Anda di halaman 1dari 8

KONSEP RANCANGAN TERAPI BERMAIN DAN ALAT PERMAINAN PADA

ANAK PRASEKOLAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

1. SRI TUTI : ( 202207027 )


2. WASTI M.SIAHAY : ( 202207028 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA KELUARGA
BEKASI
2023

RANCANGAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN (TAB)


KELOMPOK

A. Latar belakang
Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan hal baru:
lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan kegiatan baru. Selain itu beberapa
kondisi juga menyebabkan ketidaknyamanan, antara lain: nyeri dan perlukaan, pembatasan
aktifitas, menjalankan program terapi yang traumatik. Situasi ini mengharuskan perawat
mampu melakukan pengkajian yang spesifik sebagai dampak hospitalisasi. Diagnosis
keperawatan yang diidentifikasi juga seharusnya mampu mendiskripsikan dengan teliti
seluruh respon yang terjadi selama proses adaptasi hospitalisas.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan
alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan
maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000)
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di
rumah sakit. Lingkungan perawatan rumah sakit dapatmenimbulkan rasa takut dan
kecemasan pada anak.Terapi aktivitas bermain merupakan salah satu kegiatan yang baik
untuk mengatasi cemas anak yang dirawat di Rumah Sakit, sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan sakit pada anak(Aryani & Zaly, 2021) Lingkungan perawatan rumah
sakit yang dapatmenimbulkan rasa takut dan kecemasan pada anak. Terjadinya luka pada
anak akibat tindakan keperawatan merupakan penyebab utama kecemasan pada anak usia
prasekolah yang mengalami hospitalisasi(Aryani & Zaly, 2021)
Bermain dapat menjadi bahasa yang paling universal, meskipun tidakpernah
dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain,
anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Bermain juga menjadi
media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain berguna untuk mengembangkan
potensi anak(Handayani & Puspitasari, 2018)(Pawiliyah & Marlenis, 2019)
Saat usia prasekolah keterampilan motorik anak sudah mengalami perkembangan
secara signifikan sesuai dengan tahapan pertumbuhandan perkembangan anak. Pada umur
ini anak sudah dapat berjalan, berlari, dan melompat. Perkembangan konsep diri pada usia
prasekolah sudah dimulai pada usia 3-6 tahun, serta kemampuan interaksi sosial anak sudah
lebih luas, sehingga anak usia prasekolah dapat mempersiapkan diri untuk memasuki usia
sekolah. Masa kanak-kanak awal adalah tahap pertumbuhandan perkembangan yang terdiri
atas usia 1-3 tahun (todler), dan usia 3-6 tahun (prasekolah). Saat usia prasekolah
keterampilan motorik anak sudah mengalami perkembangan secara signifikan sesuai
dengan tahapan pertumbuhandan perkembangan anak. Pada umur ini anak sudah dapat
berjalan, berlari, dan melompat. Perkembangan konsep diri pada usia prasekolah sudah
dimulai pada usia 3-6 tahun, serta kemampuan interaksi sosial anak sudah lebih luas,
sehingga anak usia prasekolah dapat mempersiapkan diri untuk memasuki usia
sekolah(Handayani & Puspitasari, 2018)
Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh anak juga dapat diberikan
permainan, maka permainan yang dilakukan bersama anak dapat menjadi sebuah terapi
yang disebut terapi bermain ,Terapi bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi
atau pengobatan terhadap anak .Bermain merupakan salah satu sarana untuk stimulus
tumbuh kembang anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal dan alat-alat
permainan yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan usia anak .Kegiatan bermain
tidak hanya dilakukan oleh anak sehat, anak yang sakit sekalipun sangat memerlukannya,
apalagi saat mereka harus menjalani rawat inap dirumah sakit Walaupun anak sedang
mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada(Novia & Arini, 2021)
Aktivitas bermain memerlukan energi, walaupun demikian, bukan berarti anak
tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Pada saat anak sakit ia akan mengalami stres
yang diakibatkan oleh nyeri, perlukaan, perpisahan dengan kelompok, pembatasan
aktivitas, dan lingkungan yang asing. Berbagai dampak negatif saat anak sakit dan dirawat
di rumah sakit dapat terjadi, antara lain: anak akan kehilangan kontrol, rewel, menangis,
tidak kooperatif dan bahkan dapat terjadi kemunduran tahap perkembangan (regresi).
Dampak negatif ini dapat diminimalkan atau bahkan dapat dicegah melalui upaya
mempertahankan fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan aktifitas bermain.
B. Tujuan Permainan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka, anak bisa terlatih kognitif dan
motorik halusnya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti permainan ini selama 1x30 menit, anak diharapkan:
a. Mampu mengenal 2-3 warna
b. Mampu menghitung angka-angka sederhana
c. Mampu Berlatih mengikat tali sepatu.
d. Mampu memasang kancing baju

C. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Bermain

Bermain adalah cara yang efektif untuk mengatasi dampak selama proses rawat

inap. Melalui bermain anak dapat mengekspresikan semua yang mereka harapkan,
mengembangkan keterampilan dan kemampuan motorik mereka, dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, kepercayaan diri meningkat dan mengembangkan potensi
mereka (Martin, 2008). Mendongeng memiliki banyak keunggulan dibandingkan
dengan terapi lain, karena mendongeng bisa memberikan kesenangan untuk anak-
anak, karena naluri anak-anak usia pra-sekolah mempunyai kesenangan ketika
mendengar cerita. Selain itu terapi bercerita yang sangat efektif diberikan kepada
anak-anak yang memiliki energi terbatas untuk bermain.(Pawiliyah & Marlenis,
2019)

2. Tujuan Bermain

Ketika bermain, anak tidak hanya sekedar melompat, melempar atau berlari, tetapi
mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.
Demikian juga pada anak sakit, Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi
atau pengobatan terhadap anak yang dikenal dengan sebutan terapi bermain.
Menurunkan tingkat kecemasan pada anak akibat dampak hospitaalisasi, agar anak-anak
tidak memiliki trauma pada perawatan kesehatan, permainan anak ini juga tidak hanya
memberikan rasa senang pada anak, tetapi juga akan membantu mengkekspresikan
perasaan dari cemas, takut, sedih, tegang, dan nyeri.

3. Fungsi Bermainan
a. Bermain mengembangkan kemampuan motorik.
b. Bermain mengembangkan kemampuan kogntif.
c. Bermain mengembangkan kemampuan afektif.
d. Bermain mengembangkan kemampuan bahasa.
e. Bermain mengembangkan kemapuan sosial.

4. Prinsip-prinsip dalam aktivitas bermain


a. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang
dijalankan
b. Tidak membutuhkan banyak energi
c. Harus mempertimbangkan keamanan anak
d. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
e. Melibatkan orang tua
f. Bila keadaan anak masih lemah, maka gunakan bentuk permainan pasif

5. Faktor yang mempengaruhi aktifitas bermain


a. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan
b. Tidak membutuhkan basnyak energi
c. Harus mempertimbangkan keamanan anak
d. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
e. Melibatkan orang tua
f. Bila keadaan anak masih lemah, maka gunakan bentuk permainan pasif
6. Klasifikasi Mainan

Kategori permainan Mildred Parten mengemukakan bahwa, terdapat 6 jenis


permainan anak yang berusia 2 sampai 5 tahun. Penelitian Parten ini meninjau
permainan anak yang dilihat dari sisi tingkah laku sosial, yaitu sebagai berikut:

 Permainan bebas (unoccupied play). Anak hanya melihat-lihat segala sesuatu


yang menarik perhatiannya, dan melakukan gerakan-gerakan bebas. Pada jenis
ini anak mulai usia 0-1.5 tahun.
 Permainan mengamati (onlooker play). Anak melihat dan memperhatikan
anak-anak lain bermain.
 Bermain sendiri (solitary play). dalam kelompok, anak dibiarkan bermain
sendiri-sendiri dengan bermacam-macam alat permainan, sehingga tidak
terjadi kontak antara satu sama lain.
 Permainan paralel (parallel play). Anak bermain dengan permainan yang
sama, tetapi tidak terjadi kontak antara anak yang satu dengan yang lain.

SATUAN ACARA BERMAIN KELOMPOK

a. Sasaran Anak yang dirawat di ruang anak yang memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1) Kesadaran compos mentis
2) Tanda vital stabil
3) Tidak bertentangan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
4) Pada usia perkembangan yang sama
5) Tidak ada kontra indikasi dari aspek medis

b. Waktu dan tempat Hari Senin-Sabtu, Pukul 10.00-10.30 WIB. Atau tergantung
jadwal ruangan.
Tempat : di atas tempat tidur masing-masing/ ruang bermain
c. Media,alat dan bahan.
d. Jenis permainan Mewarnai Pra sekolah Jumlah anak 4 orang

Alat-alat yang diperlukan:

1. Kertas bergambar
2. Spidol berwarna
3. Pengalas
4. Jam / pengukur waktu
5. Tujuan khusus pada permainan ini :
 Meningkatkan hubungan perawat–klien
 Meningkatkan kreativitas pada anak
 Membina tingkah laku positif
 Mengalihkan perhatian dari nyeri dan ketidaknyamanan
 Membantu eksplorasi perasaan gembira/senang, sedih, dan bosan
 Menimbulkan rasa kerjasama perawat-klienkeluarga
 Sebagai alat komunikasi antara perawat– klien

MEKANISME PERMAINAN :
 Anak akan diajarkan permainan mewarnai dengan menggunakan media kertas
bergambar dan spidol berwarna
 Anak diajarkan untuk mewarnai kertas bergambar tersebut menggunakan spidol
berwarna sesuai dengan keinginan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai