Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH 3-5 TAHUN DI RUANG
RAWAT INAP TERATAI ATAS RSUD SIDOARJO

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2022-2023
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Terapi Bermain di Ruang Rawat Inap Teratai Atas RSUD


SIDOARJO, Telah Dikonsultasikan Dengan Pembimbing Klinik Dan
Pembimbing Akademik Dan Di ACC Pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Pembimbing Akademik PembimbingKlinik

Merlyana Suryaningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Kepala Ruangan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya
perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan
Hospitalisasi dapat merupakan satu penyebab stres bagi anak dan keluarganya
(Parini, 1999). Hospitalisasi selama kanak-kanak adalah pengalaman yang
memiliki efek yang lama kira-kira satu dari tiga anak pernah mengalami
hospitalisasi, Hospitalisasi menjadi stresor terbesar bagi anak dan keluarganya
yang menimbulkan ketidaknyamanan, jika koping yang biasa digunakan tidak
mampu mengatasi atau mengedalikan akan berkembang menjadi krisis
(Fortinas and Warrel, 1995).
Bermain merupakan salah satu aktifitas yang bisa diaplikasikan pada
anak yang mengalami hospitalisasi untuk mengurangi stress akibat perawatan
di RS. Bermain juga menjadi salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena
hospitalisasi yang menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena
situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain
untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah
sakit (Wong, 2009).
Mengingat pentingnya fungsi bermain bagi anak yang mengalami
hospitalisasi sehingga perlu dilakukan terapi bermain secara berkelompok
sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengikutsertakan
orang tua atau pengasuh beserta mahasiswa keperawatan dna perawat ruangan
sebagai fasilitator.
B. Tujuan :
a. Tujuan umum
Membantu anak yang mengalami hospitalisasi dimana diharapkan
respon anak terhadap hospitalisasi berupa perilaku agresif, regresi dapat
berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani perawatan di
rumah sakit.
b. Tujuan khusus
1) Memenuhi kebutuhan anak untuk memperoleh kesenangan melalui
permainan dan mengoptimalkan tumbuh kembang meskipun anak
dalam kondisi sakit dan menjalani perawatan di Rumah sakit.
2) Membantu anak mengungkapkan konflik yang dialaminya melalui
bermain , karena bermain cara yang baik untuk mengatasi kemarahan,
kekhawatiran dan kedukaan.
3) Menyediakan kebebasan anak untuk mengekspresikan emosi dan
memberikan perlindungan anak terhadap stres, sebab bermain
membantu anak menanggulangi pengalaman yang tidak
menyenangkan, pengobatan dan prosedur invasif.
4) Meningkatkan volume cairan di dalam tubuh anak
5) Gerakan motorik halusnya lebih terarah
6) Mengembangkan kognitifnya
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Bermain


Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar
karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberi kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani
Sudono, 2000).
Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan
anak seperti halnya makanan, perawatan dan cinta kasih. Dengan bermain,
anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, dan
cara menyelesaikan tugas-tugasnya dalam bermain (Soetjiningsih, 1995).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Walaupun tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberi kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak, dalam
bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri,
minatnya, dan cara menyelesaikan tugas-tugasnya dalam bermain.
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain
sebagai terapi.
1. Perkembangan Sensorik-Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang
digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-
motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang
banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun
halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal
warna, bentuk,ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain
pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Misalnya, pada
saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak
dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan masalahnya
melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini,
anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin.
Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin
terlatih kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari
hubungan tersebut.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba
untuk merealisasikan ide-idenya.Misalnya, dengan membongkar dan
memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya
dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan
temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar
mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini,
penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika,
terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak
positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orangtua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga
dapat siterima di kingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan
bermain, anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.
7. Bermain Sebagai Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan
nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas
dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Dengan demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan
orang lain, termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah
sakit. Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi
nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui
interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman kelompok
bermainnya.
BAB III
KEGIATAN BERMAIN
A. RANCANGAN BERMAIN
Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi yaitu : pada sesi pertama, anak melakukan
permainan donat susun. Sesi kedua, anak diajak meniup atau memompa balon
bersama-sama. Sesi ketiga, memasukkan bola sesuai dengan warna keranjang
yang telah disediakan kelompok.
B. PESERTA
a. Jumlah peserta : 5 sampai 8 Anak
b. Umur : 3 sampai 5 tahun
c. Karakteristik/ persyaratan menjadi peserta :
1. Anak tidak dalam kondisi mengalami kegawatdaruratan
2. Anak cukup kooperatif
3. Anak secara fisik mampu melakukan permainan
4. Anak yang tidak memiliki masalah intoleransi aktivitas
5. Anak yang tidak memiliki masalah gangguan pernapasan
C. MEDIA DAN ALAT PERMAINAN
a. Bola warna dan keranjang
b. Donat susun
D. ATURAN PERMAINAN
a. Peserta harus mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Peserta yang meninggalkan permainan harus mendapat izin faslitator
E. TEKNIK PERMAINAN
1. Anak diberikan permainan donat susun secara bergantian dan disusun sesuai
imajinasi
2. Anak diminta berkelompok untuk melakukan permainan bola warna
F. TIM TERAPIST
a. Leader : Diana Rahmi Isnaini
Job deskripsi : Bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinir permainan
mulai dari persiapan, proses permainan hingga akhir permainan
b. Co Leader : Akhmad Kavin H
Job deskripsi : Membantu Leader dalam memimpin dan mengkoordinir
permainan mulai dari persiapan, proses permainan hingga akhir
c. Fasilitator
Job deskripsi : Bertanggung jawab mendampingi anak yang menjadi tanggung
jawabnya selama permainan berlangsung
a. Fasilitator I : Moh Sofyan Adiputra
b. Faslitator 2 : Innatus Solehatin
G. PELAKSANAAN
a. Hari/ tanggal : Kamis, 29 Desember 2022
b. Jam : 08.00 WIB
c. Tempat : Rawat Inap Teratai Atas
H. SETTING TEMPAT

3 1 2 1 2 3
Klien
1
1 4 5 Orang tua klien
Fasilitator 2
2
Leader
3 3
Co leader

I. SUSUNAN KEGIATAN
No Waktu Terapis Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
 Co-Leader  Menjawab salam
membuka dan
mengucapkan
salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan
diri terapis
 Mendengarkan
 Memperkenalkan
pembimbing
 Mendengarkan
 Kontrak waktu dan
bahasa dengan  Mendengarkan
Anak
 Mempersilahkan
Leader
2 20 menit Kegiatan Bermain :
 Leader  Mendengarkan
menjelaskan cara
permainan
 Menanyakan  Menjawab

pada Anak, anak pertanyaan

mau bermain atau


tidak  Menerima

 Membagikan permainan

permainan
 Bermain
 Leader, Co-
Leader, dan
Fasilitator  Bermain
memotivasi Anak
 Fasilitator
mengobservasi  Mengungkapkan
Anak perasaan
 Menanyakan
perasaan Anak

3 10 menit Penutup :
 Leader  Anak selesai
menghentikan bermain
permainan
 Menyampaikan  Mendengarkan
hasil permainan
 Membagikan
 Anak senang
susu dan wafer
pada semua anak
yang bermain
 Mengungkapkan
 Menanyakan
perasaan
perasaan Anak
 Mendengarkan
 Co-Leader
menutup acara
 Mengucapkan  Menjawab salam
salam

J. EVALUASI YANG DIHARAPKAN


a. Seluruh anak sesuai usia perkembangan yang telah ditentukan bisa mengikuti
kegiatan
b. Seluruh peserta aktif mengikuti permainan
c. Seluruh peserta mengikuti permainan dari awal hingga akhir
d. Tidak ada hambatan selama kegiatan
e. Evaluasi teknik permainan :
a. Klien dapat menyusun donat susun sesuai ukuran dengan rapi
b. Klien dapat berinteraksi dengan baik dan kompak dengan kelompok yang
tersedia
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut,tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak,
dimana dalam bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya
sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain.
Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan selayaknya bekerja pada orang
dewasa, oleh sebab itu bermain di rumah sakit sangat diperlukan guna untuk
mengatasi adanya dampak hospitalisasi yang diasakan oleh anak. Dengan
bermain, anak tetap dapat melanjutkan tumbuh kembangnya tanpa terhambat
oleh adanya dampak hospitalisasi tersebut.
DAFTAR HADIR
No Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai