Anda di halaman 1dari 3

SYOK OBSTRUKTIF

No. Dokumen :
/SOP.0 /PUSK.NPL/V/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit:
Halaman : 1/2
Vinsentius Neta, Amd Kep
PUSKESMAS NIP. 19680123 199003 1 005
NGALUPOLO
1. Pengertian Syok Obstruktif yaitu kegagalan perfusi dan suplai oksigen berkaitan
dengan terganggunya mekanisme aliran balik darah oleh karena
meningkatnya tekanan intratorakal atau terganggunya aliran keluar
arterial jantung (emboli pulmoner, emboli udara, diseksi aorta, hipertensi
pulmoner, tamponade perikardial, perikarditis konstriktif) ataupun
keduanya oleh karena obstruksi mekanis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk tatalaksana
pasien Syok Obstruktif di Puskesmas
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Ngalupolo
No. 01/SK.03/PUSK.NPL/V/2018 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi KMK RI Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/Langkah - 1. Petugas menganamnesa keluhan pasien :
langkah Keluhan yang ditemukan yaitu lemas atau dapat tidak sadarkan diri.
Gejala klinis yang sering terjadi adalah tromboemboli paru,
tamponade jantung, obstruksi arterioventrikuler, tension
pneumotoraks.
2. Petugas menanyakan faktor resiko :
 umur,
 Apakah ada riwayat diabetes melitus,
 Apakah ada riwayat angina, gagal jantung kongestif, infark
anterior.
 Apakah ada riwayat trauma untuk syok karena perdarahan atau
syok neurogenik pada trauma servikal atau high thoracic spinal
cord injury.
 Apakah ada Demam dan riwayat infeksi untuk syok septik
Tanda awal iskemi jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas,
diaforesis, gelisah dan ketakutan, nausea dan vomiting dan
gangguan sirkulasi lanjut menimbulkan berbagai disfungsi
endorgan..
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
 Hipotensi dan penyempitan tekanan denyutan (adalah
tanda hilangnya cairan yang berat dan syok).
 Hipertermi, normotermi, atau hipotermi dapat terjadi pada
syok.
 Detak jantung naik, frekuensi nafas naik, kesadaran turun.
Gejala klinis adalah tromboemboli paru, tamponade
jantung, obstruksi arterioventrikuler, tension
pneumothorax. Gejala ini akan berlanjut sebagai tanda-
tanda akut kor pulmonal dan payah jantung kanan:
pulsasi vena jugularis, gallop, bising pulmonal, aritmia.
Karakteristik manifestasi klinis tamponade jantung:
suara jantung menjauh, pulsus altemans, JVP selama
inspirasi. Sedangkan emboli pulmonal: disritmia
jantung, gagal jantung kongesti.
4. Petugas melakukan Pemeriksaan Penunjang
 Pulse oxymetri
 EKG
5. Petugas menegakkan diagnosa
6. Petugas memberikan terapi:
 Penyebab syok obstruktif harus diidentifikasi dan
segera dihilangkan.
 Pericardiocentesis atau pericardiotomi untuk
tamponade jantung.
 Dekompressi jarum atau pipa thoracostomy atau
keduanya pada tension pneumothorax.
 Dukungan ventilasi dan jantung, mungkin

2/2
trombolisis, dan mungkin prosedur radiologi
intervensional untuk emboli paru.
 Abdominal compartment syndrome diatasi dengan
laparotomi dekompresif.
7. Petugas Memberikan konseling dan edukasi
Keluarga perlu diberitahukan mengenai kemungkinan terburuk yang
dapat terjadi pada pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
8. Petugas segera merujuk pasien ke RSUD Setelah kegawatan pasien
ditangani,
6. Bagan Alir -
7. Unit Terkait Poli umum,

3/2

Anda mungkin juga menyukai