A. Latar Belakang
Bermain adalah proses yang mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik dan
kognitif anak, , melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya,dan
menjadi percaya (Martin, 2018)
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan anak untuk mengatasi berbagai macam perasaan yang tidak menyenangkan
dalam dirinya. Dengan bermain anak akan mendapatkan kegembiraan dan kepuasan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ,diharapkan bagi anak yang mendapatkan
penyuluhan dapat melanjutkan fase tumbuh kembang secara optimal, mengembangkan
kreativitas anak sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan anak mampu:
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik/Judul Kegiatan
Terapi bermain pada anak di rumah sakit
2. Sasaran
Anak-anak
3. Metoda
Diskusi,bercerita,permainan
Keterangan :
: Pemateri
: Media
: Peserta
b) Susunan Acara
D. Kriteria Evaluasi
a. Struktural
1. 80% peserta menghadiri kegiatan
2. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Proses
1. Pelaksanaan tugas sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2. Para peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Peserta yang hadir berperan aktif selama penyuluhan
c. Hasil
1. Peserta mampu meningkatkan kerjasama anak dengan petugas kesehatan selama
perawatan.
2. Peserta dapat menguasai kecemasan dan konflik karena ketegangan mengendor
dalam permainan
3. Peserta dapat menghadapi masalah kehidupan
4. Peserta dapat menyalurkan kelebihan energi fisik dan melepaskan emosi yang
tertahan
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi bermain
Bermain adalah saranan anak mempelajari banyak hal penting seperti rasa empati,
mengatasi penolakan dominasi, emosi,perasaan,dan pikiran dimana kesenangan merupakan salah
satu elemen pokok dalam bermain,anak akan terus bermain sepanjang aktivitas tersebut
menghiburnya dan pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti bermain (Adriana, 2011)
Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan dengan tujuan bersenang-
senang, yang memungkinkan seorang anak dapat melepaskan rasa frustasi,dilakukan berdasarkan
keinginannya sendiri untuk mengatasi kesulitan,stress dan tantangan yang ditemui serta
berkomunikasi untuk mencapai kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Heri Saputro
dan Intan Fazrin. 2017)
B. FUNGSI BERMAIN
1. Membantu perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dilakukan dengan melakukan rangsangan pada
sensorik dan motorik melalui ransangan ini aktivitas anak dapat mengeksplorasikan alam
sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil, audio, dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.
2. Membangu perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat dilihat pada
saat anak bermain, maka anak akan menckba melakukan komunikasi dengan bahasa anak,
mampu memahami objek permainan seperti dunja temoat tinggal, mampu membedakan khayalan
dan kenyataan, mampu belajar mewarnai, memahami berbagai ukuran bentuk dan berbagai
manfaat menda yang digunakan. Sehingga fungsi bermain pada model demikian akan
meningkatkan Perkembangan Kognktif
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga berfungsi meningkatkan kreativitas dimana anak belajar menciptakan
sessuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan.
C. MANFAAT BERMAIN
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan pertumbuhan
3. Aktivitas dapat merangsang nafsu makan
4. Anak belajar mengontrol diri
5. Berkembang berbagai keterampilan
7. Mendapat kesempatan belajar
8. Cara untuk mengatasi kemarahan
9. Kesempatan bergaul dengan anak lainnya
10. Kesempatan mengikuti aturan
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektual
D. MACAM-MACAM BERMAIN
1. Bermain Aktif.
Dalam kegiatan bermain aktif,anak melakukan aktivitas gerakan yang melibatkan
seluruh indera dan anggota tubuhnya. Diantara jenis kegiatan bermain aktif adalah :
Play Games. Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan bersifat
kompetisi/persaingan.
2. Bermain Pasif
Kegiatan bermain pasif tidak melibatkan banyak gerakan tubuh anak, tetapi hanya
melibatkan sebagian indera saja terutama pendengaran dan penglihatan.Kegiatan
bermain pasif diantaranya adalah Receptive Play: Permainan dimana anak menerima
kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif)
melalui mendengarkan dan memaham iapa yang dia dengar dan ia lihat.
2. Pengembangan bahasa
Agar anak dapat melanjutkan fase tumbuh kembang secara optimal, mengembangkan kreativitas
anak sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Terapi bermain dapat
membantu anak menguasai kecemasan dan konflik karena ketegangan mengendor dalam
permainan, anak dapat menghadapi masalah kehidupan, memungkinkan anak menyalurkan
kelebihan energi fisik dan melepaskan emosi yang tertahan.Selain itu, terapi bermain mampu
meningkatkan kerjasama anak dengan petugas kesehatan selama perawatan.
1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan oleh
anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat dilakukan
ditempat tidur dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya ditempat
bermain khusus yang ada diruangan rawat, misalnya sambil tiduran ditempat tidurnya,
anak dapat dibacakan buku cerita atau diberikan buku komik anak-anak, mobil-mobilan
yang tidak pakai remot kontrol, robot-robotan dan permainan lain yang dapat dimainkan
anak dan orang tuanya sambil tiduran.
2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.Pilih jenis
permainan yang tidak melelahkan anak, menggunakan alat permaianan yangada pada
anak dan/atau yang bersedia diruangan. Kalaupun akan membuat suatu alat
permaianan,pilih yang sedehana supaya tidak melelahkan anak (misalnya menggambar
atau mewarnai, bermain boneka dan membaca buku cerita).
3 Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak. Pilih alat permainan yang
aman untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang anak untuk berlari-lari dan bergerak
secara berlebihan.
4 Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama. Apabila permainan dilakukan
khusus di kamar bermain secara berkelompok, permainan harus dilakukan pada
kelompok umur yang sama. Misalnya permainan mewarnai pada kelompok usia
prasekolah
5 Melibatkan orang tua. Satu hal yang harus diingat bahwa orang tua mempunyai kewajiban
untuk tetap melangsungkan upaya stimulasi tumbuh kembang pada anak walaupun sering sedang
di rawat di rumah sakit, termasuk aktifitas bermain anaknya. Perawat hanya bertindak sebagai
fasilitator sehingga apabila permainan dilakukan okeh perawat, orang tua harus terlibat secara
aktif dan mendampingi anak mulai dari awal sampai mengevalusi hasil permainan anak bersama
dengan perawat dan orang tua anak lainnya.
Dapus
Dewi, K., ET Al. 2010. Contoh Proposal Terapi bermain Pada Anak Prasekolah. Sukses pada
tanggal 16 November 2020. www.nursingbegin.com