Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian diperoleh data nyang meru[akan langkah awal untuk
melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Ca. Ovarium di ruang Seruni
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau. Pembahasan ini dibuat dengan
langkah proses keperawatan yang dimulai dengan pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi dapat dilihat sebagai berikut:
A. Interpretasi dan Diskusi
1. Pengkajian
Penulisan mengumpulkan data dengan menggunakan metode
wawancara, observasi dan pencarian data medis penyakit Ca. Ovarium
pada tanggal 22 Januari 2020. Pada saat dilakukan pengkajian keluhan
utama pada kasus ditemukan pasien saat di kemoterapi mengalami
mual hingga merasakan nyeri pada ulu hati hingga punggung bagian
bawah, nyeri yang dirasakan seperti ditekan-tekan dengan skala nyeri
4. Pasien tampak pucat, lemas, rambut rontok (+) dan meringis sambil
memegang area yang nyeri (+). Pasien juga mengatakan sehari-hari
juga tidak selera makan hingga membuat berat badan juga menurun.
Pasien mengatakan ia menerima penyakitnya dan sabar dalam
menjalankan pengobatan terkait penyakit yang sedang ia alami.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. R yaitu:
a. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
b. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
c. Risiko infkesi b.d pengobatan kemoterapi mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem imun dalam tubuh
Diagnosa keperawatan ini didapatkan dari hasil pengkajian dan
menegakkkan diagnose ini berdasarkan Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI)
3. Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan
diagnose keperawatan yang ditegakkan. Intervensi atau perencanaan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada pasien dan hasil diperlukan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun acuan
dalam penyusunan intervensi keperawatan sesuai dengan standar
nursing invention. Intervensi yang dibuat mengacu kepala kebutuhan
pasien yang dirasakan saat pengkajian.
Diagnosa keperawatan pertama yaitu defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, setelah dilakukan
asuhan keperawatan 1x6 jam diharapkan nutrisi cukup meningkat
dengan kriteria hasil mual muntah menurun, nafsu makan membaik,
porsi yang dihabiskan meningkat dan perasaan cepat kenyang
menurun.
Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis , setelah dilakkan asuhan keperawatan
1x6 jam diharapkan nyeri berkurang dengan criteria hasil keluhan
nyeri menurun, meringin menurun, sikap proyektif menurun.
Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu risiko infeksi
berhubungan dengan pengobatan kemoterapi mengakibatkan
penurunan sistem imun dalam tubuh, setelah dilakukan asuhan
keperawatan 1x6 jam diharapkan kadar sel darah putih membaik, suhu
tubuh pasien membaik dan penurunan berat badan menurun.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk membantu pasien dari masalah kesehatan yang baik
dengan membantu pasien dari masalah kesehatan yang baik dengan
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Diagnosa keperawatan utama yaitu defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsropsi nutrien, yang dilakukan yaitu
memeriksa kondisi pasien sebelum melakukan kemoterapi,
memonitor efek samping dan efek toksik pengobatan (misalnya:
kerontokan rambut), memonitor mual muntah akibat kemoterapi,
memonitor asupan makanan, memberikan kemoterapi sesuai program,
menjelaskan tujuan dan prosedur kemoterapi pada pasien,
menjelaskan efek samping obat dari kemoterapi, menganjurkan pada
pasien untuk makan sedikit tetapi sering, menganjurkan untuk
mengelola kelelahan dengan merencanakan istrihat dan membatasi
kegiatan dan kolaborasi dalam pemberian ondansentron 8mg.
Diagnosa keperawatan kedua yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis, yang dilakukan yaitu memonitor lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri,
memonitor skala nyeri, memonitor tanda – tanda vital pada pasien
seperti tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu, memberikan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( relaksasi nafas
dalam), mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis,
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan), menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri, menjelaskan strategi meredakan nyeri,
menganjurkan pasien untuk monitor nyeri secara mandiri,
mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(relaksasi nafas dalam) dan memfasilitasi istirahat dan tidur untuk
pasien.
Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu risiko infeksi
berhubungan dengan pengobatan kemoterapi mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem imun dalam tubuh, yang dilakukan yaitu
mengidentifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi, mengobservasi
status imunisasi setiap kunjungan kepelayanan kesehatan, memonitor
hasil laboratorium: leukosit, mengukur tanda-tanda vital seperi suhu
tubuh, mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan atau sebelum dan sesudah menyentuh pasien,
mengajarkan pasien mempertahankan tindakan aseptic mencuci
tangan 6 langkah, mengukur tanda-tanda vital : suhu pada pasien,
membatasi jumlah pengunjung, menjelaskan tanda dan gejala
terjadinya infeksi, menganjurkan untuk meningkatkan asuapan cairan,
menganjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi pada pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah proses keperawatan untuk mengukur
respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien ke
arah pencapaian tujuan. Kelompok melakukan evaluasi kepada klien
setelah intervensi diberikan. Intervensi diberikan selama 1x 6 jam.
Melihat respon pasien berdasarkan SOAP yang meliputi respon
subjektif yang dikatakan oleh pasien setelah dilakukan implementasi,
objektif yang mampu dilihat atau dikaji, analisa menentukan diagnosa
keperawatan teratasi, teratasi sebagian dan planning atau rencana
tindakan asuhan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulisan dan hasil asuhan keperawatan pada
Ny. R dengan Ca. Ovarium diruang Seruni RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Provinsi Riau, maka kelompok mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kelompok melakukan pengkajian pada Ny. R dan memperoleh 3
diagnosa keperawatan, kelompok membuat intervensi dan melakukan
implementasi serta melakukan evaluasi.
2. Intervensi keperawatan dibuat kelompok berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan diterapkan pada Ny. R
dengan Ca. Ovarium.
B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Dengan adanya asuhan keperawatan tentang ca. ovarium
diharapkan agar rumah sakit dapat memberikan implementasi sesuai
dengan intervensi.
2. Bagi institusi keperawatan
Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya bagi
keperawatan maternitas tentang pemberian asuhan keperawatan
dengan ca. ovarium di ruang Seruni RSUD Arifin Achmad Peknabaru
Provinsi Riau.
3. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi referensi tentang laporan dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan ca. ovarium di ruang Seruni
Pekanbaru Provinsi Riau.

Anda mungkin juga menyukai