Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Masalah Keperawatan

A. Konsep Lansia

1. Definisi

Lansia (lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorang karena

telah memasuki tahap akhir dari fase kehidupan, proses ini terjadi secara

berkesinambungan dimana ketika seseorang mengalami beberapa perubahan yang

mempengaruhi fungsi dan kemampuan seluruh tubuh yang disebut dengan proses

penuaan atau aging process. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60

tahun keatas. Lansia yang sehat, merupakan lansia yang mampu memelihara,

pencegahan penyakit, meningkatkan kapasitas fungsional, pemulihan dan rehabilisasi

yang dimiliki lansia, yaitu seperti mandi, berpakaian sendiri, berpindah, makan, minum,

dan mempertahankan kontinensia. Menjaga dan melestarikan kemampuan untuk

melakukan kegiatan dasar hidup sehari-hari adalah hal mendasar untuk memperpanjang

hidup seorang lansia (Mawaddah,2020).

Perubahan-perubahan dalam proses “aging” atau penuaan merupakan masa ketika

seorang individu berusaha untuk tetap menjalani hidup dengan bahagia melalui berbagai

perubahan dalam hidup. Bukan berarti hal ini dikatakan sebagai “perubahan drastis” atau

“kemunduran”. Secara definisi, seorang individu yang telah melewati usia 45 tahun atau

60 tahun disebut lansia. Akan tetapi, pelabelan ini dirasa kurang tepat. Hal itu cenderung

pada asumsi bahwa lansia itu lemah, penuh ketergantungan, minim penghasilan,

penyakitan, tidak produktif, dan masih banyak lagi (Amalia, 2019).


Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah seseorang yang telah

memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang

telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

1.Batasan Lansia

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO,2020) lanjut usia

meliputi :

1) Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.

3) Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun

4) Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun

2. Kebutuhan Dasar Lansia

Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada umumnya, yaitu

kebutuhan makan, perlindungan makan, perlindungan perawatan, kesehatan dan

kebutuhan sosial dalam mengadakan hubunagan dengan orang lain, hubungan antar

pribadi dalam keluarga, teman-teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-

organisasi sosial, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Kebutuhan Utama

1) Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi, seksual,

pakaian, perumahan/tempat berteduh

2) Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai

3) Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan


4) Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan dari orang

lain, ketentraman, merasa berguna, memilki jati diri, serta status yang jelas

5) Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan dengan orang

lain, hubungan pribadi dalam keluarga, teman-teman dan organisasi social

b. Kebutuhan Sekunder

1) Kebutuhan dalam melakukan aktivitas

2) Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi

3) Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informai dan pengetahuan

4) Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan hukum,

partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan di masyarakat dan Negara atau

pemerintah

5) Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti memahami makna

akan keberadaan diri sendiri di dunia dan memahami hal-hal yang tidak

diketahui/ diluar kehidupan termasuk kematian

B. Hipertensi Pada Lansia


1. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar,
2021).
Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis
kelamin ( Soeparman dalam buku Udjianti, 2020).
1) Pria berusia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
waktu berbaring lebih dari 120/90 mmHg
2) Pria berusia 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 145/95
mmHg.
3) Wanita, hipertensi bila tekanan darah lebih dari 150/95 mmHg.

2. Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada Lansia


Ada 2 macam hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021) yaitu :
a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Sekitar 10-16% orang dewasa yang mengidap penyakit tekanan
darah tinggi ini.
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sekitar 10 %
orang yang menderita hipertensi jenis ini.
Beberapa penyebab hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021), antara lain :
1) Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap hipertensi maka
besar kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi.
2) Usia

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka

tekanan darah pun akan meningkat.

3) Garam

Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang.

4) Kolesterol

Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan

kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan pembuluh

darah menyempit dan tekanan darah pun akan meningkat.

5) Obesitas/kegemukan

Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih tinggi

mengidap hipertensi.
6) Stress

Stres merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di mana hubungan

antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan

saraf dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak

menentu)(Anggriani et al., 2014).

7) Rokok

Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika merokok dalam

keadaan menderita hipertensi maka akan dapat memicu penyakit yang berkaitan

dengan jantung dan darah.

8) Kafein

Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
meningkatkan tekanan darah.

9) Alkohol

Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.

10) Kurang olahraga

Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan darah, jika


menderita hipertensi agar tidak melakukan olahraga berat.

3.Tanda Dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala Hipertensi Menurut (Salma, 2020), yaitu :
a. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)
b. Bising (bunyi “nging”) di telinga
c. Jantung berdebar-debar
d. Pengelihatan kabur
e. Mimisan
f. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Hipertensi
1) Gaya hidup
Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi memicu
naiknya tekanan darah (Martuti, 2020).
2) Stress
Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress atau ketegaan emosional
dapat mempengaruhi system kardiovaskuler, khusus hipertensi, stress dianggap sebagai
faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2020)
3) Merokok
Pada sistem kardiovaskuler, rokok menyebabkan peningkatan tekanan darah. Merokok
juga mengakibatkan dinding pembuluh darah menebal secara bertahap yang dapat
menyulitkan jantung untuk memompa darah. Kerja jantung yamg lebih berat tentu dapat
meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2020).

5. Pencegahan Hipertensi
Menurut Febry, et al (2020), pencegahan terjadi hipertensi meliputi :
1) Mengurangi konsumsi garam . kebutuhan garam per hari yaitu 5 gr ( 1 dst).
2) Mencegah kegemukan
3) Membatsi konsumsi lemak
4) Olah raga teratur
5) Makan buah dan sayuran segar
6) Hindari merokok dan tidak minum alcohol
7) Latihan relaksasi/ meditasi
8) Berusaha membina hidup yang positif

6. Pengobatan Hipertensi
Menurut Rudianto (2020) pengobatan hipertensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1) Pengobatan Non Farmakologi diantaranya:
a) Diit rendah garam/ kolesteral/ lemak
b) Mengurangi asupan garam kedalam tubuh
c) Ciptakan keadaan rileks
d) Melakukan olah raga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45
sebanyak 3-4 kali seminggu.
e) Berhenti merokok dan Alkohol

3) Pengobatan dalam Farmakologi


Terdapat banyak jenis obat antihipertensi saat ini. Untuk pemilihan obat yang
tepat diharapkan menghubungi dokter diantaranya:
a. Deuretik
b. Penghambat simpatetik
c. Betabloker
d. Antagonis kalsium

