Disusun Oleh :
Kelompok B1
4. Metode
Bermain bersama
5. Media
Ular Tangga
6. Materi
Terlampir
7. Pengorganisasian
a) Leader
Lazio Aldinov Herdiansyah
b) Co Leader
Cicik Mayangsari
c) Fasilitator
Ikie Wulan Julianingsih
d) Observer
Gita Novianti
8. Evaluasi
a. Anak dapat mengikuti permainan ular tangga
b. Anak dapat mengembangkan hubungan social,
komunikasi, belajar sabar, dan saling menghargai
c. Anak bersemangat dalam mengikuti permainan
d. Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress
selama hospitalisasi, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainan.
e. Anak berinterkasi dengan anak lain dan petugas
kesehatan.
1. KONSEP BERMAIN
1.1 Pengertian Bermain
Menurut Foster (1989) mengatakan bahwa bermain adalah kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
b) Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau preschool
yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan
yang lain tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung.
c) Assosiative Play
Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum
terorganisasi dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan mereka
bermain sesuai dengan keinginannya.
d) Cooperative Play
Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi, terencana,
dan ada aturan-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia sekolah atau
adolescence.
d. Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
peran dalam kelompok.
e. Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah
lakunya terhadap orang lain
f. Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan,
karenanya anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan
bersikap jujur terhadap kelompok
g. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
h. Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat
menyatakan perasaannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau
bermain peran
g) Preschool (3 – 5 tahun )
Karekteristik permaiana preschool adalah assosiatif play, dramatic play dan
skill play. Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.
h) Usia Sekolah (6 – 12 tahun)
Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan dapat
belajar untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain dan
tingkah laku yang diterima. Karekteristik permaianannya adalah kooperatif
play dan anak laki-laki sifatnya mechanical sedangkan anak wanita mothers
rool.
i) Adolescent (3 – 18 tahun)
Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton,
mendengar musik, nonton tv serta membaca buku.
2. KONSEP ULAR TANGGA
2.1 Pengertian Ular Tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2
orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di
beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya
dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870. Tidak ada papan
permainan standar dalam ular tangga - setiap orang dapat menciptakan papan
mereka sendiri dengan jumlah kotak, ular dan tangga yang berlainan. Setiap
pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri
bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan
jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah
tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di
kotak dengan ular, mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang
adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir. Biasanya bila seorang
pemain mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila
tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya.
f. Sebagian dari ular dan tangga adalah pendek, dan hanya sedikit
tangga yang panjang.
g. Pada beberapa papan bermain terdapat ular pada petak nomor 49 yang
akan memindahkan bidak pemain jauh ke bawah.
l. Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga,
maka bidak tersebut berhak maju sampai pada petak yang ditunjuk oleh
puncak dari tangga tersebut.
a. Pada permainan ini mampu melatih sikap anak untuk mengantri dalam
memulai pengocokan/permainan.
b. Melatih kognitif anak saat menjumlahkan mata ular saat dadu keluar.
c. Melatih kerjasama
d. Memotivasi anak agar terus belajar karena belajar adalah hal yang
menyenangkan dan mengasyikan, bukan lagi sesuatu yang hanya harus
terpaku pada lembaran-lembaran soal ulangan.
g. Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Pratiwi Citra. 2012. Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga. Jakarta:
Budiningsih, Astri. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Bandung: DIVA Press.
Pradana Setia.