TERAPI BERMAIN
TUJUAN :
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :
Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas mela
lui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat
di rumah sakit.
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) :
Dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat.
Dapat menyusun puzzle dengan benar.
Anak mampu memecahkan masalah.
Dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
Dapat meningkatkan kreativitasnya.
Mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang.
Terlihat lebih rileks.
Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.
PERENCANAAN
1. Jenis program bermain :
Menempel puzzle wajah dengan beberapa pancra indra pada balon yang telah tersedia.
2. Karakteristik bermain :
Berdasarkan karakteristik sosial : Cooperativ play
Berdasarkan isi permainan : Skill play
Karakteristik peserta : Usia toddler dan preschool
Jumlah peserta : 5 orang
Metode : Bermain bersama
Alat-alat yang digunakan (media) : Balon berbentuk bulat
Gambar panca indra
Lem
STRATEGI PELAKSANAAN
Persiapan :
1. Menyiapkan ruangan
1. 5 menit Ruangan, alat, anak dan keluarga siap
2. Menyiapkan alat – alat
3. Menyiapkan anak dan keluarga
Proses :
Menjawab salam, memperkenalkan diri, memperhatikan
1. Membuka proses terapi dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain,
2. 20 menit
menjelaskan cara permainan
Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan peras
3. Mengajak anak bermain
aannya
4. Mengevaluasi respon anak dan keluarga
Penutup
3. 1. Menutup dan mengucapkan salam 5 menit Memperhatikan dan menjawab salam
PEMBAGIAN TUGAS :
1. Pembawa Acara :
2. Leader :
3. Co-Leader :
4. Observer :
5. Fasilitator :
SETTING TEMPAT :
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
1. PENGERTIAN BERMAIN
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi
yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah
tindakan operatif . Denga demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak,
terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang
sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya (Nursalam, 2005).
2. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut isinya, bermain terbagi menjadi :
Social affective play
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan
lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara atau
memanjakan dan anak tertawa senang
Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalnya bermain
air atau pasir
Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu misalnya mengendarai sepeda, menggambar.
Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu, perawat atau
guru
3. FUNGSI BERMAIN
Perkembangan Sensory Mototic
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk
perkembangan otot-otot gerak.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi benda-benda
di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak
juga belajar bagaimana menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan objek atau
benda tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya
atas, bawah, di bawah dan di atas.
Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua
media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group.
Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran
dalam kelompok.
Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah lakunya
terhadap orang lain.
Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya
anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap
kelompok.
Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan peras
aannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau bermain peran
1.
2.
3.
4.
5.
10
7. LEMBAR OBSERVASI
PESERTA
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
Pada kolom peserta ditulis nama panggilan masing-masing peserta terapi bermain
Setiap poin yang dilakukan anak, diisi dengan tanda ( √ )
Poin yang tidak dilakukan diisi dengan ( – ) sesuai dengan kolom yang telah disediakan
Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Deskripsi Tugas :
1. Leader
Memimpin jalannya acara.
Membuka pertemuan.
Mengatur setting tempat.
Menutup kegiatan bermain.
2. Co-Leader
Membantu tugas dari leader.
Menggantikan posisi leader bila diperlukan.
3. Fasilitator
Sebagai pemandu jalannya acara.
Sebagai tempat bertanya leader dan coleader tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
Mengobservasi jalannya acara.
Memberi penilaian.
Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co leader.
DAFTAR PUSTAKA
Yudiernawati, Atty. (2006). Peran Bermain Dalam Perkembangan Psikososial Anak. Malang
; Politeknik Kesehatan Malang.