C. Konsep SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)


1. Definisi

SEFT adalah metode baru dalam melakukan EFT. Apabila kita menghubungkan
segala tindakan kita dengan Sang Maha Pencipta, maka kekuatannya yang kita miliki
pasti akan berlipat ganda. Menurut dr. Larry Dossey dalam bukunya The Healing
Words bahwa doa dan spiritualitas, sudah terbukti dalam penelitian ilmiahnya,
ternyata ketika doa dan spiritualitas digabungkan memiliki kekuatan yang sama besar
dengan pengobatan dan pembedahan yang dilakukan oleh dokter ahli.1 Jadi, SEFT
adalah penggabukan antara kekutan doa dengan spiritualitas dalam penyembuhan
baik penyakit fisik maupun psikis, yang kemudian dinamakan Amplifiying
Effect (efek pelipat gandaan).
SEFT adalah salah satu varian baru dari cabang ilmu baru yang dinamakan
Energy Psychologyi. Energy Psychologyi adalah sekumpulan atau seperangkat
prinsip dan teknik yang memanfaatkan sistem energi tubuh untuk memperbaiki
atau merubah kondisi pikiran emosi dan perilaku seseorang. Kita mungin tahu
“ketidak seimbagan kimia” dalam tubuh ikut berperan memicu berbagai gangguan
emosi seperti depresi, stress, cemas, dll. Intervensi pada sistem energi tubuh dapat
merubah “kondisi kimiawi otak” yang selanjutnya dapat mengubah kondisi
emosional kita (Teori Enstein mengatakan bahwa setiap partikel atom dalam tiap
benda mengandung energi [E=M.C2]). Seperti halnya tangan kita mengandung
“energy electromagnetic”, setiap sel saraf dan organ yang ada dalam tubuh kita-
pun memiliki energi elektrik. Energi elektrik ini meliputi organ tubuh yang ada di
seluruh tubuh kita.
Begitu pula dengan satu bentuk energi yang lebih subtle mengalir dalam tubuh
kita, para ahli akupuntur biasa menyebutnya ”Chi” dan sementara para ahli Yoga
biasa menyebutnya dengan “Prana”.Energi
”Chi” ini sangat penting peranannya bagi kesehatan tubuh kita. Ia dapat
mengalir di sepanjang 12 jalur energi yang disebut “energy meridian”. Jika aliran
energi ini tidak berfugsi dengan baik atau kacau maka dapat menimbulkan gangguan
emosi dan penyakit fisik yang akan lebih mudah menyerang sistem kekebalan tubuh.
Menurut Dr. William A. Tiller di dalam tubuh masing-masing manusia terdapat
7 level realitas sistem energi, yaitu yang pertama adalah level fisik disebut juga
coarse particulate substance. Level kedua adalah pre-physical body, disebut juga fine
information wave. Lapis ketiga adalah emotional domain, keempat adalah mind
domain, kelima lower spirit self, dan yang keenam (yang terdalam) yaitu high spirit
seft. Dan satu level diantara level 2 dan 3 yang disebut astral level. Menariknya
ketujuh level ini dikendalikan oleh “pikiran” pikiran kitalah yang bertanggung jawab
menghubungkan antara level yang satu dengan level yang lainnya, serta
mengkoordinasikan level-level substansi tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT adalah terapi yang
mengedepankan atau memanfaatkan kekuatan yang sudah ada di dalam tubuh
manusia seperti energi spiritual dan kekuatan psikologi yang apabila digabungkan
akan menimbulkan kekuatan yang berlipat ganda, yang dapat menyembuhkan segala
persolan yang di hadapi manusia dengan memberdayakan diri dengan energi dan
kekuatan tersebut.

2. Cara melakukan terapi SEFT


a. Versi lengkap SEFT
1) The Set-Up
Bertujuan untuk memastikan agar aliran tubuh kita terarahkan dengan
benar. Langkah ini kita lakukan guna menetralisir “Psychological Reversal” atau
“perlawanan psikologi" (biasanya berupa pikiran negatif spontan atau keyakinan
bawah sadar negatif).
Contoh Psychological Reversal ini di antaranya:
(a) Saya tidak bisa mencapai impian saya
(b) Saya tidak bisa bicara di depan orang banyak
(c) Saya tidak bisa melepaskan diri dari kecanduan rokok
Jika keyakinan atau pikiran negatif seperti contoh di atas terjadi, maka: Berdo’a
dengan khusyu’, ikhlas dan pasrah: “Yaa Allah...meskipun saya tidak bisa
melepaskan diri dari kecanduan rokok, saya ikhlas, saya pasrah pada-Mu
sepenuhnya”. Seperti pada gambar berikut

The Set-Up

Jadi set-up ini berfungsi sebagai penetralisir pikiran negatif yang bersarang di
kepala kita, dan membawa energi negatif yang ada di dalam tubuh kita. Sehingga
perlunya untuk menyingkirkan energi- energi negatif ini dengan cara berdoa dengan
khusyu’.

2) The Tune-In

Untuk masalah fisik, kita melakukan tune-in dengan cara merasakan sakit yang
kita alami, lalu memfokuskan pikiran kita ke tempat atau suber rasa sakit dan
sambil terus melakukan 2 hal tersebut, batin dan mulut kita mengatakan, “saya
ikhlas, saya pasrah...Ya Allah...”
Untuk masalah emosi, kita melakukan tune-in dengan cara memikirkan sesuatu
atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat menimbulkan emosi negatif yang ingin kita
hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut dsb.) batin dan mulut kita
mengatakan, Yaa Allah..saya ikhlas..saya pasrah..
Bersamaan dengan tun-in kita melakukan langkah ke 3 (Tapping). Pada
proses inilah (Tun-in yang dibarengi tapping) kita menetralisir emosi-emosi negatif
atau rasa sakit fisik yang kita alami.
Seperti pada gambar

The Tune-In

Jadi, the tune-in ini mencoba merasakan atau membayangkan segala sesuatu

yang menyebabkan rasa sakit dengan rasa ikhlas dan pasrah yang sungguh-sungguh

dan harus datang dari lubuh hat i terdalam kita mengucapkan “saya ikhlas, dan saya

pasrah Ya Allah”.

3) The Thapping

Tapping adalah mengetuk-ngetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik

tertentu di tubuh kita sambil terus tun-in . Titi-titik ini adalah titik-titik kunci dari

“The Major Energy Meridian”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak

pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena
aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali pada waktu

tapping ini seperti pada gambar:

The Thapping

b.versi inti SEFT

Versi inti ini adalah versi yang sering digunakan kebanyakan orang, karena
selain lebih singkat, versi ini terbilang cukup efektif untuk kebanyakan kasus. Versi
lengkap kita lakukan hanya apabila versi int i dirasa efeknya kurang dalam
menyelesaikan masalah kita atau masalah orang yang kita bantu.

Versi inti adalah melakukan langkah pertama (the shet-up), langkah kedua (the
Tune-In bersata kata pengingatnyan atau doa : “saya ikhlas, saya pasrah”) serta
sebagai langkah ketiga (the Thapping), mulai dari titik pertama (the Crown) hingga
titik ke 9 (Bellow Nipple). Cukup sampai di situ dan akhiri dengan tarik napas
panjang dan hembusan. Seperti pada gambar
Gamabar 2.5

Versi inti SEFT

3. Kunci Keberhasilan Terapi SEFT

Ada tiga hal yang harus kita perhatikan supaya SEFT yang kita lakukan
efektif. Tiga hal ini harus kita lakukan selama proses terapi, mulai dari Set-Up,
Tune-In, hingga Tapping. Banyak kejadian penyebab utama kegagalan terapi
adalah mengabaikan salah satu atau ketiga hal ini. Ketiga hal itu adalah sebagai
berikut :
1. Khusyu’
Selama melakukan terapi, khususnya saat Set-Up, kita harus
konsentrasi, atau khusyu’. Fokuskan pikiran kita pada saat melakukan Set-Up
(berdoa) pada “Sang Maha Penyembuh”, berdoalah dengan diiringi
kerendah-hatian. Salah satu penyebab tidak terkabulnya doa adalah karena kita
tidak khusyu’, hati dan pikiran kita tidak ikut hadir saat berdoa, alias berdoa
hanya di mulut saja, tidak sepenuhnya sampai ke dalam hati. Jadi usahakan
menghilangkan pikiran lain, konsentrasi pada kata-kata yang kita ucapkan saat
melakukan Set-Up.
2. Ikhlas
Ikhlas artinya ridho atau menerima segala sesuatu termasuk rasa sakit
yang kita alami (baik fisik maupun emosi) dengan sepenuh hati. Ikhlas artinya
tidak mengeluh, tidak complain atas musibah yang sedang kita terima. Yang
membuat kita makin sakit adalah karena kita tidak mau menerima dengan
ikhlas rasa sakit atau masalah yang sedang kita hadapi. Ikhlas ini pula yang
membuat sakit apapun yang kita alami menjadi sarana menyucian atau
pembersihan diri dari dosa dan segala kesalahan yang pernah kita lakukan.
3. Pasrah
Pasrah tidak sama denga ikhlas. Ikhlas adalah menerima dengan legowo
atau lapang dada segala sesuatu yang kita alami saat ini, sedangkan
pasrah adalah menyerahkan apa yang akan terjadi nanti hanya kepada Allah
SWT. Kita pasrahkan pada-Nya apapun yang akan terjadi nanti. Apakah rasa
sakit yang kita alami makin parah, makin membaik, atau sembuh total, kita
pasrahkan pada Allah. Pasrah bukan berart i fatalisme, pasrah yang sejat i
disertai dengan usaha optimal untuk mencari solusi agar keluar dari masalah
yang kita hadapi.

Jadi, kunci keberhasilan terapi SEFT terletak pada masing-masing


orang, apabila seseorang tidak memiliki niatan yang kuat untuk sembuh atau
terbebas dari masalah yang sedang dihadapinya, maka mustahil bagi orang
tersebut untuk sembuh, maka dari itu jika ingin kesembuhan seseorang harus
memiliki niat untuk ingin benar-benar sembuh. Kemudian setelah
meyakinkan diri dan berniat sungguh-sungguh untuk sembuh, selanjutnya
dibarengi dengan bersikap khusyu’, mengikhlaskan segala sesuatu atau
masalah yang sedang dihadapinya saat ini, kemudian yang terakhir harus
memasrahkan segala kesembuhan hanya kepada Allah SWT., karena segala
sesuatu yang terjadi pada diri kita semua itu karena kehendak Allah SWT.

4. Manfaat Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dalam

Berbagai Bidang

Menurut Ahmad Faiz Zainudin terapi SEFT mempunyai banyak manfaat

dalam berbagai bidang, yaitu:

a. Individu
Memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah pribadi yang kita hadapi

dan dapat mengembangkan potensi diri agar terlepas dari konflik batin yang belum

terselesaikan. Sehingga setelah bebas dari lingkaran beban emosi ini, seseorang

mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

b. Kelompok

Dapat menciptakan hubungan yang kokoh bagi setiap masing- masing anggota

keluarga. dengan SEFT sebagai penetralisasi emosi yang negatif yang sering timbul

di dalam keluarga seperti kecemburuan, rasa marah dan tersiggung, rasa takut

kehilangan dan sebagainya.

c. Sekolah

Dapat membantu guru/dosen, siswa ataupun mahasiswa guna menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Seperti, permasalahan sulit konsentrasi

pada pelajaran, malas belajar, murid yang bandel dan lain sebagainya.

d. Kesehatan

Memberikan manfaat yang dapat membantu menyembuhkan penyakit fisik

tanpa pemberian obat-obatan ataupun dengan operasi, karena dengan cara tapping

dititik meridian yang tepat dapat memperbaiki dengan memanfaatkan energi

tubuh dan kekuatan psikologi.

Jadi, dari uraian manfaat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa SEFT

mampu menangani berbagai kasus dan berbagai bidang di dalam kehidupan manusia

yang penuh dengan masalah yang semakin hari semakin kompleks.


D. Implementasi Evidence based practice nursing

No Peneliti Topic & Metode Hasil


1. Maswarni , Keberhasilan Terapi Spritual Hasil pada penelitian in terdapat
Hayana(2020) Emotional Technique menunjukkan bahwa
(Seft) Terhadap Penurunan nilai-P = 0,000 (P <0,05), yang
Tekanan Darah Di Desa berarti ada pengaruh terapi
Pandau Jaya Kec.Siak Hulu SEFT terhadap penurunan
Kab.Kampar, tekanan darah sistole dan
metode yang di gunakan pada diastole pada pasien hipertensi
penelitian ini yaitu quasi-
eksperimental
dimana jumlah reponden 64
orang dan di
bagi menjadi dua kelompok
yaitu
kelompok kontrol dengan
jumlah 32
orang responden dan kelompok
intervensi
dengan jumlah 32 orang
responden yang
bertujuan untuk melihat hasil
perbandingan kelompok kontrol
dan
kelompok intervensi pada
penderita
hipertensi sebelum dan sesudah
di berikan
terapi SEFT, Instrumen pada
peneliltian ini terdiri dari set
tensi meter air raksa dan
stetoskop.
2. Sholihul Huda Pengaruh Terapi Seft (Spiritual Hasil analisis menggunakan
, Galia Wardha Emotional Paired t-test pada kelompok
Alvita (2018) Freedom Technique) Terhadap intervensi menunjukkan nilai
Penurunan Tekanan pvalue tekanan darah sistol
Darah Pada Penderita Hipertensi 0,000 (p-value <0,05) dan nilai
Di Wilahah p-value tekanan darah diastol
Puskesmas Tahunan, 0,022 (p-value <0,05). Maka
metode penelitian yang dapat disimpulkan bahwa
digunakan peneliti adalah Quasy terdapat pengaruh terapi SEFT
Eksperimen dengan rancangan terhadap penurunan tekanan
pre-post test with control group. darah pada penderita hipertensi.
Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak
33 responden dibagi menjadi: 13
kelompok intervensi
dan 20 kelompok control.
3. Roni Saputra, Penurunan Tekanan Darah Pada Hasil penelitian pada kelompok
Budhi Mulyadi Lansia Penderita Hipertensi SEFT didapatkan nilai pre test
, Mahathir Melalui tekanan darah sistol sebesar
(2020) Terapi Spiritual Emotional 164,00,
Freedom Technique (SEFT) diastole sebesar 94,67 dan
dan Akupresur Titik Taichong. tekanan darah post test tekanan
Penelitian ini adalah penelitian darah sistol sebesar 149,67,
deskriptif diastol sebesar 90,00. Sedangkan
kuantitatif. Data dikumpulkan pada
dan dicatat pada lembar kelompok Akupresur titik
observasi baik tekanan darah Taichong didapatkan nilai pre
sistol maupun tekanan test tekanan darah sistol sebesar
darah diastol kelompok SEFT 153,33, diastole sebesar 93,33
dan kelompok Akupresur dan
titik Taichong. Populasi dalam tekanan darah post test tekanan
penelitian ini adalah darah sistol sebesar 142,67,
pasien lansia hipertensi di diastol sebesar 88,67. Terapi
wilayah kerja puskesmas. SEFT dan Akupresur titik
Sampel dipilih menggunakan Taichong
purposive sampling dapat menjadi alternatif dalam
dengan jumlah sampel 30 penurunan tekanan darah pada
responden dan dibagi menjadi lansia.
15 responden untuk kelompok
SEFT dan 15 responden
untuk kelompok Akupresur titik
Taichong.
4. Tri Aji Terapi spiritual emotional Hasil pengkajian menunjukan
Rachmanto, freedom technique (SEFT) kedua subjek studi
Vivi Yosafianti terhadap tekanan memiliki jenis kelamin yang
Pohan(2021) darah pada lansia hipertensi. sama yaitu perempuan. Subjek
Metode yang digunakan desain studi kasus 1
deskriptif pendekatan asuhan berumur 59 tahun dan subjek
keperawatan menggunakan studi kasus 2 berumur 54 tahun.
terapi SEFT terhadap penurunan Hasil studi
tekanan kasus menunjukan penurunan
darah. Subjek kasus berjumlah 2 tekanan darah setelah dilakukan
pasien. Pengambilan data terapi SEFT.
dilakukan selama Subjek studi kasus 1 dan 2
3 kali pertemuan menggunakan secara keseluruhan mengalami
alat sfigmomanometer digital rata-rata
sebelum dan penurunan tekanan darah sistolik
sesudah terapi SEFT. 11,45 mmHg dan diastolik 6,95
mmHg.
Terapi SEFT mampu
menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
5. Birry Assidiqy Literature Review: Spiritual Hasil penelitian menunjukan
, Hana Emosional Freedom SEFT terbukti efektif dalam
Ariyani(2021) Technique Dalam Menurunkan menurunkan tekanan darah pada
Tekanan Darah penderita hipertensi. SEFT
Pada Pasien Hipertensi. memberikan efek relakasasi
Metode terhadap tubuh sehingga
dalam penelitian ini menekan pengeluaran hormon-
menggunakan studi pustaka hormon pemicu meningkatnya
dimana pencarian artikel tekanan darah seperti adrenalin,
dilakukan kortisol dan neropinefrin. Saran
dengan mengakses internet untuk peneliti
menggunakan search engine selanjutnya yakni literature
Google Scholar dan Portal review ini dapat digunakan
Garuda, terdiri dari 230 populasi sebagai dasar untuk peneliti
dan didapatkan 11 artikel yang selanjutnya dalam melakukan
sesuai dengan kriteria literature review dengan
inklusi dan ekslusi. perbaikan metedologi

Anda mungkin juga menyukai