PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
a. Untuk anak - anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
b. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
c. Bagi Keluarga Pasien
Sebagai terapi untuk meningkatkan perkembangan sosial dan intelektual anak
d. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan intervensi keperawatan anak
e. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi pendidikan untuk meningkatkan mutu Pendidikan,
khususnya di bidang perawatan anak
f. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anak dengan menerapkan terapi modalitas pada anak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hurlok (2007) Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai
stres berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan
cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat
penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong, 2008).
3
2. Perkembangan intelektual atau kognitif
Anak belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenal objek dan
bagaimana menggunakannya, biasanya dimulai dari teman-teman sekelasnya anak
belajar berpikir abstrak dapat meningkatkan kemampuan bahasa, dapat mengatasi
masalah dan menolong anak membandingkan antara fantasi dan realita. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan membacakan kepada teman-temannya.
3. Sosialisasi
Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak
sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam hubungan sosial.
Dengan sosialisasi akan berkembang nilai-nilai norma dan etik. Anak belajar yang
benar dan salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya. Permainan membantu
anak untuk membuka diri dan pengertian kepada orang lain diluar keluarga melalui
saling berbagi cerita dan rahasia pribadi, mendengarkan pendapat teman dan saling
memberi.
a. Bayi: perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran orang lain dimana kontak
sosial pertama anak adalah figur ibu
b. Sampai usia 1 tahun: bayi memeriksa bayi lain, memeriksa objek dilingkungan
c. Usia 2-3 tahun: permainan pura-pura dengan ibu dan anak, dokter dan pasien,
penjual dan pembeli. Kemudian meluas teman sementara dan teman
sepermainannya
d. Usia pra sekolah: sadar akan keberadaan teman sebaya, mengidentifikasi ciri
yang ada pada setiap bermainnya
e. Usia sekolah: teman 1 atau 2 orang yang disukai, belajar memberi dan
menerima belajar peran benar atau salah, nilai moral dan etik, mulai memahami
tamggung jawab dari tindakannya.
3. Kreativitas
Melalui bermain anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide baru dalam
bermain. Kalau anak merasa puas dari kreativitas baru, maka anak akan mencoba
pada situasi yang lain.
a. Nilai terapeutik
Untuk melepaskan stress dan ketegangan. Dapat dilakukan dengan cara:
4
1. Kesadaran diri
Anak akan sadar akan kemampuan dan kelemahanya serta tingkah lakunya.
Anak dapat meminta tolong kepada teman bila mengalami kesulitan dengan
mengajak teman lain bergabung dalam permainan atau tugas (case)
2. Nilai moral
Belajar salah atau benar dari kultur, rumah, sekolah dan interaksi. Contoh bila
ingin diterima sebagai anggota kelompok, anak harus mematuhi kode perilaku
yang diterima secara kultur, adil, jujur, kendali diri dan mempertimbangkan
kepentingan orang lain.
3. Nilai terapeutik
Untuk melepaskan stress dan ketegangan
4. kesadaran diri
Anak akan sadar akan kemampuan dan kelemahannya serta tingkah lakunya.
5. Nilai Moral
Belajar salah/benar dari kulutr, rumah, sekolah dan interaksi. Contoh bila ingin
diterima sebagai anggota kelompok, anak harus mematuhi kode perilaku yang
diterima secara kultur, adil, jujur, kendali dir dan mempertimbangkan
kepentingan orang lain.
5
2.5 Klasifikasi Bermain
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak.
Misalnya, bermain dengan pasir.
c. Skill Play
e. Unoccupied Behaviour
f. Dramatic Play
6
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau
ibunya.
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada
inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan
teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman
sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu
dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada
usia toddler.
d. Associative play
pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak
yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan
tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak - masakan.
e. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini,
juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
7
BAB III
RENCANA DAN PENATALAKSAKSANAAN
PERMAINAN DENGAN MELEMPAR
Alat yang dipakai : bola ukuran sedang , 2 buah tong sampah ukurang besar, 2 buah
kardus
3.4 Pengorganisasian
Leader :
Co Leader :
Fasilitator :
Oberver :
8
b. Co. Leader:
Tugas:
9
2. Menjelaskan kembali tentang penjelasan
permainan beserta alat-alatnya
3. Meminta orang
3. Mulai bersiap-
tua/pendamping anak untuk
siap untuk
bersiap-siap memulai permainan
memulai
4. Melakukan/melaksanakan
permainan
permainan
4. Bermain
3. Menjawab
salam penutup
3.8 Evaluasi
1. Anak dapat mengekspresikan perasaan mereka setelah bermain.
2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik.
3. Anak merasa senang.
4. Anak tidak takut lagi dengan petugas / perawat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anggani, Sudono. 2009. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia
Dini. Jakarta: Grafindo
Narendra, Sularso, dkk. 2009. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung
Seto
Pusdiknakes. 2007. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Depkes.
11
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
12
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2018 / 2019
13