

A. KONSEP LANSIA
1. DEFINISI
Lanjut usia (lansia) secara bertahap mengalami berbagai
kemunduran, baik fisik, mental dan sosial. Salah satu yang dialami
lansia yaitu gangguan mental. Gangguan mental pada lansia
disebabkan oleh banyak faktor, yang sering ditemukan pada usia
lanjut adalah depresi (Murtiyani, 2018)
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami
suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu
beberapa dekade. Usia lanjut merupakan tahap perkembangan
normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia
lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah
seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan (Khoiriyah, 2011)
2. KLASIFIKASI
Menurut Ratnawati. E. (2017) lanjut usia dibagi dalam berbagai
klasifikasi dan batasan :
a. Batasan lanjut usia menurut WHO meliputi:
1) Middle Age (usia pertengahan) dari usia 45-59 tahun.
2) Elderly (lanjut usia) dari usia 60-70 tahun.
3) Old (lanjut usia tua) dari usia 75-90 tahun.
4) Very Old (usia sangat tua) usia di atas 90 tahun.
b. Klasifikasikan lansia menurut maryam (2008) antara lain:
1) Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-
59 tahun.
2) Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia Risiko Tinggi Seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan / seseorang yang
berusia 70 tahun atau lebih.
4) Lansia Potensial Lansia yang masih mampu untuk
melakukan kegiatan atau pekerjaan yang dapat
menghasilkan barang atau jasa.
5) Lansia Tidak Potensial Lansia yang hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain dan tidak berdaya dalam
mencari nafkah.
c. Menurut Kemenkes RI (2015) lanjut usia dikelompokkan
menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dangan
risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan).
3. TIPE LANSIA
Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung
pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik,
mental, sosial dan ekonominya. Tipe tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri
dengan perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap
ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi
undangan, dan menjadi panutan
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan
selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman
dan memenuhi undangan
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga
menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit
dilayani, pengkritik dan banyak menuntut

d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
agama dan melakukan pekerjaan apa saja
e. Tipe bingun
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
minder, menyesal, pasif dan acuh tidak acuh

B. HIPERTENSI
1. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan tekanan darah yang bersifat
abnormal dan di ukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
berbeda. Seseorang di anggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Ardiansyah
M.,2012).
Menurut Price dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016),
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya.
Menurut American Heart Association atau AHA dalam
Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent killer dimana
gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan
hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah
sakit kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-
debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau
tinnitus dan mimisan.
2. ETIOLOGI
Menurut Niken (2021), etiologi hipertensi dibai menjadi dua :
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau
hipertensi yang 90% tidak di ketahui penyebabnya.
Beberapa faktor yang di duga berkaitan dengan
perkembangannya hipertensi esensial di antaranya :
1) Genetic
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki
potensi lebih tinggi mdndapatkan penyakit
hipertensi.
2) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35- 50 tahun dan wanita yang telah
menoupause berisiko tinggi mengalami penyakit
hipertensi.
3) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi
makanan dengan kandungan lemak yang tinggi
secara langsung berkaitan dengan lemak
berkembangnya penyakit hipertensi
4) Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalalah jenis hipertensi yang di
ketahui penyebabnya, hipertensi sekunder di sebabkan
oleh beberapa penyakit, yaitu :
1) Coarctionaorta, yaitu penyempitan aorta
congenitalyang mungkin terjadi beberapa tingkat
pada aorta toraksi atau aorta abdominal.
Penyempitan pada aorta tersebut dapat
menghambat aliran darah sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah di atas area kontriksi.
2) Penyakit parenkin dan vasikuler ginjal. Penyakit
ini mrupakan penyakit utama penyebab hipertensi
sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan
dengan penyempitan.
3) Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung
membawa darah ke ginjal . sekitar 90% lesi arteri
renal pada pasien dengan hipertensi di sebabkan
oleh ateroskleorosis atau fibrous
dyplasia(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).
Penyakit parenkin ginjal terkait dengan infeksi,
inflamasi serta perubahan struktur serta fungsi
ginjal.
4) Penggunaan kontrasepsi hormonal (esterogen).
Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan
esterogen dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-
mediate volume expaintion. Pada hipertensi ini,
tekanan darah akan kembali normal setelah
beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
5) Gangguan endokrin. Disfunsi medulla adrenal atau
korteks adreal dapat menyebabkan hipertensi
sekunder. Adreal-mediate hypertensia disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol dan
katekolamin.
6) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahrga.
7) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan
tekanan darah untuk sementara waktu.
8) Kehamilan
9) Luka bakar
10) Peningkatan tekanan vaskuler
11) Merokok

3. KLASIFIKASI
Menurut Nurarif A.H., & Kusuma H (2016), klasifikasi hipertensi
klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik(mmHg)

