Anda di halaman 1dari 10

PRE PLANNING

BERMAIN DENGAN WARNA: MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN


KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN
MEWARNAI PADA TAHAP TUMBUH KEMBANG BALITA
USIA 1-5 TAHUN DI RUANGAN ANAK

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Topik : Meningkatkan Kreativitas Dan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan


Mewarnai
Terapis : 5 Orang Mahasiswa
Sasaran : Klien (Balita) yang kooperatif sebanyak 2-5orang dan sesuai kriteria

1. Latar Belakang
Hospitalisasi selama kanak-kanak adalah pengalaman yang memiliki efek yang
lama, kira-kira satu dari tiga anak pernah mengalami hospitalisasi (Suryati, 2024).
Hospitalisasi menjadi stresor terbesar bagi anak dan keluarganya yang menimbulkan
ketidaknyamanan, jika koping yang biasa digunakan tidak mampu mengatasi atau
mengedalikan akan berkembang menjadi krisis. Tetapi besarnya efek tergantung pada
masing-masing anak dalam mempersepsikannya.
Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau
gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Hospitalisasi terjadi
apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami suatu gangguan
fisik maupun mentalnya yang memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan di
rumah sakit.
Hospitalisasi dapat merupakan satu penyebab stres bagi anak dan keluarganya.
Tetapi tingkat stresor terhadap panyakit dan hospitalisasi tersebut berbeda menurut anak
secara individu. Mungkin seorang anak menganggap hal itu sebagai hal yang biasa tetapi
mungkin yang lainnya menganggap hal tersebut sebagai suatu stresor. Upaya yang
dilakukan adalah meminimalkan stress sebagai pengaruh negatif dari hospitalisasi yaitu
melakukan kegiatan “Terapi Bermain”. Bermain dipercaya mampu menurunkan stress
pada anak akibat lingkungan yang baru dan tindakan invasif selama proses perawatan di
rumah sakit.
Bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Aktivitas bermain selalu dilakukan anak dan aktivitas anak selalu menunjuk kepada
kegiatan bermain. Bermain dan anak sangat erat kaitannya hubungannya. Menurut Catron
dan Allen dalam bukunya Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model (1999)
mengatakan bahwa bermain merupakan wahana yang memungkinkan anak-anak
berkembang optimal. Bermain secara langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek
perkembangan anak. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang diri mereka
sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam kegiatan bermain, anak bebas untuk
berimajinasi, bereksplorasi, dan menciptakan sesuatu.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak. Menggambar atau
mewarnai bila sebagai suatu permainan yang “nondirective” memberikan kesempatan
anak untuk bebas berekspresi dan sangat “theurapeutic”(sebagai permainan penyembuh/
“theurapeutic play”) (Whaley, 1991). Mengekpresikan perasaan dengan menggambar/
mewarnai gambar, berarti memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa
menggunakan kata (Veltman, 2000).
Salah satu manfaat bermain bagi anak adalah untuk meningkatkan daya
kreativitas dan membebaskan anak dari stres. Kreativitas anak akan berkembang melalui
permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar dari pikiran mereka. Bermain juga dapat
membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres pada anak dapat
disebabkan oleh rutinitas harian selama hospitalisasi yang membosankan.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan kegiatan
terapi aktifitas bermain tentang bermain mewarnai terhadap anak balita usia 1-5 tahun di
ruangan anak RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.
2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum ( TIU)
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit diharapkan anak
dapat terstimulasi kemampuan motorik dan kreativitasnya.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberi penyuluhan, sasaran dapat :
a. Anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan dengan teman
sesamanya
b. Menurunkan perasaan hospitalisasi.
c. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat
d. Meningkatkan latihan konsentrasi
e. Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan.
f. Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus
3. Sasaran
Terapi bermain ini ditujukan untuk anak balita usia 1-5 tahun untuk meningkatkan
kreativitas dan keterampilan motorik halus di ruangan anak dengan kriteria:
 Usia 1-5 tahun

 Bersedia mengikuti kegiatan sampai selesai

 Tidak dalam kondisi sakit berat dan bedrest

 Tidak bertentangan dengan terapi/pengobatan

 Balita yang mengikuti terapi bermain berjumlah 2-5 orang


4. Landasan Teori
a. Tugas Perkembangan Bermain balita (usia 1-5 tahun)
1. Meniru beberapa gambar bentuk dan tulisan beberapa huruf
2. Menggenggam krayon atau spidol dengan menggunakan genggaman 3 jari
3. Mewarnai dan menggambar
4. Memegang (menjepit) krayon dengan ujung telunjuk dan ibu jarinya untuk
membuat coretan abstrak di atas kertas secara spontan.

5. Membalik halaman buku satu per satu untuk melihat gambar, meski masih agak
kesulitan.

b. Keuntungan Bermain
1. Terampil dalam Gerak Jari-Jemarinya
2. Koordinasi Mata dan Tangan Membaik
3. Membantu Mengendalikan Emosi dalam Beraktivitas
4. Melatih Kemandirian
5. Meningkatkan keterampilan motorik
6. Mengembangkan keterampilan sosial dan emosional
7. Merangsang kreativitas dan imajinasi
8. Meningkatkan koneksi orang tua dan anak.
9. Mengurangi stess dan kecemasan
10. Mengatasi tantangan perkembangan
5. Panitia Pelaksana

 Leader : VEDYA WIDAHNI ALTA P

 Co Leader : CICI PARAMIDA

 Observer : DAVID ALFARISY

 Fasilitator : NADIA VAVANTALA

AISYA NABILA RAHMADINA


Tugas leader
a. Menjelaskan prosedur / cara kegiatan

b. Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan

c. Memberikan reinforcement positif pada klien

d. Menyimpulkan kegiatan

e. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan


Tugas Co. Leader : Membantu dan mengingatkan Co. Leader dalam jalannya permainan
Tugas fasilitator :
- Memfasilitasi klien yang kurang aktif

- Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara


Tugas Observer :
- Mengobservasi jalannya acara secara keseluruhan

- Mencatat prilaku verbal dan non verbal tiap anak selama kegiatan berlangsung
6. Waktu dan Tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 3 April 2024

b. Tempat kegiatan : Ruang Anak

c. Waktu kegiatan : 08.00 – 09.00


7. Mekanisme Kegiatan
No. Media
Tahap Waktu Kegiatan

1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam Lisan


P 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan
4. Menjelaskan media yang akan dijadikan
media permainan

2. Pelaksanaan 20 1. Mengumpulkan klien yang telah diseleksi


K menit 2. Meminta kepada setiap anak untuk
menyebutkan namanya masing-masing dan
bersalaman dengan semua peserta yang lain
Lisan dan
3. Menjelaskan kembali tentang permainan buku
beserta alat-alatnya bergambar
4. Meminta anak-anak untuk bersiap-siap
memulai mengambil kertas bergambar dan
mewarnai dengan kreasi masing-masing
3. Penutup 5 menit 1. Memberikan kesimpulan permainan
E Lisan
2. Mengucapkan salam penutup

8. Media dan Alat


Media dan alat yang digunakan:
 Crayon/spidol
 buku bergambar
 jam/pengukur waktu

9. Setting Tempat
Keterangan
: Leader
: Co- Leader
: Klien
: Orang Tua Klien

: Observer
: Fasilitator
10. Proses Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Proposal pendidikan kesehatan yang berisi satuan acara penyuluhan kelas siap
sebelum kegiatan dimulai.
2. Kontrak waktu, tempat dan topic dengan keluarga, pasien/keluarga.
3. Tempat dan media telah siap sebelum kegiatan dimulai
4. Penyaji materi telah siap member penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
5. Waktu dan tempat sesuai dengan yang telah ditentukan.
6. Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi Proses
1. Penyuluh berperan sesuai dengan perannya.
2. Kegiatan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditentukan .
3. Adanya tanya jawab dan feedback
4. Media dapat digunakan secara efektif
5. Penyuluh mampu melakukan evaluasi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
c. Evaluasi Hasil
Yang dievaluasi dalam kegiatan ini adalah:
 Persiapan
 Kesiapan alat-alat permainan dan ruangan untuk bermain
 Kesiapan peserta dalam mengikuti permainan
 Ketepatan waktu
 Proses.
 Kemampuan leader memimpin permainan
 Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi anak
 Respon anak selama bermain (kontak mata, kehadiran penuh, antusiasme anak
selama bermain)
 Hasil
 Kesan –kesan anak setelah melakukan terapi bermain

11. Penutup

Diharapkan melalui terapi stimulasi kreativitas ini dapat meningkatkan kreativitas


dan keterampilan motorik halus, anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi
dengan dengan teman sesamanya, meningkatkan kemampuan motorik halus dan kasar
dengan memberikan mainan yang telah disediakan. Sehingga anak tidak merasa takut
atau cemas lagi bila melihat perawat dan memudahkan perawat dalam melakukan
tindakan perawatan dan terapi pengobatan.
Padang, 3 April 2024

Mengetahui

Pembimbing Klinik Penanggung Jawab


TERAPI BERMAIN

Meningkatkan Kreativitas Dan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan


Mewarnai

A. Pengertian

Kreativitas merupakan hal yang sangat dibutuhkan pada kehidupan manusia dan
merupakan bakat yang dibawa sejak lahir. Namun kreativitas akan berkembang optimal
apabila diberikan stimulus dari lingkungan sekitar sejak anak usia dini. Stimulus yang
seharusnya diberikan guru yakni memberikan pembelajaran yang menarik serta
mengemasnya melalui permainan, memfasilitasi anak dengan alat permainan edukatif,
dan memberikan kesempatan anak untuk berkreasi dan bereksplorasi dengan kegiatan
yang anak lakukan. Menurut Barron dalam supriadi kreativitas yaitu kemampuan untuk
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Sementara itu Hurlock mengutarakan
bahwa kreativitas ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru yang belum
ada sebelumnya.

Pendapat diatas menekankan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang


untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam seni yang belum pernah ada sebelumnya
atau dalam memecahkan masalah dengan metode-metode baru. Kemampuan setiap anak
untuk menciptakan sesuatu perlu adanya stimulus dari lingkungan sekitar. Hal tersebut
bertujuan untuk mengembangkan potensi yang anak miliki sehingga menjadikannya
sebagai anak kreatif dan menjadi bekal untuk kehidupannya yang akan datang.

Perkembangan motorik merupakan aktivitas yang familiar dengan kegiatan


sehari-hari karena setiap hari digunakan oleh manusia untuk menjalani hidup. Hurlock
berpendapat bahwa perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkendali. Corbin
mengutarakan dalam Bambang Sujiono, bahwa perkembangan motorik merupakan
perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek
perilaku dan kemampuan gerak.

Pendapat di atas sesuai dengan pendapat Sujiono yang menyatakan bahwa


perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Sedangkan, Kamtini dan Tanjung berpendapat bahwa
keterampilan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan
yang dapat dilakukan anak, keterampilan motorik diperlukan untuk mengendalikan
tubuh.

Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik berhubungan dengan perkembangan dan keterampilan gerak yang
dapat dilakukan untuk melakukan pengendalian terhadap seluruh anggota tubuh serta
perkembangannya sesuai dengan kematangan otot dan syaraf. Perkembangan fisik
motorik terbagi menjadi 2 yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik
halus.

B. Manfaat

1) Melatih menggerakkan pergelangan tangan anak

2) Melatih melenturkan jari-jemarinya, dan

3) Melatih anak berkreasi dan berijimasi sendiri

4) Menurunkan perasaan hospitalisasi.

5) Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat

6) Meningkatkan latihan konsentrasi

7) Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan

8) Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus

9) Koordinasi Mata dan Tangan Membaik

10) Membantu Mengendalikan Emosi dalam Beraktivitas

11) Melatih Kemandirian

12) Meningkatkan keterampilan motorik


DAFTAR PUSTAKA
Suryati, S., Rasmita, D., Hadisaputra, S., Surudani, C. J., Hamdanesti, R., Indriati, G., &
Nugraheni, W. T. (2024). Buku Ajar Keperawatan Anak. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
Tuti Hayati, & Arin Tawati. (2021). Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak
Usia Dini Melalui Metode Demonstrasi Menggunakan Kertas Kokoru. JAPRA (Jurnal
Pendidikan Raudhatul Athfal), 4(2), 30–42.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/japra/article/view/12714/pdf.
Zherly Nadia Wandi dan Farida Mayar. 2020. Analisis Kemampuan Motorik Halus dan
Kreativitas pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Kolase. Diambil dari:
https://www.researchgate.net/publication /338333488_Analisis_Kemampuan_Motorik
_Halus_dan_Kreativitas_pada_Anak_Usia _Dini_melalui_Kegiatan_Kolase [Diakses 6
Juli 2022].

Anda mungkin juga menyukai