Anda di halaman 1dari 13

PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN PADA An.

“S“
DI RUANG PERAWATAN ANAK BANGSAL KARTIKA 2

Topik : Terapi Bermain


Sub Topik : Bermain Memasak
Sasaran : Anak Sekolah
Tempat : Bangsal Kartika 2 RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
Waktu : 20 Menit
Pelaksana : Fahmi Alvi Dayanti
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi bermain memasak diharapkan dapat mengurangi
rasa nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien dampak
2. Tujuan Khusus
Setelah diajak bermain selama 20 menit anak diharapkan :
a. Melatih kemampuan kognitif anak.
b. Melatih kemampuan motorik halus anak.
c. Melatih kemampuan sosial personal anak.
d. Melatih kemampuan berbahasa anak.

B. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain
Bermain Masak-masakan
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih kognitif anak
b. Melatih motorik halus
3. Karakteristik Peserta
a. Anak usia sekolah (6-12 tahun)
b. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi bermain.
c. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai
selesai.
d. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain
memasak
4. Metode :
Demonstrasi,Tanya jawab
5. Alat-alat yang digunakan atau media :
Permainan

C. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat
c. Menyiapkan peserta
2. Pelaksanaan

NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


PENYULUHAN
1 5 menit Pendahuluan a. Menjawab salam
b. Memperhatikan dan
a. Memberi salam
menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan
c. Memperhatikan
penyaji dengan anak
dan kontrak waktu
c. Menjelaskan maksud
dan tujuan
2 15 menit Kegiatan Inti a. Memperhatikan
a. Anak diminta untuk b. Mendengarkan
mengamati dan cerita
mendengarkan
materi yang
disampaikan
b. Anak diminta untuk
memperhatikan

3 5 menit a. Penutup
b. a.Mengevaluasi kegiatan a. Memperhatikan
bermain memasak b. Memperhatikan
c. b. Memberikan reward c. Menjawab salam
d. c. Memberikan salam
e. penutup

D. Evaluasi yang diharapkan


1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja
sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan
menghasilkan satu gambar yang diwarnai, kemudian digantung
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan
aktifitas bermain
LAMPIRAN MATERI KONSEP BERMAIN

A. Pengertian Bermain
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling
universal, meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari
ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat
mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Bermain dipandang
sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang
penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri
dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal
waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
B. Fungsi Bermain
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan
ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai
contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.
Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan
atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan
visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi
dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran
di kemudian hari anak lebih cepat berkembang.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal
ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba
melakukan komunikasi dengan bahasa anak.
Anak mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu
belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai
manfaat benda yang digunakan dalam permainan, sehingga fungsi
bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan
kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai
contoh dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan
terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang
dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain
dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu
dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main
berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi
seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada
usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman
sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan
kreatifitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari
permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan
digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif
melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang
mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada
anak untuk ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan
orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling
berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan
nyaman sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan,
mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri
kepada anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar
benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika
berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan
yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.

C. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah
sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus
tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan
masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
dirawat dirumah sakit.

D. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak.
Berikut ini adalah bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
1. Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan
untuk digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga (energi) yang
berlebihan, sehingga ia tidak merasa gelisah.
2. Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
3. Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem
nilai, kebiasaan-kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh
masyarakat.
4. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat
kesempatan untuk melepaskan ketegangan yang dialami,
perasaan tertekan dan menyalurkan dorongan-dorongan yang
muncul dalam dirinya.
5. Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar,
mengembangkan daya cipta, memahami kata-kata yang
diucapkan oleh teman-temannya.
6. Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif,
kritis dan bukan anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian
disekelilingnya.
7. Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan
tampil bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah
sudah dimiliki oleh seorang anak.
8. Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-
kemampuan tertentu dan sering digunakan untuk melatih
konsentrasi pada tugas tertentu, melatih konsep dasar.

E. Macam - Macam Bermain


a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif
meliputi :
a) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b) Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi
rumah- rumahan.
c) Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-
rumahan dengan teman-temannya.
d) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b. Bermain pasif
a. Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah
bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Dalam kegiatan bermain kadang
tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila
terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.

F. Prinsip dalam Aktivitas Bermain


Agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-
hal seperti:
1. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak
yang sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
2. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain
sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.
3. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan
dengan usia dan tahap perkembangan anak
4. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja,
di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.
5. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain
maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan
lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan
tersebut.
6. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk
mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam
menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama
dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi
lebih akrab.

G. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam
bermain yaitu:
1. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang
tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada
dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
2. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas
bermain diperlukan energi bukan berarti anak tidak
perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
3. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat
digunakan oleh anak laki- laki atau anak perempuan
untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas
dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan
adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal
identitas diri.
4. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi
imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain.
5. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan
tahap tumbuh kembang anak.
H. Konsep Memasak
1. Pengertian
Memasak adalah proses mengolah bahan makanan mentah
menjadi matang dan dapat dikonsumsi oleh manusia serta dapat
dicerna dengan baik oleh tubuh. Memasak adalah proses pemberian
panas bahan makanan sehingga bahan yang dimasak tersebut akan
dimakan lezat di lidah, aman dimakan, mudah dicerna dan berubah
penampilannya (Ceserani – Lundberg,2015).
Makan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan
setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan bener agar
bermanfaat bagi tubuh karena makanan sangat di perlukan untuk
tubuh (depkes,2003).

2. Manfaat Memasak
Tujuan memasak :
a. Meningkatkan rasa masakan yang dimasak
b. Meningkatkan penampilan masakan yang dimasak
c. Memperbaiki tekstur
d. Membuat makanan matang agar lebih mudah dicerna
e. Membuat makanan matang agar aman untuk di konsumsi
f. Mematikan bakteri.
3. Manfaat Makan
a. Sebagai sumber energy
b. Untuk pertumbuhan tubuh
c. Sebagai pembangun dan perbaikan tubuh
d. Untuk memperbaiki jaringan tubuh
4. Edukasi cara meningkatkan nafsu makan
a. Pilihlah makanan kaya nutrisi
Misalnya : Buah-buahan, sayuran, Biji-bijian dan protein
b. Makan sedikit tapi sering
c. Memvariasi makanan agar menarik untuk meningkatkan nafsu
makan

DAFTAR PUSTAKA

Ceserani.Lundberg.2015.buku panduan memasak.jakarta:Gramedia


Depkes RI. 2003. Indicator Indonesia sehat dan pedoman penetapan
indicator provinsi sehat dan kabupaten/kota sehat. Jakarta : UGM

Anda mungkin juga menyukai