1 Optimal <120 <80

2 Normal 120 – 129 80- 84

3 High Normal 130 – 139 85 – 89

Hipertensi

1 Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

2 Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

3 Grade 3 ( berat) 180 – 209 100 – 119

4 Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥210

4. MANIFESTASI KLINIS
Sering di lakukan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala kelelahan. Dalam kenyataannya
ini merupakan gejala terlazim yangmengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis. Menurut N i k e n (2021),
manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan,sesak
nafas,gelisah, mual muntah, epitaksis,kesadaran menurun.
5. PATOFISIOLOGIS
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah terbentuknya
angiotensin II daro angiotensin I oleh Angiotensin I
Converting Enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang di produksi di hati. Selanjutnya oleh
hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan di ubah menjadi
angiostensin I, oleh ACE yang terdapat di paru paru, angiostensin
I di ubah menjadi angiostensin II. Angiostensin inilah yang
memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui
dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik
(ADH) dan rasa haus.ADH di prodiksi di hipotalamus
(kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya DHA,sangat sedikit
urin yang di ekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan
dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
menigkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldostreron dari korteks
adreal. Aldosteron adalah hormon steroid yang memiliki peranan
penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCI akan di encerkan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler
yang pada gilirannya akan meningkatkan volume tekanan
darah.
Patogenesis dan hipertensi esensial merupakan multifaktorial
dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut berubah fungsi tekanan
darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator
hormon, latihan vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber
vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh
darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat di
picu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan
garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk
memunculkan gejala hipertensi
6. PATHWAYS

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Menurut (Rismawati, 2019) sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. EKG : dapat menunjukan pola regangan, di mana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
c. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
d. IU: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu
ginjal, perbaikan ginjal.
e. Poto dada: menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung
8. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Menuut Saferi & mariza (2013), penatalaksanaan
farmakologi menggunakan obat-obatan antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan
berlebihan dalam tubuh sehingga daya pompa jantung
menjadi lebih ringan.
2) Penghabat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan
Reserpin)
Berfungsi untuk penghabat aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol, dan Atenolol)
fungsi dari obat betabloker adalah untuk menurunkan
daya pompa jantung, dengan kontraindikasi pada
penderita yang menglamai gangguan pernafasan seperti
asma bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin dan Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh
darah dengan relaksasi otot polos pembulh darah.
5) Captopril
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan
zat angiotensin II dengan efek samping penderita
hipertensi mengalai batuk kering, pusing, sakit kepala
dan lemas.
6) Penghambat reseptor angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-
obatan jenis penghabat reseptor angiotensin II diberikan
karena akan menghalangi penempelan zat ngiotensin II
pada reseptor.

7) Antagonis kalsium (Diltiasem dan verapamil


Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi pada penderita hipertensi
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan
cara memodifikasi resiko yaitu :
1) Mempertahankan berta badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesai BMI
dengan rentang 18,5-24,9 kg/m²
2) Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan natrium dilakukan dengan diet
rendah garam yaitu lebih dari 100 mmol/hari atau
dengan mengurangi konsumsi garam sampai dengan
2300 mg setara dengan satu sendok the setiap hari.
3) Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanana darah dengan cara
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersamaan
dengan urin. Konsumsi buah-buahan setidaknya
sebanyak 3-5 kali dala sehari.
4) Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada
penderita hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke.
5) Penurunan stress
Menghindai stress pada penderita hipertensi dapat
dilakukan dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot,
yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem saraf
sehingga menurunkan tekanan darah yang tinggi.
6) Aromaterapi (rileksasi)
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan
alternative yang menggunakan minya esensial untuk
memberikan kesehatan dan kenyamanan emosional,
setelah aromaterapi digunakan akan membantu kita
untuk rileksasi sehingga menurunkan aktifitas
vasokontriksi pembuluh darah, aliran darah menjadi
lancar dan menurunkan tekanan darah.
7) Terapi masase (pijat)
Dilakukan untuk memeperlancara aliran energy dalam
tubuh sehingga meminimalisir gangguan hipertensi
beserta komplikasinya, saat semua jalur energy terbuka
dan aliran energy tidak terhalang oleh tegangnya otot
maka resiko hipertensi dapat diminimalisir.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Kamis, 24 November 2022
Jam : 10.00
Nama Mahasiwa : Zahra Safira Nurmayanti

1. Identitas
a. Nama : Ny. S
b. Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 5 Mei 1962
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan : Kawin
e. Agama : Islam
f. Suku : Jawa
g. Komposisi Keluarga

No Nama Umur Agama L/P Hub.Dgn Pendidikan Pekerjaan


KK
1 Tn.H 60 Th Islam L Kepala SMK Wiraswasta
keluarga
2 Ny. S 60 Th Islam P Istri SMA IRT

3 Sdr. A 28 Th Islam L Anak DIII Wiraswasta


h. Genogram dan keterangannya

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal
: Menikah

: Pisah

: Cerai

: Anak kandung
: Aborsi

: kembar

: Tinggal dalam satu rumah

Keluarga Tn. H tinggal satu rumah dengan Ny. S dan Sdr. A

2. Riwayat Pekerjaan Dan Status Ekonomi


a. Pekerjaan saat ini : Ny. S mengatakan Ibu rumah tangga
b. Pekerjaan sebelumnya : Ibu Rumah Tangga
c. Sumber pendapatan : Ny. S mengatakan sumber pendapatan dari
suminya bekerja dan anaknya.
d. Kecukupan pendapatan : Ny. S mengatakan merasa cukup dengan
pendapatanya
3. Lingkungan Tempat Tinggal
a) Kondisi Rumah
Tipe rumah : Permanen
Lantai : Keramik
Kepemilikan rumah : Sendiri
b) Ventilasi
Baik (10-15% dari luas lantai): Ya
Jendela setiap hari dibuka : Ya
c) Pencahayaan
Rumah: Baik
Luas lantai ±80 m2 memiliki cukup sirkulasi udara dari sela-sela jendela
dan pintu. Pencahayaan baik karena matahari dapat masuk ke dala
ruangan.
d) Saluran Buang Limbah: Tertutup
Saluran air tertutup got/saluran air limbah tertutup,tidak mengeluarkan
bau, Ruangan rumah bersih dan alat rumah tangga tersusun rapih,
penerangan cukup, terdapat jendela dan ventilasi untuk sirkulasi udara,
keadaan kamar mandi dan WC bersih, pembuangan air kotor melalui
selokan, sumber air minum dimasak, tempat pembuangan sampah
tertutup dan biasanya sampah diambil oleh petugas sampah 2-3 hari
sekali

e) Air Bersih
Sumber air bersih: PAM. Kualitas air: warna air jernih, tidak berbau, dan
tidak berasa.
f) Jamban Yang Memenuhi Syarat
Jamban yang digunakan oleh keluarga Ny. S adalah jamban milik
sendiri. Dan jenis jamban yang digunakan adalah jamban cemplung.
Serta jarak septic tank dengan sumber air 10 meter.
g) Tempat Sampah
Tempat sampah terdapat didalam rumah dan tempatnya tertutup agar
tidak menimbulkan bau.
h) Rasio Luas Bangunan Rumah Dengan Jumlah Anggota Keluarga
Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga adalah 10
m2/ orang.
i) Jika ada balita
Tidak ada balita dikeluarga ini
j) Menggunakan Air Bersih Untuk Kebersihan Diri,
Ya menggunakan air bersih untuk mandi, menggosok gigi dan mencuci
rambut.
k) Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun
Ya melakukan cuci tangan dengan air bersih dan sabun.
l) Melakukan Pembuangan Sampah Pada Tempatnya.
Ya anggota keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang
disediakan di rumahnya.
m) Menjaga Lingkungan Rumah Tampak Bersih
Semua anggota keluarga menjaga lingkungan rumah dengan baik dan
bersih
n) Mengkonsumsi Lauk Dan Pauk Tiap Hari.
Ya anggota keluarga mengkonsumsi lauk dan pauk setiap hari seperti
nasi, ayam, sayur dengan menu yang berbeda setiap harinya
o) Menggunakan Jamban Sehat.
Ya, anggota keluarga menggunakan jamban untuk buang besar dan
kecil baik milik sendiri maupun jamban umum.

p) Memberantas Jentik Di Rumah Sekali Seminggu.


Ya, keluarga melakukan upaya pengurasan kamar mandi, mengubur
atau membuang barang-barang yang tidak digunakan dan menutup
tempat penampungan air.
q) Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari.
Ya, anggota keluarga makan buah dan sayur yang berbeda setiap
harinya.
r) Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari.
Ya, anggota keluarga melakukan olah raga sesuai dengan kemampuan
setiap hari minimal 45 menit setiap kali olah raga.
s) Tidak Merokok Di Dalam Rumah.
Ya, anggota keluarga tidak ada yang merokok di dalam rumah.
t) Penggunaan Alkohol Dan Zat Adiktif.
Tidak ada anggota keluarga yang menggunakan alcohol dan zat adiktif.
4. Riwayat Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :
Ny. S mengatakan meraskan nyeri pada kepala, tengkuk terasa
berat
2) Gejala yang dirasakan :
Nyeri kepala, pusing, tengkuk terasa berat
3) Faktor pencetus :
Makanan asin
4) Timbulnya keluhan :
Bertahap
5) Upaya mengatasi :
Ny. S mengatakan jika merasa nyerinya bertambah sakit langsung
tidur, jika merasa nyeri sedang hanya beli obat warung
6) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/Dokter praktek/bidan/perawat :
Pergi ke Puskesmas
7) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri ? obat tradisional :
Mengkonsumsi obat dari warung
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah diderita :
Ny. S mengatakan dulu tidak pernah menderita penyakit serupa.
2) Riwayat alergi :
Ny. S mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan,
binatang, debu
3) Riwayat kecelakaan :
Ny. S mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
4) Riwayat pernah dirawat di RS :
Ny. S mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit
5) Riwayat pemakaian obat :
Obat dari puskesmas (Captropil 1x1) dan warung (paramex)
5. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan managemen pola kesehatan
Ny. S menganggap bahwa kesehatan sangat lah pnting dan akan
menjaga kesehatanya terus.
b. Nutrisi metabolik

Frekuensi makan 3 x sehari


Nafsu makan Sedikit tidak nafsu makan
Jenis makanan Nasi, sayur, lauk
Makanan yang tidak disukai Tidak suka makan pedas
Alergi terhadap makanan Tidak ada alergi
Pantangan makanan Makan Asin
Keluhan yang berhubungan Sering mengeluh pusing saat
dengan makanan makan asin yang berlebih

c. Eliminasi

BAK BAB
Frekuensi : > 5 x sehari Frekuensi : 1x sehari
Kebiasaan BAK Pada mlm hari : Konsistensi : normal
-
Keluhan saat BAK : tidak ada Keluhan saat BAB : tidak ada
keluhan saat BAK keluahan saat BAB
- Penggunaan obat pencahar :
Tidak menggunakan obat
pencahar

d. Aktifitas pola latihan

Rutinitas mandi 2 x sehari


Kebersihan sehari-hari Selalu keramas setiap hari
Aktivitas sehari-hari Ny.S memiliki kebiasaan setiap
hari nyapu, masak, mencuci

Masalah dengan aktifitas Sering merasa sakit pada bagian


tengkuk saat pasien aktivitasnya
berlebihan

e. Pola istirahat tidur

Lama tidur malam ± 8 jam


Lama tidur siang ± 1,5 jam
Keluhan saat tidur Sering terbangun karena
mengeluh pusing

f. Pola kognitif dan persepsi


Ny. S menganggap jika istirahat dan minum obat Ny. S bisa sembuh
g. Persepsi diri-konsep diri
 Gambaran diri
Ny. S mengatakan suka dengan bentuk tubuhnya dan bersyukur
dengan bagian tubuh yang ia miliki

 Identitas diri
Status Ny. S adalah seorang ibu dan istri , Ny. S menyadari dirinya
seorang wanita
 Peran diri
Ny. S mengatakan senang karena walaupun ia sudah tua masih
bisa melayani suami dan anaknya
 Ideal diri
Ny. S berharap dapat sembuh dari sakitnya
 Harga diri
Ny. S meyakini dirinya bisa mengatasi masalahnya dengan baik
dan merasa dirinya berharga
h. Pola Peran-Hubungan
Ny. S berperan sebagai istri dan ibu. Ny. S sangat puasdengan
perannya dikeluarga. Untuk mengabil keputusan selalu dengan
musyawarah dengan anggota keluarganya. Orang terdekat Ny. S yaitu
suaminya. Anggota keluarga tidak ada masalah selama sakit sehingga
keluarga dapat memahami dan mensupport klien.
i. Sexsualitas
Ny. S memiliki anak 1 dan Ny. S sudah menopause
j. Koping-Pola Toleransi Stress
Ny. S jika merasa ada masalah selalu bercerita kepada suami dan
anaknya.
k. Nilai- Pola Keyakinan
Ny. S beragama islam, selalu menjalankan shalat 5 waktu dan sering
ikut pengajian di lingkunganya.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda vital (TTV)
1) Tekanan darah : 180/90mmHg
2) Nadi : 85 X / menit
3) Pernafasan : 20 X / menit
4) Suhu tubuh : 36,50C
5) Nyeri :6
P : Ny. S mengatakan nyeri saat makan asin yang berlebih
dan aktivitas yang berat
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri pada tengkuk kepala
S : Skala 6
T : Nyeri dirasa hilang timbul
d. Pengukuran pertumbuhan antropometri
1) Berat badan : 60 Kg
2) Tinggi badan : 152cm
3) BMI : Gizi Cukup
Penampilan Umum
a. Rambut : Rambut tampak bersih, sudah beruban, sedikit berminyak
b. Mata : Simetris, konjungtiva ananemis, sclera anikterik, pupil
isokor, lensa mata tampak sedikit keruh
c. Mulut : Mulut bersih, gigi tampak ada lubang, bibir lembab
d. Dada :
1) Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi pada dada,
tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan diseluruh lapan dada, taktil
fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
Aukultasi : Vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak kuat angkat
Palpasi : Ictus cordis teraba kuat angkat di ICS 5
Perkusi : Pekak
Aukultasi : Reguler
e. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tida ada benjolan, tidak ada lesi
Aukultasi : Bising usus 15 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada semua kuadran
Perkusi : timpani
f. Ekstemitas :
 Ektremitas atas : Tidak terdapat kelemahan pada ekstremitas
atas, dapat digerakkan secara bebas
 Ekstremitas bawah : Tidak terdapat kelemahan pada ekstremitas
bawah , dapat digerakkan secara bebas
a. Integumen : Kulit bersih, kulit tampak keriput,tidak ada lecet
7. Pengkajian Khusus
a. Fungsi Kognitif

Benar Salah No Pertanyaan Jawaban


√ - 1 Tanggal berapa hari ini ? 24 November
√ - 2 Hari apa sekarang ? Kamis
√ - 3 Apa nama tempat ini ? Rumah
√ - 4 Dimana alamat anda ? Kembang RT 02
RW 07
√ - 5 Berapa umur anda ? Sekitar 60 an
√ 6 Kapan anda lahir ? Lupa
√ - 7 Siapa presiden indonesia Jokowi
sekarang ?
√ - 8 Siapa presiden indonesia SBY
sebelumnya ?
√ - 9 Siapa nama ibu anda ? Kanti
√ - 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 20-3 = 17
pengurangan 3 dari setiap 15-3 = 12
angka baru, semua secara
menurun
9 1

Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Interprestasi : Fungsi intelektual klien masih utuh karena jawaban
klien sesuai dengan isi pertanyaan, dan jawaban klien hanya salah 1
b. Status Fungsional ( Katz Indeks )

No Aktivitas Mandiri Ketergantungan


1 Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian
mandi ( seperti punggung atau

ekstermitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian
tubuh, bantuan masuk dan keluar
dari kamar mandi, serta tidak mandi
sendiri
2 Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, melepaskan √
pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3 Ke kamar kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia √

sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur
untuk duduk, bangkit dari kursi

Tergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi , tidak
melakukan satu atau lebih
perpindahan
5 Kontinen
Mandiri :
BAB dan BAK seluruhnya dikontrol
sendiri √

Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total :
penggunaan kateteter, pispot, enema
dan pampers
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dan piring dan
menyuapinya sendiri
Tergantung : √

Bantuan dalam hal mengambil


makan dari piring dan menyuapinya,
tidak makan sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT )

Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Interprestasi : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil, berpakian dan mandi.

c. MMSE

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maximal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
- Tahun : 2022
- Musim : hujan
- Tanggal : 24
- Hari : Kamis
- Bulan : November
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada
- Negara : indonesia
- Provinsi : jawa barat
- Kabupaten : bogor
Sebutkan 3 nama objek ( kursi,
Registrasi 3 3
meja, kertas. Kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab
- Kursi
- Meja
- Kertas
3 Perhatian dan 5 3 Meminta klien berhitung mulai
kalkulasi dari 100, kemudian dikurangi 7
sampai tingkat 5
- 100, 93,86, .....
4 Mengingat 3 3 Meminta klien untuk
menyebutkan objek pada poin 2
- Kursi
- Meja
- Kertas
5 Bahasa 9 8 Menanyakan klien tentang benda
( sambil menunjuk benda
tersebut )
- Lemari
- Lap kaki
Meminta klien untuk
mengulangi kata berikut “ tak
ada jika, dan, atau, tetapi”
Klien menjawab : tak ada jika,
dan
Meminta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari
3 langkah.
Ambilah bolpoint ditangan anda,
ambil kertas, menulis saya mau
tidur
- Ambil pulpen
- Ambil kertas
- Klien menulis “saya mau
tidur”
Perintahkan klien untuk hal
berikut ( bila aktivitas sesuai
perintah beri 1 poin)
- Klien menutup mata
Perintahkan pada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar
- Klien dapat melakukannya
Total 30 28

Analisa Hasil :
24-30 : tidak ada ganggu kognitif
Interprestasi :
Skor : 28 ( normal / tidak terjadi gangguan kognitif )

d. APGAR Keluarga

APGAR Keterangan Tidak Kadang Selalu


Pernah ( 0 ) (1) (2)
Adaptasi Saya merasa puas karena
saya bisa meminta bantuan
kepada keluara / teman- √

teman saya saya saat


merasa kesusahan
Partnership Saya merasa puas dengan
cara keluarga atau teman-
teman saya membicarakan √

sesuatu dan
mengungkupkan masalah
dengan saya
Growth Saya merasa puas dengan
cara keluarga atau teman-
teman saya menerima dan
mendukung keinginan √
saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru
Afeksi Saya merasa puas dengan
cara keluarga atau teman-
teman saya
mengekspresikan perhatian √

dan kasih sayang dan


berespon terhadap emosi-
emosi saya sepertin marah,
sedih atau mencintai
Resolve Saya merasa puas dengan
cara keluarga atau teman-
teman saya menyediakan √

waktu bersama-sama
dengan saya
Total Nilai 8

Analisa Hasil
Nilai 7-10 : keluarga baik
Interprestasi : skor 8 ( Apgar keluarga baik )
e. Skala Depresi

No Keadaan yang dialami selama seminggu Nilai Respon


YA TIDAK
1 Apakah sebenarnya anda puas dengan 0 1
kehidupan anda
2 Apakah anda telah banyak meninggal kegiatan 0 1
dan hobi anda
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong 1 0
4 Apakah anda sering merasa bosan 1 0
5 Apakah anda masih memiliki semangat hidup 0 1
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan 1 0
terjadi pada anda
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian 0 1
besar hidu anda
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya 1 0
9 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah, 1 0
daripada keluar untuk mengerjakan sesuatu
yang baru
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak 1 0
masalah dengan daya ingat anda dibanding
orang lain
11 Apakah anda pikir sekarang hidup anda 0 1
menyenangkan
12 Apakah anda merasa tidak berharga 1 0
13 Apakah anda merasa penuh semangat 0 1
14 Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada 1 0
harapan
15 Apakah anda merasa orang lain keadaanya 1 -0
lebih baik daripada anda

Analisa Hasil :
Skor 0-4 : normal
Interprestasi : normal

f. Screening Fall
Fungtional Reach (Fr) Test

No Langkah
1 Minta pasien berdiri di sisi tembok dengan tangan
direntangkan kedepan
2 Beri tanda letak tangan I
3 Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama 1-2
menit, dengan tangan direntangkan ke depan
4 Beri tanda letak tangan ke ii pada posisi condong
5 Ukur jarak antara tanda tangan I & ke II
Interpretasi : Usia 60 Tahun : Kurang 6 Inchi : Resiko Roboh

Timed Up And Go (Tug) Test

No Langkah
1 Posisi pasien duduk dikursi
2 Minta pasienberdiri dari kursi, berjalan 10 langkah(3meter),
kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
Interprestasi :

- ≤ 10 Detik : Low Risk Of Falling


- 11 - 19 Detik : Low To Moderate Risk For Falling
- 20 – 29 Detik : Moderate To High Risk For Falling
- ≥ 30 Detik : Impaired Mobility And Is At High Risk Of Falling

g. Skala Norton

Penilaian Risiko Dekubitus Skala Norton


Indikator Temuan Nilai
Konsisi fisik Baik 4
Cukup Baik 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
Kondisi mental Waspada 4
Apatis 3
Bingung 2
Stupor/Pingsan/Tidak Sadar 1
Kegiatan Dapat Berpindah 4
Berjalan Dengan Bantuan 3
Terbatas Di Kursi 2
Terbatas Di Tempat Tidur 1
Mobilisasi Penuh 4
Agak Terbatas 3
Sangat Terbatas 2
Tidak/Sulit Bergerak 1
Inkontinensia Tidak Ngompol 4
Kadang-Kadang 3
Biasanya Urin 2
Kencing Dan Kotoran 1

Total
Interprestasi : Total Penilaian resiko dekubitus ada 18 termasuk normal
tida beresiko dekubitus
- Nilai maksimal 20
- Nilai minimum 20
- Pasien berisiko dekubits jika <14
B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


keperawatan

1 DS : Agen Pencedera Nyeri Akut


Biologis
Ny. S mengatakan nyeri pada kepala dan
tengkuk terasa berat

 P : nyeri ketika makanan asin dan


beraktivitas berat
 Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
 R : Nyeri pada kepala dan tengkuk
 S : Skala nyeri 6
 T : Nyeri dirasa hilang timbul
DO :
 Ny. S tampak memegangi tengkuk
kepalanya
 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 180/90mmHg
 Nadi : 85 X / menit
 Pernafasan : 20 X / menit
 Suhu tubuh : 36,50C
2 DS : Kurang Defisit
 Klien mengatakan belum begitu Terpapar Pengetahuan
paham tentang hipetensi Informasi
 Klien sering bertanya tentang
bagaimana cara mengurangi
nyerinya.
DO :
 Klien terlihat bingung saat ditanya
tentang hipertensi dan bagaimana
penanganannya.
 Klien memakan apa saja yang
dimasak dirumah termasuk
makanan yang terlalu asin.
 Tekanan darah : 180/90mmHg
 Nadi : 85 X / menit
 Pernafasan : 20 X / menit
 Suhu tubuh : 36,50C

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Biologis
2. Defisit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar Informasi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnose Rencana Tindakan keperawatan


TGL
o keperawatan Tujuan Intervensi
1 24/11/22 Nyeri Akut b.d 1. Identifikasi lokasi,
Setelah dilakukan tindakan
Agen Pencedera karakrtistik, durasi,
keperawatan selama 3 x 24
Biologis frekuensi, kualitas dan
jam diharapkan nyeri
intensitas nyeri
berkurang, dengan kriteria
2. Berikan teknik non
hasil :
farmakologi untuk
1. Mampu mengenali
mengurangi nyeri :
nyeri (skala,
aromaterapi jahe
intensitas, frekuensi
3. Jelaskan strategi
dan tanda nyeri)
meredakan nyeri : diet
2. Menyatakan rasa
untuk penderita hipertensi
nyaman setelah nyeri
4. Kolaborasi pemberian
berkurang
analgetik,jika perlu
2 24/11/22 Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan
Pengetahuan b.d keperawatan selama 3 x 24 kemampuan menerima
Kurang Terpapar jam diharapkan kurang informasi.
Informasi pengetahuan dapat teratasi, 2. Lakukan cek tekanan darah
dengan kriteria hasil : 3. Berikan pendidikan
1. Memahami kesehatan tentang
mengenai hipertensi hipertensi
2. Paham tentang cara 4. Anjurkan klien untuk
penanganan meminum jus mentimun
hipertensi
3. Mampu menjelaskan
kembali informasi
yang diberikan.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TGL/WAKTU TINDAKAN/IMPLEMENTASI EVALUASI TINDAKAN NAMA &


KEPERAWATAN KEPERAWATAN PARAF

Nyeri akut b.d agen 24/11/ 2022 Mengidentifikasi lokasi, karakrtistik, S : Zahra
pencedera Biologis 10.30 durasi, frekuensi, kualitas dan  P : nyeri ketika makanan
intensitas nyeri asin dan beraktivitas
berat
 Q : Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
 R : Nyeri paa kepala dan
tengkuk
 S : Skala nyeri 6
 T : Nyeri dirasa hilang
timbul
O:
 Klien tampak
memegangi tengkuk
kepalanya
 TD : 180/90mmHg
 Nadi : 85 X / menit
 RR : 20 X / menit
 S : 36,50C

Defisit pengetahuan b.d 24/11/ 2022 Mengidentifikasi kesiapan dan S : Zahra


kurang terpapar 10.35 kemampuan menerima informasi.  Klien mengatakan masih
informasi belum paham mengenai
penyakitnya
O:
 Klien tampak bingung

Nyeri akut b.d agen 25/11/2022 1. Memberikan teknik non S : Zahra


pencedera Biologis 11.00 farmakologi untuk mengurangi  Klien mengatakan
nyeri : aromaterapi jahe bersedia diberikan
aromaterapi jahe untuk
mengurangi nyeri
 Klien mengatakan suka
dengan aromaterapi jahe
O:
 Klien kooperatif dan mau
diberikan aromaterapi
jahe
S:
2. Menjelaskan strategi meredakan
 Klien mengatakan Zahra
nyeri : diet untuk penderita
bersedia diberikan
hipertensi
informasi mengenai diet
untuk penderita
hipertensi
O:

 Klien tampak paham apa


yang dijelaskan
3. Mengidentifikasi lokasi,
karakrtistik, durasi, frekuensi, S :
kualitas dan intensitas nyeri Klien mengatakan masih Zahra
merasakan nyeri pada kepalanya
 P : nyeri ketika makanan
asin dan beraktivitas
berat
 Q : Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
 R : Nyeri pada kepala
dan tengkuk
 S : Skala nyeri 4
 T : Nyeri dirasa hilang
timbul
O:
 Klien tampak
memegangi tengkuk
kepalanya tetapi sedikit
rileks

Defisit pengetahuan b.d 25/11/2022 1. Melakukan cek tekanan darah S: Zahra


kurang terpapar 11.00  Klien mengatakan mau
informasi dicek tekanan darahnya

O:
 TD : 150/70 mmHg
 RR : 20 x/menit
 N : 80 x/menit
 S : 36,0°C

2. Memberikan pendidikan kesehatan S :


tentang hipertensi
 Klien mengatakan mau Zahra
diberikan informasi
tentang hipertensi

O:
 Klien tampak antusias
dan mendengarkan
S:
3. Anjurkan klien untuk meminum
 Klien mengatakan akan Zahra
jus mentimun
membuat jus mentimun
untuk menurunkan
tekanan darahnya
O:-

Nyeri akut b.d agen 26/11/ 2022 Mengidentifikasi lokasi, karakrtistik, S : Zahra
pencedera Biologis 10.00 durasi, frekuensi, kualitas dan Klien mengatakan nyeri sudah
intensitas nyeri berkurang dan tengkuk lebih
ringan
 P : nyeri ketika makanan
asin dan beraktivitas
berat
 Q : Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
 R : Nyeri pada kepala
dan tengkuk
 S : Skala nyeri 3
 T : Nyeri dirasa hilang
timbul
O:
 Klien tampak lebih
nyaman

Defisit pengetahuan b.d 26/11/ 2022 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S : Zahra


kurang terpapar 13.00 kemampuan menerima informasi.  Klien mengatakan sudah
informasi paham mengenai
hipertensi dan bagaimana
cara penanganannya
O:
 Pasien tampak mengerti

2. Melakukan cek tekanan darah S: Zahra


 Klien mengatakan mau
di cek tekanan darahnya
O:
 Klien tampak lebih
nyaman.
 TD : 130/70 mmHg
 RR :20 x/menit
 N : 80 x/menit
 S : 36,0°C
E. EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSE KEPERAWATAN TGL/WAKTU EVALUASI (SOAP) NAMA


PARAF

Nyeri Akut b.d Agen Pencedera 24 November 2022 S : Zahra


Biologis 11.00 Klien mengatakan masih merasakan nyeri, pusing,
tengkuk terasa berat
 P : nyeri ketika makanan asin dan beraktivitas
berat
 Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
 R : Nyeri paa kepala dan tengkuk
 S : Skala nyeri 6
 T : Nyeri dirasa hilang timbul
O:
 Klien tampak memgangi tengkuknya
 TD : 180/90mmHg
 Nadi : 85 X / menit
 RR : 20 X / menit
 S : 36,50C

A : Masalah Belum Teratasi


P : Lanjutkan Intervensi
 Identifikasi lokasi, karakrtistik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
 Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri : Aromaterapi jahe
 Jelaskan strategi meredakan nyeri : diet untuk
penderita hipertensi

Defisit pengetahuan b.d kurang 24 November 2022 S : Zahra


terpapar informasi.  Klien mengatakan belum begitu paham tentang
11.15
penyait yang alami
O:
 Tingkat pengetahuan klien tentang penyaitnya dan
kebutuhan perawatan masih rendah
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
 Lakukan cek tekanan darah
 Berikan pendidikan kesehatan tentang asam urat
 Anjurkan klien untuk meminum jus mentimun

Nyeri akut b.d agen pencedera 25 November 2022 S: Zahra


Biologis Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada kepalanya
14.00
tetapi sudah berkurang
 P : nyeri ketika makanan asin dan beraktivitas
berat
 Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
 R : Nyeri pada kepala dan tengkuk
 S : Skala nyeri 4
 T : Nyeri dirasa hilang timbul
O:
 Klien tampak memegangi tengkuk kepalanya
tetapi sedikit rilek
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
 Identifikasi lokasi, karakrtistik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri

Defisit pengetahuan b.d kurang 25 November 2022 S: Zahra


terpapar informasi.  Klien mengatakan sudah sedikit paham tentang
14.00
hipertensi dan cara penanganannya
O:
 Tingkat pengetahuan klien tentang penyaitnya dan
kebutuhan perawatan masih rendah
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi.
 Lakukan cek tekanan darah

Nyeri akut b.d agen pencedera 26 November 2022 S: Zahra


Biologis Klien mengatakan tidak nyeri pada kepalanya
14.00
 P : nyeri ketika makanan asin dan beraktivitas
berat
 Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
 R : Nyeri pada kepala dan tengkuk
 S : Skala nyeri 3
 T : Nyeri dirasa hilang timbul
O:
 Klien tampak rileks
 TD : 130/70 mmHg
 RR :20 x/menit
 N : 80 x/menit
 S : 36,0°C
A : Masalah Sudah Teratasi
P : Intervensi Dihentikan

Defisit pengetahuan b.d kurang 26 November 2022 S: Zahra


terpapar informasi.  Klien mengatakan sudah paham tentang hipertensi
14.00
dan cara penanganannya
 Klien mengatakan akan menjaga pola makannya.
O:
 Tingkat pengetahuan klien tentang penyaitnya dan
kebutuhan perawatan cukup baik
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi Dihentikan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain. Keadaan ini cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Aspek
psikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak. Pengertian yang salah
tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memori dan
kecerdasan mental yang kurang.
A. SARAN
Diharapkan untuk perawat agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang
didapat dalam praktik lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. 2012. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidapatuhan
Pasien Penderita Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSU
H.Adam Malik. Medan : Universitas Sumatera Utara
Kementrian Kesehtan Republik Indonesia. 2018. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI
Murtiyani, N., Hartono, A., Suidah, H., Pangertika N, P, (2018). Fungsi
Kognitif Dengan Activities Of Daily Living (ADL) Pada Lansia.
Niken Ayu, S. P. 2021. Asuhan Keperawatan Pada Tn.P Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Dengan Diagnosa Hipertensi Di Desa
Tongas Wetan Kecamatan Tongas Probolinggo. KTI. Program D
III Keperwatan: Politeknik Kesehatan Keta Cendekia Sidoarjo
Nurarif Dan Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda NIC NOC Dalam Berbagai Kasus.
Jilid 1. Yogyakarta:Mediaaction
Ratnawati, Emmelia. 2017. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Baru Press.
Rismawati, D. 2019. Penerapan Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Akut Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wates Tahun 2019 (Doctoral dissertation, STIKES
Muhammadiyah Pringsewu).
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai