Anda di halaman 1dari 19

Stase Keperawatan Anak

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS BERMAIN : MENIUP BALING-BALING KERTAS


PADA ANAK PRE SCHOOL (4 tahun)
(Dosen Pembimbing : Ns. Ruswanti, S.Kep, Mat)

Disusun Oleh :

1. Febyanti Dwi Lestari 18210000017


2. Gita Suciyati Putri 18210000013
3. Hesti Dwi Utari 18210000024
4. Imanuwel Timisela 18200000058
5. Juliant Immanuel 18210000022
6. Meiryke Lalihatu 18210000038
7. Syifa Wulandari 18210100005

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU PROGRAM STUDI


PROFESI NERS TAHUN AJARAN 2022
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS BERMAIN : MENIUP
BALING-BALING KERTAS DI RUANG MELATI RSUD
CIAWI TAHUN 2022

A. Latar Belakang

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.

Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal

tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara

optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap

dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit,

anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah,

takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang

dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkunganrumah sakit. Untuk

itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya

pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase

pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat

beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan

kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga

terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan hal-hal yang dapat bergerak

dan mampu mengalihkan fokusnya oleh karena itu, bermain baling-baling kertas bisa menjadi

alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat stres pada
anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-

school adalah mampu melipat kertas. Dengan permainan meniup baling-baling kertas

menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu


mengenali tingkat perkembangan anak. Pada anak manajemen non farmakologi yang
sering digunakan yaitu teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam sangat

sulit diberikan kepada anak, karena anak sangat sulit untuk mengikuti instruksi yang diberikan

oleh perawat. Salah satu cara agar anak dapat melakukan relaksasi nafas dalam yaitu dengan

melakukan kegiatam bermain.

B. Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi efektifitas terapi relaksasi nafas dalam dengan bermain meniup
baling-baling kertas untuk menurunkan cemas dan menurunkan gangguan rasa nyaman yang
dialami anak.

2. Tujuan Khusus

a. Anak dapat meningkatkan motorik halusnya dengan melipat


b. Anak merasa rileks terhadap hospitalisasi
c. Anak merasa rileks ketika terdapat gangguan rasa nyaman yang dirasakan

C. Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan

terhadap suasana rumah sakit.

2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari

secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak- anak

untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan


mental dan sosial anak (Tedjasaputra Myeke, 2011).

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikan

keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri

untuk berperan dan menjadi dewasa (Aziz Halimul Hidayat, 2008).

Menurut Kimpraswil (dalam As’adi Muhammad, 2009: 26) mengatakan bahwa


definisi bermain adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat

bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan

tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik.

B. Fungsi Bermain
1. Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan

intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
2. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak

dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.

3. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala

sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

4. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan

sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.

5. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.


6. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-

peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
7. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar

membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas

segala tindakan yang telah dilakukan.

8. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan
relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain

1. Untuk

2. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena melanjutkan pertumbuhan dan

perkembangan yang normal pada saat sakit, padasaat sakit anak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

3. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.


4. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.

5. sakit dan dirawat di rumah sakit.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain


1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain


1. Perlu energi ekstra

2. Waktu yang cukup

3. Alat permainan

4. Ruang untuk bermain

5. Pengetahuan cara bermain

6. Teman bermain
F. Klasifikasi Bermain
Bermain diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya mneurut Wong (2008), yaitu:

1) Bermain mrnutut isi permainan


a. Sosial Affective Play

Permainan yang membuat anak belajar berhubungan dengan orang lain. Contoh;
orang tua berbicara, memeluk,bersenandung, anak memberi respon dengan
tersenyum, mendengkur,tertawa, beraktivitas, dll

b. Sense of Pleasure Play

Permainan yang dilakukan dengan tujuan untuk bersenang-senang contohnya;


obyek seperti wanita, cahaya, bau, rasa, benda alam dan gerakan tubuh

c. Skill Play

Bermain yang sifatnya membina ketrampilan misalnya berulang kali melakukan


dan dan melatih kemampuan yang baru didapat,sering kali menimbulkan nyeri
dan frustasi pada anak. Contoh naik sepeda

d. Games atau Permainan

Contohnya puzzle, komputer games dan video

e. Unoccupied Behaviour

Dimana tidak bermain tetapi memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang
menarik. Misalnya sibuk dengan benda-benda lain atau bajunya

f. Dramatic Play

Dimulai pada akhir masa bayi 11-13 bulan, contoh; berpura-pura melakukan
kegiatan keluarga seperti makan, minum dan tidur. Pada usia toddler kegiatan
berupa hal-hal yang lebih dikenalnya. Untuk usia prasekolah kegiatan sehari-
hari tetapi lebih rumit

2) Menurut karakteristik sosial

a. Solitary play

Bermain sendiri walaupun diskeitarnya orang lain. Misalnya pada bayi dan
toddler, dia akan asyik dengan mainannya sendiri tanpa menghiraukan orang-
orang yang ada disekitarnya

b. Paralel play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada masing-masing anak
mempunyai mainan yang sama tetapi tidak ada interaksi diantara mereka.
Mereka tidak ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya,
masing-masing anak punya bola, maka dia akan bermain dengan bolanya sendiri
tanpa menghiraukan bola temannya. Biasanya terjadi pada usia toddler dan pre
school.

c. Asosiatif play

Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi masih belum
terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
Misalnya, anak bermain hujan-hujanan di teras rumah, berlari-lari dan
sebagainya. Hal ini banyak dialami pada anak pre school

d. Cooperative play

Anak bermain secara bersama-sama, permaianan sudah terorganisir dan


terencana, didalamnya sudah ada aturan main. Misalnya, anak bermain kartu,
petak umpet, terjadi pada usia sekolad dan adolescent.

G. Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 – 6 Tahun


1. Dramatic Play. Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain, contoh:

Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.

2. Skill Play. Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik

kasar dan halus, ontoh : Bermain bongkar pasang, dan mewarnai.

3. Assosiative Play. Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan

yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan

tujuan yang tidak jelas, contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing.

4. Cooperative Play. Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan

pimpinan permainan jelas, contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan satuorang

menjadi pemimpin.

H. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Tahun


1. Stimulasi Sosial. Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh:
bermain pasir bersama-sama.

2. Stimulasi Keterampilan. Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak

sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, Mewarnai, bernyanyi,

menari.

3. Stimulasi Kerjasama. Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak

bermain menyusun puzzle, bermain bola.


PRE PLANNING
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN : MENIUP
BALING-BALING KETAS ANAK
USIA 4 TAHUN

A. Deskripsi
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan

sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan


menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan,

menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan

mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu

pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong. Sehingga jenis

permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti benda-benda di sekitar rumah, buku

gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan air.

Meniup baling-baling kertas merupakan terapi permainan yang kreatif untuk

mengurangi stress dan kecemasan serta mengurangi rasa nyeri pada anak saat mengalami

gangguan rasa nyaman akibat suatu proses penyakit ataupun prosedur.

B. Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan yaitu meniup baling-baling kertas. Meniup dapat
dianalogikan dengan latihan nafas dalam yang merupakan suatu permainan atau aktifitas yang

memerlukan inhalasi lambat dan dalam untuk mendapatkan efek terbaik pada sistem

pernapasan. salah satu teknik non farmakologis untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan

dirawat

c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.


d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
e. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.

f. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

D. Sasaran
1. Anak usia pra-sekolah (4-6 tahun)

2. Anak yang dirawat di ruang melati 4 bed 1,2, dan 3

3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi

proses terapi bermain

4. Anak dengan komunikasi verbal yang baik


5. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

6. Anak yang dapat memegang benda

7. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain

E. Uraian Tugas Kelompok


1. Leader :

Tugas dari leader dalam terapi bermain ini antara lain:

a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan bermain.

b. Menjelaskan peraturan kegiatan sebelum kegiatan dimulai.

c. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.


d. Mampu memimpin acara dari awal sampai akhir.

2. Fasilitator :

Tugas dari fasilitator dapat berupa:

a. Memfasilitasi anak yang kurang aktif.

b. Berperan sebagai role model bagi anak selama kegiatan berlangsung.

c. Membantu anak bila anak mengalami kesulitan.

d. Mempersiapkan alat dan tempat permainan.

3. Observer :

Tugas dari seorang observer adalah:

a. Mengobservasi jalannya / proses kegiatan.


b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal anak selama kegiatan berlangsung.

c. Memantau kelancaran acara dan perkembangan serta karakteristik anak.

F. Perilaku Anak yang diharapkan


1. Anak mampu melakukan relaksasi dengan distraksi

2. Anak mengikuti permainan dengan baik sampai selesai dan tidak rewel.

3. Anak bersifat kooperatif.

4. Anak bisa menikmati dan merasa senang.

5. Anak dapat melipat kertas

6. Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

7. Anak dapat membentuk suatu objek

8. Anak dapat meningkatkan sosialisasi.

G. Analisa situasi
Terapi bermain ini dilaksanakan di :

1. Tanggal : 4 Maret 2022

2. Jam : 16.30 - selesai

3. Tempat : Ruang Melati Kamar 4

4. Jumlah peserta : 3 orang

5. Jumlah perawat : 6 orang

6. Alat yang digunakan : Kertas Warna, Sedotan, Pin

H. Rencana Pelaksanaan
1. Pembukaan

a. Persiapan (5 menit)

1) Mempersiapkan alat untuk terapi bermain

2) Mempersiapkan tempat bermain

3) Mempersiapkan anak

b. Perkenalan (5 menit)

1) Leader memperkenalkan anggota kelompok pada anak-anak


2) Leader dan fasilitator membantu anak untuk memperkenalkan diri pada teman-
teman

c. Penjelasan (5 menit)
Menjelaskan kepada anak untuk membuat baling-baling kertas dan maniupnya

d. Pelaksanaan (15 menit)


1) Fasilitator mengenalkan alat-alat permainan yang ada

2) Fasilitator memberikan contoh bagaimana cara mempergunakan alat tersebut

3) Fasilitator mendampingi anak untuk melipat kertas

4) Memberikan reward kepada anak

e. Evaluasi (5 menit)
1) Evaluasi pelaksanaan oleh leader

2) Evaluasi akhir oleh observer.

3) Evaluasi umum :

a) Keaktifan anak

b) Respon anak

c) Proses bermain

d) Situasi saat pelaksanaan

I. Antisipasi masalah
1. Penanganan yang anak tidak aktif saat terapi aktivitas bermain : meminta bantuan kepada
orang tua untuk menemani atau mendampingi anak

2. Bila anak jenuh pada aktivitas bermain : fasilitator menghibur dengan cara memberikan
hadiah dan mengajak bergabung dengan teman-teman yang lain

3. Bila anak ingin buang air besar atau air kecil : fasilitator mengajak orang tua untuk
membersihkan
4. Bila ada anak lain yang ingin ikut bermain : fasilitator amemberikan kesemapatan pada
anak lain untuk ikut dan dimasukkan dalam kelompok umur yang sesuai
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN : MENIUP BALING-BALING
KERTAS UNTUK ANAK USIA 4 TAHUN

A. Tujuan
1. Tujuan Umum

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

b. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan

dirawat

c. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.


d. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.

e. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.

B. Prinsip Bermain
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orangtua, guru

C. Waktu
Kegiatan bermain akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 04 Maret 2022

D. Tempat
Ruang Melati Kamar 4

E. Metode
Kelompok

F. Media Dan Alat


1. Kertas Warna

2. Sedotan

3. Pin
G. Peserta Bermain
1. Mahasiswa

2. Pembimbing Lahan

3. Peserta didik

H. Pengorganisasian
1. Leader

Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan

menutup kegiatan ini.

2. Co Leader :

Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam

terapi bermain.

3. Fasilitator :

Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta dalam

terapi bermain.

4. Observer :

Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati, dan mencatat


jalannya terapi bermain.

I. Kegiatan Permainan

No Waktu Tahap Penyaji Audiens


1. 5 Pembukaan 1. Memperkenalkan diripada Mendengar, memperhatikan,
menit klien menjawab
.
2. Menanyakan pada orang
tua apakah pernah
mengikuti program terapi
bermain
3. Menjelaskan tujuan
kegiatan
2. 15 menit  Kegiatan 1. Memperkenalkan alat Menerima alat permainan dan
bermain permainan bertanya tentang kejelasan cara
 Menyimak 2. Menjelaskan cara bermain bermain
 Tanya jawab 3. Menjawab pertanyaan
peserta
4. Memberi pujian kepada
peserta
3. 5 menit Penutup 1. Menanyakan perasaan Memperhatikan bertanya dan
anak terhadap mendengarkan jawaban
permainan yang telah
dilakukan
2. Menanyakan respon orang
tua

J. PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

1. PENGORGANISASIAN

a. Leader : Gita Suciyati Putri, S.Kep

b. Co leader : Febyanti Dwi Lestari, S.Kep

c. Fasilitator :
1) Imanuwel Timisela, S.Kep
2) Juliant Immanuel Harley, S.Kep
3) Meiryke Lalihatu, S.Kep
4) Hesti Dwi Utari, S.Kep
d. Observer : Syifa Wulandari, S.Kep

2. PEMBAGIAN TUGAS

a. Leader :

Tugas:
1) Memimpin jalannya permainan

2) Menjelaskan tujuan terapi bermain


3) Menjelaskan aturan terapi bermain

b. Co Leader :

Tugas:
1) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan

2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

3) Mengingatkan leader ketika Bloking

c. Observer

Tugas :

Mengevaluasi jalannya kegiatan

d. Fasilitator :

Tugas:
1) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan

2) Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan

3) Sebagai roll model selama kegiatan

3. SASARAN
Sasaran terapi bermain adalah anak yang berusia 4 - 6 tahun

4. SETTING
Peserta terapi bermain berhadapan denfan leader

Keterangan :
Leader
Co Leader

Peserta

Fasilitator

Observer

5. METODE
Demonstrasi dan setiap anak di dampingi oleh fasilitator
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman & Arvin. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.5Jakarta: EGC.

Betz, Cecyly Lynn. 2011. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC.

Latief, abdul dkk. 20013. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: bagian ilmu kesahatan anak fakultas

kedokteran universitas Indonesia.

Nurarif Amin huda dan Kusuma Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 1. Penerbit Mediaction. Jogjakarta

Mansjoer, Arif, dkk. 2011. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1 dan 2FK UI, Jakarta :

Media Aesculapius

Internet. http://id.slrvoong.com/medicine-and-healt-pathology/1916947-terapi-bermain/

downloaded on Wednesday, 02 March 2022 at 11.50 a.m

Anda mungkin juga menyukai