Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN MELIPAT

ORIGAMI PADA ANAK DI POLI KLINIK ANAK


RSUD ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

LAPORAN KELOMPOK
Diajukan Sebagai Syarat Praktik Stase
Keperawatan Anak Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Agus Riyanda Putri Rizkyah
Desi Fajaris Reska Asnita
Nurul Izzah Risky Monika
Nurul Maghfirah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di ruang kanak-kanak


Sub Pokok Bahasan : Belajar Melipat Kertas (origami)
Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Tempat : Ruang Poli Klinik Anak
Waktu : Jumat, 04 November 2022
Sasaran : Anak-anak di ruang poli klinik anak
Penyuluh / penyaji : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang

A. Latar belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengelaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan keteganganatau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makanan, menangis,
teriak, memukul, menendang, tidak kooperatif, atau menolak tindakan keperawatan yang
diberikan. Salah satunya upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain.
Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertubuhan dan
perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan sosial sehinggah bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara. Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna dan
imajinasi. Oleh karena itu, melipat origami bisa menjadi alternatif untuk
mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak.

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah diajak bermain, di harapkan anak dapat mengembangkan kreatifitas dan
menjadi lebih aktif melaui pengalaman bermain, dan anak dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan bergaul dengan teman sebayanya.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diakaj bermain, anak diharapkan sebagai berikut :
a.   Mengembangkan kreatifitas
b. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
c.  Mengembangkan daya imajinasi
d.  Menumbuhkan sportivitas
e.  Mengembangkan kepercayaan diri

D. Perencanaan
1. Jenis Program Bermain
Belajar melipat kertas dengan kertas lipat (origami) yang telah tersedia.
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik halus
b. Melatih kesabaran, keterampilan dan ketelitian
3. Karakteristik Peserta
a. Usia 3-5 tahun
b. Jumlah peserta : 1-3 orang anak
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
4. Metode : Demonstrasi
5. Media : Kertas lipat (origami)

E. Strategi Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Media
1 Persiapan
  Menyiapkan ruangan
3 menit Peralatan bermain
  Menyiapkan alat
  Menyiapkan peserta
2 Pembukaan 2 menit Komunikasi yang
  Beri salam pembuka efektif
  Memperkenalkan diri
  Sesama anak saling berkenalan
  Menjelaskan maksud dan tujuan
3 Kegiatan Bermain
  Anak diminta mengambil kertas
lipat 10 menit Peralatan bermain
  Kemudian bantu anak untuk
melipat bentuk yang mudah
4 Penutup
 Memberi reward pada anak atas
5 menit
hasil karyanya.
Komunikasi yang
 Memberi reward yang lebih
efektif
untuk anak yang hasil karyanya
paling bagus
 Memberi salam penutup

F. Evaluasi
Peserta terapi bermain mampu:
1. Anak dapat menyelesaikan satu bentuk lipatan dan kemudian digantung
2. Anak dapat aktif dan mengikuti kegiatan
3. Anak merasa senang dan gembira
4. Mengurangi rasa takut anak pada perawat
Materi Bermain Melipat Kertas Origami

a. Definisi
Origami adalah kesenian melipat kertas yang diperkenalkan sejak kertas
pertama kali ditemukan di Cina pada 105 A.D. oleh seorang Cina yang bernama
Tsai Lun. Contoh-contoh awalorigami yang berasal dari Cina adalah perahu Cina dan
kotak. Pada abad ke enam, cara pembuatankertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh para
Saudagar Arab; dan juga ke Jepang (610 A.D.) olehseorang biksu Buddha bernama
Dokyo yang juga merupakan dokter pribadi Ratu Shotoku.
Sejak itu Origami menjadi populer dikalangan orang Jepang sejak turun-temurun.
Origami menjadi satu kebudayaan orang Jepang dalam keagamaan Shinto. Kertas persegi
dipotong dan dilipat menjadi lambang Dewa dan digantung di kota Jingu (Kuil Agung
Imperial) di Ise sebagai bahan sembahan.
Di Spanyol, orang-orang Arab Moor menggunakan Origami untuk mempelajari
bentuk geometri yang terdapat pada kertas. Bentuk hewan tidak dipopulerkan karena
Islam melarang pembuatan patung-patung. Dibandingkan dengan orang-orang Moor,
orang Barat mengetahui bagaimana cara membuatan kertas dan juga tentang origami.
Setelah orang-orang Arab Moor keluar dari Spanyol, Papiroflexia (istilah Spanyol untuk
origami) mulai dikembangkan meliputi bentuk hewan sepertipajarita (burung kecil) yang
berasal dari cerita rakyat Spanyol. Papiroflexia berkembang dengan pesat di Spanyol dan
Argentina.

b. Manfaat Melipat Kertas


1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan kertas, anak dapat membentuk, mengembangkan
imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3) Melipat kertas juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses perawatan,
karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.
6) Melipat kertas dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal
anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

c. Metode Melipat Kertas


Ada beberapa metode dalam melipat kertas yang tujuannya mengembangkan
kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :
1) Melipat kertas dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa melipat kertas tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian
anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen, dan
melampaui kemampuannya.
2) Melipat kertas berdasarkan pengalaman/kenangan.
Melipat kertas dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk sesuatu berdasarkan
pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, harus banyak menggunakan pertanyaan
untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.
3) Melipat kertas imajinasi.
Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk warna
yang cocok untuk gambar tersebut. Mewarnai dengan imajinasi menjadi lebih efektif
dengan latihan yang rutin.

d. Hal –hal yang perlu diperhatikan saat melipat kertas.


 Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
 Melipat kertas disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
 Jangan memaksa anak melipat kertas bila anak sedang tidak ingin melipat kertas.

Anda mungkin juga menyukai