Anda di halaman 1dari 17

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERMAINAN

MONOPOLI PADA ANAK USIA SEKOLAH


DI RUANG ANAK LILY (NON INFEKSI) RSUD
ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

OLEH :
KELOMPOK 2
DESI ASTUTI
HENDRA MIV PRAYOGA
KHOMISAH
MEILANI
SUHAIDA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019/2020
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANG LILY ANAK (NON
INFEKSI) RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Topik / Materi : Terapi pengembangan aspek bahasa, kognitif, dan aspek


sosial
Sasaran : Anak Sekolah (6-12 tahun)
Hari / Tanggal : kamis / 24 oktober 2019
Waktu : 11.00 s/d selesai
Tempat : Ruangan Terapi bermain di ruangan Lily anak
(non infeksi)

A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari. Bermain adalah cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial, bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal
waktu, jarak, serta suara.
Pada usia 6-12 tahun yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak,
periode bagaimana anak-anak bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya,
usia sekolah merupakan masa anak memperooleh dasar-dasar pengetahuan
untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
keterampilan tertentu. Anak lebih banyak mengembangkan kemmapuannya
untuk berinteraksi sosial, belajar tentang nilai moral dari keluarga serta mulai
mencoba untuk mengambil bagian peran dalam kelompoknya. Dan mulai
menghargai lingkungannya.
Monopoli adalah salah satu alat permainan yang mengggunakan dadu
permainan ini edukatif dalam pembelajaran yang termasuk kriteria alat
permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam permainan ini
monopoli anak akan belajar menghitung,jumlah dadu yang keluar setiap
kolom berisikan instruksi untuk memilih sebuah kartu yang berpola, disetiap
kartu berisikan intruksi berupa pertanyaan terbuka yang berbeda- mulai dari
berani memperkenelkan diri, berkenalan dengan teman sebaya,
menyampaikan pengalaman selama menjalani pengobatan, menyampaikan
hubungan dengan orang tuanya. Sehingga anak bisa menjadi express feeling
atau mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit, anak dapat
mengikuti permainan untuk melatih aspek kognitif ,sosial dan bahasa yang
diberikan
2. Tujuan Instruksi Khusus
Setelah diajak bermain sekitar 30 menit anak diharapkan :
1) Penggunaan monopoli dapat membantu anak melatih keterampilan
berbahasa dengan cara mampu mengenalkan diri, mampu berkenalan
dengan teman sebaya dan mengungkapkan perasaan.
2) Membantu anak dalam melatih berinteraksi sosial dan kemampuan
kognitif lainnya seperti imitasi, simbolisme dan pemecahan masalah.
Hal ini membantu anak belajar lebih banyak tentang lingkungan sosial
saat ia berani dan berusaha mengembangankan bahasa dan
kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
3) Membantu anak untuk dapat bergaul dengan anak lainnya, dan
mengembangkan kemampuan kognitif, sosial, dan bahasa sekaligus
menanamkan kepercayaan diri.
4) Anak mampu mengemukankan pendapat, mampu mengumngkapkan
perasaan
5) Mengembangkan empower antara ibu dan anak karena dipermainan
ini melibatkan ibu atau orang tua, anak mampu mengungkapkan
hubungannya pada orang tua.
6) Mengenal perasaan anak itu sendiri, perasaan anak dengan orang tua
selama menjalani perawatan pada masa kroniknya,
C. Perencanaan
1. Jenis program bermain : monopoli
2. Karakteristik bermain :
a. melatih aspek bahasa dan sosial dengan mampu mengenalkandiri,
berkenalan,mengungkapkan perasaan, mengemukankan pendapat.
3. Karakteristik peserta
a. Usia sekolah 6-12 tahun
b. Jumlah peserta 3 atau 4 dan didampingi orang tua
c. Keadaan umum anak membaik
d. Anak dapat duduk
e. Anak kooperatif
4. Demontrasi
5. Alat yang digunakan :
a. Monopoli (dadu, kertas kartu yang intruksinya dimodifikasi)
b. Alat reeward berupa bintang
D. Pengorganisasian
a. Leader : Desi Astuti, S. Kep
b. Co Leader : Suhaida, S. Kep
c. Fasilitator tim 1 : khomisah S. Kep
d. Fasilitator tim II : Meilani, S. Kep
e. Dokumentasi dan observer : Hendra Miv Prayoga, S. Kep
E. Tata Letak

pembimbing
B

A a

a a

B A
A B

c c
C C

Keterengan :

A : anak

a : orang tua

B : fasilitator

C : leder dan c0-leader


F. Strategi Pelaksanaan

waktu Kegiatan bermain Respon sasaran

Pembukaan - Salam pembukaan - Menjawab


(5 Menit) - Memperkenalkan diri salam
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Menyebutkan dan menjelaskan prosedur permainan : - Mendengarkan
a) Anak tidak keluar dari ruang bermain hingga selesai dan
terkecuali dalam keadaan tertentu. meperhatikan
b) Anak mengikuti instruksi leader
Pelaksanan pelaksanaan :
(30 menit) 1. Anak anak duduk menjadi satu kelompok Memberikan
2. Anak melempar dadu bergantian reinforment
3. Anak mengambil kartu sesuai dengan angka dadu positif jika anak
yang diputar bisa melakukan
4. Anak mampu mengikuti instruski yang ada didalam permainan
kartu
5. Anak anak mampu berkenalan, memperkenalkan diri,
mampu mengungkapkan mengungkapkan perasaan.
6. Anak mampu mengenal teman sebaya nya
7. Memberikan reward pada anak
Evaluasi - Anak dapat memperknslkan diri, berkenalan dengan Mampu
(5 menit) orang lain, bercerita tentang teman nya, melakukan
pengalamanya mengungkapakan perasaan , sesuai
aspek yang akan dikembangakan
- Anak senang selama dilakukan permainan
F. Rencana dan evaluasi kegiatan
1. Evaluasi struktur
a. Laporan telah di koordinasi sesuai rencana
b. 100% peserta menghadiri permainan
c. Tempat media dan tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiwa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang dilaksanakn sesuai pelaksaan
c. Anak 70% aktif dalam kegiatan pelaksaan
d. 100% peserta tidak meninggalkan ruangan selama bermain
3. Evaluasi hasil
a. Dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat
b. Dapat mengembangkan kemampuan motorik
c. Dapat mengembangkan kemampuan kognitif
d. Mengungkapkan kegembiraan dan rasa senang
e. Kooperatif dalam perawatan dan mengobatan
f. Anak telihat relax
MATERI BERMAIN PADA ANAK DI RUANGAN
LILY ANAK
I. Konsep Bermain
A. Pengertian Bermain
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik
fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat
kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah
berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain (Soetjiningsih, 2010).
Bermain juga merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan tidak ada
paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada
usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh
(Soetjiningsih, 2010).

B. Keuntungan Terapi Bermain wong 2009


Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
a. Meningkatkan hubungan antar anak dan keluarga
b. Memulihkn perasaan mandiri anak
c. Memberikan rasa senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak
mengekpresikan persaaan seperti, cemas, takut ,sedih, dan nyeri .
d. Bermain terapeutik dapat meningkatkan anak berfikir positif.

C. Fungsi Bermain
Menurut Suherman (2000), fungsi bermain diantaranya yaitu:
a. Perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif
sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
b. Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama
mengenai warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada
saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah
c. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi
dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak
untuk mengembangkan hubungan social damn belajar memecahkan
masalah dari hubungan tersebut.
d. Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba
untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan
memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang.
e. Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya
dalam mengatur tingkah laku.
f. Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya,
terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain,
anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut
sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
g. Bermain sebagai terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas,
sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di
lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan.
D. Kategori Bermain wong 2009
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif
meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play) Perhatian pertama
anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
3) Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
4) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya.Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb.
E. Klasifikasi Bermain
a. Sosial affective Social
Anak belajar member respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang dengan bermain ini anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan
b. Sense Of Pleasure Play
Anak memperoleh kesenangan dari satu objek yang ada disekitarnya.
Objek tersebut seperti warna, rasa, aroma cahaya, tekstur. Misalnya : anak
bermain boneka, yang mengeluarkan suara digoyang
c. Skill Play
Permainan ini memberikan kesempatan pada anak untuk belajar
keterampilan tertentu akan belajar berulang-ulang. Misalnya : anak akan
belajar memegang sendok berukuran kecil
d. Dramatika Play Role Play
Anak brrfantasi menjalankan peran tertentu. Misalnya : menjadi ayah dan
ibu
F. Tahapan Bermain
a. Tahap eksplorasi merupakan tahapan mengenai dengan melihat cara
bermain
b. Tahap permain setelah tahu cara bermai, anak mulai masuk dalam tahap
permainan
c. Tahap bermain sungguhan anak sudah ikut dalam permainan berikutnya
d. Tahap melamun, merupakan tahap terahir anak membayangkan permainan
berikutnya
G. Karakteristik Permainan Sesuai Tumbuh Kembangnya menurut
Soetjningsih 2015.
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik.

Alat permainan yang dianjurkan:


1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom,
air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar,
kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Alat-alat untuk menggambar.
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
6) Bola.

4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,
dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus
dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam,
memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air,
dll.
2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.

5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, computer, dll.
II. monopoli
A. Pengertian
Monopoli adalah salah satu alat permainan yang mengggunakan
dadu permainan ini edukatif dalam pembelajaran yang termasuk kriteria
alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam permainan ini
monopoli anak akan belajar menghitung,jumlah dadu yang keluar setiap
kolom berisikan instruksi untuk memilih sebuah kartu yang berpola
sehingga anak bias melatih aspek kognitif mengenal bentuk, disetiap kartu
berisikan intruksi yang berbeda-beda mulai dari berani memperkenalkan
diri, berkenalan dengan teman sebaya, mengucapkan kasih kepada ibu,
menucapkan terimaksih pada ibu perawat, mengungkapkan cita-cita
sehingga anak yang ikut bermain bisa melatih aspek sosialnya dan
kemampuan berbahasa anak.

B. Manfaat Bermain monopoli


a. Melatih kemampuan kemampuan kognitif , sosial dan bahasa
b. Melatih anak untuk percaya diri dan aktif.
c. Sarana melatih rasa kepercayaan diri anak , dan kemampuan
sosialisasi
d. melatih keberanian mengungkapkan perasaan

C. Cara Bermain monopoli


a. Anak anak duduk menjadi satu kelompok
b. Anak mengambil mengambil undian untuk melempar dadu
c. Anak menjalankan pion sesuai dengan jumlah dadu yang keluar
d. Anak mengambil kartu sesuai dimana pionnya berhenti
e. Anak mampu mengikuti intruksi kartu yang didpat
f. Memberikan reward pada anak

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/permainan-playdough.html
https://rumahberbagi.com/bermain-play-dough-e43f506b0ed3Foster and
humsbeger 2014, family cantered nursing care of children. WB saunders
company, USA

Hurlock E B, 2012 perkembangan anak jilid 1 erlangga, Jakarta

Whalay and wong 2011 nursing care infants and childers, fouth edition mosby
year book Toronto Canada

Wong, Donna L. (2009) buku ajar keperwatan pediatric wong. Edisi 6 vol. 1,
jakarta ECG

Anda mungkin juga menyukai