Anda di halaman 1dari 1

PUTRI RIZKYAH

P1337420921232
WOC STEMI
STEMI adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kematian sel miosit jantung karena
kekurangan suplai darah ke jaringan yang berkepanjangan akibat okulasi koroner
akut.
Definisi

STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
injurivascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasilipid
Etiologi
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social, maupun spiritual pasien
Pengkajian

1.Ketidakefektifan pola nafas

2. Nyeri akut Diagnosa


Subtopic

1. - Anjurkan dan ajarkan posisi semi


Fowler
- Monitor RR, suara paru dan status O2
- Berikan terapi oksigen
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

2. - Kaji nyeri pasien secara komprehensif ; PQRST Pathway


- Berikan istirahat fisik dengan punggung ditinggikan (semifowler)
- Ajarkan dan bantu pasien untuk relaksasi nafas dalam
- Periksa tanda-tanda vital pasien sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik
Intervensi Setelah STEMI, ventrikel kiri mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan ketebalan
baik pada segmen yang infark maupun non infark. Proses ini dinamakan remodeling
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antiangina, stenolol, prefarat
a. Disfungsi ventrikel ventricular
analgesik
- Kolaborasi pemberian terapi oksigen b. Gagal pemompaan (pump failure) Merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada STEMI
STEMI
c. Aritmia Insiden aritmia setelah STEMI meningkat pada pasien setelah gejala awal.
Selama tahap implementasi perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Komplikasi d. Gagal jantung kongestif Hal ini terjadi karena kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokardium.
instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu pasien memenuhi kriteria
hasil Diakibatkan oleh disfungsi ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang massif,
Implementasi e. Syok kardiogenik biasanya mengenai lebih dari 40% ventrikel kiri.

Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga EKG memberi informasi mengenai elektrofisiologi jantung. Lokasi dan ukuran relative
kesehatan lainnya secara umum, evaluasi ditujukan untuk melihat dan menilai infark juga dapat ditentukan dengan EKG (Smeltzer & Bare,
kemampuan pasien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan a. Elektrokardiogram 2011).
telah tercapai atau belum,mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum
tercapai. Evaluasi terbagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi Angiografi coroner adalah pemeriksaan diagnostic invasif yang dilakukan untuk
sumatif mengamati pembuluh darah jantung dengan menggunakan teknologi pencitraan sinar-
Evaluasi b. Angiografi coroner X

Tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan diagnosis banding, identifikasi


c. Foto Polos Dada komplikasi dan penyakit penyerta
Andrianto, Petrus. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta
Pemeriksaan Penunjang
Creatinin Kinase-MB (CK-MB) : meningkat setelah 2-4 jam bila ada infark miokard
arpenito ( 2000),Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktek Klinis,Ed.6,EGC,
dan mencapai puncak dalam 12-20 jam dan kembali normal dalam
Jakarta
2-3 hari.
Doenges at al ( 2000 ),Rencana Asuhan Keperawatan,Ed.3,EGC,Jakarta
Daftar Pustaka
Ceratinin Kinase (CK) : meningkat setelah 3-6 jam bila ada infark miokard dan
d. Pemeriksaan Laboratorium mencapai puncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 3-5 hari.

Sebagian besar kematian di luar RS pada STEMI disebabkan adanya fibrilasi ventrikel
mendadak, yang sebagian besar terjadi dalam 24 jam pertama onset gejala. Dan
Penatalaksanaan yang dibutuhkan pada pasien dengan Stemi (Smeltzer & Bare, a) Pre Hospital lebih dari separuhnya terjadi pada jam pertama.

2011): Faktor-faktor yang meningkatkan kerja jantung selama masa-masa awal infark dapat
Penetalaksanaan meningkatkan ukuran infark. Oleh karena itu, pasien dengan STEMI harus tetap
b) Hospital berada pada tempat tidur selama 12 jam pertama.

Anda mungkin juga menyukai