Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah sakit


Sub Pokok Bahasan : Puzzle Wajah
Tempat :
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Sasaran : Anak usia Toddler dan usia preschool yang dirawat di ruang
Jenis permainan : Puzzle
Penyaji :

TUJUAN :
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) :
Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas mela
lui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat
di rumah sakit.
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) :
 Dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat.
 Dapat menyusun puzzle dengan benar.
 Anak mampu memecahkan masalah.
 Dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
 Dapat meningkatkan kreativitasnya.
 Mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang.
 Terlihat lebih rileks.
 Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.

PERENCANAAN
1. Jenis program bermain :
Menempel puzzle wajah dengan beberapa pancra indra pada balon yang telah tersedia.
2. Karakteristik bermain :
Berdasarkan karakteristik sosial : Cooperativ play
Berdasarkan isi permainan : Skill play
Karakteristik peserta : Usia toddler dan preschool
Jumlah peserta : 5 orang
Metode : Bermain bersama
Alat-alat yang digunakan (media) : Balon berbentuk bulat
Gambar panca indra
Lem
STRATEGI PELAKSANAAN

No. Kegiatan Waktu Subjek terapi

Persiapan :
1. Menyiapkan ruangan
1. 5 menit Ruangan, alat, anak dan keluarga siap
2. Menyiapkan alat – alat
3. Menyiapkan anak dan keluarga

Proses :
Menjawab salam, memperkenalkan diri, memperhatikan
1. Membuka proses terapi dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain,
2. 20 menit
menjelaskan cara permainan
Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan peras
3. Mengajak anak bermain
aannya
4. Mengevaluasi respon anak dan keluarga

Penutup
3. 1. Menutup dan mengucapkan salam 5 menit Memperhatikan dan menjawab salam

PEMBAGIAN TUGAS :
1. Pembawa Acara :
2. Leader :
3. Co-Leader :
4. Observer :
5. Fasilitator :

SETTING TEMPAT :
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
1. PENGERTIAN BERMAIN
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi
yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah
tindakan operatif . Denga demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak,
terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang
sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya (Nursalam, 2005).

2. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut isinya, bermain terbagi menjadi :
 Social affective play
Pada social affectif play, anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan
lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara atau
memanjakan dan anak tertawa senang
 Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya misalnya bermain
air atau pasir
 Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu misalnya mengendarai sepeda, menggambar.
 Dramatic play
Anak akan berfantasi menjalankan peran tertentu, misalnya menjadi ibu, perawat atau
guru

Menurut Karakter Sosial, bermain terdiri dari :


 Solitary Play
Dilakukan anak usia toddler dimana anak bermain sendiri walaupun ada orang lain yang
berada di sekitarnya
 Parallel Play
Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak toddler atau preschool yang
masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi antara satu dengan yang lain tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung.
 Assosiative Play
Anak bermain dalam kelompok dengan aktivitas yang sama, tetapi belum terorganisasi
dengan baik jadi belum ada pembagian tugas dan mereka bermain sesuai dengan
keinginannya.
 Cooperative Paly
Anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorganisasi, terencana, dan ada at
uran-aturan tertentu yang dilakukan oleh anak usia sekolah atau adolescence.

3. FUNGSI BERMAIN
 Perkembangan Sensory Mototic
Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu obyek adalah penting untuk
perkembangan otot-otot gerak.
 Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan eksplorasi dan manipulasi benda-benda
di sekitarnya baik dalam hal warna bentuk, ukuran dan pentingnya benda tersebut. Anak
juga belajar bagaimana menggunakannya, menghubungkan kata-kata dengan objek atau
benda tersebut dan mengembangkan pengertian tentang konsep yang abstrak misalnya
atas, bawah, di bawah dan di atas.
 Perkembangan kreativitas
Anak dapat melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua
media. Kreativitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan group.
 Perkembangan social
Dengan bermain anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran
dalam kelompok.
 Perkembangan Kesadaran Diri
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahannya dan tingkah lakunya
terhadap orang lain.
 Perkembangan Moral
Dengan bermain, anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya
anak akan menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap
kelompok.
 Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya marah, benci, kesal atau takut.
 Komunikasi
Bermain merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan peras
aannya secara verbal misalnya melukis, menggambar atau bermain peran

4. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


Adapun jenis permainan yang dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat usia adalah
sebagai berikut :
 Bayi (1 bulan)
Permainan yang dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan benda yang
terang/menyolok. Berbicara dengan bayi, menyanyi, atau bercanda dapat merangsang
pendengaran. Secara tactile dilakukan dengan memeluk dan menggendong
(memberi kehangatan). Secara kinetic permainan dapat dilakukan dengan mengajak atau
naik kereta untuk jalan-jalan.
 Bayi (2 – 3 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memasang gambar-gambar di dinding. Untuk
merangsang auditori dapat dilakukan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian atau
mengikutsertakan bayi dalam pertemuan keluarga. Secara tactile permainan dapat
dilakukan dengan membelai pada waktu memandikan, mengganti pakaian atau menyisir
rambut. Sedangkan secara kinetic yaitu dengan mengajak naik kereta atau gerakan-
gerakan berenang pada saat mandi.
 Bayi (4 – 6 bulan)
Permainan visual dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak nonton tv, atau
mainan yang berwarna terang. Permainan auditori dengan mengajak bicara, mengulangi
suara-suara yang dibuatnya atau memanggil nama. Secara tactile anak diberi mainan
dengan berbagai teksture baik lembut maupun lancer. Secara kinetic dilakukan dengan
membantu anak untuk tengkurap dan menyokong waktu duduk.
 Bayi (6 – 9 bulan)
Permanan visual dengan bermain warna gelap, berbicara sendiri di depan kaca,
permainan cilukba atau merobek-robek kertas. Permainan auditori dapat dilakukan
dengan mengajari anak memanggil nama, diajarkan tepuk tangan. Tactile permainan
dapat dilakukan dengan cara meraba bermacam-macam teksture dan ukuran, main air
yang mengalir atau berenang.
 Bayi (9 – 12 bulan)
Permainan visual anak diperlihatkan gambar-gambar dalam buku atau mengajak jalan-
jalan. Permainan auditori dengan menunjukkan bagian-bagian tubuh atau
memperkenalkan suara-suara binatang. Secara tactile dengan memberi makanan yang
dapat dipegang atau memperkenalkan benda dingin atau panas. Secara kinetic dapat
diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.
 Toddler (2 – 3 tahun)
Karekteristik bermain anak usia ini yaitu paralel play, sering kali bertengkar
memperebutkan mainan. Pada usia ini anak mulai menyenangi musik atau irama,
melempar, mendorong atau mengambil sesuatu.
 Preschool (3 – 5 tahun )
Karekteristik permaianan preschool adalah assosiatif play, dramatic play dan skill play.
Anak sudah dapat melompat, berlari atau main sepeda.
 Usia Sekolah (6 – 12 tahun)
Anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama dan dapat belajar
untuk independent, kooperatif, bersaing atau menerima orang lain dan tingkah laku yang
diterima. Karekteristik permaianannya adalah kooperatif play dan anak laki-laki sifatnya
mechanical sedangkan anak wanita mothers rool.
 Adolescent (3 – 18 tahun)
Anak bermain dalam kelompok misalnya sepak bola, basket, badminton, mendengar
musik, nonton tv serta membaca buku.

5. EVALUASI YANG DIHARAPKAN


1. Anak dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat.
2. Anak dapat menyusun puzzle dengan benar.
3. Anak dapat memecahkan masalah.
4. Anak dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
5. Anak dapat meningkatkan kreativitasnya.
6. Anak akan mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang.
7. Anak terlihat lebih rileks.
8. Anak koopertif dengan perawatan dan pengobatan.

6. DAFTAR PESERTA TERAPI BERMAIN

NO NAMA ALAMAT TTD

1.

2.

3.

4.

5.

10
7. LEMBAR OBSERVASI

PESERTA
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6

1. Mampu menyebutkan nama lengkap

2. Mampu menyebutkan nama panggilan

3. Mampu menyebutkan umur

4. Mampu menyebutkan alamat

5. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

6. Bersikap baik kepada teman

7. Mampu menyebutkan nama teman

8. Kooperatif dengan terapis, teman, lingkungan

9. Dapat melakukan permainan dengan baik

Keterangan:
 Pada kolom peserta ditulis nama panggilan masing-masing peserta terapi bermain
 Setiap poin yang dilakukan anak, diisi dengan tanda ( √ )
 Poin yang tidak dilakukan diisi dengan ( – ) sesuai dengan kolom yang telah disediakan

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Deskripsi Tugas :
1. Leader
 Memimpin jalannya acara.
 Membuka pertemuan.
 Mengatur setting tempat.
 Menutup kegiatan bermain.
2. Co-Leader
 Membantu tugas dari leader.
 Menggantikan posisi leader bila diperlukan.
3. Fasilitator
 Sebagai pemandu jalannya acara.
 Sebagai tempat bertanya leader dan coleader tentang kegiatan yang akan dilakukan.
 Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
 Mengobservasi jalannya acara.
 Memberi penilaian.
 Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
 Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co leader.

DAFTAR PUSTAKA
Yudiernawati, Atty. (2006). Peran Bermain Dalam Perkembangan Psikososial Anak. Malang
; Politeknik Kesehatan Malang.

Anda mungkin juga menyukai