Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA 1 TAHUN

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Tugas PKK ANAK

Dosen : Tri Budi Sutriani, S Kep., Ners., MM., M, Kep

Oleh :

David Dermawan

19.010

2A

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI

2021

CIMAHI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun
hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Tujuan Terapi Bermain

1. Tujuan Umum

Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,


moral, dan bermain dengan terapi.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak


b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak

C. Manfaat Terapi Bermain

1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1 TAHUN

A. Definisi

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi
anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain

Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,


perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai
terapi.

1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak


dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab
atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan
relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain

1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain

1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
F. Klasifikasi Bermain

1. Berdasarkan isi permainan

a. Sosial Affective Play


Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan
antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan
kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang
lain.

b. Sense of Pleasure Play


Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak.
Misalnya, bermain dengan pasir.

c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan
halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan
terampil bermain sepeda.

d. Games atau Permainan


Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan
atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,.

e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,
memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak
tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di
sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan
asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.

f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau
ibunya.
2. Ditinjau dari karakter

a. Social anlooker play

Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk
ikut berpartisipasi dalam permainan.

b. Solitary play

Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan
teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman
sepermainannya.

c. Paralel play

Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan
anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia
toddler.

d. Associative play

pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain
tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak
jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.

e. Cooperative play

Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga
tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
BAB III PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1 TAHUN

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pembukaan (15 menit)

a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati.

b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.

2. Kegiatan inti (30 menit)

a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.

b. Mengajak anak untuk bermain.

c. Menfasilitasi anak untuk bermain

3. Penutup (15menit )

a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.

b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.

c.

B. Permainan

1. Kincringan
Perawat membunyikan kincringan ke kanan kiri dan pasien menoleh ke kanan dan kiri

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Hari, tanggal : Kamis, 20 Mei 2021

Waktu : 10.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Perawatan Anak (R. Salak)


F. Sasaran

Anak usia 1 tahun

G. Media

1. Kincringan

H. Metode

1. Demonstrasi atau peragaan

I. Kriteria Hasil

1.Evaluasi Struktur
a. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
b. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
c. Jumlah terapis 1 orang

2.Evaluasi Proses
a. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
b. Anak tidak nangis dan rewel (Tenang)

3.Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.

Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang


normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak
untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah
Sakit.

B. Saran

1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan

bidan). Jakarta :Salemba Medika

Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000

Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002

Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai