Anda di halaman 1dari 11

TERAPI BERMAIN

MENEBAK GAMBAR BINATANG DAN BUAH-BUAHAN


PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN

Oleh:
Kelompok Keperawatan Anak

Nur Aini Kamelia NIM. 19020109

Nur Rowaidah NIM. 19020110

Bayu Saputro NIM. 19020111

Yoga Kusyono NIM. 19020112

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2021
Pokok Bahasan : Terapi bermain stimulasi motorik dan kognitif
Sub Pokok Bahasan : Bermain menebak gambar binatang dan buah-buahan
Tempat : Ruang Anak RSUD Balung
Waktu : Senin, 22 Juni 2021 (Pukul. 09.00-Selesai)
Sasaran : Anak usia 2-3 tahun

1.1 Latar Belakang


Anak usia prasekolah menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bisa diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,
anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih
mainan maupun dalam aktivitas bermainnya. Anak mempunyai rasa ingin tahu
yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya dibongkar-pasang, bahkan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan
cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan
(Kalpan, 2018).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 20 menit, anak dapat mencapai
tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun
dalam kondisi sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 20 menit diharapkan :
a. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan.
b. Mengalihkan perhatian anak saat dilakukan tindakan keperawatan.
c. Membuat suasana gembira dan senang.
d. Memahami petunjuk dan perintah atau aturan bermain.
e. Mampu menebak gambar binatang dan buah-buahan
f. Menjalin hubungan sosialisasi perawat dan anak.
g. Mengurangi tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi.
1.3 Kegiatan Program Bermain
Tempat : Ruang Anak Dahlia RSUD Balung
Waktu : 20 menit
Jenis program bermain : Menebak gambar binatang dan buah-buahan
Karakteristik peserta :
a. Anak usia 2-3 tahun
b. Anak yang sedang dirawat di ruangan anak RSUD Balung
c. Tidak memiliki riwayat penyakit menular.
d. Anak yang suhu tubuhnya 36oC-37,5oC.

1.4 Analisis Tugas Perkembangan


1.4.1 Aspek kognitif
a. Anak dapat menebak gambar binatang dan buah-buahan
b. Melatih daya pikir dan daya ingat anak.
c. Meningkatkan pengetahuan anak.
1.4.2 Aspek afektif
a. Anak dapat mengikuti aturan permainan.
b. Anak dapat menghargai pendapat orang lain.
1.4.3 Aspek psikomotor
a. Anak dapat menebak gambar binatangdan buah dengan suara yang keras
dan jelas.
b. Anak dapat menirukan suara binatang dengan suara yang keras dan jelas.

1.5 Metode dan media


1.5.1 Metode
Bermain dengan anak menebak gambar binatang dan buah-buahan
1.5.2 Media
Kertas bergambar binatang dan buah buahan

1.6 Kegiatan
1.6.1 Pengorganisasian
a. Leader : Bayu Saputro
b. Co Leader : Nur Rowaidah
c. Fasilitator : Yoga Kusyono, Nur Aini Kamelia
1.6.2 Metode
Bermain dengan anak menebak gambar binatang dan buah buahan
1.6.3 Langkah- Langkah Terapi Bermain

No Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan Klien


1. Pembukaan 3 Menit Menjawab salam dan
a. Menyiapkan peserta memperhatikan perawat
dan ruangan
b. Menyiapkan alat dan
media
c. Salam pembuka
d. Memperkenalkan
diri
e. Menjelaskan tujuan
2. Kegiatan inti terapi 15 menit Peserta memperhatikan penjelasan
bermain yang diberikan, mengikuti petunjuk
a. Menjelaskan yang diberikan dan berpartisipasi
pengertian bermain, aktif dalam terapi bermain.
cara bermain, alat
yang digunakan,
waktu yang
diperlukan untuk
terapi bermain,
memberikan
kesempatan untuk
bertanya sebelum
kegiatan dimulai
b. Memulai kegiatan
bermain dengan
menebak gambar
binatang dan buah
buahan
c. Memberikan reward
atas tebakan gambar
3. Penutup 2 menit Peserta menjawab salam penutup
a. Menyimpulkan hasil dengan tersenyum
terapi bermain
b. Ucapan terimakasih
atas kerjasama
selama terapi
bermain
c. Salam penutup

1.7 Evaluasi
1.7.1 Kriteria
a. Anak dapat mengikuti proses terapi bermain menebak gambar binatang
tanpa rewel.
b. Anak dapat menebak gambar binatang tanpa adanya rasa takut.
c. Anak mau diajak bicara oleh perawat dan tidak takut lagi bertemu
perawat.
d. Anak merasa senang dan tersenyum gembira.
e. Anak dapat tenang selama dilakukan tindakan keperawatan.
1.7.2 Prosedur
Secara observasi : Memberikan pertanyaan secara lisan menebak gambar
binatang dan buah-buahan
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

2.1 Pengertian Bermain


Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu
alat paling efektif untuk mengatasi stres anak. Karena hospitalisasi menimbulkan
krisis dalam kehidupan anak, dan sering disertai stres berlebihan, maka anak-anak
perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami
sebagai alat koping dalam menghadapi stres (Wong, et al, 2019).

2.2 Klasifikasi Bermain


2.2.1 Menurut isinya, bermain terbagi atas:
a. Social affective play
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon
yang diberikan lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan,
misalnya orang tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa senang.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya
misalny bermain air atau pasir.
c. Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh
keterampilan tertentu misalnya mengendarai sepeda..
d. Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu,
perawat atau guru.
2.2.2 Menurut Karakter Sosial, bermain terdiri dari:
a. Solitary Play
Dilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun ada
orang lain yang berada di sekitarnya.
b. Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau
preschool yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi
antara satu dengan yang lain tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung.
c. Assosiative Play
Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum
terorganisasi dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan mereka
bermain sesuai dengan keinginannya.
d. Cooperative Paly
Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi,
terencana, dan ada aturan-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia
sekolah atau adolescence.

2.3 Fungsi Bermain


a. Perkembangan Sensory Mototic
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting
untuk perkembangan otot-otot gerak.
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi
benda-benda di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan
pentingnya benda tersebut. Anak juga belajar bagaimana
menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan objek atau benda
tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak
misalnya atas, bawah, di bawah dan di atas.
c. Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan
melalui semua media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil
permainan solitary dan group.
d. Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok.
e. Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah
lakunya terhadap orang lain
f. Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan, karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan
kelompok dan bersikap jujur terhadap kelompok
g. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
h. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat
menyatakan perasaannya secara verbal misalnya melukis, menggambar
atau bermain peran

2.4 Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan


Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat
usia adalah sebagai berikut :
a. Bayi (1 bulan)
Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda
yang terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda
dapat merangsang pendengaran. Secara tactile dilakukan denagn memeluk
dan menggendong (memberi kehangatan). Secara kinetic permainan dapat
dilakukan dengan mengajak atau naik kereta untuk jalan-jalan.
b. Bayi (2 – 3 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di
dinding. Untuk merangsang auditori dapat dilakukan berbicara dengan
bayi, mainan bunyi-bunyian atau mengikutsertakan bayi dalam pertemuan
keluarga. Secara tactile permainan dapat dilakukan dengan membelai
pada waktu memandikan, mengganti pakaian atau menyisir rambut.
Sedangkan secara kinetic yaitu dengan mengajak naik kereta atau
gerakan-gerakan berenang pada saat mandi.
c. Bayi (4 – 6 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak
nonton tv, atau mainan yang berwarna terang. Permainan auditori dengan
mengajak bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau memanggil
nama. Secara tactile anak bdiberi mainan dengan berbagai teksture baik
lembut maupun lancer. Secara kinetic dilakukan dengan membantu anak
untuk tengkurap dan menyokong waktu duduk.
d. Bayi (6 – 9 bulan)
Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan
kaca, permainan cilukba atau merobek-robek kertas. Permainan auditori
dapat dilakukan dengan mengajari anak memanggil nama, diajarkan tepuk
tangan. Tactile permainan dapat dilakukan dengan cara meraba
bermacam-macam teksture dan ukuran, main air yang mengalir atau
berenang.
e. Bayi (9 – 12 bulan)
Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau
mengajak jalan-jalan. Permainan auditori dengan menunjukkan bagian-
bagian tubuh atau memperkenalkan suara-suara binatang. Secara tactile
dengan memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalakan
benda dingin atau panas. Secara kinetic dapat diberikan mainan yang
dapat ditarik atau didorong.
f. Toddler (2 – 3 tahun)
Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali
bertengkar memperebutkan mainan. Pada usia ini anak mulai menyenangi
musik atau irama , melempar, mendorong atau mengambil sesuatu.
g. Preschool (3 – 5 tahun )
Karekteristik permaiana preschool adalah assosiatif play, dramatic play
dan skill play. Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.
h. Usia Sekolah (6 – 12 tahun)
Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan
dapat belajar untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima
orang lain dan tingkah laku yang diterima. Karekteristik permaianannya
adalah kooperatif play dan anak laki-laki sifatnya mechanical sedangkan
anak wanita mothers rool.
i. Adolescent (3 – 18 tahun)
Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton,
mendengar musik, nonton tv serta membaca buku.

2.5 Tahap Perkembangan Bermain


a. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
b. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
c. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
d. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger. 2018. Family Centered Nursing Care of Children. WB

sauders Company. Philadelpia. USA

Hurlock, E. B. 2019. Perkembangan anak. jilid I. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai