Anda di halaman 1dari 18

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN

“PERMAINAN ULAR TANGGA”


DI RUANGan 3A RS KOTA MATARAM

DISUSUN
OLEH KELOMPOK V:
1. I GEDE SUMARDI P
2. SUMARNI
3. ISNAINUL FAHMI
4. NURUL HIKMAH
5. SYAHRURAMADHOAN

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2019
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN

“PERMAINAN ULAR TANGGA”


DI RUANGan 3A RS KOTA MATARAM

DISUSUN
OLEH KELOMPOK V:
1. I GEDE SUMARDI P
2. SUMARNI
3. ISNAINUL FAHMI
4. NURUL HIKMAH
5. SYAHRURAMADHOAN

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan,

(....................) (....................)
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang,
makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi
kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata.Bermain juga merupakan
unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
sosial, kreativitas serta intelektual.Oleh karena itu bermain
merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang
merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk
menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan
operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan
pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam
melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi
efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2005).

Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan


aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara
yang paling efektif untuk menurunkan stress pada anak, dan
penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak (Champbell
dan Glaser, 2005).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari terapi bermain ini adalah untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Tujuan khusus
a. Bagi anak:
1) Dapat mengatur strategi dan kecermatan.
2) Dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permainan
3) Dapat berlatih bersosialisasi
4) Dapat berlatih bersikap sportif
5) Dapat mengurangi kecemasan dan keteganganv pada anak
6) Dapat belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah
pada permainan ular tangga dan menghitung titik – titik
yang terdapat pada dadu.
b. Bagi perawat:
1) Membangun trust antara pasien anak dan perawat
2) Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia
6-12 tahun
3) Mampu mengenal karakter tiap anak usia 6-12 tahun
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN BERMAIN
bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan
yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain
dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari
luar atau kewajiban Hurlock (2001).
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Ada orang tua yang berpendapat behwa anak yang terlalu banyak
bermain akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan
ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan
bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
jiwa anak (Noname, 2006).
Bermain merupakan suatu konsep yang sangat penting bagi
anak (Markum, 1990).

2. TUJUAN TERAPI BERMAIN


Adapun tujuan dilakukannya terapi bermain pada anak yaitu
Hurlock,2001 :
 Menyalurkan energi anak
 Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena
penyakit dan dirawat.
 Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan.
 Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus
(koordinasi mata dengan tangan).

3. FUNGSI BERMAIN
Menurut Hurlock, 2001, Fungsi bermain adalah :
a. Perkembangan sensori motorik
Bermain penting untuk mengembangkan otot dan energi.
Komponen yang penting untuk semua umur terutama bayi.
b. Perkembangan Intelektual/kognitif
Anak belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar
mengenal objek dan bagaimana menggunakannya.
c. Sosialisasi
Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi
anak sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan
timbul dalam hubungan sosial.
d. Kreativitas
Melalui bermain anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide
baru dalam bermain.
e. Nilai terapeutik
Untuk melepaskan stress dan ketegangan
f. kesadaran diri
Anak akan sadar akan kemampuan dan kelemahannya serta
tingkah lakunya.

4. KLASIFIKASI BERMAIN
a. Menurut isi permainan (Soetjiningsih, 1995)
1) Social Affektif Play
Permainan yang membuat anak belajar berhubungan dengan
orang lain, Contoh : orang tua berbicara, memeluk,
bersenandung, anak memberi respon dengan tersenyum,
mendengkur, tertawa, beraktivitas, dll.
2) Sense Pleasure Play
Bermain untuk bersenang-senang, contoh : Obyek seperti
cahaya, bau, rasa, benda alam dan gerakan tubuh.
3) Skill Play
Bermain yang sifatnya membina ketrampilan Misalnya
berulang kali melakukan dan melatih kemampuan yang baru
didapat, menimbulkan nyeri dan frustasi pada anak, contoh
naik sepeda.
4) Perilaku bermalas-malasan (Unocupied Behavior)
Tidak bermain tetapi memusatkan perhatian pada segala
sesuatu yang menarik. Misalnya sibuk dengan benda-benda
lain atau bajunya.
5) Dramatik Role Play/bermain Dramatis/ Simbolik
Dimulai pada akhir masa bayi 11-13 bulan, contoh :
berpura-pura melakukan kegiatan keluarga seperti makan,
minum dan tidur.
 Usia Toddler kegiatan berupa hal-hal yang lebih
dikenalnya
 Usia Prasekolah kegiatan sehari-hari tetapi lebih
rumit.
 Permainan Game
Contoh Puzzle, komputer games dan video

b. Menurut Karakteristik Sosial


1) Bermain Anlooker/mengamati
Anak melihat apa yang dilakukan anak lain tetapi tidak ada
usaha untuk ikut bermain, contoh : menonton televisi
2) Solitary/mandiri
Anak bermain sendiri, menyukai kehadiran orang lain tapi
tidak ada usaha untuk mendekat atau berbicara. Hanya
terpusat pada aktivitas/permainanya sendiri.
3) Paralel Play.
Bermain sendiri di tengah anak lain, tidak ada asosiasi
kelompok. Ciri bermain anak Toddler.
4) Asosiasi Play
Bermain dan beraktifitas serupa bersama, tetapi tidak ada
pembagian kerja, pemimpin/tujuan bersama, Anak interaksi
dengan saling meminjam alat permainan, ciri anak
prasekolah
5) Kooperatif Play
Bermain dalam kelompok, ada perasaan
kebersamaan/sebaliknya, terbentuk hubungan pemimpin dan
pengikut. Ada tujuan yang ditetapkan dan ingin dicapai.
c. Menurut usia
1. Umur 1 bulan (sense of pleasure play).
 Visual : dapat melihat dgn jarak dekat
 Audio : berbicara dgn bayi
 Taktil : memeluk, menggendong
 Kinetik : naik kereta, jalan-jalan.
2. Umur 2-3 bln
 Visual : memberi objek terang, membawa bayi
keruang yang berbeda
 Audio : berbicara dengan bayi,memyanyi
 Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut.
3. Umur 4-6 bln
 Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa
bayi nonton TV.
 Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil
namanya, memeras kertas.
 Kinetik : bantu bayi tengkurap, mendirikan bayi
pada paha ortunya.
 Taktil : memberikan bayi bermain air.
4. Umur 7-9 bln
 Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dengan
kaca serta berbicara sendiri.
 Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata
yang diucapkan seperti mama, papa.
 Taktil : membiarkan main pada air mengalir.
 Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat.
5. Umur 10-12 bln
 Visual : memperlihatkan gambar terang dalam buku.
 Audio : membunyikan suara binatang tiruang,
menunjukkan tubuh dan menyebutnya.
 Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan
hangat, membiarkan anak merasakan angin.
 Kinetik : memberikan anak mainan besar yang dapat
ditarik atau didorong, seperti sepeda atau kereta.
6. Umur 2-3 tahun
 Paralel play dan sollatary play
 Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek,
koordinasi kurang (sering merusak mainan)
 Jenis mainan: boneka,alat masak,buku cerita dan buku
bergambar.
7. Preschool 3-5 thn
 Associative play , dramatik play dan skill play.
 Sudah dapat bermain kelompok
 Jenis mainan: roda tiga, balok besar dengan macam-macam
ukuran.
8. Usia sekolah
 Cooperative play
 Kumpul prangko, orang lain.
 Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
 Dapat belajar dengan aturan kelompok
 Laki-laki : Mechanical
 Perempuan : Mother Role
9. Mainan untuk Usia Sekolah :
 6-8 tahun : Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga,
alat untuk melukis, mencatat, sepeda.
 8-12 tahun : Buku, mengumpulkan perangko, uang logam,
pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama, sepeda,
sepatu roda.
10. Masa remaja
 Anak lebih dekat dengan kelompok
 Orang lain, musik,komputer, dan bermain drama.
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN

ANALISA SITUASI
A. WAKTU DAN TEMPAT
a. Waktu permainan :
1. Lama bermain :
2. Hari / Tanggal :
3. Jam : 10.00 WIB - Selesai
b. Sasaran : Anak usia sekolah (6-12 tahun)
c. Tempat bermain
Ruang 3A
B. PESERTA
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah peserta yang
memenuhi kriteria :
1. Usia sekolah (6-12 tahun)
2. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
4. Pasien kooperatif

C. SARANA DAN MEDIA


1. Sarana :
- Ruangan tempat bermain
- Lantai untuk anak dan orang tua
2. Media :
- Alat permainan ular tangga
- Alas duduk

D. SUSUNAN ACARA
Permainan ular tangga dengan susunan acara sebagai berikut :
a. Pembukaan :
- Memberi salam
- Memperkenalkan nama masing masing anggota kelompok.
- Menyampaikan tujuan permainan
- Kontrak waktu bermain
b. Proses isi bermain :
- Ular tangga dimainkan oleh 2 orang atau lebih, papan
permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan dibeberapa
kotak digambar sejumlah “tangga” atau “ular” yang
menghubungkannya dengan kotak lain
- Setiap pemain mulai dengan bidaknya di kotak pertama di
kotak sudut kiri bawah dan secara bergiliran melemparkan
dadu.
- Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul
- Bila pemain mendarat diujung bawah sebuah tangga, mereka
dapat pergi ke ujung tangga yang lain
- Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus turun ke
kotak diujung bawah ular
- Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir
c. Eksplorasi perasaan :
- Memperhatikan respon non verbal anak, apakah mau bergabung
dengan temannya atau tidak.
- Memperhatikan respon anak, apakah dengan tenang mengikuti
permainan
d. Penutup
- Observer menyampaikan proses kegiatan permainan
- Leader menutup acara permainan.
E. PENGORGANISASIAN
1. Leader : sumarni
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu
membuka dan menutup kegiatan.
2. Co Leader : nurul hikmah
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara
bermain dalam terapi bermain.
3. Fasilitator : syahruramadhoan, isnainul fahmi
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi
setiap peserta dalam terapi bermain.
4. Observer : I gede sumardi purnawan
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain, mengobservasi dan
mencatat jalannya terapi bermain.
F. SETTING TEMPAT

RUANG 3A

Keterangan :

: Leader : Co Leader

: Fasilitator : Observer

: Anak
G. STRATEGI KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode

1. 5 menit Pra interaksi :


 Persiapan - -
ruangan
 Mempersiapkan
peserta
 Persiapan
leader,
fasilitator dan
observer

2. 5 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan  Menjawab salam  Ceramah
dengan
mengucapkan
salam
 Menjelaskan  Memperhatikan
latar belakang
dan
memperkenalkan
diri
 Menjelaskan  Memperhatikan
tujuan diberikan
terapi bermain
 Kontrak waktu  Memperhatikan

3 30 menit Pelaksanaan :
 leader dibantu  Berpindah  Ceramah
oleh co leader posisi dan
dan fasilitator peragaan
untuk mengatur langsung
posisi duduk,  Diskusi
anak di bagi
menjadi 2
kelompok
 fasilitator  Menerima alat
membagikan set permainan
permainan ular
tangga kepada
masing-masing
kelompok
 fasilitator  Melakukan
mengajak anak permain
untuk bermain
 leader memberi
semangat pada
anak selama
proses permainan
 fasilitator
memotivasi anak
untuk dapat
mengekspresikan
perasaannya

4. 5 Menit Evaluasi :
 Menanyakan  Mendengarkan  Ceramah
kepada anak
tentang
permainan yang
dilakukan
 Menanyakn
tentang perasaan
anak setelah  Menjawab
bermain pertanyaan
Terminasi :
 Menutup kegiatan
dengan  Menjawab salam
mengucapkan
salam penutup

H. EVALUASI
Kriteria Penilaian
a. Evaluasi Struktur
1) Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum
dilaksanakannya kegiatan
2) Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
3) Struktur organisasi atau pembagian peran sudah dibentuk
sebelum kegiatan dilaksanakan
4) Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Evaluasi Proses
1) Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana
2) Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang
telah direncanakan.
c. Evaluasi Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana,Dian.2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada


Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Sulanty.2011.Proposal bermain pada anak. http://info.


proposal-bermain-pada-anak.html

Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.


Jakarta: EGC
DAFTAR HADIR PESERTA/KELUARGA
“TERAPI BERMAIN”
DI RUANG 7.B RUMAH SAKIT DR.SAIFUL ANWAR MALANG

NO. Nama Tanda Tangan


EVALUASI HASIL TERAPI BERMAIN PADA ANAK PRASEKOLAH
DI RUANG 7B RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

1. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
2. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
3. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
4. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
5. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
6. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
7. Nama anak :
Usia :
Respon anak :
Malang, 22 maret 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing lahan

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai