Terapi Bermain Pada Anak Usia 3-6 tahun Di poliklinik Anak Pavilium Umum
Rumah Sakit Siloam
Nama Kelompok :
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
diberikan-Nya, sehingga Proposal Terapi Bermain dapat diselesaikan. Kami
berharap proposal terapi bermain ini bisa diterima.
Akhir kata, penulis berharap semoga Terapi Bermain ini bermanfaat untuk
perkembangan tumbuh kembang anak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang unik dan bukan miniatur orang dewasa.
Individu yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses
kematangan. Dimana anak mulai berkembang dan memiliki kesadaran pada dirinya
sebagai pria atau wanita, anak dapat mengatur diri dalam buang air, mengenal
beberapa hal yang dianggap berbahaya atau mencelaka dirinya. Oleh karena itu
anak-anak perlu mendapatkan perhatian dan pantauan setiap pertumbuhan (yusuf,
2009).
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan atau stress yang
dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan terjadi proses relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan tersebut.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Untuk melatih anak berfikir dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan suatu
tantangan dan merasa relaks sehinngga dapat menstimulasi perkembanagan
anak.
TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Bermain
1.1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan aspek yang penting dalam kehidupan anak dan salah
satu cara yang efektif untuk mengurangi stress. Saat sakit dan dirawat di rumah
sakit merupakan suatu krisis pada kehidupan anak dan sering menyebabkan stress
yang terbesar, dengan bermain ketakutan dan kecemasan dapat diminimalkan
(Hockenberry dan Wilson, 2009).
1.5. Permainan Puzzle Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan
yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan
usianya dan tingkat perkembangannya serta berguna untuk:
a. Pengembangan aspek fisik kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak terdiri dari motorik kasar dan
motorik halus.
b. Pengembangan bahasa dengan melatih berbicara, menggunkan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan: buku,bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV.
c. Pengembangan aspek kognitif yaitu dengan penjelasan suara, ukuran,
bentuk, warna. Contoh alat permainan yaitu buku bergambar, buku
cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio. Pengembangan aspek sosial
khususnya dalam hubungan dengan interaksi ibu dan anak, keluarga,
dan masyarakat. Contoh alat permainan: alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misalkan kotak pasir, bola, dan tali.
Puzzle sangat baik diberikan pada anak terutama pada usia 3-6 tahun. Hal
ini untuk melatih kecerdasan dalam merangkai gambar juga kecermatan dalam
memungut dan menepatkan puzzle pada tempatnya. Bermain puzzle dapat melatih
motorik halus anak .
BAB III
Tujuan :
1. Anak bisa merasa senang dan tidak merasa takut lagi dengan perawat dan dokter
Manfaat :
Pengorganisasian
Pembagian Tugas:
1. Peran Leader
3. Peran Fasilitator
Susunan Kegiatan
Alimul H, A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Perawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Kaluas, et. al. Perbedaan terapi bermain puzzle dan bercerita terhadap kecemasan
anak usia prasekolah (3-5 tahun) selama hospitalisasi di Ruang Anak RS Tk. III. R.
W. Mongisidi Manado. eJurnal Keperawatan (e-Kp) 2015; 3(2).
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo
B.S). Jakarta: Kencana.